Home / Urban / Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama / Bab 28 Bertengkar gara-gara menolak

Share

Bab 28 Bertengkar gara-gara menolak

Author: Asma chusna
last update Last Updated: 2024-10-19 10:41:23

"Apa kamu ingin menyiksaku seperti saat malam pertama?" tanya Aisyah dengan berani.

"Sayangku, memang dulu aku terlalu kejam. Aku sadar, tetapi tadi kamu menelpon siapa? Apakah aku suamimu tidak boleh tahu."

Aisyah tersenyum manis, "Aku berbicara dengan Kakek Joseph."

"Benarkah?" Aditya langsung memeluk istrinya dengan erat, lalu mencium kening sang istri.

Cup!

"Karena tadi sore tidak jadi bersenang-senang, seharusnya saat ini. Hem, gimana kamu mau?" Aditya mulai nakal lagi, tangannya menelusuri bagian-bagian intim.

Aisyah menatap suaminya dengan sorot mata yang tegas, meskipun hatinya bergetar. Dia mengerti betul bahwa apa yang diminta suaminya mungkin dari napsu. Namun, ada sesuatu di dalam dirinya yang tidak bisa menerimanya begitu saja. "Maaf," ucapnya pelan, penuh dengan kepastian, "Aku tidak bisa mengikuti keinginanmu kali ini." Aisyah beranjak tidur di sofa sebelah kanan.

Aditya terdiam sejenak, tidak percaya dengan penolakan itu. Mereka telah melewati banyak hal bersama. K
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 29 Tanpa izinnya

    "Em, itu rahasia. Hanya aku dan Aisyah baru kutanyakan. Jika tidak boleh, aku akan pergi." Delon ingin meninggalkan dari hadapan mereka berdua. "Oke, baiklah. Kalian boleh bicara, tetapi awas jika kamu menganggu istriku. Aku langsung menendangmu ke laut." Aditya mengizinkan Delon berbicara dengan istrinya."Heh, aku tidak mau. Kenapa kamu mengizinkan?" Aisyah protes dengan ucapan Aditya. "Sudahlah, ikuti saja keinginannya. Ikuti rencananya bila ingin tahu tujuan mereka," bisik Aditya, lalu dia yang pergi dari hadapan mereka berdua."Mari Kakak Ipar, Mas Aditya tumben baik banget." Delon melangkah menuju keluar dari area tersebut."Mau kemana?" tanya Aisyah."Udahlah, mumpung sama suami kamu diizinin kita ngopi bareng di cafe tuh." Delon menunjuk ada cafe di sebelah perusahaan Atelier.Aisyah merasa risih bila berhadapan dengan Delon. Andai saja, tidak ingat kata-kata suaminya untuk mengikuti rencana Delon. Dia tidak akan mau diajak ke cafe tersebut.Awalnya Aditya ingin tahu apa yan

    Last Updated : 2024-10-21
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 30 Kesalahan yang membuat malu

    Aditya sangat malu atas perbuatannya sendiri. Matanya mungkin tampak cemas dan gelisah, sementara rahangnya tegang, menandakan kemarahannya. Dia menundukkan kepala, sebagai tanda rasa malunya yang mendalam. Sementara itu, bibirnya terkatup rapat, menahan emosi yang semakin memuncak.Aditya merasa sangat malu karena Delon merekam tindakannya terhadap sang istri. Perasaan malunya semakin mendalam ketika Delon mengancam akan menyebarkan video tersebut, yang membuat Aditya merasa marah dan tertekan.Dalam suasana yang semakin panas, Delon mengeluarkan kata-kata yang membuat Aditya marah. Delon juga mengancam akan menyebarkan video tersebut. Namun, Aditya tidak gentar, dengan tatapan tajam, dia langsung melayangkan tinjunya ke wajah Delon. Suara dentuman itu menggema, dan Delon terhuyung, terkejut dengan keberanian Aditya. Seketika, suasana berubah menjadi hiruk-pikuk, menandai awal dari konflik yang tak terelakkan.Setelah tinju Aditya mengenai wajah Delon, suasana semakin tegang. Aditya,

    Last Updated : 2024-10-22
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 31 Aditya tidak tenang

    "Untung hanya bayangan saja!" Aditya tidak sadar bicara seperti itu sambil menyetir mobil. "Bayangin apa?" "Oh, enggak ada." "Udah, santai saja. Jika semua orang membicarakan tentang video tersebut. Biarkan aku yang atasi, kamu tinggal tidur di kamar." Aisyah bersenderan di kursi. "Mana bisa," balas Aditya kurang yakin kalau Aisyah yang akan hadapi."Bisalah, entar sesampai di depan rumah. Telinga kamu pasang kedua headset yang musiknya kamu sukai. Nah, baru kamu masuk ke dalam rumah." "Wah, ternyata istriku sangat cerdas." Spontan Aditya mencium kening sang istri lalu menstabilkan pandangan ke depan lagi. "Ih, kalau nyetir itu yang benar." Aditya membalas senyum dan tatapan tajam ke depan fokus menyetir.Setelah beberapa lama, suasana mulai berubah ketika di depan mereka mulai tampak sebuah rumah megah yang menjulang tinggi di kejauhan—rumah Glazer. Kesan kemegahan langsung terasa dari jauh; gerbang besar dengan detail besi berukir dan taman yang luas menyambut kedatangan mer

    Last Updated : 2024-10-23
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 32 Ingin berbeda

    "Aku hanya terpeleset, lalu tidak sengaja jatuh di depan Delon." Entah mengapa tiba-tiba Aisyah menjelaskan kejadian tersebut. "Benarkah? Kamu tidak tergoda dengan dia?" Aditya tersenyum setelah mendengar penjelasan dari istrinya. Aisyah membelalakkan matanya melihat tingkah sang suami."Kita wik wik yuk!" Aditya menarik lengan istrinya. "Kita makan dulu," ajak Aisyah.Mereka berdua keluar dari kamar dengan langkah perlahan. Malam itu udara terasa sejuk, angin lembut menyapu kulit mereka. Di sepanjang koridor yang diterangi lampu temaram, mereka berjalan berdampingan tanpa banyak bicara, menikmati momen kebersamaan yang tenang. Sesekali Aisyah menoleh, tersenyum tipis kepada Aditya, sementara Aditya balas tersenyum, tatapannya hangat. Mereka menuju ruang makan yang sudah disiapkan, di mana aroma masakan yang lezat mulai terasa. Malam itu, suasana terasa lebih intim dan nyaman, seolah-olah waktu bergerak lebih lambat hanya untuk mereka berdua."Wow, kalian ini pasangan serasi," kata

    Last Updated : 2024-10-24
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 33 Manusia biasa mana yang jujur dan mana yang bohong

    Suara tangisan Sera di luar pintu masih terdengar. Di tengah malam yang sunyi, suara ketukan masih terdengar di luar pintu kamar. "Aku coba lihat," kata Aisyah beranjak memakai semua pakaiannya.Aditya ingin mengabaikan suara gaduh tersebut, tetapi ketukan itu semakin keras. Membuatnya tidak nyaman di tempat tidur. Aisyah, yang juga terbangun, segera melirik jam dinding—pukul dua pagi.Aditya bangkit dari tempat tidur dan menuju pintu, membuka sedikit. Di balik pintu, memang Sera dengan wajah penuh air mata. Wajahnya memucat, rambutnya acak-acakan, dan matanya sembab akibat tangisan."Sera, ada apa?" Aisyah langsung menghampiri terlihat tubuh Sera bergetar."Aku... aku nggak tahu harus ke mana lagi," isak Sera, suaranya serak, dia pun lanjutkan bicaranya, "Delon... memukuliku. Aku takut."Aisyah terdiam, seketika marah sekaligus bingung. Aditya memandang mereka dengan wajah serius, mencoba menenangkan situasi yang tampaknya semakin rumit."Di mana Delon?" tanya Aisyah. "Dia di kama

    Last Updated : 2024-10-25
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 34 Dimana pun berada tetap bisa menikmatinya

    Di suatu malam yang gelap, Aisyah merasa tubuhnya lemas dan tak berdaya saat ia tersadar dalam sebuah mobil. Pandangannya kabur, namun ia bisa melihat sekilas seorang pria bertopeng di kursi kemudi. Pria itu tampak tak peduli pada ketakutannya; tatapan matanya dingin dan penuh rencana. Aisyah mencoba bergerak, tapi tali di pergelangan tangannya membuatnya tak bisa melawan.Mobil melaju kencang di jalanan berkelok yang sepi, dengan jurang terjal menganga di sisi jalan. Aisyah semakin panik ketika menyadari tujuannya bukanlah sebuah tempat aman , melainkan menuju jurang yang bisa merenggut nyawanya. Saat itulah ia menyadari bahwa ini semua adalah ulah Shintya—wanita yang ingin mencelakakannya dengan segala cara.Detik-detik mencekam terasa begitu lambat, sementara mobil makin mendekati tikungan yang tajam. Aisyah mengumpulkan keberanian terakhirnya, menendang keras-keras kursi di depannya. Pria bertopeng itu kaget, sedikit mengurangi laju mobil. Kesempatan itu tak disia-siakan Aisyah. D

    Last Updated : 2024-10-27
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 35 Mencari jalan keluar

    Di tengah hutan lebat, Aisyah dan Aditya bergegas mencari tempat berlindung saat hujan deras tiba-tiba mengguyur. Deru angin dan suara gemuruh petir menambah suasana mencekam malam ini. Mereka akhirnya menemukan sebuah gua kecil, cukup sempit tapi mampu menampung mereka berdua.Dengan pakaian yang masih basah dan tubuh menggigil kedinginan, mereka duduk berdekatan, mencari kehangatan satu sama lain. Cahaya samar dari senter kecil menjadi satu-satunya penerang di dalam kegelapan gua. Suara hujan yang terus mengguyur di luar menjadi latar belakang yang menenangkan di sela-sela percakapan mereka."Mudah-mudahan besok pagi cuaca sudah membaik," ucap Aditya, mencoba menyemangati Aisyah yang terlihat cemas.Aisyah mengangguk pelan, lalu menatap keluar gua yang dipenuhi kabut malam. Meski rasa takut sempat menghantui, kehadiran Aditya di sampingnya membuat merasa lebih aman. Mereka pun berusaha untuk beristirahat, berharap pagi segera datang dengan membawa sinar matahari dan cuaca yang cerah

    Last Updated : 2024-10-28
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 36 Bermain di sungai

    Sebelum malam tiba, Aditya dan Aisyah berencana pergi dari desa tersebut. Mereka duduk bersebelahan di kamar sederhana di tempat para tamu yang tersedia, merasakan kecemasan yang menggantung di udara. Mereka baru saja mendengar kabar tentang tradisi mengerikan di desa terpencil tempat mereka menginap.Warga desa itu mempercayai bahwa setiap tahunnya, mereka harus melakukan "upacara pembersihan" yang melibatkan pengorbanan jiwa. Mereka meyakini bahwa tradisi ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah kutukan yang akan menimpa desa jika tidak dilakukan.Aisyah dengan wajah pucat dan tangan gemetar, menatap suaminya dan berkata dengan suara tertahan, “Aditya, aku nggak bisa tinggal di sini lebih lama lagi. Ini gila! Kita harus pergi sekarang juga, sebelum semuanya terlambat.”Aditya mencoba menenangkan istrinya, meski di dalam hatinya dia juga dilanda ketakutan. Namun, jauh di lubuk hatinya merasa mereka memang harus segera pergi."Jika kita pamit, pasti tidak boleh." Aditya masih berfi

    Last Updated : 2024-10-30

Latest chapter

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 105 Aditya dan Aisyah

    Aditya tertawa kecil, menariknya lebih dekat. “Dulu kita melewati banyak cobaan, sekarang saatnya menikmati kebahagiaan kita.”Aisyah tersenyum malu, lalu menyandarkan kepalanya di dada suaminya.Aditya mulai mencium bibir istrinya, lalu berkata, "Sayang, bibir kamu manis sekali."Mereka berdua menikmati momen kebersamaan dalam kehangatan cinta yang selama ini mereka perjuangkan.Malam itu, tanpa gangguan, hanya ada mereka berdua—menghargai setiap detik yang mereka miliki sebagai pasangan suami istri yang saling mencintai.Hari-hari Aditya dan Aisyah kini dipenuhi dengan kebahagiaan sederhana. Mereka menjalani kehidupan rumah tangga dengan penuh cinta dan saling mendukung.Setiap pagi, Aisyah menyiapkan sarapan sementara Aditya membantu merapikan rumah. “Abi, tolong ambilkan roti di lemari,” pinta Aisyah sambil menggoreng telur.Aditya dengan santai mengambil roti, lalu tiba-tiba memeluk Aisyah dari belakang. “Umi lebih enak daripada sarapan ini,” godanya.Aisyah hanya menggeleng samb

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 104 Rindu yang mendalam

    Tujuh tahun berlalu, Aditya dan Aisyah akhirnya berhasil membeli rumah sendiri—rumah sederhana namun penuh kebahagiaan. Mereka merasa bangga karena semuanya diperoleh dari hasil kerja keras sendiri, bukan dari warisan atau bantuan keluarga.Meskipun rumah mereka tidak semewah rumah keluarga Pak Daniel atau Glazer, bagi Aditya dan Aisyah, rumah ini adalah istana kecil mereka. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain memiliki tempat tinggal yang benar-benar hasil jerih payah sendiri.“Abi, kita sudah punya rumah sendiri, ya?” tanya Andre, yang kini sudah berusia 7 tahun, dengan mata berbinar.Aditya mengangguk, mengacak rambut putranya. “Iya, Nak. Rumah ini milik kita. Tidak besar, tapi penuh kebahagiaan.”Aisyah tersenyum melihat suami dan anaknya. “Yang penting rumah ini selalu hangat dengan cinta dan kebersamaan,” katanya lembut.Hidup sederhana, mereka tidak pernah kekurangan kebahagiaan. Setiap hari dipenuhi tawa Andre yang ceria, kerja keras Aditya yang pantang menyerah, dan kasi

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 103 Akhir sebuah kesalahan

    Tiba-tiba…BRAK!Pintu kontrakan mereka dihantam keras dari luar. Aditya sigap meraih sebatang kayu di sudut ruangan, bersiap menghadapi siapa pun yang mencoba masuk. Aisyah mundur perlahan, melindungi bayinya yang mulai rewel."Siapa di luar?! Mau apa?!" bentak Aditya.Tidak ada jawaban, hanya suara napas berat yang terdengar di balik pintu. Kemudian, suara itu berbisik lirih, cukup untuk membuat bulu kuduk siapa pun berdiri."Aisyah… Kau harus mati!"Aisyah menahan napas, matanya membelalak. Suara itu… terdengar familiar, tetapi penuh kebencian.Aditya tidak menunggu lebih lama. Dengan cepat, dia membuka pintu dan mengayunkan kayunya… tetapi sosok di luar lebih cepat.Sebuah pisau berkilat meluncur ke arah Aditya!Dalam sepersekian detik, Aditya berhasil menangkis serangan itu, tetapi tangan kirinya tergores cukup dalam. Dia meringis, darah mulai mengalir.Aisyah berteriak panik, "Abi!"Di bawah cahaya lampu jalanan yang redup, akhirnya wajah pelaku terlihat jelas.Ternyata… Elsa! D

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 102 Sempat cemburu di tengah kekacauan

    "Hmm, tidakkah cemburu istriku yang cantik ini." "Untuk apa aku cemburu," kata Aisyah sembari ingin beranjak dari duduknya.Dalam perjalanan pulang, Aditya melirik Aisyah yang bersandar di kursi mobil dengan mata setengah terpejam. Wajahnya masih pucat setelah kecelakaan tadi.Untuk mencairkan suasana, Aditya tiba-tiba berkata dengan nada menggoda, "Kayaknya Tante Rita sayang banget sama Andre, loh. Malah tadi dia bilang, ‘Duh, Om Aditya makin keren aja nih, gimana kalau sering-sering titip Andre di sini?’”Aisyah langsung membuka matanya dan menatap suaminya tajam. "Oh, jadi Tante Rita suka sama suami orang, ya?"Aditya menahan tawa. "Siapa tahu, kan? Aku sih nggak keberatan kalau tiap hari disediain teh manis sama senyuman maut."Aisyah menyilangkan tangan di dada, matanya menyipit. "Berani banget ya, kamu? Mau aku titipin Andre selamanya di sana sekalian?"Aditya tergelak, lalu dengan cepat menggenggam tangan Aisyah. "Hei, aku cuma bercanda, Sayang. Aku nggak tertarik sama siapa p

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 101 Aisyah mencari tahu kebenarannya

    Pagi itu, Aisyah berjalan sendirian menuju rumah Paman Dirgantara. Hatinya sudah mantap. Dia harus mendengar kebenaran langsung dari mulut pamannya.Setibanya di sana, Paman Dirga tampak gugup melihat kedatangannya. "Aisyah... kenapa kamu datang pagi-pagi begini?"Aisyah menatapnya tajam. "Aku ingin kebenaran, Paman. Aku tahu Paman menyembunyikan sesuatu tentang kematian Ayah dan Ibu."Paman Dirga menarik napas panjang, lalu menatap ke arah jendela seolah memastikan tidak ada orang lain yang mendengar. "Baiklah... aku akan mengaku."Aisyah menahan napas saat pamannya mulai berbicara."Kecelakaan itu bukan kecelakaan biasa. Yang merencanakannya adalah Elsa dan Fransisco. Mereka bekerja sama dengan Kakek Glazer, tapi saat itu mereka hanya berpura-pura setia. Sebenarnya, mereka menyimpan dendam pada keluarga ayahmu."Aisyah tertegun. "Tapi... kenapa?""Elsa membenci keluarga Daniel karena dia dulu hanya dianggap sebagai wanita simpanan, bukan istri yang sah. Dia ingin menghancurkan kelua

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 100 Misteri masa lalu

    Setelah pertemuan sebelumnya yang penuh emosi, Paman Dirgantara merasa perlu untuk berbicara lebih lanjut dengan Aisyah. Ia menyadari bahwa masa lalunya yang penuh kesalahan telah menciptakan jarak antara mereka. Dengan hati yang berat, ia memutuskan untuk mengunjungi Aisyah di kontrakannya.Saat tiba, Paman Dirgantara mengetuk pintu dengan ragu. Aisyah membukakan pintu dan terkejut melihat pamannya berdiri di ambang pintu."Paman Dirgantara? Ada apa lagi?" tanya Aisyah.Paman Dirgantara menundukkan kepala, menunjukkan penyesalan yang mendalam."Aisyah, aku datang untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang telah kulakukan di masa lalu. Aku tahu aku telah mengecewakan banyak orang, termasuk dirimu," balas Paman.Aisyah terdiam, mencoba mencerna kata-kata pamannya."Aku juga ingin memberitahumu bahwa istriku sedang sakit kanker dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Aku telah mencoba meminta bantuan dari Sera, tetapi dia menolak. Aku tahu ini mungkin tidak pantas, tetapi bisakah ka

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 99 Kerumitan membuat Aisyah pusing

    Konflik Keluarga MemanasKeesokan harinya, Elsa dan suaminya datang dengan wajah penuh amarah. Mereka ingin meminta agar membantu perusahaan Glazer yang diambang kebangkrutan."Pak Daniel! Keluarga Glazer sudah di ambang kebangkrutan! Aku akan melupakan semua dendam masa lalu agar kamu membantu perusahaan Glazer!" seru Elsa dengan mata penuh kebencian.Pak Daniel tetap tenang, "Aku tidak pernah menginginkan kehancuran keluarga Glazer. Aku justru ingin menebus kesalahan masa lalu, jika kalian tidak membuat masalah, aku akan membantu perusahaan Glazer. Tetapi sungguh sayang, dendam kalian kepadaku sampai sekarang."Elsa mendengus, "Jangan berlagak suci! Kau ingin menguasai semuanya! Aku tahu pasti semua perusahaanmu kamu kasih putra sulung mu."Arjuna mengepalkan tangan, rahangnya mengeras saat mendengar perusahaan ayahnya untuk Aditya."Ayah, ini tidak adil! Aku yang selalu di sisimu! Aku yang bertarung untuk keluarga kita, tapi kenapa kau malah memberikan semuanya kepada Aditya?! Aku

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 98 Konspirasi Keluarga: Dosa yang Terkubur

    Malam itu masih penuh ketegangan. Pak Daniel menatap tajam ke arah Arjuna, mencoba memahami sumber kebencian putranya selama ini. "Aku ingin tahu yang sebenarnya, Arjuna." Suaranya bergetar, campuran amarah dan kesedihan. "Siapa yang menanamkan kebencian dalam dirimu terhadap kakakmu sendiri?" Arjuna menghela napas berat, menunduk sesaat. Lalu dia mengangkat kepalanya, menatap ayahnya dengan mata yang kini lelah dan penuh penyesalan. "Aku mencari tahu sendiri, Ayah. Setahun yang lalu, aku baru sadar kalau Andre yang selama ini kau cari ternyata adalah Aditya." Pak Daniel mengerutkan kening. "Dan kau memutuskan untuk menghancurkannya?" Arjuna menggertakkan giginya. "Aku... aku ingin mengambil tempatnya, Ayah! Aku ingin menjadi anak yang Ayah banggakan! Selama ini, semua orang membandingkan aku dengan seseorang yang bahkan aku tak tahu keberadaannya!" "Siapa yang memberitahumu tentang Andre sebenarnya?" Arjuna terdiam. Tangannya mengepal, lalu perlahan berkata, "Kakek Glaze

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 97 Rahasia terungkap

    Saat malam tiba, Aditya mulai kewalahan merawat bayi mereka sendirian. Andre kecil rewel, menangis terus-menerus meskipun sudah disusui dan digendong.Dengan wajah lelah, Aditya akhirnya menelpon Aisyah lewat video call. Saat panggilan tersambung, wajah lembut Aisyah muncul di layar. "Ada apa, Mas? Kok nelpon malam-malam?" tanyanya dengan suara lembut.Aditya menghela napas sambil menampilkan wajah putus asanya di layar. "Sayang, aku nggak tahu lagi harus gimana. Andre nangis terus, aku udah coba segalanya. Kamu ada saran?"Aisyah tersenyum lembut melihat suaminya yang tampak lelah tetapi tetap berusaha. "Coba Mas gendong sambil menyanyikan sholawat atau lagu nina bobo. Kadang bayi suka tenang kalau dengar suara ayahnya."Aditya menurut, menggendong Andre kecil sambil bersenandung pelan. Perlahan-lahan tangisan bayi itu mulai mereda, matanya mengantuk, dan akhirnya ia tertidur di dada ayahnya.Aditya tersenyum lega. "Terima kasih, Sayang. Aku nggak tahu bisa apa tanpa kamu."Aisyah te

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status