Share

Tanpa nafkah batin

Author: Amoyakasara
last update Last Updated: 2024-09-11 12:37:18

Cengkraman tangan Arza mulai mengendur. Namun kebencian itu jelas masih tersorot lewat tatapan matanya yang tajam, seolah ingin menerkam. Azkiya masih membisu mencoba mencerna apa yang terjadi, tapi sedikitpun tidak dapat ia temukan titik masalahnya.

Perlahan lelaki itu bergerak bangkit, langkah kakinya perlahan menjauh. Arza keluar menuju balkon kamar. Mata Azkiya tak henti-hentinya memandang pria itu, tentu dengan hati yang sudah remuk dan berbagai pertanyaan yang berjejal dalam pikiran.

“Apa salahku?” gumam Azkiya pelan.

Pedih menjalar dalam hati wanita dengan rambut panjang itu. Malam pengantin yang Azkiya harapkan ternyata amat jauh dari bayangannya. Apa yang salah dari dirinya pikir Azkiya. Arza sendiri yang bersedia menikahinya. Dia tidak pernah memohon apalagi memaksa lelaki itu.Tapi mengapa akhirnya menjadi seperti ini?

Arza masih berdiri di balkon, pandangannya lurus ke depan. Sedangkan Azkiya hanya bisa terduduk di ranjang pengantin yang seharusnya ditempati mereka berdua. Tak disadari air mata mulai berjatuhan membasahi pipi Azkiya. matanya masih setia memandangi pria itu.

Azkiya menekuk lutut lalu  membenamkan wajahnya disana, menangis terisak tanpa suara. Entah cobaan apalagi yang harus ia hadapi kali ini. setelah terluka karena kehilangan orang tua dan hidup di panti asuhan, sekarang ia kembali terluka dalam ikatan pernikahan. Hati Azkiya terus bertanya-tanya apa sebenarnya kesalahan yang telah ia perbuat, karena sebelumnya semua baik-baik saja.

Azkiya masih terisak, hingga perlahan terdengar suara langkah kaki berjalan ke arahnya.  Wanita itu mendongak. Ternyata Arza. Langkah kaki Arza berhenti, matanya kemudian menatap Azkiya. Refleks Azkiya menunduk untuk menghindari tatapan Arza, ia merasa takut setelah apa yang dilakukan suaminya tadi. Arza kembali berjalan, tapi bukan menuju tempat tidur. Tangannya meraih jaket dalam lemari, lalu melangkah ke arah pintu. Mata Azkiya terus memperhatikan Arza hingga tubuh lelaki itu menghilang di balik pintu.

Kini Azkiya sendiri di kamar. Tempat yang seharusnya penuh kebahagiaan kini justru diselimuti kehampaan. Dada Azkiya terasa amat sesak, ia bingung harus melakukan apa atau bertanya pada siapa. Dengan deraian air mata Azkiya beringust dari atas tempat tidur. Wanita itu menuju balkon. Mata basahnya menatap mobil yang dikendarai suaminya perlahan pergi.

Sudah hampir tengah malam namun Arza masih juga belum kembali. Azkiya mulai khawatir akan keadaan suaminya. Entah apa yang dilakukan Arza di luar sana. Mata Azkiya juga enggan terpejam, tentu karena hatinya diliputi kekhawatiran. Meski apa yang telah terjadi membuat wanita itu terluka, tapi tetap saja Arza adalah suaminya. Dan ia mencintainya. Ya, Azkiya mencintainya. Entah jam berapa wanita dengan tatapan sejuk itu akhirnya tertidur.

Azkiya tersentak tatkala adzan subuh berkumandang. Ia segera bangkit dari posisinya. Namun, baru saja hendak melangkahkan kaki ke kamar mandi Azkiya dikejutkan oleh seseorang yang tiba- tiba keluar dari sana. Orang itu adalah suaminya.

Arza melangkah dengan santai. Rambutnya yang basah menandakan lelaki itu sudah mandi. Azkiya hanya tertegun melihatnya. Ia pikir suaminya tidak pulang.

“Kakak semalam ke mana?” tanya Azkiya dengan ragu.

Langkah kaki Arza terhenti. Matanya melirik pada Azkiya. “Bukan urusanmu,” lirihnya dingin membuat Azkiya membeku.

Bibir Azkiya terkatup rapat setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Arza. Matanya mulai memanas. Azkiya hampir menangis, namun sebisa mungkin ia tahan.

Arza kembali berjalan menuju lemari pakaian. Sedikitpun ia tak berniat perduli pada wanita yang memandangnya dengan sendu itu. Hati Arza bagai mati. Ingin rasanya Azkiya marah, tapi ia tau ini salah. Ia bahkan belum tahu apa yang membuat suaminya begitu membenci dirinya.

Setelah sarapan Arza langsung naik ke atas. Ia harus bersiap untuk pergi ke kafe. Tangan Azkiya baru saja hendak mengambil piring kotor bekas sarapan mereka, tapi langsung dicegah oleh mertuanya.

“Naiklah ke atas! Bantu Arza bersiap untuk berangkat kerja,” titah Lina pada Azkiya. Matanya menyipit karena tersenyum.

Azkiya hanya mengangguk pelan, lantas berlalu menuju kamar menyusul sang suami. Pintu berderit pelan ketika tangan Azkiya mendorongnya. Laki-laki itu refleks menoleh ke arah Azkiya. Azkiya tersenyum. Namun tidak dengan Arza yang justru menampakkan wajah datar. Azkiya bingung melihat tingkah Arza. Secepat itukah sikapnya berubah? Dia bersikap manis saat di meja makan, tapi kini sudah kembali seperti semula.

Mengabaikan perubahan sikap suaminya, Azkiya gegas mengambil baju yang akan dipakai Arza bekerja. Sementara lelaki itu hanya duduk sambil menatap ke arah jendela. Azkiya menyodorkan baju ke hadapan sang suami. Namun Azkiya terkejut ia karena Arza menangkis tangannya hingga baju itu terjatuh. Wanita itu tertegun menatap baju yang tergeletak di lantai, ada yang perih di sudut hatinya.

Wajahnya mendongak menatap netra sang suami. Seperti sebelumnya. Di sana hanya ada kemarahan juga kebencian yang dapat Azkiya lihat. Mata Azkiya mulai berembun dan siap meluncurkan air mata. Sekuat tenaga ia menahannya. Namun gagal. Air mata itu jatuh tepat saat Azkiya mengedipkan matanya.

“Apa salahku? Mengapa Kakak bersikap seperti ini?” Suara Azkiya bergetar.

Arza masih diam enggan menjawab.

“Kenapa?” Azkiya mengulanginya.

“Bukankah semalam telah aku katakan? Jangan berharap padaku! Dan jangan peduli padaku!” jawab Arza penuh penekanan. Matanya menatap Azkiya dingin.

Azkiya terperangah mendengar jawabannya.

“Tapi kenapa? Kakak suamiku. Aku berhak atas dirimu. Dan tentu saja aku akan melayanimu karena memang itu tugasku,” tukas Azkiya dengan pelan. Ia takut mertuanya mendengar perdebatan itu.

“Karena aku membencimu! Aku memang suamimu, tapi hanya untuk memenuhi keinginan Ibu.” Arza menatap Azkiya dengan tajam.

Azkiya semakin bingung. Apa alasan Arza tiba-tiba membencinya? Dan apa maksudnya hanya sebatas memenuhi keinginan sang ibu?

 “Ibu memaksaku untuk menikahimu! Karena itu aku sangat membencimu!” jelas Arza dengan penuh kebencian.

Apa yang Arza katakan benar-benar membuat Azkiya terkejut. Semua ini di luar dugaan Azkiya.

“Lalu kenapa Kakak tetap menikahiku? Apa Kakak tidak memikirkan perasaanku?” tanya Azkiya diiringi air mata yang terus berjatuhan. Hatinya benar-benar terluka. Bagaimana ia akan menjalani pernikahan dengan seseorang yang bahkan tidak menginginkan kehadirannya?

“Ini kulakukan hanya untuk ibu.” Arza mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Bersikaplah di depan ibu seolah semua baik-baik saja! Di luar itu kita hanyalah orang lain. Dan jangan ganggu kehidupan pribadiku!”

“Tenang saja. Aku akan menafkahimu selayaknya seorang suami. Tapi hanya secara lahir,” lanjutnya.

Azkiya hanya bisa menunduk mendengar apa yang Arza katakan. Tak pernah terpikirkan olehnya jika ternyata semuanya hanya sandiwara. Arza benar-benar membohonginya. Mereka berdua hanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Hanya ada deru napas yang saling bersahutan.

Azkiya menatap Azra. Ia mengusap sisa air mata di pipinya. “Baiklah. Akan kulakukan apa yang kamu minta. Tapi aku juga punya permintaan.”

Arza menoleh tanpa mengatakan apapun.

Azkiya hanya tersenyum miris melihat sikap Arza yang merasa menang atas dirinya. Sepertinya Arza benar-benar membencinya. Sayang. Azkiya terlanjur mencintai lelaki itu.

“Biarkan aku melayanimu selayaknya seorang istri. Dan, ya. Aku ingin tetap bekerja,” tandas Azkiya.

 “Terserah! Lakukan apapun yang kamu mau,” jawab Arza acuh.

Azkiya tersenyum getir mendengar jawaban suaminya. Azkiya membungkuk. Tangannya meraih baju yang berserakan di lantai lalu merapikannya kembali.

“Pakailah! Kamu harus segera bersiap.” Azkiya meletakkan baju itu di samping Arza. Wanita itu berbalik. Azkiya hendak keluar dari kamar.

“Aku akan menceraikanmu jika saatnya telah tiba,” ucap Arza yang berhasil membuat Azkiya mengurungkan langkahnya.

Azkiya menoleh tanpa membalikkan tubuhnya. Ia tersenyum sambil mengangguk. Wanita itu lantas melanjutkan langkahnya menuju keluar kamar. Tidak. Azkiya tidak baik-baik saja. Namun ia tak bisa berbuat apapun sekarang. Menolak? Tapi Azkiya merasa tak berhak.v

Related chapters

  • Rahasia di balik Pernikahan   Istri sekaligus pelayan

    Udara segar di pagi hari menyerbak menelisik setiap Azkiya menarik napas. Wanita itu tengah bersiap karena ia akan mulai kembali bekerja. Ya, bekerja sebagai pelayan di kafe milik suaminya sendiri. Namun kewajibannya untuk melayani Arza sebagai suami tidak ia sepelekan. Azkiya tidak ingin melalaikannya meski mungkin pernikahannya tidak sama layaknya seperti orang lain.Setelah bangun dan melaksanakan sholat subuh Azkiya langsung turun ke bawah untuk membuat sarapan. Sebelumnya baju untuk Arza juga telah Azkiya siapkan di sisi ranjang. Wanita itu bersikap selayaknya seorang istri meski Arza tak menganggapnya seperti itu.Tidak lama berselang Arza turun dan langsung pergi menuju teras, melihat hal itu Azkiya bergegas membuat teh untuk suaminya. Teh telah siap, kaki Azkiya perlahan melangkah menuju teras untuk menyuguhkan minuman itu. Terlihat Arza tengah sibuk dengan ponselnya. Lelaki itu terus menunduk hingga tak menyadari kedatangan Azkiya. Tangan Azkiya terulur untuk menaruh teh. Den

    Last Updated : 2024-09-11
  • Rahasia di balik Pernikahan   Kekasih suamiku

    Mata Arza melirik dengan tajam. Sontak seluruh pegawai menunduk. Lalu perlahan mereka bubar tanpa mengatakan sepatah katapun. Arza memang terkenal sangat dingin kepada siapapun. Tak terkecuali pada sahabatnya Alwi yang juga merupakan manajer di kafe tersebut.Arza kembali melangkah pergi. menyisakan Azkiya dan Atifa yang masih terdiam. Di tempat mereka berdiri. Lantas Atifa langsung membawa Azkiya ke belakang. Ada banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada sahabatnya ini.“Kenapa kamu menikah tanpa memberitahuku?” todong Atifa tanpa basa-basi. Bibirnya mengerucut sebal. Azkiya hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.“Maafkan aku, Fa. Ini sangat mendadak. Jadi aku tidak sempat memberitahumu,” tutur Azkiya menjelaskan.“Baiklah. Eh, tapi kenapa kamu masih memakai baju pelayan ini?” Dahi Atifa mengernyit saat bertanya hal itu.“Kamu istri dari pemilik tempat ini. Artinya kamu juga bos di sini, Kiya,” seloroh Atifa dengan polosnya.Kiya merupakan panggilan yang diberikan Atif

    Last Updated : 2024-09-11
  • Rahasia di balik Pernikahan   Aku miskin, bukan rendahan

    Azkiya masih terpaku di tempatnya berdiri. Sementara kedua insan berlainan jenis itupun sama-sama terdiam melihat Azkiya. Ria, wanita itu dengan santainya duduk di atas meja, tangannya tengah membelai wajah Arza. Sementara lelaki itu hanya diam.Melihat Azkiya terkejut sungguh membuat hati Arza bersorak senang. Rencananya membuat Azkiya terluka berjalan lancar. Ria yang melihat Azkiya terus terdiam menjadi bingung.“Siapa kamu?” tanya Ria dengan sinis.Pertanyaan wanita itu membuat Azkiya tersadar. Segera dia mengalihkan pandangannya ke bawah. Arza hanya tesenyum sinis sambil menatap istrinya yang gemetar.“Dia Azkiya,” ucap Arza menjawab pertanyaan Ria.Mata Ria membulat sejenak, namun senyum remeh segera dia lemparkan sambil menatap Azkiya. Lalu ia turun dari atas meja, perlahan mendekat pada Azkiya yang terus menunduk.“Oh, Azkiya. Pelayan yang tak tahu malu itu, ya. Kamu menikah dengan seorang bos kaya dan bermimpi menjadi ratu?” Ria tertawa remeh di hadapan Azkiya.Matanya memana

    Last Updated : 2024-09-11
  • Rahasia di balik Pernikahan   rahasia Arza

    Di benaknya telah tersusun rencana untuk membuat Azkiya pergi dari hidup Arza. Ria berdiri.“Baiklah, aku pulang dulu, Sayang.” Wanita itu meraih tasnya.Ria menghampiri Azka, lalu mendekatkan wajahnya untuk mencium. Tapi dengan segera Arza menghindar, ia menolak melakukan hal itu. Ria mendengkus kesal karena penolakan itu, tapi berusaha tetap baik di hadapan Arza. Ia tidak mau kehilangan sumber kekayaannya.“Pulanglah naik taksi! Maaf aku tidak bisa mengantarmu.” Arza berpura-pura baik.Arza mengeluarkan dompetnya, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang. Menyodorkannya di hadapan wanita itu.“Ini untuk gantinya,” ujar Arza. Bagi Arza itu hanyalah ucapan terima kasih karena telah membantunya membuat Azkiya terluka, ia tidak benar-benar meminta maaf karena tidak bisa mengantarnya pulang.Sifat matre Ria bergejolak, tentu saja tidak ada alasan untuk menolak uang itu. Baginya uang adalah yang terpenting.Ria meraihnya dengan tersenyum. “Terima kasih, Sayang.”Ia tidak benar-benar tulus m

    Last Updated : 2024-10-01
  • Rahasia di balik Pernikahan   Aku istrimu, Arza

    “Kau hanya menginginkan hartaku,” lirih Azka yang terus terpejam. Lalu setelahnya cekalan itu mengendur.Azkiya perlahan menarik tangannya. Matanya masih menatap Arza yang kini telah kembali tenang. Kaki Azkiya kembali melangkah menuju sofa tepat di depan ranjang, lalu menjatuhkan bobot tubuhnya di sana. Semenjak kejadian di malam pengantin itu, Azkiya memang memutuskan untuk tidur di sofa. Tentu saja Azka tak peduli dengan keputusan Azkiya. Ia duduk sambil menekuk kedua lututnya, tangan kanan menopang kepala.Mata Azkiya masih setia memandang pria di hadapannya. Pikirannya menerawang jauh, ia mengingat bagaimana jantungnya berdegup kencang saat pertama kali bertemu dengan Arza. Parasnya yang indah tapi ternyata sikapnya begitu dingin. Ah, iya. Azkiya teringat kata-kata Arza tadi saat mengigau. Mungkinkah sebelumnya ia pernah dekat dengan perempuan lain lalu dikhianati? Ia juga menyebut soal harta. Apa ini ada kaitannya dengan Arza yang menganggap dirinya hanya menginginkan harta? Ber

    Last Updated : 2024-10-02
  • Rahasia di balik Pernikahan   Ria, si nenek lampir

    “Apa kamu terlalu tua sampai memakai sabuk pengaman saja tidak pernah ingat?”celetuk Arza tanpa menoleh.Azkiya langsung menatap lelaki itu. Seperti biasa ekspresinya datar dan dingin. Tapi Azkiya tidak menyangka jika Aarza akan memperhatikannya. Tangan Azkiya bergerak meraih sabuk pengaman, saat akan memakainya ia teringat sesuatu. Tanpa sadar bibirnya mungilnya tersenyum.“Kenapa kamu tersenyum sendiri? Jiwamu sehat ‘kan?” seloroh Azka saat melihat perempuan di sampingnya tiba-tiba tersenyum.“Terima kasih karena sudah memakaikan sabuk pengaman padaku semalam,” ucap Azkiya sambil memakai sabuk pengaman. Mendengar hal itu membuat Arza tertawa sinis.“Jangan mengira yang tidak-tidak. Aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang nantinya akan merepotkanku.” Pandangannya tak sedikitpun beralih.“Ya. Apapun niatmu aku tetap berterima kasih,” tutur Azkiya menutupi kekecewaan yang mul

    Last Updated : 2024-10-02
  • Rahasia di balik Pernikahan   Kamu harus melawan, Azkiya!

    Azkiya terjatuh. Tentu saja piring yang dibawanya ikut terjatuh dan seketika hancur berserakan. Tubuh Azkiya bersimpuh di lantai, ia terdiam karena terkejut dengan apa yang menimpanya. Semua mata kini tertuju padanya.“Upss! Maaf. Kakiku ini memang sedikit nakal,” celetuk Ria dengan tersenyum puas.Mata Azkiya kini memandang wanita itu dengan tajam, hatinya panas tersulut emosi.“Apa yang kamu lakukan nenek lampir!” bentak Atifa yang berlari menghampiri Azkiya. Ia langsung membantu sahabatnya untuk bangun.“Apa? Aku hanya mencoba memberitahu jika tempat wanita miskin dan rendahan seperti dia itu di bawah, itu saja. Ada yang salah?” ucap Ria santai dengan tatapan meremehkan.Atifa tertawa sumbang mendengar penuturan Ria, ia benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang wanita itu ucapkan. Rendahan katanya?“Rendahan katamu? Lalu harus aku sebut apa wanita yang bermesraan dengan suami orang seperti dirimu? Jala*g?” cecar Atifa dengan tangan terkepal.Seketika mata Ria membulat mendengar

    Last Updated : 2024-10-04
  • Rahasia di balik Pernikahan   Salah paham

    Azkiya duduk ditepi ranjang, tangannya memutar-mutar ponsel dengan tatapan entah kemana.Ucapan mertuanya masih terngiang-ngiang di telinga Azkiya.“Namanya Ria.”Azkiya yakin jika memang Ria yang dimaksud mertuanya adalah perempuan yang datang ke restoran tempo hari.Tapi jika memang Arza terluka akibat diselingkuhi mengapa sampai saat ini dia masih berhubungan dengan Ria?Tangan Azkiya mengetuk-ngetuk dagu.‘Apa maksud semua ini?’ Batin Azkiya bermonolog.Azkiya membuka ponsel, lalu mencari sebuah kontak disana. Ia baru saja hendak menekan kontak itu untuk menghubunginya, tapi jarinya tiba-tiba terhenti.“Aku rasa Alwi tidak akan memberitahuku seperti tadi siang,” ujar Azkiya.Perempuan itu menghela nafas berat, semua yang terjadi membuatnya bingung. Ditambah sikap Arza yang belum juga melunak kian menyesakkan dada.Tengah malam hampir tiba, Tapi Arza belum juga pulang. Azkiya beberapa kali menguap karena mengantuk, tapi sebisa mungkin ia tahan.Azkiya duduk di ruang tamu menunggu A

    Last Updated : 2024-10-05

Latest chapter

  • Rahasia di balik Pernikahan   Bersembunyi

    Alwi mengendarai motor dengan kecepatan tinggi menembus gelapnya malam. Sepanjang perjalanan hatinya merasa tidak tenang.Setelah berkendara beberapa saat, akhirnya Alwi sampai di tempat tujuan. Ia langsung melepas helm yang bertengger di kepalanya lalu bergegas turun.Tangannya mengetuk pintu beberapa kali. Alwi tampak tidak sabar menunggu pintu tersebut terbuka.Seorang perempuan muncul dari balik pintu yang terbuka perlahan dari dalam. Dia adalah Atifa. Mereka saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya Alwi diizinkan masuk.“Kamu tahu di mana Azkiya?” tanya Alwi langsung pada intinya. Mereka bahkan masih dalam posisi berdiri.Atifa terdiam dan tampak ragu.Tiba-tiba fokus Alwi teralihkan saat seseorang melangkah keluar dari dalam kamar.“Azkiya,” lirih Alwi dengan mata yang menatap ke arah perempuan tersebut.Mereka kini tengah duduk lesehan di ruang tamu berukuran kecil tersebut. Tampaknya tidak ada yang berniat memulai percakapan karena sedari tadi mereka hanya terdiam dengan

  • Rahasia di balik Pernikahan   Arza juga korban?

    Atifa mengangguk pelan seraya menatap perempuan yang hanya menyembulkan kepalanya dari dalam kamar.“Azkiya!”“Ada apa sebenarnya?” tanya Atifa seraya melangkah masuk ke dalam kamar.Sementara itu Azkiya kembali duduk di atas kasur. Ia menunduk menatap lantai.Setelah cukup lama berada di danau untuk meluapkan segala amarahnya, Azkiya terlunta-lunta di jalanan hingga malam sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi ke tempat Atifa.Azkiya sudah menduga Arza akan mencarinya ke kontrakan Atifa. Beruntung sahabatnya itu bersedia merahasiakan keberadaannya dari lelaki itu.Atifa ikut menjatuhkan bokongnya tepat di samping Azkiya. Matanya memindai wajah perempuan itu dengan seksama.Tampak jelas wajah Azkiya yang pucat disertai dengan mata yang bengkak. Atifa yakin sahabatnya itu menangis cukup lama.“Kamu bertengkar dengan Arza?” tanya Atifa dengan hati-hati. Ia semakin penasaran karena Azkiya membi

  • Rahasia di balik Pernikahan   Kepergian Azkiya

    Lelaki itu merogoh ponselnya lalu mencoba menghubungi Azkiya.Berkali-kali panggilan itu tidak terjawab, membuat Arza semakin gelisah.Dengan debar jantung yang sudah tak terkendali, Arza melangkah cepat menuruni tangga. Ia kembali menghampiri orang tuanya di ruang tamu.“Bukankah Azkiya sudah pulang?”“Kemana Azkiya?” tanya Arza beruntun.Wajahnya tampak panik.Lina dan Darma hanya diam membisu.“Jawab aku!!” bentak Arza. Kesabarannya sudah hilang. Ia benar-benar sudah tenggelam dalam rasa takutnya. Benar, Arza takut kehilangan lagi.“Azkiya sudah tahu semuanya lalu dia pergi,” ungkap Lina disela isakkan kecilnya. Perasaan bersalah semakin menggunung menyelimuti hatinya.Seketika kaki Arza terasa lemas mendengar penuturan sang ibu.“Tidak! Azkiya!”Lelaki itu seketika berlari keluar.Dengan cepat Arza berlari menyusuri jalanan. Matanya menata

  • Rahasia di balik Pernikahan   Dunia yang terasa runtuh

    “Bagaimana bisa kau menikahkannya dengan Arza?!” Darma menatap Lina dengan tidak percaya.Lelaki itu mengusap wajah kasar. Sungguh ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Lina.“Kenapa tidak bisa?”“Hidupnya terjamin dan bahagia bersama Arza. Dan itu adalah caraku meminta maaf atas apa yang terjadi padanya,” ungkap Lina yang merasa tindakannya tidaklah salah.“Kau….” Darma hampir tidak bisa berkata-kata lagi.“Bagaimana jika dia tahu bahwa Arza adalah pelaku tabrak lari yang menyebabkan ayahnya meninggal dunia?”“Dan mertuanya yang membungkam kasus itu agar Arza tidak dipenjara?” cecar Darma dengan perasaan tidak karuan.Tindakan Lina sungguh diluar dugaannya.“Semua akan aman jika kamu tetap diam!” gertak Lina.Ia tahu mungkin ini terlalu beresiko, tapi tidak ada cara lain.“Tutup mulut….”&ldquo

  • Rahasia di balik Pernikahan   Rahasia yang terbongkar

    “Kamu menemukan orangnya?” tanya Lina seraya menatap menantunya lekat.Ia bahkan menghadapkan seluruh tubuhnya ke arah Azkiya.Azkiya mengangguk pelan.“Siapa?” Lagi Lina bertanya.“Seorang pemulung yang tinggal tidak jauh dari tempat kejadian itu,” tukas Azkiya.Pandangannya menatap entah kemana.”Ternyata keluarga pelaku memberinya uang agar tetap diam.”“Aku tidak habis pikir ada manusia sejahat itu, Bu,” lirih AzkiyaIa menunduk seraya tersenyum miris.Manusia memang bisa lebih jahat dari yang ia kira pikirnya.“Aku sedang berusaha menemukan mereka.”“Kak Arza meminta bantuan temannya dan juga meminta polisi kembali mengusutnya,” tutur Azkiya menjelaskan.Tak ada tanggapan. Lina hanya diam mendengar semua ucapan Azkiya.“Aku akan meminta keadilan pada mereka.” Azkiya tersenyum seraya mengalihkan pandangannya pa

  • Rahasia di balik Pernikahan   Meminta bantuan

    “Memangnya Azkiya kenapa?” tanya Arza lagi. Ia kembali melangkah lalu berdiri tepat di dekat Azkiya.“Kak Arza?” lirih Azkiya seraya mendongak untuk menatap sang suami.“Kapan kamu datang?” tanya Rania dengan gugup. Wajahnya tampak tegang.“Sejak kamu bertanya bagaimana wanita seperti Azkiya bisa menikah denganku,” seloroh Arza.Suasana menjadi canggung seketika. Teman-teman Arza hanya saling melirik satu sama lain.Sementara itu manik mata Rania bergerak kesana kemari. Ia merasa terintimidasi karena Arza menatapnya dengan dingin.“Wanita seperti apa maksudmu?” tanya Arza sekali lagi.Rania duduk dengan gelisah.”Sepertinya kamu salah paham, Arza.”“Jadi apa maksudmu?” sambar Arza cepat.Ia tidak bodoh. Arza tahu pertanyaan Rania memang bermaksud merendahkan Azkiya.“Kak!” Azkiya menarik baju Arza dengan pelan. Ia berusa

  • Rahasia di balik Pernikahan   Kamu berharga, Azkiya

    Arza terus menatap Azkiya cukup lama tanpa berkedip. Ia tampak terpana dengan penampilan perempuan itu.Make up yang dipakai sangat cocok dan menyatu dengan kulit wajahnya.Dress panjang yang simple namun tetap elegan juga terlihat indah di tubuh Azkiya.Penampilan perempuan itu mampu membuat Arza tidak berpaling.Azkiya sampai menyentuh wajah serta memeriksa kembali pakaian yang melekat di tubuhnya.Apa ada yang salah pikirnya?“Kak!” seru Azkiya.Suara perempuan itu menarik kesadaran Arza kembali.Ia mengerjap beberapa kali.”O-oh? Iya?”“Apa aku tidak pantas memakai ini?”“Atau aku jelek?” tanya Azkiya khawatir.Jika benar begitu, maka ia tidak perlu pergi. Azkiya tidak ingin membuat Arza malu.“Kalau begitu aku tidak usah pergi, ya?”Arza mengernyit.”Apa maksudmu?”Lelaki itu bergegas melangkah menghampiri Azkiya.“Ayo!” ajak Arza.Di dalam mobil, Arza berkali-kali melirik perempuan yang duduk di sampingnya.Azkiya memang sudah cantik, tapi hari ini dia terlihat sangat cantik.“Jad

  • Rahasia di balik Pernikahan   Kamu anaknya?

    “Kamu anaknya?” Suara pria tua itu terdengar bergetar. Wajahnya tampak sangat terkejut.Azkiya mengangguk pelan. Ia masih belum melepas cekalan tangannya pada pria tersebut.Untuk sesaat dua orang itu hanya terdiam sambil menatap satu sama lain.Mata Azkiya menatap kesana kemari, ia sudah masuk dan tengah duduk di dalam gubuk kecil tersebut.Hati Azkiya merasa tersentil mengingat seberapa seringnya ia berkata lelah dan terkadang merasa kurang beruntung, padahal masih banyak yang kehidupannya lebih sulit darinya.“Kakek tinggal sendirian di sini?” tanya Azkiya hati-hati.Pria itu mengangguk untuk menjawab pertanyaan Azkiya.Banyak hal yang sebenarnya ingin ia tanyakan, tapi Azkiya merasa tidak enak. Lagipula tujuannya datang karena ada alasan khusus.“Jadi benar kalau Kakek adalah saksi mata kejadian itu?” Azkiya membenarkan posisi duduknya. Tatapannya terlihat sangat serius saat berbicara.

  • Rahasia di balik Pernikahan   Siapa pelakunya?

    Azkiya lebih dulu menelan makanan yang tampak penuh di mulutnya.“O-oh!”“Itu, aku mencoba lari pagi.”“Hanya di sekitar sini, Kak,” ujar Azkiya membuat alasan. Ia menatap suaminya dengan jantung berdegup cukup kencang.Tak ada tanggapan. Setelah mendengar jawaban tersebut, Arza kembali memijat kaki Azkiya.Perempuan itu menghela nafas lega. Ia merutuki dirinya yang berbicara tanpa berpikir dahulu.“Hampir saja,” monolog Azkiya dalam batinnya.Setelah beberapa hari berlalu, Azkiya kembali sibuk dengan pekerjaannya. Namun, pikirannya selalu tertuju pada Kakek yang sempat ia temui waktu itu.Ia belum sempat menemuinya kembali untuk bertanya perihal kecelakaan tersebut.Azkiya mendesah pelan. Ia lalu melanjutkan pekerjaannya lagi.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Azkiya saat melihat Atifa yang tengah berdiri. Ia tampak tengah memperhatikan sesuatu.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status