Share

Bab 2. Penjara

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2024-09-09 17:15:12

Savanah berdiri di depan kantor sipir penjara dengan keringat yang membasahi keningnya dan wajahnya terlihat sedikit pucat dengan napas yang menderu. Dia terlambat! Waktu berkunjung sudah selesai.

"Tolong, izinkan aku melihat Ibuku sebentar," ucap Savanah sambil menyodorkan sedikit uang kepada sipir penjara tersebut.

Sipir penjara melirik Savanah dengan tatapan dingin. Sebuah syal murahan berwarna merah diikatkan pada leher Savanah, membuat penampilan wanita itu terlihat kacau. Tidak ada yang tahu, Savanah mengikat lehernya untuk menutupi bekas cumbuan yang dia dapatkan.

"Baiklah. Kamu punya dua menit."

Savanah menaikkan kedua jarinya dengan senyum manis, "Dua menit cukup. Terima Kasih."

Sambil menahan nyeri pada perutnya karena dia belum memakan apa pun sedari pagi. Waktu perjalanan dari bar tempat dia bekerja ke penjara adalah dua jam. Dia tidak mungkin sempat untuk sarapan.

Savanah mengikuti langkah sipir penjara menuju ke ruang temu lalu duduk dengan sabar.

Tidak lama kemudian, Suzie Brown muncul dengan pakaian tahanan.

"Ibu." Savanah segera memeluk sang ibu dengan air mata yang tercurah.

"Aku sudah mendapatkan pinjaman. Ibu akan keluar besok pagi," lanjutnya.

Savanah merasa harus mengabari sang ibu mengenai pinjaman yang baru diperolehnya semalam. Walau rentenir itu memberikan bunga yang cukup mencekik, selama dia tetap bekerja di bar Salvatone dan mengambil shift malam, maka dia akan bisa melunasi semua hutangnya. Yang penting ibunya bisa segera keluar dari penjara.

Suzie Brown memberikan sebuah senyuman kepada anak gadisnya pada saat bertemu. "Maafkan Ibu, tapi semua yang Ibu lakukan adalah untuk kebaikanmu, Nak."

Savanah mengerutkan keningnya karena tidak mengerti, tetapi Suzie segera mengalihkan pembicaraan, "kamu terlihat pucat, apakah kamu sudah sarapan?"

Savanah menggelengkan kepalanya pelan, "aku hanya ingin segera melihat Ibu."

Tiba-tiba, sipir penjara muncul dan berseru, "waktu berkunjung habis!"

"Eh, tapi ini belum satu menit!" Savanah merasa tidak adil.

"Kamu harus menambah sedikit bila ingin lebih lama atau-" penjaga itu menelusuri lekuk tubuh Savanah dengan matanya.

"Pulanglah, Nak. Ibu baik-baik saja di sini," sela Suzie sambil mendorong Savanah keluar dari ruangan temu, menyadari tatapan lapar dari penjaga penjara.

Savanah keluar dari penjara sambil menghapus air mata setelah melayangkan tatapan penuh kebencian kepada sipir penjara yang sudah mengambil uangnya namun hanya memberikan waktu satu menit untuknya.

Hari ini, dia akan bertemu dengan calon suami yang dijodohkannya dengannya. Seorang putra tunggal dari taipan kaya yang menawarkan sejumlah uang yang cukup menggiurkan.

Awalnya dia akan memakai uang itu untuk menebus sang ibu yang masuk penjara dengan hukuman percobaan. Tapi karena malam naas yang dialaminya semalam, Savanah mulai merasa sedih dan frustasi karena kesuciannya sudah diambil oleh pria asing.

"A-aku tetap harus ke sana dan membatalkan perjodohan ini."

Savanah merasa harus mengembalikan uang muka pemberiannya. Sebab akan menjadi sebuah masalah besar lagi apabila putra tunggal yang akan dijodohkan dengannya tahu bahwa dia sudah tidak suci pada hari pernikahan mereka nanti.

Dia tidak akan mungkin bisa membohongi sebuah kenyataan pahit yang terjadi tanpa dia mampu mengelaknya.

Savanah segera menaiki bus untuk kembali ke kost di mana dia tinggal. Sampai di kost, paman pemilik kost segera menyapanya.

"Hari ini kamu akan membayar? Atau kamu keluar saja. Kami sudah mendapatkan pelanggan baru yang mungkin membayar lebih mahal." Pria bertubuh gempal itu melayangkan tatapan penuh sindiran ke arah Savanah.

"A-aku akan membayar nanti malam," ucap Savana dengan langkah terburu-buru. Dia merasa risih dengan tatapan paman pemilik kost yang menelusuri lekuk tubuhnya.

"Malam ini, dengan apa?" Paman kost itu menyusul langkah Savanah sehingga dia segera memperbesar langkahnya menuju ke kamar.

"Bayar tunai, saya akan lebihkan nanti, Om!" Savanah menyahut sambil memutar kunci pintu.

Bam!

Pintu segera ditutupnya dan dikunci dari dalam. Meninggalkan pria gempal yang mematung di depan pintu.

"Hei! Hati-hati! Ini pintu kamarku. Kalau merusaknya, maka kamu mungkin tidak mampu membayarnya, kecuali-"

"Akan kubayar! Pergilah!"

Savanah menahan air matanya. Apa seorang perempuan rendah sepertinya, tubuhnya selalu bisa dijadikan alat tukar pria-pria berengsek itu?

Related chapters

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 3. Keluarga Taipan Kaya

    Savanah terduduk di lantai belakang pintu dengan tubuh bergetar memeluk dirinya sendiri dan menangis.Sesaat kemudian, dia merasa harus segera mandi dan mempersiapkan diri untuk jamuan makan siang di rumah Taipan kaya yang menjodohkan putra tunggalnya.Savanah membuka pakaiannya perlahan. Semua tubuhnya penuh dengan bekas cumbuan. Savanah menegadahkan kepalanya dan melihat pantulan lehernya di cermin."Ini harus ditutup. A-aku harus memakai syal."Setengah jam kemudian, Savanah sudah berada di tengah jalan menuju tempat makan siang keluarga calon suaminya.Dengan kecepatan stabil, Savanah menekan gas pada sepeda motor tua miliknya untuk menuju ke perumahan Citraland Main City."Blok DD nomor 8," gumamnya sambil melihat ke kiri dan ke kanan. Savanah sudah sampai di persimpangan saat tiba-tiba sebuah motor sport berwarna kuning hampir menabraknya. "Eh!"Citt! Bang!Sepeda motor milik Savanah terjatuh dan lututnya terantuk ke aspal yang keras."Aarghh!" Savanah memekik kesakitan, teren

    Last Updated : 2024-09-09
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 4. Batalkan pernikahan!

    Damian. Pria yang tadi hampir menabraknya, kini berdiri di hadapannya dengan mengenakan kemeja putih bersih dan jas formal, rambutnya yang tadi acak-acakan kini tertata rapi. Sebuah senyuman tipis bermain di bibirnya, jelas menikmati keterkejutan yang terlukis di wajah Savanah."Inilah putraku, Damian Pangestu," kata Jason, dengan bangga. "Dan, dia adalah calon suamimu."Savanah merasa kakinya melemas. Seolah disambar petir, mulutnya sedikit terbuka tanpa kata-kata keluar. "A-apa?" gumamnya, hampir tidak terdengar.Damian tersenyum, menatap Savanah dengan tatapan yang merendahkan. "Ternyata bertemu denganmu lagi, Savanah," ucapnya dengan nada yang licik, seolah menikmati setiap detik kebingungannya.Savanah berusaha keras menguasai diri, menenangkan amarah dan keterkejutannya. "Calon suami?" ulangnya, suaranya sedikit bergetar lalu menelan salivanya yang terasa seperti batu kecil.Jason menatapnya dengan tenang. "Asisten saya sudah membahas semua detailnya untuk Anda, bukan?"Savanah

    Last Updated : 2024-09-09
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 5. Cincin

    Jason tetap tenang, menyeka mulutnya dengan serbet. “Kamu tahu, Damian, ini bukan lelucon. Ini adalah kenyataan. Dan aku tidak ingin mendengar lagi keberatanmu.”Damian mendengus, tapi memilih untuk tidak melawan lebih jauh. Dia mengangkat gelas dan meneguk anggur di dalamnya sampai habis lalu menatap Savanah yang masih diam. "Dan kau?" tanyanya tiba-tiba, nadanya mengejek. "Apa kau akan duduk di sini selamanya dengan ekspresi ketakutan itu, atau setidaknya berpura-pura menikmati makanan ini?"Savanah mengangkat matanya, tatapannya tajam. "A-aku." Savanah tidak berani melanjutkan kalimatnya. Ketakutannya kembali mencuat tatkala Damian menatapnya dengan tajam.Di benaknya, berputar pikiran kalut tentang cara bagaimana menjelaskan kondisi yang menimpanya sekarang. Dia bukan seorang gadis yang suci lagi!Damian tertawa kecil, tapi tawa itu tanpa kegembiraan. Jason memotong pembicaraan mereka, suaranya tenang namun penuh otoritas. "Cukup," ujarnya. "Kita di sini untuk membicarakan masa

    Last Updated : 2024-09-09
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 6. Keisha

    Damian menarik tangan Keisha keluar dari bar ‘Salvastone’ tanpa perkataan apa pun. Keisha sangat bingung, tetapi dia menurut dengan patuh saat Damian memakaikan helmet lalu mengangkatnya naik ke atas motor sport miliknya.Damian menyalakan motor sportnya dengan bunyi mesin yang menggelegar, lalu mereka berdua melaju di jalan menuju pantai.Keisha duduk di belakang, memeluk pinggang Damian erat-erat. Hembusan angin laut mulai terasa saat motor semakin mendekati pantai, tapi yang paling terasa oleh Keisha adalah debar jantungnya yang semakin kencang. Tangannya sedikit gemetar, bukan hanya karena angin, tapi karena kedekatan dengan Damian yang sedang memboncengnya.Keisha mengenal Damian sebagai 'Top spending' di bar tempat mereka bekerja. Tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka menjadi pacarnya walau dia tahu Damian suka bergonta-ganti pasangan.Keisha memeluk tubuh penuh otot sempurna itu dengan erat. Sepanjang perjalanan, keduanya tetap hening, membiarkan suara deru mes

    Last Updated : 2024-09-09
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 7. Wanita milik Damian.

    Usai mengatakan demikian, Damian kembali naik ke motor sportnya. "Naiklah, aku akan mengantarmu kembali ke bar," ucapnya sambil menyodorkan helmet kepada Keisha yang menerimanya dengan enggan.Dalam hati, Keisha berharap lebih. Namun saat motor sport itu dilajukan membelah jalan raya, Damian melanjutkan kalimatnya, "mulai sekarang, kamu adalah wanitaku, Keisha. Jangan pernah menipuku atau kamu akan menyesali semua yang sudah kita alami.""Huh?" Keisha merasa bingung mendengar perkataan Damian yang dibarengi dengan suara deru arus jalan raya. Namun, perkataan bahwa dia menjadi wanita Damian, membuat hatinya berbunga-bunga.Keisha tersenyum dan mempererat pelukan tangannya di pinggang Damian. Walau pun dia tahu, bahwa pria itu akan menikah, namun siapa pun tidak akan menolak seorang Taipan Kaya.Tiba-tiba Keisha teringat Savanah dan cincin yang menjadi miliknya. "Damian, apakah kamu mengenal Savanah?""Savanah?" ulang Damian. Tentu saja dia mengenal Savanah. Gadis lusuh itu yang akan me

    Last Updated : 2024-09-09
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 8. Ibu pingsan!

    Belum sempat Savanah menjawab perkataan Damian, ponselnya tiba-tiba berdering. Layar menunjukkan nama "Penjara"."Maaf, saya harus menjawab ini," ucap Savanah dengan canggung.Dia segera melangkah lebih jauh sambil menempelkan ponsel di telinganya."Dengan Nona Savanah.""Saya sendiri, ada apa?""Nona Savanah, kami dari petugas penjara mengabarkan bahwa Ibu Anda baru saja pingsan," sahut suara di seberang dengan tegas."Apa?!" Savanah membeku seketika dan tubuhnya langsung terasa lemas. Dia menggenggam erat ponselnya, otaknya berputar-putar di antara rasa takut, cemas, dan tak berdaya."B-bagaimana keadaannya sekarang?" Suaranya terpecah dan terdengar parau dan hampir tidak terdengar."Kami sudah memanggil tim medis, tetapi untuk tindakan medis lebih lanjut, kami butuh izin dari pihak keluarga," lanjut suara di seberang."Saya akan ke sana sekarang juga," sahut Savanah sambil berlari kembali ke arah Damian. Detik itu juga, air mata mulai menggenang di kedua matanya. Jantungnya berdet

    Last Updated : 2024-09-25
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 9. Siapa pria tampan ini?

    Savanah meneguk salivanya sendiri dan tetap melanjutkan langkah kakinya walau sedikit merasa terganggu karena Damian sangat tampan.'Pria ini tidak banyak berkata-kata, tetapi dia tampan. Namun, bagaimana bila pria ini mengetahui bahwa dia bukan seorang wanita suci lagi dan bagaimana hubungannya dengan Keisha?' Savanah tidak hentinya memutar pemikirannya sembari melangkah menuju ke ruangan medis, di mana sang ibu dirawat.Perjalanan menuju ke ruang medis terasa seperti seumur hidup bagi Savanah dan tanpa sadar, dia mengenggam lengan Damian semakin erat sampai pria itu mengetahui tingkat kecemasan dari wanita di sampingnya tersebut.Saat memasuki klinik penjara, mata Savanah langsung mencari sosok ibunya. Dan di sanalah dia, terbaring lemah di ranjang, dengan beberapa perawat berdiri di sekelilingnya.“Ibu!” Savanah langsung berlari ke sisi ranjang, memegang tangan ibunya yang dingin. Damian mengikuti dari belakang, mengamati dalam diam dan wajah yang datar.Suzie Brown membuka matany

    Last Updated : 2024-09-25
  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 10. Kurang Nutrisi

    Savanah tentu saja merasa terpuruk dengan apa yang dikatakan oleh Damian, tetapi sejauh ini, pria itu sudah menunjukkan kekuasaannya dan bahwa kalimatnya adalah mutlak.Dia bukan seseorang yang mampu untuk melawan takdir.Beberapa saat kemudian, sang ibu didorong keluar dari ruangan dengan kursi roda. Wajahnya tampak pucat, bibirnya kering, dan napasnya tersengal.Savanah bergegas dan berlari mendekat, menatap ibunya dengan mata yang mulai berkaca-kaca."Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanyanya dengan suara bergetar, hatinya diliputi rasa takut yang mendalam.Seorang Dokter yang berdiri di samping kursi roda menatap Savanah dengan penuh simpati. "Keadaannya stabil untuk saat ini, tapi dia perlu beristirahat dan mendapatkan perawatan lebih lanjut.""Ibu Anda mengalami kurang nutrisi dan kesehatannya akan memburuk apabila tidak mendapat perawatan dengan baik. Kami akan mengirim hasil darah ke laboratorium dan menunggu hasilnya. Silakan menyelesaikan administrasinya terlebih dahulu. Permi

    Last Updated : 2024-09-26

Latest chapter

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 220. Aku bersedia menikah denganmu!

    Savanah berbalik ke arah Roni, menggenggam tangannya erat, dan berkata dengan nada penuh keyakinan, “Roni, aku bersedia menikah denganmu.”Roni tertegun sejenak, jelas tidak menduga bahwa Savanah akan mengatakan hal itu di saat seperti ini. Namun, senyumnya perlahan muncul, dan ia membalas genggaman tangan Savanah dengan lembut.“Terima kasih, Savanah,” kata Roni dengan suara yang penuh emosi. Lalu memeluk Savanah dengan erat. Dia lalu memegang dagu Savanah dan melayangkan ciuman yang intens.Savanah membalas ciuman yang dalam itu dengan penuh perasaan tanpa menanggapi apalagi mempedulikan siapa yang berada di sana.Wajah Damian langsung berubah. Untuk pertama kalinya, tatapan dinginnya digantikan oleh ekspresi marah yang tidak bisa ia sembunyikan. Rahangnya mengeras, dan ia mengepalkan tangannya dengan kuat di sisi tubuhnya.“Bagus,” katanya dengan suara re

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 219. Kemarahan

    Savanah hanya bisa tersenyum kecil, meskipun hatinya masih terasa berat. “Aku hanya ingin semuanya kembali seperti dulu, Bu. Aku ingin hidup kita kembali tenang.”Suzie menarik napas panjang. “Kadang-kadang, hidup tidak memberi kita ketenangan yang kita harapkan. Tapi kau harus ingat, Savanah, bahwa kekuatanmu akan membawamu melewati semuanya.”Ketika percakapan mulai mereda, Roni melangkah mendekat dengan senyum lembut. Ia mengambil beberapa buah dari keranjang dan meletakkannya di piring kecil.“Ibu harus makan sesuatu,” kata Roni dengan nada sopan tetapi tegas. “Ini akan membantu menjaga energi Anda.”Suzie menatap Roni dengan senyum hangat. “Terima kasih, Roni. Kau selalu perhatian pada Savanah, dan sekarang juga padaku.”Roni mengangguk dengan tulus. “Savanah berarti segalanya bagi saya, Bu. Saya hanya ingin memastikan bahw

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 218. Mengunjungi Ibu

    Keisha menyeringai, menikmati ketegangan yang terjadi di dalam lift. Namun, Damian tetap tenang, meskipun matanya sedikit menyipit. Setelah beberapa detik hening, ia akhirnya berbicara dengan nada dingin dan menusuk.“Barang bekas tidak layak diperebutkan,” katanya singkat.Savanah merasa tubuhnya kaku mendengar kata-kata itu. Tatapannya langsung jatuh ke lantai, mencoba menyembunyikan rasa sakit yang mendalam. Namun, sebelum ia bisa mengatakan apa pun, Roni merengkuh bahunya lebih erat.“Dia tidak perlu layak untukmu,” balas Roni dengan tajam. “Yang penting, dia layak untukku. Itu sudah cukup.”Damian tidak menjawab. Ia hanya berdiri dengan ekspresi dingin, tetapi tatapannya sesekali melirik ke arah Savanah. Di sisi lain, Keisha menyenggol lengan Damian dengan senyum sinis.“Biarkan saja mereka, Damian,” kata Keisha dengan nada men

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 217. Jason tahu

    “Damian?” panggil Jason sambil mendekati ranjang.Damian mengangkat map itu, lalu menyerahkannya kepada ayahnya tanpa berkata apa-apa. Jason membuka map itu, membaca isinya dengan seksama. Setelah beberapa menit, ia menutup map itu dengan napas berat.“Kau sudah tahu tentang ini?” tanya Damian akhirnya, nadanya tenang tetapi penuh dengan tekanan.Jason mengangguk pelan. “Ya, aku tahu.”“Kenapa kau tidak pernah memberitahuku?” Damian menatap ayahnya dengan tajam.Jason duduk di kursi di sebelah ranjang, menghela napas panjang sebelum menjawab. “Karena aku tahu bahwa kebenaran ini tidak akan mengubah apa pun. Suzie adalah sahabat ibumu, Damian. Dia mencoba membantu sebanyak yang ia bisa. Keterlambatannya malam itu adalah kecelakaan, bukan kejahatan. Dia juga kehilangan sesuatu malam itu, sama seperti kita.”

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 216. Dia adalah Suzie Brown, Ibu Savanah

    “Aku akan memancingnya,” kata Keisha dengan nada penuh perhitungan. “Aku akan memastikan Damian tahu bahwa Savanah adalah bagian dari keluarga yang telah menghancurkan hidupnya. Setelah itu, Damian akan menjauh darinya selamanya.”Setelah menutup telepon, Keisha duduk bersandar di kursinya dengan senyum lebar. Ia merasa bahwa kemenangan ada di genggamannya..“Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu sekarang, Savanah,” bisik Keisha sambil menatap map itu. “Aku akan memastikan Damian menjadi milikku, dan kau akan kehilangan segalanya.”Keisha mengambil segelas anggur dari meja sampingnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi seolah-olah sedang memberikan penghormatan kepada dirinya sendiri. Ia menyesap anggur itu perlahan, menikmati rasa manis kemenangan yang sudah hampir di depan mata."Akhirnya aku bisa menghancurkan kalian Savanah!"***Damian duduk di ranjang r

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 215.Rencana Keisha

    Pintu ruangannya diketuk pelan sebelum seorang pria masuk. Pria itu berusia paruh baya dengan wajah yang menunjukkan pengalaman panjang di dunia investigasi. Ia adalah detektif swasta terbaik yang bisa Keisha sewa, seseorang yang terkenal karena kemampuannya mengungkap rahasia tersembunyi.“Silakan duduk,” kata Keisha dengan nada santai sambil menunjuk kursi di depannya.Pria itu mengangguk, lalu duduk dan meletakkan sebuah map tebal di atas meja. “Semua yang Anda minta ada di sini, Nona Keisha,” katanya sambil mendorong map itu ke arah Keisha.Keisha membuka map tersebut dengan cepat, matanya menyapu setiap halaman dengan penuh perhatian. Foto-foto, dokumen resmi, hingga laporan rinci memenuhi map itu, semuanya terkait dengan Suzie Brown dan keluarganya.Keisha berhenti sejenak ketika matanya tertuju pada sebuah halaman yang memuat informasi tentang hubungan Suzie dengan kelu

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 214. Penyelidikan Keisha

    Di tengah perjalanan, mobil Suzie dihantam sebuah truk yang melaju kencang. Kecelakaan itu tidak fatal, tetapi cukup untuk membuat Suzie pingsan di tempat.Ketika akhirnya Suzie tiba di rumah sakit, waktu sudah terlalu terlambat. Alicia telah kehilangan terlalu banyak darah, dan meskipun dokter berhasil menyelamatkan bayi Damian, nyawa Alicia tidak bisa diselamatkan.Jason masih ingat dengan jelas bagaimana ia memeluk tubuh Alicia yang dingin di ruang perawatan. Air mata tidak berhenti mengalir dari matanya saat ia mendengar tangisan pertama Damian. Malam itu, ia kehilangan segalanya—istrinya, belahan jiwanya, dan rasa percaya dirinya sebagai seorang suami yang mampu melindungi keluarganya.Jason tidak pernah menyalahkan Suzie atas apa yang terjadi. Ia tahu bahwa wanita itu telah melakukan yang terbaik, dan kecelakaan itu adalah sesuatu yang tidak bisa ia kendalikan. Namun, keluarga Jason, terutama ibu Alicia , tidak pernah mene

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 213. Rahasia masa lalu

    Pria itu turun dari motornya dengan cepat, melepas helmnya, dan berlari mendekati Savanah. Wajahnya tampak cemas, seolah-olah ia sudah lama mencari wanita itu.“Savanah,” panggil Roni dengan nada lembut tetapi penuh kekhawatiran. “Kenapa kau di sini? Kau baik-baik saja?”Savanah menatap Roni dengan mata yang masih berkaca-kaca. Ia tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu. Di dalam hatinya, ia merasa seperti sedang berdiri di tepi jurang, tidak tahu apakah ia harus melompat atau mundur.“Kenapa kamu selalu hadir pada saat aku butuh?” tanyanya dengan suara yang hampir berbisik, tetapi cukup untuk didengar oleh Roni.Roni tersenyum kecil, lalu tanpa ragu ia merangkul Savanah ke dalam pelukannya. Pelukan itu hangat, penuh dengan ketulusan yang membuat Savanah merasa sedikit lebih tenang.“Karena aku adalah pangeran kudamu,” jawab Roni pelan

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 212. Ambil priamu!

    Saat pintu akhirnya terbuka, Keisha langsung berdiri, tangannya terlipat di depan dada. Ia menatap Savanah yang keluar dengan ekspresi dingin tetapi terlihat puas.“Dua jam?” tanya Keisha tajam. “Apa yang kalian lakukan? Kenapa sampai selama itu?”Savanah menoleh padanya, wajahnya tenang tetapi tatapannya penuh makna. “Ambil priamu, Keisha. Jaga dia baik-baik. Aku tidak akan datang untuk mengganggu lagi.”Keisha menyipitkan matanya, mencoba menangkap makna di balik kata-kata Savanah. “Kau sebaiknya tetap memegang ucapanmu,” sindirnya sambil melangkah menuju pintu kamar Damian.Keisha membuka pintu dengan kasar, penuh rasa cemburu dan amarah yang ia coba tahan. Namun, langkahnya terhenti seketika ketika ia melihat pemandangan di dalam kamar.Damian terbaring di atas ranjang, tubuhnya hanya ditutupi selimut putih rumah sakit. Wajahnya

DMCA.com Protection Status