Share

81. Takluk Dalam Sentuhannya

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 13:41:47
Jemari tangan William mengusap lembut bibir bagian bawahnya, membuat Lilia menahan napas untuk beberapa saat. Menatap kelam irisnya itu, seolah ia tengah terhipnotis, terserap masuk dan terlena.

Jantungnya berdegup semakin kencang saat William menunduk semakin dekat. Sebelah tangannya yang lain dirasa Lilia tengah melingkar di pinggangnya, semakin lama semakin erat.

Lilia berusaha menghindarinya tetapi rasanya tidak bisa. Seakan ia takluk dalam sentuhannya yang sangat berbeda dengan apa yang kerap ia dapatkan dari William dengan kejam dan tanpa kasih.

‘Bolehkah kami seperti ini?’ tanya Lilia dalam hati. Bolehkah jika akhirnya ia menjadi bagian dari William begitu juga sebaliknya?

Bagaimana perasaan William padanya?

Kenapa ia meminta pada Lilia agar tidak takut dan mengatakan ia tak akan menyakitinya?

‘Apa sikapnya ini hanya karena dia merasa bersalah telah bersikap kasar padaku selama ini?’ batin Lilia kembali. ‘Apa dia menganggap aku istrinya atau ….’

Lilia meremas ujung jarin
Almiftiafay

akaaaak bagaimana? mau lanjut kah? xixixixi, ☺️ jangan lupa vote dan komentar 🔥 follow 1nst4gram othor @almiftiafay juga 🙂‍↕️

| 19
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Eva
Huuaaaaa...akhirnya satu per satu terjelaskan juga, jadi nggak ada salah paham lagi. nggak mungkin juga lah William tuh nyium Sigaret, kan bau garet ang ang ang
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
willi cium aja lilia apalagi keano udah tidur.
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
aaaaahhh makin lama interaksi kalian semakin manis saja loh.... coba tadi nggak ada gangguan,pasti mereka sudahk kokop²an hehehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    82. Seperti Apa Perasaanmu?

    Lilia meremas selimut yang menutupi tubuhnya hingga ke dada. Ia tak salah dengar, ‘kan? William baru saja mengatakan bahwa ia tak pernah berciuman dengan Gretha. Lalu ... apa yang ia lihat hari itu di teras? Bukankah saat itu William menunduk dan mensejajarkan wajahnya dengan Gretha? Lilia melihatnya saat William tampak menyentuh telinga Gretha dan— “Benar kamu melihatku di teras?” tanya William yang membuat Lilia terjaga dari pemikiran sesaatnya. “I-iya,” aku Lilia. “Saya keluar karena Keano yang meminta. Tidak berapa lama Anda keluar dan disusul oleh Nona Gretha.” William mengangguk, “Aku tahu,” katanya. “Giff memberitahuku kalau kamu ada di teras bersama dengan Keano. Tapi, sekalipun benar aku bersama dengan Gretha, aku tidak berciuman dengannya.” “J-jadi apa yang saat itu Anda lakukan?” Biar saja Lilia dianggap lancang, ia ingin tahu apa yang terjadi di antara mereka kala itu. Tidak mungkin ia ditipu oleh pandangannya sendiri, bukan? “Dia bilang telinganya sakit karena

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    83. Taman Bunga Untuk Lilia

    "Semua bunga ini milikmu," ucap William. "Kenapa? Kamu tidak suka?" tanyanya saat Lilia hanya bergeming. Lilia pun juga masih bergeming setelah tanya itu. Ia hanya ... tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Bukan bermaksud ingin membandingkan, hanya saja ... dulu sepanjang William menjalani pernikahan dengan Ivana, pria itu tidak pernah bersikap seperti ini. Lilia tak pernah melihat ada taman bunga yang dipindah ke dalam rumahnya seperti ini. "Kamu tidak suka," kata William, tapi kali ini bukan sebuah tanya, melainkan seperti kalimat yang bersemburat rasa kecewa. Matanya yang mengedip pelan dan anggukan samar itu seperti sedang memahami situasi yang terjadi di sekitarnya. "B-bukan begitu," jawab Lilia dengan cepat, sebelum pria itu benar-benar berpikir Lilia tak suka semua ini. "Saya suka, suka sekali," katanya. "Hanya saja ... apakah ini tidak sedikit berlebihan?" William menggeleng dengan tanpa beban, "Tidak," jawabnya. "Jika kamu suka, tidak ada yang berlebihan bagiku, L

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    84. Sorot Mata Sarat Rindu

    “Sepertinya itu sesuatu yang penting,” lanjut Tuan Alaric teriring kedua bahunya jatuh penuh dengan rasa kecewa. Melihat beliau seperti itu, rasanya ada hal yang mengganjal di dalam hatinya. Barangkali, alasan beliau sering menjenguk ibunya di sini juga karena memang ada hal yang belum tuntas yang ingin beliau ketahui. “Aku harap ibumu cepat bangun,” ucap Tuan Alaric. Beliau menoleh pada Lilia dengan sepasang mata tuanya yang sendu. “Terima kasih, Tuan Alaric.” Pria paruh baya itu menganggukkan kepalanya, sekali lagi senyumnya terlihat, hela napasnya tampak berat sebelum ia mengayunkan kakinya untuk pergi. “A-Anda akan pulang sekarang?” tanya Lilia sembari mengikuti langkahnya. “Iya. Mau ikut pulang denganku?” “Saya harus menjemput Keano dulu, Tuan,” jawabnya, menolak dengan sopan. “Kamu sangat menyayangi Keano,” tanggap beliau. “Ivana memilih orang yang tepat untuk menjadi istrinya William dan ibu untuk anaknya. Tapi mungkin sekarang kamu terganggu dengan apa yang terjadi pada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    85. Cincin Bunga Lily

    “U-untuk melamar seseorang?” ulang Giff yang berjalan mengekori William. Sementara tuannya itu kemudian menoleh ke arahnya, menjumpai kedua alisnya yang terangkat penuh rasa tak percaya. “Ada yang salah dengan itu?” tanya William balik. “T-tidak,” jawab Giff. “Jika ‘seseorang’ yang Anda maksudkan itu adalah Nona Lilia, tidak masalah. Saya hanya … takut yang Anda lamar itu adalah wanita lain?” “Wanita lain siapa?” “Gretha Roseanne misalkan.” William berdecak kesal mendengarnya, “Jangan menyebut namanya di dekatku,” tegurnya. “Maaf.” Giff tersenyum membalasnya. Mereka terus berjalan mengikuti staf wanita yang memandu mereka ke sebuah etalase bening yang menunjukkan berbagai macam bentuk cincin. Mata William mengedar, memindai setiap dari benda-benda mengkilat itu dengan teliti. Pada baris yang hampir di sudut kanan, perhatiannya dicuri oleh cincin dengan bentuk bunga lily yang cantik. Membayangkan cincin itu akan dipakai oleh Lilia membuatnya tanpa sadar tersenyum. “Yang ini,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    86. Aku Hidup Di Dalam Hatinya

    ‘Aku … hidup di dalam hatinya?’ ulang Lilia dalam hati. Ia menegang di tempatnya berdiri. Dagunya yang disentuh oleh William terasa kaku dan dingin saat berulang kali memastikan bahwa ia tak salah dengar kala pria itu mengatakan ia dan Ivana hidup di dalam hatinya dengan cara yang berbeda. ‘Jadi, aku ada di dalam hatinya selama ini?’ Bolehkah Lilia bahagia dengan pengakuan kecil itu? Setidaknya keberadaannya di sini bukanlah sebuah bayangan semu. Ia ada, ia hidup di dalam hatinya William. “Wajahmu merah,” ucap William dengan kepala yang miring beberapa derajat ke kiri. Lilia menyentuhnya, rasanya memang hangat. Tubuhnya tak bisa berbohong, darahnya yang berdesir telah memberi reaksi berlebih sehingga pipi dan wajahnya berubah merah. Dan mungkin sekarang lebih merah dari sebelumnya, karena Lilia melihat William menundukkan kepalanya, membuat wajah dan pandangan mereka sejajar. Lilia meremas jas yang ada di pinggang William untuk meredakan kegugupan yang membuncah dari dalam dad

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    87. Aku Mengingatmu Sejak Hari Itu

    “Tidak ada hal seperti itu, Lilia!” kata William, ia hampir meninggikan nada bicaranya sebelum ingat dengan Keano yang ada di dekat mereka. Yang barangkali menyalahpahaminya tengah meneriaki Lilia sehingga pria itu berusaha untuk tidak terpancing. “Aku tidak pernah mengajak atau bahkan memaksanya minum alkohol,” terang William sebagai sebuah sangkalan. “Dia yang datang saat aku akan pergi menyusulmu dan Keano malam itu. Dia bilang dia membawa wine dari ibunya dan memintaku untuk minum lalu aku tidak sadar sampai besok paginya.” Mendengar itu Lilia bergeming di tempatnya duduk. Ia sedang mencoba mencerna apa yang terjadi, benaknya memprovokasi agar ia berpikir buruk bahwa memang sengaja dilakukan oleh Gretha. “Apa dia sengaja melakukan itu?” tanya William seolah bisa membaca apa yang sedang ada di dalam pikirannya. “Karena jika dipikirkan pelan-pelan … semuanya aneh, bukan?” gumamnya. “Soal dia bilang dia trauma tapi malah datang ke rumah ini, lalu tidak mau diajak visum, dan sekar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    88. Pria Yang Menunggunya Di Rooftop

    ‘Dekat?’ ulang Lilia dalam hati. ‘Dekat yang seperti apa maksudnya?’ Lilia hanya bisa mengatakan itu sebatas dalam batin saja, tak berani mengungkapkan melalui lisannya pada William. Sehingga yang terjadi adalah bibirnya yang terpasung bisu tanpa memberi pria itu jawaban. Ia hanya bergeming dan sepertinya itu membuat William lelah menunggu karena pria itu akhirnya mengatakan, “Jangan terbebani, kamu tidak perlu menjawabku saat ini,” ucapnya. Lilia melihatnya bangun dari sofa, selangkah mendekat pada Lilia untuk mengangkat Keano ke dalam gendongannya. “Biar aku yang bawa Keano,” katanya lalu beranjak pergi meninggalkan ruang keluarga. Lilia bergegas mengikutinya, mengekori langkah kaki panjangnya hingga mereka tiba di dalam kamar. William membaringkan anak lelakinya itu ke atas ranjang dengan perlahan, menarik selimut dan membisikkan “Selamat malam” sebelum ia memandang Lilia sehingga tatap mereka bertemu di bawah cahaya lampu yang masih terang. “S-selamat malam untuk Tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    89. Menikahlah Denganku

    William Quist, seorang pria yang diketahui oleh Lilia tidak pernah menundukkan kepalanya pada siapapun tengah berlutut di hadapannya, mengatakan agar Lilia menikah dengannya. Tidak …. Rasanya ini terlalu indah untuk disebut sebagai sebuah kenyataan. Jantungnya berdebar kencang, gelombang kejut menghantamnya secara tiba-tiba sebelum Lilia sempat mempersiapkan diri. Ia tak tahu bahwa tujuan William memintanya dan Keano datang ke sini adalah untuk melakukan hal ini. ‘Makan malam’ yang disangka Lilia itu rupanya bukanlah sebuah makan malam biasa, gaun untuknya itu adalah bagian dari William yang sedang mengatur agar ia bisa mengatakan, ‘Menikahlah denganku, Lilia’. Lilia menggigit bibirnya, ia bingung bagaimana harus menyikapi ini. Tapi barangkali … hal pertama yang perlu ia lakukan adalah membuat pria itu berdiri dari berlututnya. “T-Tuan William,” sebut Lilia dengan suaranya yang gemetar. Ia menundukkan kepalanya, meraih kedua bahu William agar pria itu bangun. “T-tolong jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29

Bab terbaru

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    197. Bahkan Setelah Dia Mati, Aku Masih Tak Dianggap

    Secara biologis, Henry lah ayah dari anak yang tengah ia kandung ini. Tapi sampai mati pun ia tak akan pernah mengakui itu.“Gretha?” panggil Reynold setelah Gretha hanya terus terdiam.Gretha kembali memandangnya dan tersenyum sinis. “Kenapa kamu sangat ingin tahu, Rey?” tanyanya. “Berapa kali harus aku katakan bahwa apa yang terjadi padaku ini bukan urusanmu, jadi berhentilah ingin tahu!”Dagunya sedikit terangkat, gigi-giginya menggertak dengan geram sebelum ia menjadikan pria yang ada di hadapannya itu sebagai akar masalah.“Satu hal yang perlu kamu ketahui, semua ini terjadi karena dirimu, Reynold Aarav!”“Kenapa aku?” balas Reynold dengan suara yang gemetar seolah ia juga sama geramnya. “Kenapa aku, Gretha? Sementara kamu lah yang memutuskan hubungan ini. Jika memang kamu bahagia dengan keluarga barumu, aku hanya ingin mengucapkan selamat dan meminta pria itu untuk menjagamu, itu saja!”Reynold seakan tak peduli setinggi apa nada bicaranya sekarang ini. Hatinya masygul mendapatk

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    196. Ingin Aku Perbaiki, Tapi Sia-sia

    Gretha sedang berada di salah satu kafe yang tak jauh dari Seans Holdings.Ia duduk seorang diri di dekat jendela dengan kedua tangannya yang menggenggam erat gelas minuman yang beberapa saat lalu ia pesan. Meratapi dengan penuh kebencian atas kondisi dirinya yang sedang hamil. Sebuah hal yang mencolok karena orang-orang di sekitarnya datang bersama dengan teman mereka atau bahkan pasangan—sesuatu yang Gretha tak miliki sekarang ini.Di saat orang lain menikmati hidup mereka, ia malah memiliki beban yang besar karena membawa kehidupan lain di dalam dirinya akibat kesalahan satu malam dengan pria yang tak ia harapkan sama sekali.‘Kenapa dia tidak mati saja sih?’ batin Gretha dengan kesal, sekilas menunduk memandang perutnya yang telah tak bisa disembunyikan lagi. ‘Kalau dia mati aku tidak akan membawanya ke sana ke mari seperti ini!’‘Dia’ yang dimaksudkannya adalah anak di dalam kandungannya itu. Anak yang tak pernah ia harapkan akan lahir ke dunia ini!Ia menghela dalam napasnya da

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    195. Mendarat Di Pelukanmu

    Jantungnya seakan lepas. Lilia menelan ludahnya dengan pelan saat ia berpegangan pada leher William dan melingkarkan kedua tangannya di sana.William tersenyum saat ia menarik wajahnya dan bertanya, “Apakah kamu masih meragukanku sekarang, Nona Leonora?”“T-tidak,” jawab Lilia dengan gugup, mencoba menghindari manik gelapnya yang memikat dengan menyembunyikan netranya di bawah bulu mata.Lilia merasakan kedua lengan berotot William mengendur saat ia melepas dan menurunkannya pelan-pelan sehingga ia bisa menginjak halaman berumput sekarang.“T-terima kasih,” kata Lilia dengan masih sama gugupnya.Suaranya pasti terdengar gemetar di indera pendengar William.“Sama-sama,” balas William dengan nada bicaranya yang tenang, yang berbanding terbalik dengan detak jantung Lilia yang memburu, seolah akan membuatnya pingsan.“Saya baru saja berpikir Anda akan sengaja menjatuhkan saya tadi,” kata Lilia.“Jika itu aku lakukan, bukankah aku tidak akan mendapat restu dari Papa Alaric karena aku menya

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    194. Nona Tak Bisa Turun?

    Lilia memejamkan matanya dengan frustrasi, sebuah hal yang berbanding terbalik dengan William yang terlihat sangat senang.“Kamu ingin aku melakukan apa, Lilia?” tanya pria itu dari bawah sana yang membuat Lilia kembali menatapnya.“T-tolong betulkan tangganya saja biar saya bisa turun,” jawabnya.William tak serta merta menjawab Lilia. Ia lebih dulu memandang tangga itu sebelum mengatakan, “Hm … sepertinya tangganya tidak bisa dipakai.”“Kenapa?!”“Karena aku tidak akan menegakkannya.”Lilia sangat kesal mendengar betapa mudahnya kalimat itu dikatakan oleh William.“Apa memang Anda suka menggoda orang seperti ini?” tanya Lilia.Belum sempat William menjawab, mereka memandang kedatangan orang lain dari belakangnya. Giff yang memanggil tuannya itu. “Tuan William, saya—“Giff berhenti bicara saat tiba di samping William dan melihat ke atas sebelum memalingkan wajahnya. “T-tidak jadi,” katanya. “Selesaikan dulu!”Pemuda itu pergi, bergegas meninggalkan halaman belakang rumah, memberikan

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    193. Terperangkap, Tak Bisa Bergerak!

    “Masuklah, Lilia!” kata William dari ambang pintu. “Kalau kamu berdiam diri di sana kamu akan tertular si Giffran Alfrond yang cerewet itu!”Lilia kemudian masuk ke dalam rumah, menyusul William yang menunggunya mendekat kemudian mereka menuju ke ruang makan.Lilia membantu Alya untuk menyiapkan makanan sebelum akhirnya mereka semua duduk di sana untuk santap sore—karena William lapar.Giff yang duduk di samping Keano terlihat memeriksa ponselnya dengan serius hingga William berdeham dan pemuda itu dengan cepat meletakkan benda pipih berwarna hitam itu ke atas meja—yang bagi Lilia suara William yang baru terdengar itu ia artikan sebagai sebuah teguran.Yang jika William bicara barangkali ia akan mengatakan, ‘Taruh ponselmu! Tidak sopan!’“Maaf,” kata Giff akhirnya. “Saya baru saja menerima pesan, setelah ini kita harus meeting online dengan orang dari Sada Construction dan desainer dari luar negeri yang akan mengerjakan interior ruangan di dalam sekolah itu, Tuan William,” terangnya.

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    192. Tak Ada Yang Bisa Melarangku Jatuh Cinta

    Lilia berdeham, kemudian menunduk agar tak bertemu pandang dengan William.“Sepertinya sangat aneh,” kata Lilia.“Aneh kenapa?”“Karena Anda mencintai saya. Bagaimana Anda bisa jatuh cinta pada anak pelayan?”“Kamu ‘kan bukan anak pelayan?” tanya William balik.“I-itu ‘kan sekarang. Tapi dulu saat Anda mengatakan itu … bukankah Anda tahunya saya adalah anak angkat seorang pelayan?”“Memangnya ada peraturan yang mengatakan dengan siapa seseorang boleh atau tidak boleh jatuh cinta?” sanggah William. “Jika yang diatur itu adalah aku, akan aku hancurkan peraturannya, orang yang membuat aturan itu sekalian.”“T-tidak seperti itu maksud saya.” Lilia akhirnya menatap pria itu lagi, kalimatnya yang baru saja ia katakan itu terdengar tak bisa dibantah—dan sepertinya ia sungguh-sungguh saat mengatakan akan menghancurkan peraturan yang melarangnya jatuh cinta pada siapa.“Jadi?”“Saya hanya merasa aneh, itu saja,” kata Lilia.“Jika aku yang jatuh cinta padamu kamu anggap aneh, mungkin jika kamu

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    191. Hal Yang Pupus Itu Ada Di Sini Bersamaku

    “Kenapa kamu bangun?” tanya William setelah Lilia menyebutkan namanya.“Bukannya saya yang harus bertanya?” tanya Lilia balik seraya bangun, duduk dan merapikan rambutnya. “Kenapa Anda tidak tidur?”“Tidak apa-apa, senang saja melihatmu dan Keano bisa bersamaku, Lilia,” jawabnya. “Hal yang sebelumnya sepertinya sudah pupus dari harapanku kita akan bisa seperti ini lagi. Terima kasih karena kamu mau menginap denganku di sini.”“Bukankah saya sudah pernah bilang, jika itu bertujuan untuk membuat Keano senang, saya pasti akan setuju.”Di bawah temaramnya lampu kamar hotel itu, Lilia bisa melihat senyum manis William saat pria itu mengangguk sebagai tanggapan atas ungkapannya.Mata Lilia berpindah dari iris kelamnya ke atas meja. Pada sekotak rokok yang ada di atas asbak keramik yang mencuri perhatiannya. “Apa Anda merokok juga?” tanya Lilia memberanikan diri.“Itu milik Giff.”“Pak Giff masih muda, kenapa dia merokok?” gumam Lilia yang jelas bisa didengar oleh William.“Hanya sesekali s

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    190. Sekamar Denganmu

    “Aku tidak keberatan,” jawab William. “Tapi semuanya kembali lagi pada Lilia dan Keano, ‘kan?”Ia menoleh pada Lilia, memandang bergantian pada anak lelakinya juga.“Mau ya, Mama?” bujuk Keano pada Lilia yang hanya bergeming.Ibunya yang duduk di ruang tengah kemudian bangkit dan menghampiri Lilia, menyentuh punggung tangannya seraya berbisik, “Pergilah … siapa tahu dengan begitu ingatanmu akan segera pulih, Nak ….”Alya menunjukkan senyum tulusnya sebelum beranjak pergi dari sana, membiarkan Lilia mengambil keputusan setelah memikirkannya.“Mama?” panggil Keano sekali lagi, mungkin tidak sabar karena Lilia tak kunjung menjawabnya. “Apakah Mama tidak mau?”Sepasang matanya menatap Lilia dengan mengiba. Hatinya pasti terluka jika Lilia menolak permintaannya itu.“Iya baik, Mama mau,” jawab Lilia seraya menunjukkan senyumnya agar bocah kecil itu juga tersenyum dan berhenti menunjukkan bibir tertekuknya seperti itu.Setelah bersiap dengan membawa beberapa pakaian, mereka pergi meninggalk

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    189. Tiba-tiba Basah

    Lilia panik, ia berusaha menutupi bagian depan tubuhnya yang pasti tampak, entah itu bra atau bahkan—“Ambilkan coat punyaku yang ada di mobil, Giff!” pinta William pada Giff yang lalu berlari pergi dari sana.Lilia menyilangkan kedua tangannya di depan dada saat William tersenyum dan memalingkan wajahnya. Mengisyaratkan pada Keano agar anak lelakinya itu melakukan hal yang sama meski ia tahu Keano terlihat khawatir.Tidak membutuhkan waktu lama bagi Giff untuk kembali den dengan mata terpejam menyerahkan coat panjang itu pada William, memindahnya pada Lilia tanpa menoleh, meminta agar ia memakainya.“Pakailah,” ucapnya. “Coat ini panjang, kamu bisa menutupi semua bagian yang basah dengan ini.”“Terima kasih,” jawab Lilia kemudian mengenakannya dengan gugup—atau lebih tepatnya malu.Ia hanya wanita sendiri sementara dua orang yang ada di sekitarnya adalah pria dan seorang anak lelaki.“Kita pulang saja, Papa,” ajak Keano. “Kasihan Mama bajunya basah, nanti kalau Mama sakit bagaimana?”

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status