Share

Bab 6. Keisha

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Damian menarik tangan Keisha keluar dari bar ‘Salvastone’ tanpa perkataan apa pun. Keisha sangat bingung, tetapi dia menurut dengan patuh saat Damian memakaikan helmet lalu mengangkatnya naik ke atas motor sport miliknya.

Damian menyalakan motor sportnya dengan bunyi mesin yang menggelegar, lalu mereka berdua melaju di jalan menuju pantai.

Keisha duduk di belakang, memeluk pinggang Damian erat-erat. Hembusan angin laut mulai terasa saat motor semakin mendekati pantai, tapi yang paling terasa oleh Keisha adalah debar jantungnya yang semakin kencang. Tangannya sedikit gemetar, bukan hanya karena angin, tapi karena kedekatan dengan Damian yang sedang memboncengnya.

Keisha mengenal Damian sebagai 'Top spending' di bar tempat mereka bekerja. Tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka menjadi pacarnya walau dia tahu Damian suka bergonta-ganti pasangan.

Keisha memeluk tubuh penuh otot sempurna itu dengan erat. Sepanjang perjalanan, keduanya tetap hening, membiarkan suara deru mesin dan angin menjadi satu-satunya pengiring perjalanan mereka.

Ketika sampai di pinggir pantai, Damian mematikan mesin, dan suara ombak yang tenang mulai menggantikan bisingnya jalan. Mereka turun dari motor, berdiri berhadapan tanpa kata.

Setelah keheningan yang seolah abadi, Damian akhirnya berkata, "Maafkan aku."

Keisha hanya menatapnya dan masih bingung. Masih belum mengerti apa yang sedang terjadi.

Kedua matanya menatap Damian yang sedang memasukkan cincin tadi ke sebuah kalung lalu mengalungkannya kembali ke lehernya sendiri, seakan mengunci sesuatu yang pernah ada.

"Uhm, milik kekasihmu?" tanya Keisha dengan ragu. Damian menoleh sambil memegang cincin yang sedang bergantung di lehernya. Pria itu memilih diam lalu melihat ke arah pantai.

Kalung dengan cincin yang tergantung di lehernya seolah menandakan masa lalu yang belum sepenuhnya hilang.

Keisha berdiri mematung, angin pantai yang sejuk membelai lembut wajahnya, namun pikirannya dipenuhi kebingungan dan pertanyaan yang menumpuk.

"Milik mendiang Ibuku," kata Damian sesaat setelah keheningan yang terasa abadi, suaranya rendah dan berat, bercampur dengan deru ombak yang menerpa pantai.

Keisha terdiam, mencoba menghubungkan peristiwa semalam dengan kata-kata Damian yang baru saja ia dengar.

Cincin itu—cincin yang ia kira milik seorang wanita lain, ternyata menyimpan cerita yang jauh lebih dalam. Keisha mengerjapkan matanya berulang kali, perasaannya campur aduk.

"Aku minta maaf atas apa yang terjadi tadi malam, apakah masih terasa sakit?"

Perkataan Damian membuat Keisha semakin bingung, tetapi kepala Keisha berputar cepat. Mengenai cincin yang dimiliki Savanah dan ternyata adalah milik pria tampan yang sedang berdiri di hadapannya saat ini. Apa yang terjadi semalam? Keisha berusaha mencerna dengan cepat.

"Uhm, sedikit. Sungguh memalukan, a-aku..." Keisha kehilangan kata-kata. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi apa yang harus dijawabnya? Rasa sakit yang disebut Damian, apakah ia benar-benar terluka, atau ada makna lain? Sementara otaknya berusaha mencari jawaban, Damian kembali berbicara, kali ini lebih pelan namun sangat jelas.

"Aku akan menikah, tapi-" Damian menoleh sekali ke arah Keisha. Keisha segera mengedipkan matanya berulang kali dan terpaku, melihat ketampanan Damian di antara angin-angin sepoi yang menyibak rambut pria itu.

"Aku akan memberikan perhatianku kepadamu," lanjut Damian, kembali menatap kosong. Kedua tangannya dimasukkan ke kantongnya.

Keisha tercengang, mengigit bibirnya sendiri. Nafasnya terhenti sejenak saat mendengar kata-kata itu.

Ternyata Damian adalah pria yang sebentar lagi akan menikah, mengatakan hal itu dengan begitu tenang, seperti pernyataannya bukan sesuatu yang berat. Keisha menatap Damian, ketampanannya terasa semakin tajam di antara hembusan angin yang lembut menyapu rambutnya.

Keisha merasa ingin sekali memiliki pria tampan yang tajir ini, melebihi apa pun saat ini.

"Apakah aku akan menjadi simpananmu?" tanya Keisha tiba-tiba, kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya. Ia sendiri terkejut dengan pertanyaannya yang terdengar bodoh, namun dia sungguh tidak tahu harus bagaimana melanjutkan cerita sesuai dengan apa yang Damian inginkan.

Semuanya bercampur dengan kebingungan yang belum terurai olehnya.

Damian menoleh tajam, ekspresinya berubah. Ada sesuatu yang terlihat jelas di matanya—bukan kemarahan, tapi lebih ke kesedihan dan penyesalan. "Bukan. Kau lebih dari itu."

"Siapa namamu?" tanya Damian sesaat kemudian.

"Keisha." Keisha mengulurkan tangannya tetapi Damian hanya menatap tangan yang terulur itu dan mengernyitkan alis. Damian merasa, seharusnya tangan mungil perempuan yang dia cekal semalam itu berbekas.

Namun, dia merasa terlalu arogan untuk menanyakan lebih lanjut. "Panggil aku Damian." 

Related chapters

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 7. Wanita milik Damian.

    Usai mengatakan demikian, Damian kembali naik ke motor sportnya. "Naiklah, aku akan mengantarmu kembali ke bar," ucapnya sambil menyodorkan helmet kepada Keisha yang menerimanya dengan enggan.Dalam hati, Keisha berharap lebih. Namun saat motor sport itu dilajukan membelah jalan raya, Damian melanjutkan kalimatnya, "mulai sekarang, kamu adalah wanitaku, Keisha. Jangan pernah menipuku atau kamu akan menyesali semua yang sudah kita alami.""Huh?" Keisha merasa bingung mendengar perkataan Damian yang dibarengi dengan suara deru arus jalan raya. Namun, perkataan bahwa dia menjadi wanita Damian, membuat hatinya berbunga-bunga.Keisha tersenyum dan mempererat pelukan tangannya di pinggang Damian. Walau pun dia tahu, bahwa pria itu akan menikah, namun siapa pun tidak akan menolak seorang Taipan Kaya.Tiba-tiba Keisha teringat Savanah dan cincin yang menjadi miliknya. "Damian, apakah kamu mengenal Savanah?""Savanah?" ulang Damian. Tentu saja dia mengenal Savanah. Gadis lusuh itu yang akan me

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 8. Ibu pingsan!

    Belum sempat Savanah menjawab perkataan Damian, ponselnya tiba-tiba berdering. Layar menunjukkan nama "Penjara"."Maaf, saya harus menjawab ini," ucap Savanah dengan canggung.Dia segera melangkah lebih jauh sambil menempelkan ponsel di telinganya."Dengan Nona Savanah.""Saya sendiri, ada apa?""Nona Savanah, kami dari petugas penjara mengabarkan bahwa Ibu Anda baru saja pingsan," sahut suara di seberang dengan tegas."Apa?!" Savanah membeku seketika dan tubuhnya langsung terasa lemas. Dia menggenggam erat ponselnya, otaknya berputar-putar di antara rasa takut, cemas, dan tak berdaya."B-bagaimana keadaannya sekarang?" Suaranya terpecah dan terdengar parau dan hampir tidak terdengar."Kami sudah memanggil tim medis, tetapi untuk tindakan medis lebih lanjut, kami butuh izin dari pihak keluarga," lanjut suara di seberang."Saya akan ke sana sekarang juga," sahut Savanah sambil berlari kembali ke arah Damian. Detik itu juga, air mata mulai menggenang di kedua matanya. Jantungnya berdet

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 9. Siapa pria tampan ini?

    Savanah meneguk salivanya sendiri dan tetap melanjutkan langkah kakinya walau sedikit merasa terganggu karena Damian sangat tampan.'Pria ini tidak banyak berkata-kata, tetapi dia tampan. Namun, bagaimana bila pria ini mengetahui bahwa dia bukan seorang wanita suci lagi dan bagaimana hubungannya dengan Keisha?' Savanah tidak hentinya memutar pemikirannya sembari melangkah menuju ke ruangan medis, di mana sang ibu dirawat.Perjalanan menuju ke ruang medis terasa seperti seumur hidup bagi Savanah dan tanpa sadar, dia mengenggam lengan Damian semakin erat sampai pria itu mengetahui tingkat kecemasan dari wanita di sampingnya tersebut.Saat memasuki klinik penjara, mata Savanah langsung mencari sosok ibunya. Dan di sanalah dia, terbaring lemah di ranjang, dengan beberapa perawat berdiri di sekelilingnya.“Ibu!” Savanah langsung berlari ke sisi ranjang, memegang tangan ibunya yang dingin. Damian mengikuti dari belakang, mengamati dalam diam dan wajah yang datar.Suzie Brown membuka matany

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 10. Kurang Nutrisi

    Savanah tentu saja merasa terpuruk dengan apa yang dikatakan oleh Damian, tetapi sejauh ini, pria itu sudah menunjukkan kekuasaannya dan bahwa kalimatnya adalah mutlak.Dia bukan seseorang yang mampu untuk melawan takdir.Beberapa saat kemudian, sang ibu didorong keluar dari ruangan dengan kursi roda. Wajahnya tampak pucat, bibirnya kering, dan napasnya tersengal.Savanah bergegas dan berlari mendekat, menatap ibunya dengan mata yang mulai berkaca-kaca."Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanyanya dengan suara bergetar, hatinya diliputi rasa takut yang mendalam.Seorang Dokter yang berdiri di samping kursi roda menatap Savanah dengan penuh simpati. "Keadaannya stabil untuk saat ini, tapi dia perlu beristirahat dan mendapatkan perawatan lebih lanjut.""Ibu Anda mengalami kurang nutrisi dan kesehatannya akan memburuk apabila tidak mendapat perawatan dengan baik. Kami akan mengirim hasil darah ke laboratorium dan menunggu hasilnya. Silakan menyelesaikan administrasinya terlebih dahulu. Permi

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 11. Kamu melayani Ayahnya?

    Tanpa mengatakan sepatah kata, Damian mengeluarkan dompetnya. mengeluarkan sebuah kartu tipis berwarna hitam lalu menyodorkannya kepada Savanah."Ini seharusnya cukup," ucapnya singkat.Bapak kost segera meraih kartu tipis itu, "wah, kau dapat pacar kaya! Ini kartu platinum!"Savanah menoleh cepat, matanya melebar. "Damian, kamu nggak perlu...""Berisik!" potong Damian, suaranya tetap tenang namun tegas. "Temui Ayah dan lakukan tugasmu besok!"Usai mengatakan demikian, Damian menekan laju gas motornya dan pergi meninggalkan rumah tersebut."Ayahnya? Kamu melayani Ayahnya?"Savanah memalingkan wajah lalu melangkah menuju ke kantor di mana perlu dilakukan pengesekkan kartu, "cepat proses. Aku sudah lelah sekali dan jangan tanya apa pun!"Sementara Damian melajukan motornya bukan menuju ke rumah, melainkan kembali ke bar Salvastone. Pria itu ingin membuktikan sesuatu.Sesampainya di depan gedung bar Salvastone yang penuh dengan lampu warna-warni. Damian masuk dengan wajah yang datar.Aura

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 12. Aku membutuhkanmu!

    “Kamu mencariku?” Suara Keisha terdengar merdu. Wanita itu muncul dari belakang kerumunan pegawai wanita yang melihat kejadian di dalam ruangan kerja.“Keisha, ikut aku!” perintah Damian sambil menarik Keisha tetapi Keisha menolak dengan halus, “tunggu, Damian, Aku tidak bisa. Hari ini aku harus bekerja atau aku bisa dipecat!”Damian terdiam di tempatnya dan menatap tajam ke arah Keisha. “Damian, aku…”Tanpa banyak bicara, Damian kembali menarik Keisha dan saat ini, wanita itu tidak berdaya untuk menolak sama sekali.Dengan patuh, Keisha mengikuti Damian menuju ke parkiran motor dan pada saat Damian menyodorkan helmnya, wanita itu juga patuh. Antara takut dan juga canggung, di duduk di belakang Damian.

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 13. Diusir seperti gelandangan

    “Yo yo yo, lihat siapa yang berteriak dengan lantang di sini dan tidak menjaga sikapnya, apakah mereka datang untuk meminta sedekah?” Suara dari bibinya, Angeli Brown terdengar menyakitkan di telinga mereka. Wanita berpenampilan elegan itu melangkah dari dalam rumah ke luar halaman dengan sebuah payung yang dipegang oleh seorang pelayan kecil di sampingnya.“Angeli, panggil suamimu. Kita harus membahas kepemilikan rumah ini!” imbuh Suzie Brown dengan nada tinggi. Mereka mulai kepanasan karena terik matahari berada tepat di atas mereka.“Oh, rupanya Iparku yang tersayang sudah keluar dari penjara? Untuk apa? Aku percaya izinmu hanya sementara bukan? Aahh, aku tahu, untuk menghadiri pernikahan putrimu yang katanya sudah dijual kepada Taipan kaya.”“A-apa?!” Suzie B

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 14. Demam semakin tinggi

    "Baik, Bu.""Pak, tolong antar kami ke kost saya saja," perintah Savanah sesaat kemudian. Mobil dilajukan menuju ke kos-kosan Savanah. Pada saat sampai di depan gerbang kost, Bapak Pemilik kost menatap mereka dengan pandangan curiga."Ini siapa dan mengapa kalian basah seperti ini? Aku baru siap mengepel ruangan!"Dengan ketus, Savanah segera memberikan uang berwarna merah sebanyak dua lembar kepada pria gempal itu sehingga pria juga langsung diam.Sampai di dalam kamar kostnya, Savanah segera memberikan handuk kepada sang ibu dan juga baju ganti. "Bu, gantilah pakaian. Aku akan merebus air untuk mandi Ibu," ucap Savanah sambil lalu dan mulai sibuk memasak air.Melihat Savanah yang sibuk lalu lalang, Suzie membuka pembicaraan, "bagaimana Ibu bisa keluar? Apakah ini hanya izin sementara untuk mengikuti pernikahanmu dengan Taipan Kaya seperti yang dikatakan Paman tadi?"Pertanyaan dari sang ibu membuat Savanah menghentikan gerakannya. "Bu, aku... maafkan aku. Anakmu sungguh tidak berb

Latest chapter

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 136. Tulang yang remuk

    Savanah tidak tahu harus menjawab apa. Ingin sekali dia yang menanyakan hal yang sama kepada Damian, tetapi dia sama sekali tidak berani.Dia juga tidak berani menerima hubungan lebih lanjut dengan Damian karena dia sudah merencanakan semuanya.Dia tidak ingin gagal!Dia tidak mau, sebuah pertanyaan tanpa arah dari Damian itu membuat dia berubah pikiran dan kembali terjebak dalam pernikahan palsu yang bahkan mertuanya, Jason, sudah melepaskannya.Malam bergairah? Itu hanya kebutuhan sesaat karena mereka sama-sama sudah dewasa. Savanah menegaskan perkataan itu berulang kali dalam hatinya.“Terima kasih,” bisik Damian. “Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku lakukan tanpa kamu.”Kata-kata itu membuat dada Savanah terasa berat. Ironis sekali, pikirnya. 'Dia mungkin berpikir aku adalah tempat berlabuh, tapi aku hanya tinggal menunggu waktu untuk pergi.' Savana

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 135. Malam penuh gairah

    Savanah terkejut, tapi ia menahan diri untuk tidak bersuara lebih lanjut dengan menutup mulutnya sendiri. Pelukan Damian terasa kuat, seperti ada magnet yang membuatnya tak bisa melepaskan diri.“Jangan pergi,” gumam Damian dalam tidurnya. Suaranya berat tapi lembut, seperti seseorang yang berbicara dari dalam mimpi. Savanah bisa merasakan napas hangat pria itu di lehernya, membuat tubuhnya kaku.Savanah ingin menanyakan siapa yang dimaksud Damian, apakah Keisha, atau Sarah? Atau wanita lain? Damian selalu berganti pasangan, jadi Savanah tidak bisa menebak siapa yang sedang berada dalam mimpi pria itu saat ini.“Damian,” bisiknya, mencoba membangunkan pria itu dengan pelan. Namun Damian hanya merapatkan pelukannya, membuat Savanah semakin sulit untuk bergerak.Hati Savanah mulai berpacu kencang karena sepertinya pria itu tidak benar-benar sedang bermimpi."Damian,

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 134. Tidak seindah cinta dalam novel

    Damian menghirup aroma rambut Savanah, aroma lembut dan segar yang terasa menenangkan. Ia memejamkan matanya, membiarkan semua beban hari itu memudar. Pelukan itu tidak berisi gairah, melainkan sebuah permintaan diam-diam untuk kedamaian.“Aku hanya ingin seperti ini sebentar,” bisik Damian, suaranya serak.Savanah tetap diam, membiarkan Damian memeluknya lebih erat. Ia merasakan dada pria itu naik turun dengan napas yang berat, dan hatinya tergerak sedikit. Namun, tidak boleh ada simpati, pikirnya. Ia tidak boleh melupakan rencana yang sudah ia susun sejak awal.Savanah menatap sekilas wajah Damian yang tertunduk di bahunya. Betapa lemahnya pria ini, pikirnya. Damian mungkin kuat di mata orang lain, tapi di balik itu, ia adalah seseorang yang tersesat dalam kekacauan hidupnya sendiri. Malam ini, Damian hanya mencari ketenangan—dan sayangnya, ia menemukannya di tempat yang salah.Ti

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 133. Sedang membaca novel

    “Di ruang baca, Tuan Damian,” jawab pelayan itu. Damian mengangguk dan berjalan pelan ke arah yang ditunjukkan.Savanah duduk di sofa ruang baca dan memegang sebuah buku, malam itu dia mengenakan piyama satin berwarna krem dengan rambut yang dibiarkan tergerai, terlihat sangat menawan di mata Damian.Ia menatap Damian yang masuk tanpa berkata-kata, hanya mengangkat alisnya seolah bertanya mengapa pria itu datang."Mengapa kamu belum tidur, apakah sedang menungguku?" Damian sengaja menganggu Savanah dengan pertanyaan tersebut.Savanah tersenyum kecil lalu menjawab dengan enteng, "Kamu tidak biasanya pulang malam-malam begini, hmm, lebih tepatnya dini hari seperti ini, jadi bagaimana kamu mengatakan bahwa aku sedang menunggumu?” balasnya dengan santai sembari meletakkan buku yang tadi ia baca.Damian tidak menjawab langsung. Ia duduk di sofa di hadapan Savanah, menghela napas p

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 132. Yang dibutuhkan Sarah adalah Dokter!

    “Keisha, aku tidak akan meninggalkanmu. Tapi aku tidak bisa mengabaikan Sarah. Dia membutuhkan bantuan, dan aku merasa itu adalah tanggung jawabku," lanjut Damian.Keisha mengangguk kecil, menahan air matanya. “Aku tidak pernah melarangmu membantu. Tapi aku tidak ingin rasa bersalah itu menghancurkan hubungan kita.”"Aku cemburu, Damian." Kedua mata Keisha berkaca-kaca.Sarah hanya bisa memandang Damian dengan tatapan terluka. “Ternyata... Kamu tidak akan pernah benar-benar memahamiku, Damian,” katanya lirih. “Dan kamu tidak pernah benar-benar peduli.”Keisha merasa kesal mendengar perkataan Sarah. Dia lalu menggenggam tangan Damian erat-erat. “Ayo pulang. Sarah butuh dokter, bukan kamu.”Keisha menoleh ke arah Sarah dengan tatapan tajam lalu melanjutkan kalimatnya, "bila perlu, dokter penyakit mental!"Da

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 131. Pernyataan cinta Damian

    Damian tidak sanggup memberi penjelasan dan hanya bisa menepis tangan Sarah yang masih memeluknya dengan lembut."Lepaskan sebentar, aku akan menceritakannya kepadamu nanti," ucap Damian dengan lembut."Damian," panggil Sarah, masih merasa tidak tega dan berusaha merenggek dengan manja.Keisha memperhatikan adegan itu dengan perasaan bercampur aduk. Emosinya sudah naik sampai ke keningnya. Tentu saja dia cemburu!Nalurinya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres.Damian berdiri, tapi Sarah masih mencengkeram lengannya. Sarah segera menoleh ke arah Keisha dan bertanya, "Keisha? Siapa kamu bagi Damian? Jangan kamu merebutnya dariku lagi.Damian segera melepaskan tangan Sarah lalu memegang lengan Keisha, "Ini... ini bukan seperti yang kamu pikirkan," katanya buru-buru.Keisha menyilangkan tangan di dadanya, ekspresinya penuh kecurigaan. “Bukan seper

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 130. Pertemuan Sarah dan Keisha

    “Dari mana kamu mendapatkan ini?” tanya Keisha tajam, berusaha menutupi emosinya.Savanah mengangkat bahu. “Seorang teman yang bekerja di rumah sakit mengirimkannya padaku. Katanya, Damian berlari ke sana seperti pahlawan di film, mencoba menyelamatkan Sarah yang ingin melompat dari gedung. Oh, sangat dramatis, bukan?”"Aah, sepertinya saya harus memberitahumu bahwa kamu juga bisa melihatnya di internet. Hari ini cukup viral si Damian dan Sarah," lanjut Savanah lalu terkekeh pelan. Dia merasa sangat menikmati reaksi Keisha yang terkejut secara terus menerus.Keisha mengalihkan pandangannya dari layar, tapi gambar itu sudah terukir di pikirannya. Hatinya berkecamuk, antara percaya pada Damian atau membiarkan keraguan merasuki pikirannya. Ia bisa menyimpulkan bahwa Sarah menyukai Damian, bahkan mungkin lebih dari sekadar menyukai. Tapi Damian... apakah ia benar-benar akan mengkhianati cinta mereka?

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 129. Keisha mulai panik

    "Nak, Damian. Tolonglah, jaga putri kami satu-satunya. Kalau pun kamu tidak mencintainya, tetaplah di sisinya sementara waktu. Bila kamu pergi, aku takut... dia akan berulah lagi seperti itu lagi dan anakku... hiks, sungguh malang nasibmu karena mencintai pria yang hanya memandang ke arah sepupuku."Damian hanya bisa mengangguk dan menatap Sarah yang sedang tidur dengan wajah datar. Dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan selain membiarkan semua suasana menjadi tenang kembali.Sementara di kantor Damian. Keisha duduk gelisah di sofa, menunggu kedatangan Damian dengan ponsel di tangan. Sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi Damian, tapi pria itu tidak menjawab. Ini bukan kebiasaan Damian. Biasanya, ia akan selalu mengabari atau bahkan datang menjemputnya pulang kerja, meski hujan sekalipun. Tapi malam ini, tidak ada pesan, tidak ada panggilan, hanya kesunyian yang membuat hati Keisha semakin kalut."Apaka

  • Rahasia Pernikahan Paksa: Malam Yang Membara   Bab 128. Penyelamatan yang berhasil

    Beberapa orang yang menyaksikan ikut merasakan apa penderitaan Sarah dan menilai Damian hanya memandangnya rendahan lalu melukai wanita itu dengan pemberian uang yang cukup banyak.Damian menggeleng perlahan. “Sarah, aku tidak bisa memperbaiki semuanya dengan cara itu. Aku tahu aku telah salah. Aku tahu kecelakaan itu mengubah hidupmu, dan aku menyesal. Tapi aku tidak bisa memaksakan cinta.”"Kamu benar-benar mencintai sepupuku? Bahkan dengan masa lalunya yang buruk itu? Apa kurangnya diriku, Damian?""K-kamu, salah paham, aku..." Damian tidak sanggup meneruskan kata-katanya, dia melirik beberapa ponsel yang mengarah kepadanya. Jika dia menyebutkan nama Keisha saat ini, maka wanita yang tidak punya hubungan apa-apa itu akan kembali terlibat.“Kalau begitu, apa gunanya aku hidup?” tanya Sarah, matanya berkaca-kaca.“Aku bahkan tidak bisa berjalan seperti dulu. Aku

DMCA.com Protection Status