Share

Bab 29 Tanpa izinnya

Penulis: Asma chusna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Em, itu rahasia. Hanya aku dan Aisyah baru kutanyakan. Jika tidak boleh, aku akan pergi." Delon ingin meninggalkan dari hadapan mereka berdua.

"Oke, baiklah. Kalian boleh bicara, tetapi awas jika kamu menganggu istriku. Aku langsung menendangmu ke laut." Aditya mengizinkan Delon berbicara dengan istrinya.

"Heh, aku tidak mau. Kenapa kamu mengizinkan?" Aisyah protes dengan ucapan Aditya.

"Sudahlah, ikuti saja keinginannya. Ikuti rencananya bila ingin tahu tujuan mereka," bisik Aditya, lalu dia yang pergi dari hadapan mereka berdua.

"Mari Kakak Ipar, Mas Aditya tumben baik banget." Delon melangkah menuju keluar dari area tersebut.

"Mau kemana?" tanya Aisyah.

"Udahlah, mumpung sama suami kamu diizinin kita ngopi bareng di cafe tuh." Delon menunjuk ada cafe di sebelah perusahaan Atelier.

Aisyah merasa risih bila berhadapan dengan Delon. Andai saja, tidak ingat kata-kata suaminya untuk mengikuti rencana Delon. Dia tidak akan mau diajak ke cafe tersebut.

Awalnya Aditya ingin tahu apa yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 30 Kesalahan yang membuat malu

    Aditya sangat malu atas perbuatannya sendiri. Matanya mungkin tampak cemas dan gelisah, sementara rahangnya tegang, menandakan kemarahannya. Dia menundukkan kepala, sebagai tanda rasa malunya yang mendalam. Sementara itu, bibirnya terkatup rapat, menahan emosi yang semakin memuncak.Aditya merasa sangat malu karena Delon merekam tindakannya terhadap sang istri. Perasaan malunya semakin mendalam ketika Delon mengancam akan menyebarkan video tersebut, yang membuat Aditya merasa marah dan tertekan.Dalam suasana yang semakin panas, Delon mengeluarkan kata-kata yang membuat Aditya marah. Delon juga mengancam akan menyebarkan video tersebut. Namun, Aditya tidak gentar, dengan tatapan tajam, dia langsung melayangkan tinjunya ke wajah Delon. Suara dentuman itu menggema, dan Delon terhuyung, terkejut dengan keberanian Aditya. Seketika, suasana berubah menjadi hiruk-pikuk, menandai awal dari konflik yang tak terelakkan.Setelah tinju Aditya mengenai wajah Delon, suasana semakin tegang. Aditya,

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 31 Aditya tidak tenang

    "Untung hanya bayangan saja!" Aditya tidak sadar bicara seperti itu sambil menyetir mobil. "Bayangin apa?" "Oh, enggak ada." "Udah, santai saja. Jika semua orang membicarakan tentang video tersebut. Biarkan aku yang atasi, kamu tinggal tidur di kamar." Aisyah bersenderan di kursi. "Mana bisa," balas Aditya kurang yakin kalau Aisyah yang akan hadapi."Bisalah, entar sesampai di depan rumah. Telinga kamu pasang kedua headset yang musiknya kamu sukai. Nah, baru kamu masuk ke dalam rumah." "Wah, ternyata istriku sangat cerdas." Spontan Aditya mencium kening sang istri lalu menstabilkan pandangan ke depan lagi. "Ih, kalau nyetir itu yang benar." Aditya membalas senyum dan tatapan tajam ke depan fokus menyetir.Setelah beberapa lama, suasana mulai berubah ketika di depan mereka mulai tampak sebuah rumah megah yang menjulang tinggi di kejauhan—rumah Glazer. Kesan kemegahan langsung terasa dari jauh; gerbang besar dengan detail besi berukir dan taman yang luas menyambut kedatangan mer

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 32 Ingin berbeda

    "Aku hanya terpeleset, lalu tidak sengaja jatuh di depan Delon." Entah mengapa tiba-tiba Aisyah menjelaskan kejadian tersebut. "Benarkah? Kamu tidak tergoda dengan dia?" Aditya tersenyum setelah mendengar penjelasan dari istrinya. Aisyah membelalakkan matanya melihat tingkah sang suami."Kita wik wik yuk!" Aditya menarik lengan istrinya. "Kita makan dulu," ajak Aisyah.Mereka berdua keluar dari kamar dengan langkah perlahan. Malam itu udara terasa sejuk, angin lembut menyapu kulit mereka. Di sepanjang koridor yang diterangi lampu temaram, mereka berjalan berdampingan tanpa banyak bicara, menikmati momen kebersamaan yang tenang. Sesekali Aisyah menoleh, tersenyum tipis kepada Aditya, sementara Aditya balas tersenyum, tatapannya hangat. Mereka menuju ruang makan yang sudah disiapkan, di mana aroma masakan yang lezat mulai terasa. Malam itu, suasana terasa lebih intim dan nyaman, seolah-olah waktu bergerak lebih lambat hanya untuk mereka berdua."Wow, kalian ini pasangan serasi," kata

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 33 Manusia biasa mana yang jujur dan mana yang bohong

    Suara tangisan Sera di luar pintu masih terdengar. Di tengah malam yang sunyi, suara ketukan masih terdengar di luar pintu kamar. "Aku coba lihat," kata Aisyah beranjak memakai semua pakaiannya.Aditya ingin mengabaikan suara gaduh tersebut, tetapi ketukan itu semakin keras. Membuatnya tidak nyaman di tempat tidur. Aisyah, yang juga terbangun, segera melirik jam dinding—pukul dua pagi.Aditya bangkit dari tempat tidur dan menuju pintu, membuka sedikit. Di balik pintu, memang Sera dengan wajah penuh air mata. Wajahnya memucat, rambutnya acak-acakan, dan matanya sembab akibat tangisan."Sera, ada apa?" Aisyah langsung menghampiri terlihat tubuh Sera bergetar."Aku... aku nggak tahu harus ke mana lagi," isak Sera, suaranya serak, dia pun lanjutkan bicaranya, "Delon... memukuliku. Aku takut."Aisyah terdiam, seketika marah sekaligus bingung. Aditya memandang mereka dengan wajah serius, mencoba menenangkan situasi yang tampaknya semakin rumit."Di mana Delon?" tanya Aisyah. "Dia di kama

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 34 Dimana pun berada tetap bisa menikmatinya

    Di suatu malam yang gelap, Aisyah merasa tubuhnya lemas dan tak berdaya saat ia tersadar dalam sebuah mobil. Pandangannya kabur, namun ia bisa melihat sekilas seorang pria bertopeng di kursi kemudi. Pria itu tampak tak peduli pada ketakutannya; tatapan matanya dingin dan penuh rencana. Aisyah mencoba bergerak, tapi tali di pergelangan tangannya membuatnya tak bisa melawan.Mobil melaju kencang di jalanan berkelok yang sepi, dengan jurang terjal menganga di sisi jalan. Aisyah semakin panik ketika menyadari tujuannya bukanlah sebuah tempat aman , melainkan menuju jurang yang bisa merenggut nyawanya. Saat itulah ia menyadari bahwa ini semua adalah ulah Shintya—wanita yang ingin mencelakakannya dengan segala cara.Detik-detik mencekam terasa begitu lambat, sementara mobil makin mendekati tikungan yang tajam. Aisyah mengumpulkan keberanian terakhirnya, menendang keras-keras kursi di depannya. Pria bertopeng itu kaget, sedikit mengurangi laju mobil. Kesempatan itu tak disia-siakan Aisyah. D

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 35 Mencari jalan keluar

    Di tengah hutan lebat, Aisyah dan Aditya bergegas mencari tempat berlindung saat hujan deras tiba-tiba mengguyur. Deru angin dan suara gemuruh petir menambah suasana mencekam malam ini. Mereka akhirnya menemukan sebuah gua kecil, cukup sempit tapi mampu menampung mereka berdua.Dengan pakaian yang masih basah dan tubuh menggigil kedinginan, mereka duduk berdekatan, mencari kehangatan satu sama lain. Cahaya samar dari senter kecil menjadi satu-satunya penerang di dalam kegelapan gua. Suara hujan yang terus mengguyur di luar menjadi latar belakang yang menenangkan di sela-sela percakapan mereka."Mudah-mudahan besok pagi cuaca sudah membaik," ucap Aditya, mencoba menyemangati Aisyah yang terlihat cemas.Aisyah mengangguk pelan, lalu menatap keluar gua yang dipenuhi kabut malam. Meski rasa takut sempat menghantui, kehadiran Aditya di sampingnya membuat merasa lebih aman. Mereka pun berusaha untuk beristirahat, berharap pagi segera datang dengan membawa sinar matahari dan cuaca yang cerah

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 36 Bermain di sungai

    Sebelum malam tiba, Aditya dan Aisyah berencana pergi dari desa tersebut. Mereka duduk bersebelahan di kamar sederhana di tempat para tamu yang tersedia, merasakan kecemasan yang menggantung di udara. Mereka baru saja mendengar kabar tentang tradisi mengerikan di desa terpencil tempat mereka menginap.Warga desa itu mempercayai bahwa setiap tahunnya, mereka harus melakukan "upacara pembersihan" yang melibatkan pengorbanan jiwa. Mereka meyakini bahwa tradisi ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah kutukan yang akan menimpa desa jika tidak dilakukan.Aisyah dengan wajah pucat dan tangan gemetar, menatap suaminya dan berkata dengan suara tertahan, “Aditya, aku nggak bisa tinggal di sini lebih lama lagi. Ini gila! Kita harus pergi sekarang juga, sebelum semuanya terlambat.”Aditya mencoba menenangkan istrinya, meski di dalam hatinya dia juga dilanda ketakutan. Namun, jauh di lubuk hatinya merasa mereka memang harus segera pergi."Jika kita pamit, pasti tidak boleh." Aditya masih berfi

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 37 Aditya terjebak

    Setelah sampai di kota, Aditya dan Aisyah turun dari angkot tersebut. Tidak jauh dari mereka, seorang pria misterius juga turun dari kereta, sosoknya tertutup bayangan, dan langkahnya tenang.Mereka berdua tidak menyadari bahwa pria itu telah mengamati mereka sejak mereka melewati hutan. Matanya yang tajam menelusuri setiap gerakan mereka dari jauh. Dia berhentis. sejenak, menunggu mereka melangkah lebih jauh menuju pusat kota, sebelum akhirnya dia mulai mengikuti dengan langkah yang begitu halus, nyaris tanpa suara.Pria itu menyatu dengan keramaian malam, seperti bayangan yang sulit dipahami, sementara Aditya dan Aisyah masih menunggu Adre. Mereka merasa ada sesuatu yang aneh, tetapi tidak dapat memastikan apa. Sesekali, mereka berhenti untuk melihat ke sekeliling, namun pria itu selalu berhasil bersembunyi di balik bayangan bangunan atau pepohonan. Tanpa mereka sadari, bahaya semakin mendekat dari belakang. Ketika mobil Adre tiba, Aditya langsung menarik lengan istrinya untuk ma

Bab terbaru

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 51 Aditya sakit hati dan kecewa

    Setelah Aditya minum kopi tersebut. Mereka berdua bermain panas di ruang kerja dengan penuh gairah. Setelah menikmati momen intim yang penuh kehangatan di ruang kerja, Aditya dan Aisyah memutuskan untuk kembali ke kamar. Mereka saling menggenggam, lalu berjalan menuju pintu ruang kerja. Namun, saat Aditya membuka pintu, pemandangan tak terduga membuat mereka terhenti.Delon berdiri di depan pintu, jelas terlihat sedang mengintai. Wajahnya seketika berubah, penuh keterkejutan, seolah tidak menyangka akan ketahuan. Aisyah menatap Delon dengan alis terangkat, sementara Aditya langsung memasang ekspresi curiga.Aditya dengan nada tajam bertanya , "Delon? Apa yang kamu lakukan di sini?"Delon mencoba menyembunyikan kegugupannya, tetapi tubuhnya yang sedikit kaku menunjukkan bahwa dia merasa bersalah. Dia tertawa kecil, mencoba mengalihkan perhatian.Delon sambil menggaruk kepala, pura-pura santai sambil berkata, "Ah... aku cuma lewat, kok. Dengar suara aneh, jadi penasaran. Kupikir kalia

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 50 Aisyah membatalkan rencana awalnya

    Beberapa jam kemudian, suasana duka menyelimuti pemakaman keluarga besar Glazer. Langit mendung seolah ikut merasakan kesedihan yang dirasakan semua orang. Jasad Kakek Glazer telah dibawa ke makam keluarga, tempat peristirahatan terakhir bagi generasi pendahulu keluarga Glazer.Aditya berdiri di barisan depan bersama Aisyah di sampingnya, mengenakan pakaian serba hitam. Wajahnya terlihat pucat dan letih, matanya sembap karena kurang tidur dan terlalu banyak menangis. Namun, dia berusaha tetap tegar demi menghormati mendiang Kakek.Di sekitar mereka, anggota keluarga besar Glazer lainnya berkumpul, termasuk Elsa dan Fransisco. Namun, tidak ada kata-kata yang terucap di antara mereka, hanya tatapan dingin yang menambah suasana tegang di tengah prosesi duka.Seorang berdiri di depan makam, membacakan doa perpisahan dengan suara tenang namun penuh makna. Keluarga Glazer tidak beragama, mereka mengikuti umumnya di daerah setempat.Setelah doa selesai, para pelayat dipersilakan untuk member

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 49 Paling terpuruknya Aditya

    Saat Aditya memasuki ruang tunggu, matanya langsung tertuju pada sosok Aisyah yang sudah berada di sana. Wanita itu, duduk di sudut ruangan dengan wajah cemas, menunduk memandangi tangannya yang menggenggam erat tas kecilnya. Aditya menghentikan langkahnya sejenak, perasaan penuh ketidakberdayaan menyelimuti dirinya.Aisyah menyadari kehadirannya dan langsung berdiri. Dia berjalan mendekat dengan raut wajah khawatir, menyadari betapa terguncangnya sang suami.Aisyah suara lembut, penuh perhatian, meskipun dirinya berpura-pura. Rasa kemanusiaannya masih ada. Dia sadar bahwa Kakek Glazer adalah yang selalu baik padanya. "Mas... kamu baik-baik saja? Aku dengar kabar tentang Kakek dari Pak Rudy, jadi aku langsung ke sini."Aditya tidak langsung menjawab. Matanya menatap dalam ke arah Aisyah, seolah mencari kekuatan di dalam dirinya. Namun, di balik itu, ada ketidakberdayaan yang terpancar jelas dari sorot matanya.Aditya dengan suara lemah, hampir berbisik, "Aku... aku tidak tahu lagi ha

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 48 Banyak masalah bermunculan

    Aditya mondar-mandir di ruang CEO dengan langkah gelisah. Kepalanya penuh dengan pikiran yang berkecamuk, mencoba menghubungkan berbagai kemungkinan. Dia merasa dikhianati, tapi oleh siapa? Amelia Earhart tak mungkin bisa mengambil alih semuanya tanpa bantuan orang dalam. Tapi siapa? Itulah pikiran Aditya berputar-putar yang tidak tahu ujungnya.Aditya berbicara pada dirinya sendiri, wajahnya tegang, "Shintya... Dia memang licik. Tapi apa dia punya akses ke dokumen rahasia? Atau... jangan-jangan ada orang lain? Seseorang yang dekat denganku?"Aditya mengingat beberapa kejadian terakhir. Dia mulai merasakan ada kejanggalan. Shintya memang sering bersikap manipulatif, tapi dia bukan tipe yang bekerja dalam diam. Jika memang Shintya, kemungkinan besar dia akan meninggalkan jejak yang jelas. Namun, ada juga kemungkinan orang lain yang lebih cerdik, seseorang yang tidak pernah dia curigai.Aditya memikirkan Adre, asistennya yang tiba-tiba menghilang di saat krisis ini. Apakah Adre terlibat

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 47 Aditya mulai gelisah dan bingung

    Mereka berdua mulai bermain, Aditya dengan lihai bermainan panas di atas ranjang. Permainan panas membuat keduanya menikmati bersama sampai puas. Keesokan paginya, setelah malam yang berat, Aditya terbangun dan melihat Aisyah duduk di dekat jendela kamar, tampak tenang dan teduh dalam keheningan pagi. Dia tersenyum melihat Aisyah yang begitu penuh kasih dan perhatian. Aditya merasa bersyukur memiliki istri yang selalu mendampinginya. Aditya tersenyum hangat, mendekati sang istri lalu berbisik, "Selamat pagi, Sayang. Maaf ya, aku membuatmu khawatir semalam."Aisyah pura-pura membalas tersenyum lembut, "Selamat pagi juga, Mas. Tidak apa-apa, aku hanya senang kamu sudah lebih baik. Lagian, kamu sungguh hebat tadi malam, main kuda-kudaan."Aditya tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. "Supaya kamu nggak terlalu tegang, bagaimana kalau kita isi hari ini dengan bersantai dan bermain sesuatu yang seru?"Aisyah tertawa tipis merasa senang dengan ide itu, dia bertanya, "Bermain apa, Mas

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 46 Rencana

    Beberapa jam kemudian, dokter datang untuk memeriksa kondisi Aisyah sekali lagi. Setelah memastikan semuanya stabil, dokter memberi izin kepada Aisyah untuk pulang ke rumah.Dokter tersenyum hangat lalu berkata, "Nyonya, kondisi Anda sudah membaik. Anda bisa pulang sekarang, tapi ingat untuk tetap beristirahat dan tidak terlalu banyak pikiran, ya."Aisyah tersenyum tipis, masih terlihat lemah tetapi sudah lega mendengar penjelasan dari dokter. "Terima kasih, Dok," balas Aisyah.Aditya menatap dokter dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, Dokter, atas bantuannya. Kami akan pastikan istriku mendapat istirahat yang cukup di rumah."Setelah semua administrasi selesai, Aditya membantu Aisyah berdiri dengan hati-hati, memegangi bahunya dengan lembut saat mereka berjalan keluar rumah sakit.Sesampainya di mobil, Aditya menyiapkan kursi dan memastikan Aisyah nyaman.Aditya sambil memasangkan sabuk pengaman pada Aisyah berkata, "Kamu sudah siap pulang? Kita bisa berhenti kapan saja kalau ka

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 45 Aisyah tidak bisa mengendalikan pikirannya

    Sesampainya di rumah sakit, Aisyah langsung mendapatkan perhatian dan penanganan cepat dari dokter. Dokter segera melakukan pemeriksaan awal untuk menilai kondisinya dan memastikan dia mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Tim medis juga sigap menyiapkan peralatan serta obat-obatan yang mungkin diperlukan agar pasien. Aditya dengan wajah cemas bertanya, "Dok, bagaimana kondisi Aisyah sekarang? Kenapa dia belum sadar?"Dokter menenangkan Aditya, "Tenang, Pak Aditya. Setelah kami periksa, Istri Anda hanya mengalami kelelahan dan stres berlebih. Dia hanya perlu istirahat yang cukup."Aditya sedikit lega sambil mengelus dada, "Syukurlah, saya kira kondisinya parah. Terima kasih, Dok."Beberapa waktu kemudian, Aisyah akhirnya sadar.Aditya menghela napas lega, mendekati sang istri sambil berkata, "Aisyah... kamu sudah sadar. Kamu tahu betapa khawatirnya aku?"Aisyah hanya diam dan terlihat bingung.Aditya membelai rambut Aisyah yang tanpa mengenakan jilbab, "Sayang, kamu baik-baik saja?

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 44 Ada apa dengan Aisyah?

    Aditya terbangun di pagi hari dengan sinar matahari yang lembut masuk melalui jendela kamar mereka. Udara pagi terasa segar, disertai embun yang masih menempel di daun-daun di taman kecil depan rumah.Aditya menggeliat pelan, membuka matanya sambil tersenyum melihat Aisyah yang masih tertidur di sampingnya. Perlahan, dia bangkit dan menuju dapur untuk menyiapkan teh hangat untuk mereka berdua.Tak lama kemudian, aroma teh yang harum tercium ke seluruh ruangan, membangunkan Aisyah yang akhirnya membuka matanya. Dia mengalami perubahan kepribadian yang signifikan setelah bermimpi tentang Aditya yang kembali bertindak kejam. Mimpi itu terasa begitu nyata hingga membuatnya sangat terkejut dan terguncang. Setelah bangun, perasaan takut dan cemas menghantui Aisyah. Awalnya, dia adalah sosok yang penuh kelembutan dan optimisme, tetapi mimpi tersebut seolah membuka luka lama, mengingatkan kembali trauma yang pernah dia rasakan. Sejak saat itu, dia menjadi lebih waspada, curiga, dan lebih ser

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 43 Tiba-tiba ingat masa lalu

    "Pake tanya lagi, tangan kamu membuatku kepanasan," balas Aisyah.Di tengah hiruk-pikuk jalan raya yang masih ramai, Aisyah yang duduk di dalam mobil tersenyum. "Ayo kita bermain di sini," ajak Aisyah, entah perasaannya sudah tidak bisa ditahan lagi dia juga ketagihan permainan suaminya. "Ah, tahan dulu. Aku akan cari tempat untuk bersenang-senang." Aditya segera mencari tempat yang lebih sepi untuk menikmati kebersamaan tanpa mengganggu arus lalu lintas. Aditya perlahan mengemudikan mobil mereka keluar dari keramaian, menuju tempat yang tenang. Di sana, Aditya tertawa lepas, menikmati kebersamaan yang nikmat, membuat momen yang tak terlupakan di bawah langit senja di dalam mobil. "Pindah kebelakang, di sini sempit!" kata Aditya. "Bukannya enak yang sempit." "Ist ... istriku sekarang mulai nakal dan berani." "Itu ajaran dari kamu." "Benarkah?" "Hem." Aisyah mulai ganas bermain di dalam mobil goyang, ganti di belakang sampai puas. Sama-sama puas mereka bersenderan di kursi. K

DMCA.com Protection Status