Beranda / CEO / Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama / Bab 40 Rasa penat di kepala

Share

Bab 40 Rasa penat di kepala

Penulis: Asma chusna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 08:02:34

Aditya duduk di ruang CEO dengan wajah yang penuh kebingungan. Banyak masalah bertumpuk di pikirannya, membuat semakin sulit untuk fokus. Di rumah, situasi tak kalah rumit—seorang wanita yang mengaku sebagai kekasihnya. Dia beralih mondar-mandir dengan gelisah, menambah kekacauan dalam hidupnya. Aditya merasa terjebak, seolah semua masalah datang bertubi-tubi tanpa memberinya ruang untuk bernapas. Dia memijit pelipisnya, berharap menemukan solusi, tetapi semakin dia mencoba berpikir, semakin buntu rasanya.

__________________

Di sisi lain, Aisyah berbincang dengan seorang wanita yang mengaku sebagai kekasih suaminya, Aditya. Wanita itu tampak tegas saat menceritakan hubungannya dengan Aditya. Dengan nada percaya diri, dia mengatakan bahwa dirinya memang benar-benar kekasih Aditya.

Wanita itu berkata dengan nada keras, "Kamu mungkin nggak percaya, tapi aku benar-benar kekasih Aditya."

Aisyah mencoba menenangkan diri, "Maaf, kamu siapa? Kenapa kamu bilang begitu? Aditya suami aku."

"Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 41 Dituduh

    "Ah, kamu ini. Sekarang banyak masalah, tidak fokus untuk gituan." "Hem, begitu kah!" "Ya." Aditya bersandar dengan nyaman di pangkuan Aisyah, matanya terpejam menikmati pijatan lembut di kepala. Jari-jari Aisyah dengan penuh kasih mengusap rambutnya, menciptakan rasa nyaman yang membuat sejenak lupa akan penatnya hari itu. Sambil sesekali tersenyum, Aditya melontarkan beberapa lelucon kecil, membuat Aisyah tertawa ringan. Tawa mereka mengisi suasana hangat di ruangan itu, menambah keakraban di antara mereka. Setiap tawa yang terdengar membuat hati mereka terasa semakin dekat, seolah tak ada jarak di antara mereka.Sambil menikmati pijatan, Aditya tiba-tiba berkata, “Wah, pijatanmu bikin ngantuk, nih. Kayaknya kalau tiap hari kayak gini, aku bisa langsung pensiun jadi manusia paling santai di dunia!”Aisyah tertawa kecil dan menjawab, “Iya, tapi bayarnya per menit, lho. Siap-siap rekeningmu kebobolan!”Aditya berpura-pura kaget. “Waduh! Kirain gratis kalau sudah seromantis ini!”Ai

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 42 Menikmati momen makan malam

    Aditya tertawa renyah meninggalkan Delon di kantor polisi.Di perjalanan mereka meluncur ke sebuah restoran untuk menikmati makan malam bersama. Suasana di restoran tersebut hangat, dengan lampu temaram yang memberi kesan romantis dan santai.Saat mereka asyik memilih menu dan bercanda kecil, "Sayang, ada siapa itu?" Saat Aisyah menoleh ke arah yang ditunjuk Aditya, jari telunjuknya diletakkan tepat di pipi Aisyah agar saat menoleh lagi mengenai jari telunjuknya."Ha ha, kena pipi sayangku yang mulus." "Hem." Aisyah sedikit tertawa, sehingga lengsung pipinya terlihat."Kamu jarang tersenyum," kata Aditya, padahal dulu dia juga tidak pernah tersenyum.Tiba-tiba pandangan Aditya terpaku pada sosok wanita yang baru saja masuk ke restoran. Aditya tidak menghiraukan mantan kekasihnya itu. Shintya yang tidak sengaja menoleh ke arah mereka tampak terkejut, tetapi kemudian tersenyum sopan. Sementara itu, Aisyah yang menyadari perubahan ekspresi suaminya ikut menoleh, lalu menatap Aditya den

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 43 Tiba-tiba ingat masa lalu

    "Pake tanya lagi, tangan kamu membuatku kepanasan," balas Aisyah.Di tengah hiruk-pikuk jalan raya yang masih ramai, Aisyah yang duduk di dalam mobil tersenyum. "Ayo kita bermain di sini," ajak Aisyah, entah perasaannya sudah tidak bisa ditahan lagi dia juga ketagihan permainan suaminya. "Ah, tahan dulu. Aku akan cari tempat untuk bersenang-senang." Aditya segera mencari tempat yang lebih sepi untuk menikmati kebersamaan tanpa mengganggu arus lalu lintas. Aditya perlahan mengemudikan mobil mereka keluar dari keramaian, menuju tempat yang tenang. Di sana, Aditya tertawa lepas, menikmati kebersamaan yang nikmat, membuat momen yang tak terlupakan di bawah langit senja di dalam mobil. "Pindah kebelakang, di sini sempit!" kata Aditya. "Bukannya enak yang sempit." "Ist ... istriku sekarang mulai nakal dan berani." "Itu ajaran dari kamu." "Benarkah?" "Hem." Aisyah mulai ganas bermain di dalam mobil goyang, ganti di belakang sampai puas. Sama-sama puas mereka bersenderan di kursi. K

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 44 Ada apa dengan Aisyah?

    Aditya terbangun di pagi hari dengan sinar matahari yang lembut masuk melalui jendela kamar mereka. Udara pagi terasa segar, disertai embun yang masih menempel di daun-daun di taman kecil depan rumah.Aditya menggeliat pelan, membuka matanya sambil tersenyum melihat Aisyah yang masih tertidur di sampingnya. Perlahan, dia bangkit dan menuju dapur untuk menyiapkan teh hangat untuk mereka berdua.Tak lama kemudian, aroma teh yang harum tercium ke seluruh ruangan, membangunkan Aisyah yang akhirnya membuka matanya. Dia mengalami perubahan kepribadian yang signifikan setelah bermimpi tentang Aditya yang kembali bertindak kejam. Mimpi itu terasa begitu nyata hingga membuatnya sangat terkejut dan terguncang. Setelah bangun, perasaan takut dan cemas menghantui Aisyah. Awalnya, dia adalah sosok yang penuh kelembutan dan optimisme, tetapi mimpi tersebut seolah membuka luka lama, mengingatkan kembali trauma yang pernah dia rasakan. Sejak saat itu, dia menjadi lebih waspada, curiga, dan lebih ser

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 45 Aisyah tidak bisa mengendalikan pikirannya

    Sesampainya di rumah sakit, Aisyah langsung mendapatkan perhatian dan penanganan cepat dari dokter. Dokter segera melakukan pemeriksaan awal untuk menilai kondisinya dan memastikan dia mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Tim medis juga sigap menyiapkan peralatan serta obat-obatan yang mungkin diperlukan agar pasien. Aditya dengan wajah cemas bertanya, "Dok, bagaimana kondisi Aisyah sekarang? Kenapa dia belum sadar?"Dokter menenangkan Aditya, "Tenang, Pak Aditya. Setelah kami periksa, Istri Anda hanya mengalami kelelahan dan stres berlebih. Dia hanya perlu istirahat yang cukup."Aditya sedikit lega sambil mengelus dada, "Syukurlah, saya kira kondisinya parah. Terima kasih, Dok."Beberapa waktu kemudian, Aisyah akhirnya sadar.Aditya menghela napas lega, mendekati sang istri sambil berkata, "Aisyah... kamu sudah sadar. Kamu tahu betapa khawatirnya aku?"Aisyah hanya diam dan terlihat bingung.Aditya membelai rambut Aisyah yang tanpa mengenakan jilbab, "Sayang, kamu baik-baik saja?

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 46 Rencana

    Beberapa jam kemudian, dokter datang untuk memeriksa kondisi Aisyah sekali lagi. Setelah memastikan semuanya stabil, dokter memberi izin kepada Aisyah untuk pulang ke rumah.Dokter tersenyum hangat lalu berkata, "Nyonya, kondisi Anda sudah membaik. Anda bisa pulang sekarang, tapi ingat untuk tetap beristirahat dan tidak terlalu banyak pikiran, ya."Aisyah tersenyum tipis, masih terlihat lemah tetapi sudah lega mendengar penjelasan dari dokter. "Terima kasih, Dok," balas Aisyah.Aditya menatap dokter dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, Dokter, atas bantuannya. Kami akan pastikan istriku mendapat istirahat yang cukup di rumah."Setelah semua administrasi selesai, Aditya membantu Aisyah berdiri dengan hati-hati, memegangi bahunya dengan lembut saat mereka berjalan keluar rumah sakit.Sesampainya di mobil, Aditya menyiapkan kursi dan memastikan Aisyah nyaman.Aditya sambil memasangkan sabuk pengaman pada Aisyah berkata, "Kamu sudah siap pulang? Kita bisa berhenti kapan saja kalau ka

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 47 Aditya mulai gelisah dan bingung

    Mereka berdua mulai bermain, Aditya dengan lihai bermainan panas di atas ranjang. Permainan panas membuat keduanya menikmati bersama sampai puas. Keesokan paginya, setelah malam yang berat, Aditya terbangun dan melihat Aisyah duduk di dekat jendela kamar, tampak tenang dan teduh dalam keheningan pagi. Dia tersenyum melihat Aisyah yang begitu penuh kasih dan perhatian. Aditya merasa bersyukur memiliki istri yang selalu mendampinginya. Aditya tersenyum hangat, mendekati sang istri lalu berbisik, "Selamat pagi, Sayang. Maaf ya, aku membuatmu khawatir semalam."Aisyah pura-pura membalas tersenyum lembut, "Selamat pagi juga, Mas. Tidak apa-apa, aku hanya senang kamu sudah lebih baik. Lagian, kamu sungguh hebat tadi malam, main kuda-kudaan."Aditya tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. "Supaya kamu nggak terlalu tegang, bagaimana kalau kita isi hari ini dengan bersantai dan bermain sesuatu yang seru?"Aisyah tertawa tipis merasa senang dengan ide itu, dia bertanya, "Bermain apa, Mas

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 48 Banyak masalah bermunculan

    Aditya mondar-mandir di ruang CEO dengan langkah gelisah. Kepalanya penuh dengan pikiran yang berkecamuk, mencoba menghubungkan berbagai kemungkinan. Dia merasa dikhianati, tapi oleh siapa? Amelia Earhart tak mungkin bisa mengambil alih semuanya tanpa bantuan orang dalam. Tapi siapa? Itulah pikiran Aditya berputar-putar yang tidak tahu ujungnya.Aditya berbicara pada dirinya sendiri, wajahnya tegang, "Shintya... Dia memang licik. Tapi apa dia punya akses ke dokumen rahasia? Atau... jangan-jangan ada orang lain? Seseorang yang dekat denganku?"Aditya mengingat beberapa kejadian terakhir. Dia mulai merasakan ada kejanggalan. Shintya memang sering bersikap manipulatif, tapi dia bukan tipe yang bekerja dalam diam. Jika memang Shintya, kemungkinan besar dia akan meninggalkan jejak yang jelas. Namun, ada juga kemungkinan orang lain yang lebih cerdik, seseorang yang tidak pernah dia curigai.Aditya memikirkan Adre, asistennya yang tiba-tiba menghilang di saat krisis ini. Apakah Adre terlibat

Bab terbaru

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 51 Aditya sakit hati dan kecewa

    Setelah Aditya minum kopi tersebut. Mereka berdua bermain panas di ruang kerja dengan penuh gairah. Setelah menikmati momen intim yang penuh kehangatan di ruang kerja, Aditya dan Aisyah memutuskan untuk kembali ke kamar. Mereka saling menggenggam, lalu berjalan menuju pintu ruang kerja. Namun, saat Aditya membuka pintu, pemandangan tak terduga membuat mereka terhenti.Delon berdiri di depan pintu, jelas terlihat sedang mengintai. Wajahnya seketika berubah, penuh keterkejutan, seolah tidak menyangka akan ketahuan. Aisyah menatap Delon dengan alis terangkat, sementara Aditya langsung memasang ekspresi curiga.Aditya dengan nada tajam bertanya , "Delon? Apa yang kamu lakukan di sini?"Delon mencoba menyembunyikan kegugupannya, tetapi tubuhnya yang sedikit kaku menunjukkan bahwa dia merasa bersalah. Dia tertawa kecil, mencoba mengalihkan perhatian.Delon sambil menggaruk kepala, pura-pura santai sambil berkata, "Ah... aku cuma lewat, kok. Dengar suara aneh, jadi penasaran. Kupikir kalia

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 50 Aisyah membatalkan rencana awalnya

    Beberapa jam kemudian, suasana duka menyelimuti pemakaman keluarga besar Glazer. Langit mendung seolah ikut merasakan kesedihan yang dirasakan semua orang. Jasad Kakek Glazer telah dibawa ke makam keluarga, tempat peristirahatan terakhir bagi generasi pendahulu keluarga Glazer.Aditya berdiri di barisan depan bersama Aisyah di sampingnya, mengenakan pakaian serba hitam. Wajahnya terlihat pucat dan letih, matanya sembap karena kurang tidur dan terlalu banyak menangis. Namun, dia berusaha tetap tegar demi menghormati mendiang Kakek.Di sekitar mereka, anggota keluarga besar Glazer lainnya berkumpul, termasuk Elsa dan Fransisco. Namun, tidak ada kata-kata yang terucap di antara mereka, hanya tatapan dingin yang menambah suasana tegang di tengah prosesi duka.Seorang berdiri di depan makam, membacakan doa perpisahan dengan suara tenang namun penuh makna. Keluarga Glazer tidak beragama, mereka mengikuti umumnya di daerah setempat.Setelah doa selesai, para pelayat dipersilakan untuk member

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 49 Paling terpuruknya Aditya

    Saat Aditya memasuki ruang tunggu, matanya langsung tertuju pada sosok Aisyah yang sudah berada di sana. Wanita itu, duduk di sudut ruangan dengan wajah cemas, menunduk memandangi tangannya yang menggenggam erat tas kecilnya. Aditya menghentikan langkahnya sejenak, perasaan penuh ketidakberdayaan menyelimuti dirinya.Aisyah menyadari kehadirannya dan langsung berdiri. Dia berjalan mendekat dengan raut wajah khawatir, menyadari betapa terguncangnya sang suami.Aisyah suara lembut, penuh perhatian, meskipun dirinya berpura-pura. Rasa kemanusiaannya masih ada. Dia sadar bahwa Kakek Glazer adalah yang selalu baik padanya. "Mas... kamu baik-baik saja? Aku dengar kabar tentang Kakek dari Pak Rudy, jadi aku langsung ke sini."Aditya tidak langsung menjawab. Matanya menatap dalam ke arah Aisyah, seolah mencari kekuatan di dalam dirinya. Namun, di balik itu, ada ketidakberdayaan yang terpancar jelas dari sorot matanya.Aditya dengan suara lemah, hampir berbisik, "Aku... aku tidak tahu lagi ha

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 48 Banyak masalah bermunculan

    Aditya mondar-mandir di ruang CEO dengan langkah gelisah. Kepalanya penuh dengan pikiran yang berkecamuk, mencoba menghubungkan berbagai kemungkinan. Dia merasa dikhianati, tapi oleh siapa? Amelia Earhart tak mungkin bisa mengambil alih semuanya tanpa bantuan orang dalam. Tapi siapa? Itulah pikiran Aditya berputar-putar yang tidak tahu ujungnya.Aditya berbicara pada dirinya sendiri, wajahnya tegang, "Shintya... Dia memang licik. Tapi apa dia punya akses ke dokumen rahasia? Atau... jangan-jangan ada orang lain? Seseorang yang dekat denganku?"Aditya mengingat beberapa kejadian terakhir. Dia mulai merasakan ada kejanggalan. Shintya memang sering bersikap manipulatif, tapi dia bukan tipe yang bekerja dalam diam. Jika memang Shintya, kemungkinan besar dia akan meninggalkan jejak yang jelas. Namun, ada juga kemungkinan orang lain yang lebih cerdik, seseorang yang tidak pernah dia curigai.Aditya memikirkan Adre, asistennya yang tiba-tiba menghilang di saat krisis ini. Apakah Adre terlibat

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 47 Aditya mulai gelisah dan bingung

    Mereka berdua mulai bermain, Aditya dengan lihai bermainan panas di atas ranjang. Permainan panas membuat keduanya menikmati bersama sampai puas. Keesokan paginya, setelah malam yang berat, Aditya terbangun dan melihat Aisyah duduk di dekat jendela kamar, tampak tenang dan teduh dalam keheningan pagi. Dia tersenyum melihat Aisyah yang begitu penuh kasih dan perhatian. Aditya merasa bersyukur memiliki istri yang selalu mendampinginya. Aditya tersenyum hangat, mendekati sang istri lalu berbisik, "Selamat pagi, Sayang. Maaf ya, aku membuatmu khawatir semalam."Aisyah pura-pura membalas tersenyum lembut, "Selamat pagi juga, Mas. Tidak apa-apa, aku hanya senang kamu sudah lebih baik. Lagian, kamu sungguh hebat tadi malam, main kuda-kudaan."Aditya tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana. "Supaya kamu nggak terlalu tegang, bagaimana kalau kita isi hari ini dengan bersantai dan bermain sesuatu yang seru?"Aisyah tertawa tipis merasa senang dengan ide itu, dia bertanya, "Bermain apa, Mas

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 46 Rencana

    Beberapa jam kemudian, dokter datang untuk memeriksa kondisi Aisyah sekali lagi. Setelah memastikan semuanya stabil, dokter memberi izin kepada Aisyah untuk pulang ke rumah.Dokter tersenyum hangat lalu berkata, "Nyonya, kondisi Anda sudah membaik. Anda bisa pulang sekarang, tapi ingat untuk tetap beristirahat dan tidak terlalu banyak pikiran, ya."Aisyah tersenyum tipis, masih terlihat lemah tetapi sudah lega mendengar penjelasan dari dokter. "Terima kasih, Dok," balas Aisyah.Aditya menatap dokter dengan penuh terima kasih, "Terima kasih, Dokter, atas bantuannya. Kami akan pastikan istriku mendapat istirahat yang cukup di rumah."Setelah semua administrasi selesai, Aditya membantu Aisyah berdiri dengan hati-hati, memegangi bahunya dengan lembut saat mereka berjalan keluar rumah sakit.Sesampainya di mobil, Aditya menyiapkan kursi dan memastikan Aisyah nyaman.Aditya sambil memasangkan sabuk pengaman pada Aisyah berkata, "Kamu sudah siap pulang? Kita bisa berhenti kapan saja kalau ka

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 45 Aisyah tidak bisa mengendalikan pikirannya

    Sesampainya di rumah sakit, Aisyah langsung mendapatkan perhatian dan penanganan cepat dari dokter. Dokter segera melakukan pemeriksaan awal untuk menilai kondisinya dan memastikan dia mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. Tim medis juga sigap menyiapkan peralatan serta obat-obatan yang mungkin diperlukan agar pasien. Aditya dengan wajah cemas bertanya, "Dok, bagaimana kondisi Aisyah sekarang? Kenapa dia belum sadar?"Dokter menenangkan Aditya, "Tenang, Pak Aditya. Setelah kami periksa, Istri Anda hanya mengalami kelelahan dan stres berlebih. Dia hanya perlu istirahat yang cukup."Aditya sedikit lega sambil mengelus dada, "Syukurlah, saya kira kondisinya parah. Terima kasih, Dok."Beberapa waktu kemudian, Aisyah akhirnya sadar.Aditya menghela napas lega, mendekati sang istri sambil berkata, "Aisyah... kamu sudah sadar. Kamu tahu betapa khawatirnya aku?"Aisyah hanya diam dan terlihat bingung.Aditya membelai rambut Aisyah yang tanpa mengenakan jilbab, "Sayang, kamu baik-baik saja?

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 44 Ada apa dengan Aisyah?

    Aditya terbangun di pagi hari dengan sinar matahari yang lembut masuk melalui jendela kamar mereka. Udara pagi terasa segar, disertai embun yang masih menempel di daun-daun di taman kecil depan rumah.Aditya menggeliat pelan, membuka matanya sambil tersenyum melihat Aisyah yang masih tertidur di sampingnya. Perlahan, dia bangkit dan menuju dapur untuk menyiapkan teh hangat untuk mereka berdua.Tak lama kemudian, aroma teh yang harum tercium ke seluruh ruangan, membangunkan Aisyah yang akhirnya membuka matanya. Dia mengalami perubahan kepribadian yang signifikan setelah bermimpi tentang Aditya yang kembali bertindak kejam. Mimpi itu terasa begitu nyata hingga membuatnya sangat terkejut dan terguncang. Setelah bangun, perasaan takut dan cemas menghantui Aisyah. Awalnya, dia adalah sosok yang penuh kelembutan dan optimisme, tetapi mimpi tersebut seolah membuka luka lama, mengingatkan kembali trauma yang pernah dia rasakan. Sejak saat itu, dia menjadi lebih waspada, curiga, dan lebih ser

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 43 Tiba-tiba ingat masa lalu

    "Pake tanya lagi, tangan kamu membuatku kepanasan," balas Aisyah.Di tengah hiruk-pikuk jalan raya yang masih ramai, Aisyah yang duduk di dalam mobil tersenyum. "Ayo kita bermain di sini," ajak Aisyah, entah perasaannya sudah tidak bisa ditahan lagi dia juga ketagihan permainan suaminya. "Ah, tahan dulu. Aku akan cari tempat untuk bersenang-senang." Aditya segera mencari tempat yang lebih sepi untuk menikmati kebersamaan tanpa mengganggu arus lalu lintas. Aditya perlahan mengemudikan mobil mereka keluar dari keramaian, menuju tempat yang tenang. Di sana, Aditya tertawa lepas, menikmati kebersamaan yang nikmat, membuat momen yang tak terlupakan di bawah langit senja di dalam mobil. "Pindah kebelakang, di sini sempit!" kata Aditya. "Bukannya enak yang sempit." "Ist ... istriku sekarang mulai nakal dan berani." "Itu ajaran dari kamu." "Benarkah?" "Hem." Aisyah mulai ganas bermain di dalam mobil goyang, ganti di belakang sampai puas. Sama-sama puas mereka bersenderan di kursi. K

DMCA.com Protection Status