Cinta pertama William Yuardi tidak sengaja terkunci dalam kantor. Demi menghukumku, dia mengurungku ke dalam gudang pendingin untuk mengintrospeksi diri. “Kamu juga harus rasakan penderitaan yang dialami Nelly. Dengan begitu, kamu baru bisa jera!” William hanya memberiku semangkuk air sebelum mengunciku di dalam. Namun, dia tidak tahu bahwa gudang pendingin yang sudah tidak dipakai ini tiba-tiba menyala setelah dia pergi. Aku yang kedinginan di dalam tidak berhenti meminta tolong. Baik di pintu maupun di dinding, terdapat bekas darah dari jariku. Tujuh hari kemudian, William ingin aku meminta maaf dan membuka pintu gudang pendingin ini. Namun, yang dia temukan hanyalah seonggok mayat yang sudah beku.
View More[ Sudah kubilang pasti ada orang ketiga! William benar-benar gila! ][ Dia benar-benar kegatelan! ][ Memangnya pria nggak punya kemampuan untuk bedakan mana yang wanita murahan? Bisa-bisanya dia celakai istrinya demi seorang pelacur! Aku benar-benar penasaran orang sepertinya akan dipenjara berapa tahun! ][ Orang kaya sepertinya cuma perlu habiskan sejumlah uang untuk dibebaskan dengan cepat! ]Warganet memang hebat. Mereka bisa langsung menebak cara kerja William. Meskipun dia juga tidak terlepas dari tanggung jawab atas kematianku, Nelly-lah yang secara tidak langsung menyebabkan kematianku. Oleh karena itu, setelah mempekerjakan seorang pengacara dan menghabiskan sejumlah uang, dia langsung dibebaskan.Aku tidak ingin bertemu dengan William. Tak disangka, dia malah membawa abuku ke makam. Aku mau tak mau hanya bisa bersabar. Namun, kenapa pria berengsek ini tidak malu untuk mengukir kata “istri tercinta” di batu nisanku? Jelas-jelas, dia yang menyebabkan kematianku!‘William, jang
William tidak peduli padanya. “Kamu akan terlalu diuntungkan kalau cuma dipenjara! Kurung dia!”Tidak peduli bagaimana pria itu memohon, William tidak berniat untuk mengampuninya. Setelah mengurungnya dalam gudang pendingin, dia memerintahkan orang untuk menyalakan pendinginnya.Hanya dalam waktu beberapa jam, sudah tidak terdengar suara dari dalam. Melihat pria yang sudah kaku karena kedinginan itu, William memberi perintah dengan ekspresi datar, “Bawa Nelly kemari.”Nelly mungkin tidak menyangka rencananya akan gagal. Setelah diseret ke depan gudang pendingin, dia langsung gemetar. Dari ekspresinya, aku bisa memastikan bahwa kematianku memang berhubungan dengannya.“Wil, kamu kenapa?”“Nelly, apa memang Mandy yang menguncimu di kantor?”Pertanyaan yang mendadak ini sontak membuat Nelly terkejut. Dia pun menjawab dengan takut, “Aku nggak salahkan dia. Mandy juga nggak sengaja. Wil, masalahnya sudah berlalu. Untuk apa kamu tanyakan lagi tentang masalah ini?”William pun tertawa. “Untuk
William langsung terpaku di tempat sambil menatap polisi dengan ekspresi tidak percaya. Semantara itu, Nelly malah menunjukkan reaksi yang berlebihan. Dia menutup mulutnya sambil berseru, “Mandy hamil? Mana mungkin! Pak Polisi, apa kalian nggak salah? Wil, bukannya kamu nggak suka sama Mandy? Bukannya kamu bilang kamu nggak pernah menyentuhnya? Jadi, anaknya itu ....”Dia sepertinya sudah menyadari sesuatu dan segera menutup mulutnya.William menjawab, “Itu anakku.”Wajah Nelly langsung menjadi pucat, sedangkan aku hanya tertawa. Benar, itu memang adalah anak William.Hari itu, Nelly pergi menonton konser bersama orang lain. Dia juga mengambil foto dan memostingnya ke media sosial. Setelah melihat foto itu, William sangat marah. Malam itu, dia juga minum sampai mabuk dan menyiksaku sampai aku lemas. Oleh karena itu, aku juga lupa minum obat dan akhirnya kebobolan.Setelah dipikir-pikir sekarang, aku benar-benar bodoh. Malam itu, dia jelas-jelas hanya menganggapku sebagai alat untuk me
‘William, nggak masalah meski kamu nggak percaya padaku. Akan ada orang yang percaya padaku.’Sebelum hasil autopsi keluar, sudah ada orang yang membocorkan tentang berita kematianku. Video William menggendongku sambil berteriak histeris di rumah sakit juga tersebar di internet. Para warganet merasa sangat tercengang. [ Seorang istri presdir malah mati kedinginan dalam gudang pendingin? Yang benar saja! ][ Suami itu tersangka utama dalam kematian istrinya! Semoga polisi selidiki hal ini dengan baik! ][ Tapi, kesedihannya itu sepertinya bukan cuma sandiwara belaka! ][ Aku rasa itu karena kemampuan aktingnya terlalu bagus! Nggak masuk akal banget istrinya bisa mati kedinginan di gudang pendingin! ][ Ya ampun! Aku tahu gudang pendingin itu. Di belakangnya, ada sebuah jalan kecil. Tapi, siapa yang pancing Bu Mandy masuk ke sana? ][ Menurut info internal, William yang mengurungnya di sana demi simpanannya! ][ Apa? Kalau begitu, dia itu pembunuh dong! Kok dia masih berani buat keribut
Berhubung William memiliki status yang tinggi, polisi hanya mengingatkannya untuk tidak lanjut membuat keributan dan membawa mayatku pergi untuk menjalankan autopsi. William awalnya tidak setuju. Namun, dia akhirnya setuju karena ingin mengetahui apa sebenarnya yang sudah terjadi padaku. Melihat tampangnya yang sedih, aku pun tersenyum getir. “William, setelah tahu faktanya, aku harap kamu nggak nangis di depan makamku!”Berita kematian segera tersebar. William hanya duduk di koridor tanpa mengatakan apa pun. Pada saat ini, Nelly datang dan memeluk William erat-erat. “Wil, orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Kamu harus kembali semangat secepat mungkin.”“Kenapa? Siapa sebenarnya yang mau membunuhnya? Aku cuma mau dia menunduk. Kenapa dia bersikap begitu padaku?”Setelah mendengar ucapan William, ada secercah kebencian yang melintasi mata Nelly. Kemudian, dia pun tiba-tiba lemas dan jatuh ke pelukan William.“Nelly, kamu kenapa? Mandy sudah tinggalkan aku. Kamu nggak boleh
William langsung berseru marah, “Jangan asal bicara! Mana mungkin dia mati!”Dia pun berjalan masuk dan melihat seseorang yang meringkuk di belakang beberapa baris rak. Tubuhnya seketika gemetar tak terkendali. Aku mengikutinya dari belakang. Meskipun sudah mempersiapkan diri, aku masih tetap merasa agak ketakutan saat melihat mayatku.Mataku terbuka dan menatap lurus kedepan. Wajahku ditutupi es, sedangkan kesepuluh jariku ditutupi darah yang sudah kering. Jejak perjuanganku terlihat jelas di lantai dan dinding.Begitu bertemu pandang denganku, William langsung jatuh berlutut di hadapanku. Dia mengulurkan tangannya yang gemetar untuk menyentuhku, tetapi juga tidak berani menyentuhku.“Nggak. ini bukan dia. Nggak mungkin! Gudang ini sudah nggak dipakai! Kenapa pendinginnya tiba-tiba menyala! Cepat pergi lihat rekaman CCTV! Aku mau tahu apa yang sudah terjadi!”Begitu menoleh, dia melihat jejak tangan berdarah di dinding. Dia pun membuka mulutnya, tetapi tidak dapat bersuara. Dia berjal
Ucapan itu setara dengan menjatuhkan hukuman mati padaku. Jadi, penjaga pintu tidak berani lanjut berbicara.Pada saat ini, Nelly berjalan mendekat dan berkata sambil tersenyum, “Wil, sudahlah. Kamu sudah kurung dia cukup lama. Lagian, aku juga nggak kenapa-napa.”“Nggak bisa! Dia sudah membuatmu terkunci di dalam kantor begitu lama. Dia seharusnya dihukum!”Nelly terlihat gembira, tetapi malah berkata, “Wil, apa ini nggak berlebihan? Gimanapun, dia itu istrimu. Dia .... Sebenarnya, aku juga yang salah. Aku selalu repotin kamu, makanya dia baru cemburu. Lepaskanlah dia!”Ucapan Nelly terdengar seperti sedang membelaku, tetapi sebenarnya sedang menuduhku. Namun, William selalu terjebak oleh triknya ini.“Nelly, hatimu terlalu lembut. Sudahlah, demi kamu, aku akan berikan dia sebuah kesempatan!”Ekspresi Nelly langsung berubah. Dia tidak menyangka William akan berkata begitu.“Ada apa?” Menyadari ekspresi Nelly yang aneh, William bertanya, “Kamu kenapa?”“Nggak apa-apa. Hanya saja, dia s
Aku menatap William mengantar Nelly ke kamar tamu dengan dingin. Pada saat Nelly hendak masuk ke kamar, petir tiba-tiba menyambar. Nelly langsung melemparkan diri ke pelukan William.Sekujur tubuh William langsung menegang. Namun, Nelly tetap memeluknya dan berkata, “Wil, aku takut. Kamu boleh temani aku malam ini?”William menepuk-nepuk punggungnya dan menjawab, “Oke.”Pada saat ini, aku merasa diriku sangat bodoh. Aku juga takut petir. Ketika aku masih tinggal sendiri, pernah ada suatu malam yang hujannya deras dan petirnya sangat mengerikan. Kebetulan, listrik di rumah juga padam pada malam itu. Aku sangat ketakutan dan hampir menangis. Oleh karena itu, aku pun menelepon William dengan harapan dia bisa menghiburku. Namun, apa yang dikatakannya?“Takut petir? Kamu sudah umur berapa? Mandy, jangan pakai cara seperti ini untuk dapatkan perhatianku. Kamu sudah dewasa. Mandiri dikit dong!”Setelah melontarkan ucapan itu, dia langsung memutuskan sambungan telepon. Malam itu, aku hanya bi
Setelah sibuk seharian, William melirik jam dan bertanya, “Sudah 3 hari, Mandy masih belum mau ngaku salah? Wanita itu benar-benar keras kepala!”Nelly, cinta pertama William membawakan semangkuk sup ayam dan berkata, “Wil, sudahlah. Dia juga bukan sengaja. Sudah 3 hari, hukumannya sudah cukup.”Setelah melihat Nelly, ekspresi William pun melembut. “Kamu terlalu baik hati. Andaikan Mandy juga sepengertian kamu.”“Nggak usah begitu marah. Dia cuma terlalu peduli padamu.”Setelah mendengar ucapan Nelly, William mengeluarkan ponselnya dan bertanya pada bawahannya, “Mandy sudah ngaku salah?”“Belum. Tapi, di dalam nggak ada suara. Pak William, apa mungkin sudah terjadi sesuatu?”“Memangnya apa yang bisa terjadi? Kalau dia masih nggak mau ngaku salah, biarkan saja dia lanjut tinggal di dalam!” Seusai memutuskan sambungan telepon, wajah William kembali menjadi dingin. Sementara itu, Nelly terlihat sangat bangga.‘William, kamu nggak akan pernah dapat balasan dariku lagi. Sebab, aku sudah ma
Setelah sibuk seharian, William melirik jam dan bertanya, “Sudah 3 hari, Mandy masih belum mau ngaku salah? Wanita itu benar-benar keras kepala!”Nelly, cinta pertama William membawakan semangkuk sup ayam dan berkata, “Wil, sudahlah. Dia juga bukan sengaja. Sudah 3 hari, hukumannya sudah cukup.”Setelah melihat Nelly, ekspresi William pun melembut. “Kamu terlalu baik hati. Andaikan Mandy juga sepengertian kamu.”“Nggak usah begitu marah. Dia cuma terlalu peduli padamu.”Setelah mendengar ucapan Nelly, William mengeluarkan ponselnya dan bertanya pada bawahannya, “Mandy sudah ngaku salah?”“Belum. Tapi, di dalam nggak ada suara. Pak William, apa mungkin sudah terjadi sesuatu?”“Memangnya apa yang bisa terjadi? Kalau dia masih nggak mau ngaku salah, biarkan saja dia lanjut tinggal di dalam!” Seusai memutuskan sambungan telepon, wajah William kembali menjadi dingin. Sementara itu, Nelly terlihat sangat bangga.‘William, kamu nggak akan pernah dapat balasan dariku lagi. Sebab, aku sudah ma...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments