Fahri kembali melajukan mobilnya dan akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Raka tapi dia sengaja menjauhkan mobilnya agar tidak ada satu orang pun yang tahu bahwa dia baru saja mengantarkan Alisa.
"Terima kasih banyak ya Mas Fahri, senang mengenal anda semoga tidak ada lagi hal yang akan kita bicarakan. " "Kapanpun kamu membutuhkanku kamu hubungi saja nomor itu Alisa. " Alisa hanya tersenyum dan dia langsung keluar dari mobil Fahri berjalan menuju rumah mewah berlantai tiga yang ada di depan matanya, sebuah keluarga kaya raya yang menjadi keluarga keduanya. "Ternyata, kamu diam-diam bertemu dengan laki-laki lain. "Ucap Raka mengejutkan Alisa ternyata sombong itu melihat dia diantarkan oleh Fahri. "Mas Raka, kapan pulang? Aku tadi menunggu di kantor Tapi sopir pribadimu tiba-tiba saja pergi aku lupa membawa ponsel Dan aku mencoba untuk meminta bantuan pada karyawanmu tapi mereka tidak mau membantuku." jawab Arisa mencoba untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, namun percuma maka tidak akan pernah peduli sedikitpun padanya. "Kamu pikir aku peduli sama hidup kamu Alisa! Aku menerima perjodohan ini semua karena mama dan karena aku tidak mau kehilangan orang tuaku Jadi aku minta sama kamu jangan pernah sedikitpun kamu berani berbicara tentang hubunganku dengan Rania. "Ancam Raka menatap tajam ke arah wanita yang baru saja ia nikahi selama 3 bulan. Wanita yang tidak pernah dianggap keberadaannya bahkan melihatnya saja mungkin laki-laki itu tidak mau. "Mas Raka tenang saja aku tidak akan bicara sama mama dan juga papa tapi aku mohon percaya padaku bahwa aku tidak memiliki hubungan apapun dengan laki-laki itu. " "Aku tidak peduli lagi padamu Alisa! Terserah apapun yang akan kamu lakukan bahkan jika kamu berselingkuh silahkan saja aku mulai justru tenang karena aku tidak perlu capek-capek harus terus bertahan dalam pernikahan ini. "Ucapan Raka tentu saja membuat wanita 23 tahun itu merasa sakit hati dan semakin terluka dia berusaha penuh untuk bisa menjadi istri yang terbaik namun ternyata lagi-lagi yang dia dapatkan hanya hinaan dari suaminya sendiri. "Ya ampun kalian ini romantis sekali Alisa pergi dari siang dan ternyata baru pulang malam hari." Sahut nyonya laura Laura yang tidak lain adalah orang tua dari Raka. "Mama tenang saja, Alisa ini adalah istri yang baik dia rela mengantarkan makan siang untukku bahkan menemaniku sampai pulang kantor Jadi kami tadi jalan-jalan sebentar sampai akhirnya pulang. "Jawab Raka sembari merangkul Alisa di depan sang Mama dia selalu saja berpura-pura bersikap romantis pada istrinya, padahal dalam hatinya dia tidak pernah mencintai wanita itu. "Raka, Mama benar-benar berterima kasih banyak sekali sama kamu mau menerima wanita yang menjadi pilihan hati Mama coba Alisa ini adalah wanita yang baik dia rela mengorbankan nyawanya hanya untuk menyelamatkan mama. "Ucapnya Laura sembari mengusap pipi menantu kesayangannya itu. "Mama tenang saja, Raka akan mencoba untuk menjaga Alisa sesuai keinginan Mama kalau begitu orang keadaan Alisa masuk dulu ke kamar ya mah seharian sekali kita di luar sangat lelah. "Jawablah dengan senyuman. Alisa menahan air matanya walaupun di satu sisi dia juga merasa bahagia ketika diperlakukan baik oleh suaminya Raka meskipun karena Raka bersikap seperti itu hanya berpura-pura di depan orang tuanya karena dia tidak mau jika sang Mama Kembali Sakit atas sikapnya pada Alisa. Setelah masuk ke dalam kamar mereka mendorong Alisa hingga membuatnya terjatuh wanita itu benar-benar tidak ada harga dirinya di depan sang suami maka selalu saja memperlakukannya Alisa seperti itu. "Kamu jangan kepedean dulu ya! Aku bersikap itu di hadapan Mama karena tidak mau jika mama kembali sakit dan jangan pernah kamu berpikir bahwa kamu sudah menyelamatkan nyawa orang tuaku aku akan berterima kasih banyak karena aku yakin kamu hanya memanfaatkan Mama saja. "Ujar Raka yang terus saja menuduh Alisa. Padahal dia adalah wanita yang tulus, tidak sedikitpun dia mau memanfaatkan keluarga Raka bahkan dia juga tidak pernah meminta imbalan karena menyelamatkan nyawa ibunya saat itu. "Mas Raka boleh menuduh aku apapun, tapi asal masyarakat tahu bahwa aku tidak pernah sedikitpun memanfaatkan keluarga ini tapi aku memang sayang tulus pada Mama Laura yang sudah menganggapku seperti anak sendiri. " "Halah, paling kamu itu memang sengaja berpura-pura baik dan polos di hadapan Mama tapi mau dijadikan seorang menantu kan aku yakin jika Mama tahu sikap kamu sebenarnya dia tidak akan pernah Sudi menikahkanku Putra semata wayangnya pada wanita buntelan kasur seperti kamu!" Raka pun langsung pergi meninggalkan istrinya ke dalam toilet sedangkan Alisa hanya tertunduk lesu dengan bulir mata yang jatuh dari sudut matanya, dia sudah tidak bisa menahan lagi air matanya saat ucapan itu kembali terlontar dari mulut laki-laki yang sudah sah menjadi suaminya tersebut.Setelah merapikan dirinya, Raka pun Langsung tertidur di atas kasur sedangkan Alisa dia tidur di sofa sejak menikah dengannya dia tidak pernah mau satu ranjang dengan istrinya itu, Alisa hanya bisa mengalah tubuhnya yang memang terbilang gendut juga pasti akan membuat rapat tidak nyaman karena wanita dengan berat hampir 90 kilo itu memang merasa bahwa tubuhnya akan membuat orang lain tidak nyaman berada di sampingnya. Alisa tidak bisa tidur, dia hanya bisa memperhatikan sang suami yang tengah asik dengan ponselnya sembari terus tertawa bahagia mungkin dia sedang berhubungan dengan selingkuhannya Rania."Apa salahku Mas, kenapa kamu perlakukan ku seperti ini bahkan aku hanya dijadikan sebagai istri bayangan yang sama sekali tidak pernah dianggap kehadirannya, kamu bisa merasa bahagia berada di samping wanita lain yang bukan istri kamu. "Gumam Alisa dalam hatinya mencoba untuk menahan air mata yang hampir saja terjatuh menangisi sang suami yang selalu saja memperlakukannya seperti ini.
Setelah selesai memasak Alisa pun menghidangkan hasil masakannya di meja makan semua keluarga sudah berkumpul terutama sang ibu mertua yaitu nyonya Laura dia selalu menantikan masakan dari menantu kesayangannya itu.Sang suami juga turun dari lantai 2 iya terlihat itu sangat rapi dan tampan andai saja Alisa bisa menjadi istri yang diinginkan oleh Raka mungkin hidupnya akan jadi bahagia dan membuat hari-harinya selalu penuh dengan senyuman. "Mas, sarapan dulu ya aku sudah siapin makanan kesukaan kamu yaitu capcay sama ayam rica-rica. "Ucap Alisa pada sang suami. "Ya ampun, padahal kamu dan Raka baru menikah 3 bulan tapi kamu sudah tahu mana yang disukai oleh suami ibu dan tidak karena memang benar-benar istri yang terbaik untuk Raka. "Puji nyonya Laura pada menantunya itu. "Aku buru-buru, banyak sekali pekerjaan di kantor yang harus diselesaikan dan hari ini juga banyak rapat dengan para klien. "Jawab Raka menolak. "Raka, apa salahnya makan sebentar saja lagi punya kamu itu kan pem
Hari ini seperti biasa, Alisa mengantarkan makan siang untuk suaminya Raka, ada sedikit rasa takut dan keraguan dalam dirinya karena setiap kali dia datang ke kantor dia pasti selalu dihina oleh seluruh karyawan yang ada di sana belum lagi, dia harus melihat kemesraan suaminya dengan kekasihnya itu. Baru saja ingin masuk ke dalam kantor sang suami, Alisa sudah berpapasan dengan Raka yang menggandeng kekasihnya Rania."Kamu lagi kamu lagi Alisa! Bisa gak sih gak usah datang ke kantorku terus. "Sentak Raka pada istrinya itu. "Kamu itu wanita yang tidak tahu malu ya, berani-beraninya selalu datang ke kantor kekasihku. "Seru Rania dengan tatapan sinis. "Aku mau mengantarkan makan siang, karena mama yang mau minta aku. "Jawab Alisa dengan raut wajah sedih. Raka langsung menepis pemberian dari sang istri hingga makanan pun jatuh berantakan ke tanah hati Alisa semakin hancur karena kali ini Raka justru mempermalukannya di tempat umum. "Sudah sering saya bilang Alisa, jangan pernah lagi
Alisa menarik nafas panjang tatapannya kosong kala melihat sang suami yang menikahinya justru lebih mencintai wanita lain yang tidak lain adalah sekretarisnya sendiri yaitu Rania. Kebersamaan mereka setiap harinya membuat Alisa sakit hati tetapi wanita itu mencoba untuk tetap mempertahankan pernikahannya karena dia hanya ingin menikah sekali dalam seumur hidup dan berharap, kelak Raka akan bisa menerima dia sebagai istrinya. "Non Alisa, kenapa melamun seperti itu? "Tanya sopir pribadi Alisa dia tidak sadar bahwa menitikan air mata. "Tidak Pak, jalannya cepetan ya soalnya takut Mama Laura menunggu, "Jawab Alisa dengan senyuman. Alisa mencoba untuk melupakan kejadian tadi karena dia tidak mau sampai kedua orang tua suaminya mengetahui bagaimana kelakuan Raka sebenarnya meskipun dengan dia merasa sakit dan hancur menanggung semua beban ini sendirian tapi dia tidak mau membuat Mama Laura kecewa apalagi wanita paruh baya itu sudah sangat baik padanya."Assalamualaikum Ma. "Ucap Alisa y
Setelah hampir 1 jam berkeliling pusat perbelanjaan ternyata Alisa tidak mendapatkan baju yang dia inginkan Dia memutuskan untuk memakai pakaian yang biasa saja dia kenakan. Mau tidak mau dia harus tetap hadir ke acara pesta di kantor Raka walaupun memang dia sendiri tidak ingin datang ke sana karena dia tahu semuanya pasti akan tetap saja percuma Raka akan tetap bersama dengan Rania selingkuhannya.Tiba-tiba saja Alisa dan nyonya Laura berpapasan dengan Raka yang tengah bersama dengan Rania Mereka pun berjaga jarak dan langsung terdiam kalau melihat nyonya Laura menatapnya sinis."Mama, ngapain di sini sama Alisa? ""Harusnya Mama yang tanya sama kamu Raka, kamu ngapain di sini sama sekretaris pribadimu! ""Selamat siang tante, Saya habis menemani pak Raka rapat di luar. ""Mama dengar sendiri kan, aku habis rapat sama klien jadi aku ajak Rania karena dia sekretaris pribadiku. "Raka mencari alasan membuat alisa pun hanya terdiam andai saja dia bisa berkata pada ibu mertuanya tentang
Setelah sampai di depan kantor Raka, semua tamu datang namun mereka seperti menertawakan kehadiran Alisa yang baru saja turun dari mobil suaminya tersebut ."Mbak Rania, Mas Raka ini sebenarnya ada apa sih? Kenapa mereka semua menertawakan aku. "Tanya Alisa yang masih merasa bingung dengan sikap semua orang hari ini. "Ayo Alisa masuk ke dalam aku akan memilihkan baju untuk kamu agar semakin tampil cantik. "Rania langsung meraih tangan alisan dan membawanya ke dalam kantor maka hanya terdiam melihat istrinya dipermalukan oleh kekasihnya."Pakai baju itu! "Titah Rania sembari melempar sebuah baju yang justru itu adalah pakaian yang sering dikenakan oleh badut jalanan. "Mbak Rania tapi ini bukan pakaian untuk berpesta. "Jawab Alisa dengan mata berbinar. "Itu baju yang cocok untuk kamu Alisa! Kamu pikir kamu itu nyonya di rumah Raka? Kamu itu hanya gadis kampung yang beruntung mendapatkan posisi sebagai istri Raka Baskoro sedangkan tempat yang pantas untukmu adalah menjadi seorang badu
Setelah acara pesta selesai Raka kembali ke rumah dia tidak mendapati istrinya pulang sejak tadi di pesta. "BI Imas." Teriak Raka membuat wanita paruh baya itu pun langsung menghampiri tuannya. "Iya den ada apa?""Apa Alisa sudah pulang ke rumah? "Tanya Raka menatap Imas."Maaf den, tapi bibi tidak bertemu dengan non Alyssa sejak pergi bersama dengan nyonya Laura tadi siang. "Jawab Imas membuat Raka semakin khawatir, ke mana istrinya pergi pasti dia kabur atau mungkin dia kecewa dengan kejadian yang terjadi di pesta tadi. Raka langsung mengambil ponselnya, dia mencoba untuk menghubungi Alisa namun nomornya justru tidak aktif ia semakin kesal dan marah Alisa pasti sengaja melakukan hal ini agar Raka disalahkan oleh kedua orang tuanya. "Benar-benar wanita tidak tahu diuntung! Dia pasti sengaja kabur agar bisa mengadu pada mama dan juga papa. "Ucap Raka yang tersulut emosi. ***Sementara itu, Alisa dia tinggal di sebuah hotel yang sudah disediakan oleh Fahri laki-laki itu memang lak
Waktu pagi telah tiba rasa benar-benar tidak tahu di mana keberadaan istrinya Alisa dia mencoba untuk menghubungi wanita itu namun tetap saja nomornya tidak aktif. "Menyusahkan sekali sih wanita itu! Bagaimana jika mama dan papa pulang menanyakannya. "Keluh Raka membuat laki-laki bertubuh kekar itu akhirnya keluar dari kamar dan bersiap-siap berangkat ke kantor.Imas sang asisten rumah tangga sudah menyiapkan sarapan pagi dia juga merasa khawatir dengan Alisa yang tidak pulang semalaman Ingin rasanya dia menanyakan hal itu pada Raka tetapi dia takut jika Tuhannya itu justru marah. "Den, bibi sudah siapkan sarapan pagi." Ucap Imas."Aku tidak lapar aku berangkat ke kantor dulu kalau seandainya Alisa pulang tolong hubungi aku. "Jawab Raka dengan tegas dan langsung pergi menuju kantornya. Sepanjang perjalanan menuju kantor, laki-laki itu benar-benar memikirkan keberadaan istrinya bukan mulai khawatir dengan Alisa tetapi dia takut jika kedua orang tuanya menyalahkan dia atas kepergian