Share

30. indah pada waktunya

"Mas, kamu kok enggak pernah hubungi aku? Aku enggak bisa hubungi nomer kamu lagi. Aku mau masuk ke rumahmu juga enggak bisa. Kenapa sih kamu tega banget, Mas?"

Aku memalingkan wajah. Merasa malas juga kesal pada ucapan Santi yang sok dekat pada Mas Salman dengan begitu manja. Aku pun mencoba bersikap biasa saja karena tangan Mas Salman memegang tanganku erat. Walau hatiku sesak mengingat kembali hari-hari bagaimana Mas Salman selalu bersama Santi dulu.

"Sayang, mungkin sebaiknya kamu masuk dan istirahat. Kasian calon anak kita," ucap Mas Salman sembari mengusap lembut perutku yang masih rata.

Santi menggelengkan kepalanya. "Mas, Jangan bercanda! Kamu enggak mungkin tega meninggalkan aku yang mencintaimu'kan, Mas?" Mas Sandy terus menggoyang-goyangkan tubuh Mas Salman yang masih berdiri mematung.

Aku menghembuskan napas dengan dalam. "Mas, aku masuk duluan."

Mas Salman menghentikan langkahku dengan menarik tanganku. "Ana, kamu tidak perlu khawatir. Aku tidak mungkin melakukan kes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status