Home / Urban / Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama / Bab 34 Dimana pun berada tetap bisa menikmatinya

Share

Bab 34 Dimana pun berada tetap bisa menikmatinya

Author: Asma chusna
last update Last Updated: 2024-10-27 12:26:51

Di suatu malam yang gelap, Aisyah merasa tubuhnya lemas dan tak berdaya saat ia tersadar dalam sebuah mobil. Pandangannya kabur, namun ia bisa melihat sekilas seorang pria bertopeng di kursi kemudi. Pria itu tampak tak peduli pada ketakutannya; tatapan matanya dingin dan penuh rencana. Aisyah mencoba bergerak, tapi tali di pergelangan tangannya membuatnya tak bisa melawan.

Mobil melaju kencang di jalanan berkelok yang sepi, dengan jurang terjal menganga di sisi jalan. Aisyah semakin panik ketika menyadari tujuannya bukanlah sebuah tempat aman , melainkan menuju jurang yang bisa merenggut nyawanya. Saat itulah ia menyadari bahwa ini semua adalah ulah Shintya—wanita yang ingin mencelakakannya dengan segala cara.

Detik-detik mencekam terasa begitu lambat, sementara mobil makin mendekati tikungan yang tajam. Aisyah mengumpulkan keberanian terakhirnya, menendang keras-keras kursi di depannya. Pria bertopeng itu kaget, sedikit mengurangi laju mobil. Kesempatan itu tak disia-siakan Aisyah. D
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 35 Mencari jalan keluar

    Di tengah hutan lebat, Aisyah dan Aditya bergegas mencari tempat berlindung saat hujan deras tiba-tiba mengguyur. Deru angin dan suara gemuruh petir menambah suasana mencekam malam ini. Mereka akhirnya menemukan sebuah gua kecil, cukup sempit tapi mampu menampung mereka berdua.Dengan pakaian yang masih basah dan tubuh menggigil kedinginan, mereka duduk berdekatan, mencari kehangatan satu sama lain. Cahaya samar dari senter kecil menjadi satu-satunya penerang di dalam kegelapan gua. Suara hujan yang terus mengguyur di luar menjadi latar belakang yang menenangkan di sela-sela percakapan mereka."Mudah-mudahan besok pagi cuaca sudah membaik," ucap Aditya, mencoba menyemangati Aisyah yang terlihat cemas.Aisyah mengangguk pelan, lalu menatap keluar gua yang dipenuhi kabut malam. Meski rasa takut sempat menghantui, kehadiran Aditya di sampingnya membuat merasa lebih aman. Mereka pun berusaha untuk beristirahat, berharap pagi segera datang dengan membawa sinar matahari dan cuaca yang cerah

    Last Updated : 2024-10-28
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 36 Bermain di sungai

    Sebelum malam tiba, Aditya dan Aisyah berencana pergi dari desa tersebut. Mereka duduk bersebelahan di kamar sederhana di tempat para tamu yang tersedia, merasakan kecemasan yang menggantung di udara. Mereka baru saja mendengar kabar tentang tradisi mengerikan di desa terpencil tempat mereka menginap.Warga desa itu mempercayai bahwa setiap tahunnya, mereka harus melakukan "upacara pembersihan" yang melibatkan pengorbanan jiwa. Mereka meyakini bahwa tradisi ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah kutukan yang akan menimpa desa jika tidak dilakukan.Aisyah dengan wajah pucat dan tangan gemetar, menatap suaminya dan berkata dengan suara tertahan, “Aditya, aku nggak bisa tinggal di sini lebih lama lagi. Ini gila! Kita harus pergi sekarang juga, sebelum semuanya terlambat.”Aditya mencoba menenangkan istrinya, meski di dalam hatinya dia juga dilanda ketakutan. Namun, jauh di lubuk hatinya merasa mereka memang harus segera pergi."Jika kita pamit, pasti tidak boleh." Aditya masih berfi

    Last Updated : 2024-10-30
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 37 Aditya terjebak

    Setelah sampai di kota, Aditya dan Aisyah turun dari angkot tersebut. Tidak jauh dari mereka, seorang pria misterius juga turun dari kereta, sosoknya tertutup bayangan, dan langkahnya tenang.Mereka berdua tidak menyadari bahwa pria itu telah mengamati mereka sejak mereka melewati hutan. Matanya yang tajam menelusuri setiap gerakan mereka dari jauh. Dia berhentis. sejenak, menunggu mereka melangkah lebih jauh menuju pusat kota, sebelum akhirnya dia mulai mengikuti dengan langkah yang begitu halus, nyaris tanpa suara.Pria itu menyatu dengan keramaian malam, seperti bayangan yang sulit dipahami, sementara Aditya dan Aisyah masih menunggu Adre. Mereka merasa ada sesuatu yang aneh, tetapi tidak dapat memastikan apa. Sesekali, mereka berhenti untuk melihat ke sekeliling, namun pria itu selalu berhasil bersembunyi di balik bayangan bangunan atau pepohonan. Tanpa mereka sadari, bahaya semakin mendekat dari belakang. Ketika mobil Adre tiba, Aditya langsung menarik lengan istrinya untuk ma

    Last Updated : 2024-10-31
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 38 Pingin manja

    Shintya mendengar hinaan dari wanita kampung seperti Aisyah dia tidak tinggal diam. Wanita licik itu beranjak dari ranjang, lalu berkata, "Hey, jalang. Kamu yang merebut Aditya dariku." Shintya dengan marah ingin menarik jilbab yang melekat padanya, "Kamu nggak tahu diri ya, Aisyah? Udah ambil kekasih orang, masih berani berkata buruk kepadaku? Dasar perebut, nggak punya malu! Kamu itu perempuan jalang, nggak punya moral, apa nggak malu jadi perempuan kayak gitu?"Aisyah terdiam, sekarang dia bukan wanita penakut seperti dulu lagi. Dia hanya menahan tawa atas perkataan Shintya. "Shintya, aku tidak pernah berniat untuk merebut siapa pun dari siapa pun. Jika menurutmu seperti itu? Silahkan maki-maki dan hina diriku, yang penting aku tidak merasa, keh keh keh." Aisyah hanya terkekeh saja mendengar wanita yang terlalu obsesi dengan suaminya.Shintya semakin marah mendengar Aisyah tidak merasa sakit atas perkataannya, "Kamu, memang benar-benar jalang! Aku akan membuat Aditya membenci dir

    Last Updated : 2024-11-02
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 39 Masalah satu persatu berdatangan

    Aditya menarik lengan istrinya menuju kamar mandi. Lalu, dengan lembut menggandeng tangan sang istri, mengajak menuju kamar mandi. Senyum hangat terukir di wajahnya saat mereka berjalan bersama. Di sana, di dalam kamar mandi yang diterangi cahaya lembut, Dengan sabun wangi, handuk bersih, dan air hangat yang sudah di atur, dia memastikan semuanya siap. Kamar mandi itu menjadi tempat di mana Aditya bisa berbagi waktu yang damai dan penuh kebahagiaan, hanya berdua, terlepas dari kesibukan dan rutinitas sehari-hari. Di tengah keheningan itu, Aditya ingin istrinya merasa nyaman dan dihargai, karena bagi Aditya, kebahagiaan kecil inilah yang membuat hidup semakin berarti."Entar kamu sakit lagi!" kata Aisyah sedikit mencemaskan suaminya."Dengan air hangat, aku tidak begitu pusing. Kemaren saja, aku sudah merasakan tidak enak badan. Ah, tambah ada masalah di perusahaan." "Baiklah. Aku akan memandikan kamu seperti anak kecil," ucap Aisyah.Aditya bersiap melepaskan semua pakaian yang me

    Last Updated : 2024-11-03
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 40 Rasa penat di kepala

    Aditya duduk di ruang CEO dengan wajah yang penuh kebingungan. Banyak masalah bertumpuk di pikirannya, membuat semakin sulit untuk fokus. Di rumah, situasi tak kalah rumit—seorang wanita yang mengaku sebagai kekasihnya. Dia beralih mondar-mandir dengan gelisah, menambah kekacauan dalam hidupnya. Aditya merasa terjebak, seolah semua masalah datang bertubi-tubi tanpa memberinya ruang untuk bernapas. Dia memijit pelipisnya, berharap menemukan solusi, tetapi semakin dia mencoba berpikir, semakin buntu rasanya.__________________Di sisi lain, Aisyah berbincang dengan seorang wanita yang mengaku sebagai kekasih suaminya, Aditya. Wanita itu tampak tegas saat menceritakan hubungannya dengan Aditya. Dengan nada percaya diri, dia mengatakan bahwa dirinya memang benar-benar kekasih Aditya.Wanita itu berkata dengan nada keras, "Kamu mungkin nggak percaya, tapi aku benar-benar kekasih Aditya."Aisyah mencoba menenangkan diri, "Maaf, kamu siapa? Kenapa kamu bilang begitu? Aditya suami aku.""Aku

    Last Updated : 2024-11-05
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 41 Dituduh

    "Ah, kamu ini. Sekarang banyak masalah, tidak fokus untuk gituan." "Hem, begitu kah!" "Ya." Aditya bersandar dengan nyaman di pangkuan Aisyah, matanya terpejam menikmati pijatan lembut di kepala. Jari-jari Aisyah dengan penuh kasih mengusap rambutnya, menciptakan rasa nyaman yang membuat sejenak lupa akan penatnya hari itu. Sambil sesekali tersenyum, Aditya melontarkan beberapa lelucon kecil, membuat Aisyah tertawa ringan. Tawa mereka mengisi suasana hangat di ruangan itu, menambah keakraban di antara mereka. Setiap tawa yang terdengar membuat hati mereka terasa semakin dekat, seolah tak ada jarak di antara mereka.Sambil menikmati pijatan, Aditya tiba-tiba berkata, “Wah, pijatanmu bikin ngantuk, nih. Kayaknya kalau tiap hari kayak gini, aku bisa langsung pensiun jadi manusia paling santai di dunia!”Aisyah tertawa kecil dan menjawab, “Iya, tapi bayarnya per menit, lho. Siap-siap rekeningmu kebobolan!”Aditya berpura-pura kaget. “Waduh! Kirain gratis kalau sudah seromantis ini!”Ai

    Last Updated : 2024-11-06
  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 42 Menikmati momen makan malam

    Aditya tertawa renyah meninggalkan Delon di kantor polisi.Di perjalanan mereka meluncur ke sebuah restoran untuk menikmati makan malam bersama. Suasana di restoran tersebut hangat, dengan lampu temaram yang memberi kesan romantis dan santai.Saat mereka asyik memilih menu dan bercanda kecil, "Sayang, ada siapa itu?" Saat Aisyah menoleh ke arah yang ditunjuk Aditya, jari telunjuknya diletakkan tepat di pipi Aisyah agar saat menoleh lagi mengenai jari telunjuknya."Ha ha, kena pipi sayangku yang mulus." "Hem." Aisyah sedikit tertawa, sehingga lengsung pipinya terlihat."Kamu jarang tersenyum," kata Aditya, padahal dulu dia juga tidak pernah tersenyum.Tiba-tiba pandangan Aditya terpaku pada sosok wanita yang baru saja masuk ke restoran. Aditya tidak menghiraukan mantan kekasihnya itu. Shintya yang tidak sengaja menoleh ke arah mereka tampak terkejut, tetapi kemudian tersenyum sopan. Sementara itu, Aisyah yang menyadari perubahan ekspresi suaminya ikut menoleh, lalu menatap Aditya den

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 97 Rahasia terungkap

    Saat malam tiba, Aditya mulai kewalahan merawat bayi mereka sendirian. Andre kecil rewel, menangis terus-menerus meskipun sudah disusui dan digendong.Dengan wajah lelah, Aditya akhirnya menelpon Aisyah lewat video call. Saat panggilan tersambung, wajah lembut Aisyah muncul di layar. "Ada apa, Mas? Kok nelpon malam-malam?" tanyanya dengan suara lembut.Aditya menghela napas sambil menampilkan wajah putus asanya di layar. "Sayang, aku nggak tahu lagi harus gimana. Andre nangis terus, aku udah coba segalanya. Kamu ada saran?"Aisyah tersenyum lembut melihat suaminya yang tampak lelah tetapi tetap berusaha. "Coba Mas gendong sambil menyanyikan sholawat atau lagu nina bobo. Kadang bayi suka tenang kalau dengar suara ayahnya."Aditya menurut, menggendong Andre kecil sambil bersenandung pelan. Perlahan-lahan tangisan bayi itu mulai mereda, matanya mengantuk, dan akhirnya ia tertidur di dada ayahnya.Aditya tersenyum lega. "Terima kasih, Sayang. Aku nggak tahu bisa apa tanpa kamu."Aisyah te

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 96

    Aditya yang sejak tadi diam langsung bergerak cepat, menahan tubuh Kakek Joseph agar tidak jatuh. "Aisyah, panggil ambulans!"Aisyah gemetar, tetapi segera berlari mencari bantuan. Sementara itu, Aditya mencoba menenangkan Kakek Joseph yang terlihat semakin lemah."Kek, bertahanlah!" ucap Aditya, meskipun dalam hatinya ada perasaan bimbang.Beberapa menit kemudian, ambulans datang. Aisyah dan Aditya menemani Kakek Joseph ke rumah sakit. Dalam perjalanan, Aisyah menggenggam tangan Kakek Joseph erat, hatinya masih diliputi kebingungan."Aku tidak bisa mengubah masa lalu, Kek... Tapi aku tidak mau kehilangan keluarga lagi," bisik Aisyah.Air mata Kakek Joseph mengalir, tetapi ada sedikit senyum di wajahnya. "Terima kasih, Nak... Terima kasih..."Setidaknya, dia masih memiliki kesempatan untuk menebus kesalahannya.Di dalam kamar rumah sakit, Kakek Joseph terbaring lemah dengan alat bantu oksigen terpasang di hidungnya. Tatapan matanya menerawang, seolah mengingat kembali masa lalu yang s

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 95 Ingin merindu tapi ....

    Aditya tak lagi bisa menahan gejolak perasaannya. Ia langsung menarik Aisyah ke dalam pelukannya, mendekap erat tubuh istrinya yang selama ini ia rindukan. "Aisyah… maafkan aku…" suaranya bergetar, dadanya naik turun menahan sesak haru. "Aku bodoh, aku salah paham… Aku merindukanmu setiap hari…" Aisyah menangis di dada suaminya, menggenggam erat punggung Aditya seolah tak ingin kehilangan lagi. "Aku juga, Mas… Aku selalu menunggumu…" Aditya lalu menunduk, memandangi bayi kecil mereka yang ada dalam gendongan Aisyah. Dengan hati-hati, ia mengambil bayi itu ke dalam pelukannya. Mata Aditya berkaca-kaca saat melihat wajah mungil yang begitu mirip dengannya. "Anakku… Maafkan Ayah, Nak…" bisiknya, menciumi dahi dan pipi bayinya penuh kasih sayang. Aisyah tersenyum di sela air matanya. "Dia selalu menangis mencari ayahnya… Sekarang dia sudah bertemu Ayahnya…" Aditya tersenyum bahagia, air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Setelah sekian lama terpisah, setelah semua penderitaan

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 94 Rasa rindu yang mendalam

    Beberapa hari yang lalu, memang Aisyah pindah di rumah Pak Daniel dikarenakan sudah positif tes DNA pakai sikat gigi Aditya masih ada. Jadi Pak Daniel sangat bahagia, beliau menceritakan masa lalu saat Aditya kecil umur lima tahunan.Di ruang tamu rumah besar Pak Daniel, suasana penuh kehangatan. Aisyah duduk dengan bayi di pangkuannya, sementara Arjuna tersenyum melihat kebahagiaan ayahnya. Pak Daniel menatap sikat gigi yang telah digunakan untuk tes DNA dan hasilnya yang menunjukkan bahwa Aditya adalah Andre, putranya yang telah lama hilang.Dengan suara bergetar, Pak Daniel mulai bercerita, "Andre… atau sekarang Aditya, dulu saat masih berumur lima tahun, adalah anak yang ceria dan pintar. Dia selalu berlari ke taman belakang untuk bermain bola. Setiap sore, dia menungguku pulang kerja hanya untuk duduk di pangkuanku dan mendengarkan cerita."Aisyah mendengarkan dengan penuh perhatian. Air matanya hampir jatuh saat melihat kebahagiaan di wajah Pak Daniel. "Lalu… bagaimana bisa Adit

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 93 Salah paham

    Beberapa bulan kemudian, Aisyah bercerita tentang Aditya di keluarga Glazer kepada Arjuna dan dia juga bertanya tentang kakaknya Arjuna yang bernama Andre. Ternyata dulu memang ada konflik besar antara perusahaan Pak Daniel dan perusahaan Glazer. Arjuna menghela napas panjang sebelum mulai bercerita. "Andre... Dia memang kakakku, tapi sejak kecil aku tidak pernah bertemu dengannya lagi. Konflik antara keluarga kami dan keluarga Glazer sudah berlangsung lama. Sejujurnya, aku juga tidak tahu detailnya, tapi Ayah dan Pak Daniel dulu adalah rekan bisnis yang akhirnya menjadi musuh," jelasnya. Aisyah mendengarkan dengan seksama, mencoba menyusun potongan-potongan puzzle yang semakin membingungkan. "Jadi... kalau benar Aditya adalah Andre, mungkin dia korban dari konflik keluarga ini? Apa mungkin identitasnya sengaja diubah?" tanyanya, berusaha mencari kebenaran. Arjuna mengangguk pelan. "Itu bisa saja terjadi. Aku pernah mendengar cerita bahwa saat kecil, kakakku menghilang di tengah

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 92 Terluka

    Ketika Delon mendobrak pintu kontrakan dengan keras, Aisyah tersentak panik. Dengan tangan gemetar, ia segera meraih ponsel dan menelepon Arjuna. Suaranya terdengar gemetar ketika berbicara:"Arjuna... tolong aku... Delon... dia—"Belum selesai ia bicara, Delon dengan kasar merebut ponsel dari tangan Aisyah dan melemparkannya ke sudut ruangan."Berhenti mencari perlindungan dari pria lain, Aisyah! Aku datang ke sini untuk menyelesaikan masalah. Kamu harus dengar aku!" kata Delon.Aisyah mundur perlahan, memeluk bayinya erat-erat sambil menahan air mata. "Apa yang kamu inginkan, Delon? Kenapa kamu tidak bisa meninggalkanku dan keluargaku sendiri?"Delon dengan nada marah, "Keluarga? Apa keluarga ini tanpa Aditya? Dia sudah mati, meninggalkanmu sendirian di sini! Aku datang untuk memberikan tawaran yang lebih baik, tapi kamu terus menolakku. Aku bosan dengan semua ini!"Sementara itu, di sisi lain, Arjuna yang mendengar panggilan terputus langsung mencurigai ada sesuatu yang tidak beres

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 91 Ujian

    Raina tersenyum kecil sambil menundukkan kepala agar tidak terlihat terlalu senang.Raina (dalam hati): Setidaknya aku punya sedikit waktu lagi bersamanya.Namun, semakin lama Aditya tinggal, semakin ia merasa ada sesuatu yang aneh. Suatu malam, ia memergoki Raina berjalan normal ke dapur untuk mengambil air. Ia langsung merasa ada yang tidak beres."Raina? Katanya kamu tidak bisa berjalan?" tanya Aditya.Raina terkejut, wajahnya memerah karena ketahuan. Ia mencoba mencari alasan. "A-aku... kakiku sudah mulai membaik. Aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir."Aditya tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi ia tahu ada sesuatu yang sengaja direncanakan oleh Raina.Keesokan paginya, Aditya berpamitan kepada pria tua itu tanpa memberitahu Raina. Ia meninggalkan syal pemberian Raina di meja sebagai tanda penghormatan, lalu berjalan pergi dengan tekad yang lebih kuat untuk segera menemukan keluarganya."Maafkan aku, Raina. Tapi keluargaku adalah segalanya bagiku," kata Aditya dalam hati.Rai

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 90

    Ketika suasana masih tegang, suara mobil mewah terdengar berhenti di depan rumah. Semua orang menoleh ke arah pintu, dan muncullah Pak Daniel, mengenakan setelan rapi, ditemani oleh asistennya. Wajahnya terlihat tenang, tapi penuh wibawa.Pak Daniel memberi sapaan, "Selamat pagi semuanya. Maaf kalau saya datang tanpa pemberitahuan."Kakek menyambut dengan sopan, sementara Aisyah merasa semakin bingung dengan semua yang terjadi. Pak Daniel langsung menuju Arjuna dan menepuk bahunya."Arjuna, aku mendengar dari asistennya bahwa kamu ingin Aisyah menjadi bagian dari keluarga kita. Itu kabar yang menggembirakan."Aisyah membelalak.Aisyah mendengar perkataan Pak Daniel. "Pak... maksud Bapak?"Pak Daniel menatap Aisyah dengan senyuman hangat sambil berkata, "Aisyah, saya tahu kamu masih berduka atas Aditya. Tapi dunia ini tidak berhenti, Nak. Kalau kamu mau, kami akan sangat bahagia jika kamu menjadi menantu keluarga kami. Arjuna adalah pria yang baik, dan dia benar-benar tulus mencintaimu

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 89 Aisyah tegar

    Aditya ternyata telah diculik oleh seseorang yang tidak dikenal, dan setelah beberapa hari ia menyadari bahwa dalang di balik semua ini adalah Delon. Dalam keadaan terkurung di sebuah ruangan kecil, Aditya mencoba tetap tenang sambil mencari celah untuk melarikan diri.Delon datang menemui Aditya dengan senyum penuh kemenangan."Lama tak berjumpa, Aditya. Kau pikir bisa hidup tenang setelah meninggalkan perusahaan Glazer? Lihat di mana kau sekarang. Ini balasan untuk semua penghinaan yang kau lakukan!"Aditya dengan tenang sambil menyeringainya, "Delon, kau tidak berubah. Kau selalu menyalahkan orang lain atas kegagalanmu. Kalau perusahaan Glazer di ambang kehancuran, itu karena ketidakmampuanmu, bukan karena aku."Delon marah menampar pipi Aditya, "Tutup mulutmu! Kau tahu apa yang sudah kulakukan untuk mempertahankan perusahaan? Aku hanya ingin kau kembali dan membantu memperbaiki keadaan. Tapi kau malah meremehkanku!"Aditya akhirnya memahami bahwa penculikan ini adalah hasil dari f

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status