Share

83. Taman Bunga Untuk Lilia

Author: Almiftiafay
last update Huling Na-update: 2024-12-27 13:36:43
"Semua bunga ini milikmu," ucap William. "Kenapa? Kamu tidak suka?" tanyanya saat Lilia hanya bergeming.

Lilia pun juga masih bergeming setelah tanya itu.

Ia hanya ... tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Bukan bermaksud ingin membandingkan, hanya saja ... dulu sepanjang William menjalani pernikahan dengan Ivana, pria itu tidak pernah bersikap seperti ini.

Lilia tak pernah melihat ada taman bunga yang dipindah ke dalam rumahnya seperti ini.

"Kamu tidak suka," kata William, tapi kali ini bukan sebuah tanya, melainkan seperti kalimat yang bersemburat rasa kecewa.

Matanya yang mengedip pelan dan anggukan samar itu seperti sedang memahami situasi yang terjadi di sekitarnya.

"B-bukan begitu," jawab Lilia dengan cepat, sebelum pria itu benar-benar berpikir Lilia tak suka semua ini. "Saya suka, suka sekali," katanya. "Hanya saja ... apakah ini tidak sedikit berlebihan?"

William menggeleng dengan tanpa beban, "Tidak," jawabnya. "Jika kamu suka, tidak ada yang berlebihan bagiku, L
Almiftiafay

1 bab sedang dalam perjalanan 😹😹 jangan lupa tinggalkan komentar dan ulasan, vote juga jika akak semua bersedia 🤗

| 15
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (6)
goodnovel comment avatar
Eva
pasti ibu angkatnya tau sesuatu tentang Lilia dan juga Nyonya Bertha. pasti ada yang sengaja mencelakai ibunya Lilia supaya rahasia itu tidam terungkap
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
willi masih gengsi buat kasih perhatian sama lilia. mungkin kah ibu nya lilia mau bilang klo lilia anak tuan alaric yg ilang?
goodnovel comment avatar
meowza lee
apa ibunya lilia mau ngasih tau kalau lilia itu adiknya ivanna yg hilang?
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    84. Sorot Mata Sarat Rindu

    “Sepertinya itu sesuatu yang penting,” lanjut Tuan Alaric teriring kedua bahunya jatuh penuh dengan rasa kecewa. Melihat beliau seperti itu, rasanya ada hal yang mengganjal di dalam hatinya. Barangkali, alasan beliau sering menjenguk ibunya di sini juga karena memang ada hal yang belum tuntas yang ingin beliau ketahui. “Aku harap ibumu cepat bangun,” ucap Tuan Alaric. Beliau menoleh pada Lilia dengan sepasang mata tuanya yang sendu. “Terima kasih, Tuan Alaric.” Pria paruh baya itu menganggukkan kepalanya, sekali lagi senyumnya terlihat, hela napasnya tampak berat sebelum ia mengayunkan kakinya untuk pergi. “A-Anda akan pulang sekarang?” tanya Lilia sembari mengikuti langkahnya. “Iya. Mau ikut pulang denganku?” “Saya harus menjemput Keano dulu, Tuan,” jawabnya, menolak dengan sopan. “Kamu sangat menyayangi Keano,” tanggap beliau. “Ivana memilih orang yang tepat untuk menjadi istrinya William dan ibu untuk anaknya. Tapi mungkin sekarang kamu terganggu dengan apa yang terjadi pada

    Huling Na-update : 2024-12-27
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    85. Cincin Bunga Lily

    “U-untuk melamar seseorang?” ulang Giff yang berjalan mengekori William. Sementara tuannya itu kemudian menoleh ke arahnya, menjumpai kedua alisnya yang terangkat penuh rasa tak percaya. “Ada yang salah dengan itu?” tanya William balik. “T-tidak,” jawab Giff. “Jika ‘seseorang’ yang Anda maksudkan itu adalah Nona Lilia, tidak masalah. Saya hanya … takut yang Anda lamar itu adalah wanita lain?” “Wanita lain siapa?” “Gretha Roseanne misalkan.” William berdecak kesal mendengarnya, “Jangan menyebut namanya di dekatku,” tegurnya. “Maaf.” Giff tersenyum membalasnya. Mereka terus berjalan mengikuti staf wanita yang memandu mereka ke sebuah etalase bening yang menunjukkan berbagai macam bentuk cincin. Mata William mengedar, memindai setiap dari benda-benda mengkilat itu dengan teliti. Pada baris yang hampir di sudut kanan, perhatiannya dicuri oleh cincin dengan bentuk bunga lily yang cantik. Membayangkan cincin itu akan dipakai oleh Lilia membuatnya tanpa sadar tersenyum. “Yang ini,

    Huling Na-update : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    86. Aku Hidup Di Dalam Hatinya

    ‘Aku … hidup di dalam hatinya?’ ulang Lilia dalam hati. Ia menegang di tempatnya berdiri. Dagunya yang disentuh oleh William terasa kaku dan dingin saat berulang kali memastikan bahwa ia tak salah dengar kala pria itu mengatakan ia dan Ivana hidup di dalam hatinya dengan cara yang berbeda. ‘Jadi, aku ada di dalam hatinya selama ini?’ Bolehkah Lilia bahagia dengan pengakuan kecil itu? Setidaknya keberadaannya di sini bukanlah sebuah bayangan semu. Ia ada, ia hidup di dalam hatinya William. “Wajahmu merah,” ucap William dengan kepala yang miring beberapa derajat ke kiri. Lilia menyentuhnya, rasanya memang hangat. Tubuhnya tak bisa berbohong, darahnya yang berdesir telah memberi reaksi berlebih sehingga pipi dan wajahnya berubah merah. Dan mungkin sekarang lebih merah dari sebelumnya, karena Lilia melihat William menundukkan kepalanya, membuat wajah dan pandangan mereka sejajar. Lilia meremas jas yang ada di pinggang William untuk meredakan kegugupan yang membuncah dari dalam dad

    Huling Na-update : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    87. Aku Mengingatmu Sejak Hari Itu

    “Tidak ada hal seperti itu, Lilia!” kata William, ia hampir meninggikan nada bicaranya sebelum ingat dengan Keano yang ada di dekat mereka. Yang barangkali menyalahpahaminya tengah meneriaki Lilia sehingga pria itu berusaha untuk tidak terpancing. “Aku tidak pernah mengajak atau bahkan memaksanya minum alkohol,” terang William sebagai sebuah sangkalan. “Dia yang datang saat aku akan pergi menyusulmu dan Keano malam itu. Dia bilang dia membawa wine dari ibunya dan memintaku untuk minum lalu aku tidak sadar sampai besok paginya.” Mendengar itu Lilia bergeming di tempatnya duduk. Ia sedang mencoba mencerna apa yang terjadi, benaknya memprovokasi agar ia berpikir buruk bahwa memang sengaja dilakukan oleh Gretha. “Apa dia sengaja melakukan itu?” tanya William seolah bisa membaca apa yang sedang ada di dalam pikirannya. “Karena jika dipikirkan pelan-pelan … semuanya aneh, bukan?” gumamnya. “Soal dia bilang dia trauma tapi malah datang ke rumah ini, lalu tidak mau diajak visum, dan sekar

    Huling Na-update : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    88. Pria Yang Menunggunya Di Rooftop

    ‘Dekat?’ ulang Lilia dalam hati. ‘Dekat yang seperti apa maksudnya?’ Lilia hanya bisa mengatakan itu sebatas dalam batin saja, tak berani mengungkapkan melalui lisannya pada William. Sehingga yang terjadi adalah bibirnya yang terpasung bisu tanpa memberi pria itu jawaban. Ia hanya bergeming dan sepertinya itu membuat William lelah menunggu karena pria itu akhirnya mengatakan, “Jangan terbebani, kamu tidak perlu menjawabku saat ini,” ucapnya. Lilia melihatnya bangun dari sofa, selangkah mendekat pada Lilia untuk mengangkat Keano ke dalam gendongannya. “Biar aku yang bawa Keano,” katanya lalu beranjak pergi meninggalkan ruang keluarga. Lilia bergegas mengikutinya, mengekori langkah kaki panjangnya hingga mereka tiba di dalam kamar. William membaringkan anak lelakinya itu ke atas ranjang dengan perlahan, menarik selimut dan membisikkan “Selamat malam” sebelum ia memandang Lilia sehingga tatap mereka bertemu di bawah cahaya lampu yang masih terang. “S-selamat malam untuk Tu

    Huling Na-update : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    89. Menikahlah Denganku

    William Quist, seorang pria yang diketahui oleh Lilia tidak pernah menundukkan kepalanya pada siapapun tengah berlutut di hadapannya, mengatakan agar Lilia menikah dengannya. Tidak …. Rasanya ini terlalu indah untuk disebut sebagai sebuah kenyataan. Jantungnya berdebar kencang, gelombang kejut menghantamnya secara tiba-tiba sebelum Lilia sempat mempersiapkan diri. Ia tak tahu bahwa tujuan William memintanya dan Keano datang ke sini adalah untuk melakukan hal ini. ‘Makan malam’ yang disangka Lilia itu rupanya bukanlah sebuah makan malam biasa, gaun untuknya itu adalah bagian dari William yang sedang mengatur agar ia bisa mengatakan, ‘Menikahlah denganku, Lilia’. Lilia menggigit bibirnya, ia bingung bagaimana harus menyikapi ini. Tapi barangkali … hal pertama yang perlu ia lakukan adalah membuat pria itu berdiri dari berlututnya. “T-Tuan William,” sebut Lilia dengan suaranya yang gemetar. Ia menundukkan kepalanya, meraih kedua bahu William agar pria itu bangun. “T-tolong jangan

    Huling Na-update : 2024-12-29
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    90. Ciuman Kita Terasa Manis

    Ciuman ini, rasanya sangat manis. William memagut bibir Lilia dengan menyertakan hatinya. Yang rasanya sangat jauh berbeda dengan yang sebelumnya mereka lakukan. Sangat berbeda dengan saat William menariknya pada hari setelah kematian Ivana. Jauh rasa dari ciuman mereka saat ada di dalam ruang baca kala Lilia berakhir dengan menggigit bibirnya. Apa seperti ini rasanya saat perasaannya berbalas? Tatapan mereka yang bertemu setelah William menarik wajahnya bukan lagi seperti dirinya yang menunjukkan bagaimana cara ia mendominasi Lilia. Sepasang mata itu seakan dipenuhi oleh ketidakberdayaan, seolah ia tak ingin semua ini berlalu dengan cepat. “Mama,” panggil suara manis Keano yang datang dari kejauhan. “Papa,” lanjutnya. Sehingga William melepaskan tangannya dari pinggang Lilia dan mereka berdua menoleh kepada bocah kecil yang baru saja diturunkan Giff dari gendongannya itu. Keano kecil berlari dengan senyum yang merekah sempurna. Menghampiri Lilia dan William yang hampir serem

    Huling Na-update : 2024-12-29
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    91. Skin To Skin

    Mengikuti langkah kaki panjang William sekeluarnya dari mobil yang dikemudikan oleh Giff memasuki halaman, Lilia lah yang membawakan jas milik pria itu untuk masuk ke dalam rumah karena kedua tangannya sedang menggendong Keano. Bocah kecil itu terlelap setelah berceloteh di jalan dan tahu-tahu menjatuhkan kepalanya di bahu Lilia dengan nyaman. “Saya langsung pulang,” ucap Giff saat Lilia hampir melewati pintu. “Selamat malam, Nona Lilia, Tuan William.” “Selamat malam,” balas Lilia kemudian pemuda itu menundukkan kepalanya sebelum pergi. Lilia melanjutkan langkahnya menuju ke kamar, membalas sapaan beberapa pelayan yang menyambut kedatangannya sebelum menemukan William yang tengah membaringkan anak lelakinya itu. Lilia melihatnya menguraikan dasi kecil yang ada di kerah leher Keano sebelum ia beranjak turun dari tepi tempat tidur dan berhenti di hadapan Lilia yang menyerahkan jas miliknya. “T-terima kasih untuk malam ini, Tuan William,” ucap Lilia dengan gugup, mencuri pandang pad

    Huling Na-update : 2024-12-30

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    152. Probabilitas 99,99%

    Alaric tidak akan pernah melupakan hari di mana ia menemukan kenyataan bahwa Lilia adalah anak gadisnya yang menghilang lebih dari dua dekade lamanya.*** Kembali pada delapan puluh dua hari yang lalu. ***Alaric tengah duduk di bangku memanjang yang ada di taman rumah sakit, di depannya—sedikit ke kanan—Zain berdiri menatapnya dengan cemas.Di tangan Alaric ada sebuah amplop berwarna putih, hasil tes DNA yang beberapa hari lalu diajukannya telah memiliki hasilnya.Ia menghela dalam napasnya saat mengambil lembaran dari dalam sana dan membacanya dengan saksama.[Bukti ilmiah yang diperoleh dengan mengacu pada sampel yang diperiksa dan dianalisis dari terduga ayah (Alaric Roseanne) cocok dengan sampel terduga anak (Lilia Zamora). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa probabilitas Alaric Roseanne sebagai ayah biologis dari Lilia Zamora adalah 99,99%.]“Bagaimana, Tuan?” tanya Zain yang turut tegang di hadapannya.Tapi sebelum Alaric menjawab, kelegaan dorongan napas tuannya itu telah m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    151. Kita, Payung Hitam, Dan Tempias Hujan Siang Itu

    Dada William buncah tak terkendali, ia selangkah maju untuk mengulang apa yang gadis—yang mengakui dirinya adalah Lilia Zamora—itu katakan. “Belum pernah bertemu?” ulangnya. “Apa maksudmu, Lilia? Dan kenapa kamu tidak mengenaliku? Kamu hanya berpura-pura, ‘kan?” Lilia menggeleng, maniknya yang cantik tampak kebingungan, selaras dengan kalimatnya sebagai bantahan. “Tidak,” jawabnya. “Berpura-pura bagaimana maksud Anda? Kenapa saya harus mengenal orang yang baru saja saya lihat hari ini?” William hendak meraih tangan Lilia agar membuat mereka lebih dekat karena ia melihat punggung Lilia yang basah terkena tempias hujan. Tapi gadis itu menolak sehingga William hanya bergeming. “Tuan William,” panggil Giff dari sebelah kirinya, menjemput William dengan menggunakan payung dengan warna yang sama dengan milik Lilia. Gadis itu memandang mereka bergantian sebelum menunduk di hadapan William dan mengayunkan kakinya pergi dari sana dengan gegas. William hendak mencegahnya tetapi m

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    150. Memahami Rencana Semesta

    Dari dalam sedan berlambang flying lady di mana Giff sedang berada di dalamnya, sepasang matanya terbuka lebar saat menjumpai bahwa apa yang dikatakan oleh William adalah sebuah kebenaran. Gadis yang berlari dari arah barat dan berhenti di hadapan William kala tuannya itu memandang preschool kecil itu dengan harapan yang pupus benar adalah Lilia—atau setidaknya mereka memiliki wajah yang sama persis. Gadis itu hanya berdiri setinggi dada William, pembawaannya yang anggun dan hangat adalah hal yang senantiasa disaksikan oleh Giff setiap kali Nonanya itu berada di depan William. Ia hidup! Lilia benar-benar hidup. ‘Tapi sepertinya … ada sesuatu yang salah di sini.’ Batin Giff tak tenang saat melihat percakapan di seberang sana yang sepertinya tidak berjalan dengan baik. Sementara itu, di depan gerbang rendah yang basah akibat derasnya hujan, William tengah meraba apa yang direncanakan oleh semesta dengan mempertemukannya dengan Lilia saat ia berusaha melepasnya dengan lapang d

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    149. Ternyata Tuhan Tak Pernah Mengembalikanmu

    Tanpa sadar, sebulir air matanya jatuh melewati bibir saat William menggumamkan namanya di dalam hati. Ia hampir selangkah maju untuk memastikan bahwa gadis di halaman preschool itu adalah Lilia sebelum Zain menahan lengannya sebab baru saja ada kendaraan yang melintas. “Tuan William?” panggil Zain pada William yang hanya bergeming. Matanya hanya tertuju pada satu titik, tempat di mana Lilia berdiri, satu-satunya dunia yang berwarna sementara di sekitarnya hanya berisikan abu-abu. Lilia terlihat sangat bahagia saat mengajak anak-anak kecil itu bernyanyi, membuat mereka berputar mengelilinginya sehingga senyumnya merekah sehangat matahari pagi ini. “Ada apa, Tuan William?” sebut Zain sekali lagi. William tersadar dan memandang pemuda itu seraya mengembalikan tanya, “Pak Zain tidak melihatnya?” “Apa?” “Lilia,” jawabnya. “Dia berdiri di sana bersama dengan—“ William berhenti bicara saat menunjuk pada halaman preschool itu. Tapi saat hal itu ia lakukan, tak ada yang berdiri di sa

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    148. Detak-detak Di Dada

    William tahu betul bahwa ‘projek’ yang baru saja disebutkan oleh Giff itu adalah yang dulu pernah ia dan Gretha kerjakan—pembangunan sekolah yang tempatnya cukup jauh dari kota. “Bukankah aku sudah pernah berpesan padamu agar mengatakan pada Papa Alaric untuk tidak mengikutsertakan wanita itu?” William sangat tidak suka jika ia harus menyebutkan namanya sekali lagi. Kedua bahu Giff jatuh mendengar itu. “Coba tenang sebentar,” pintanya. “Memang itu adalah projek yang pernah Anda kerjakan bersamanya, tapi kali ini tidak. Kita saja, tanpa ada ikut campur Gretha.” Mendengar itu membuat William berdeham, merasa bersalah sudah meninggikan suaranya pada Giff. “Ah, benarkah?” tanyanya. “Kalau begitu jangan setengah-setengah saat bicara, katakan dengan jelas, Giff!” “Saya memang belum selesai bicara, Tuan William Quist!” “Lalu Papa bilang apa lagi?” “Tuan Alaric meminta agar pembangunannya dipercepat, jadi kita sesekali harus mengeceknya, itu saja,” jawab pemuda itu seraya sel

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    147. Agar Hancurku Ini Tidak Sia-sia

    Di rumah milik William pagi ini, Giff yang baru saja keluar dari kamar yang ia tinggali selama ‘menumpang hidup’ di rumah William sedikit terkejut saat melihat tuannya yang sudah dalam keadaan rapi. Sudah cukup lama Giff tak melihatnya dalam kemeja lengan panjang dan vest serta dasi yang tersemat di kerahnya seperti itu. “Selamat pagi,” sapa Giff lebih dulu dengan kepala yang tertunduk sopan. “Pagi.” “Apa Anda akan pergi ke suatu tempat?” tanya Giff yang dijawab lebih dulu dengan sebuah anggukan oleh William “Iya, Giff. Ke Velox Corp.” Salah satu alis Giff terangkat mendengarnya, “Sungguh? Jadi Anda akan comeback?” “Ya,” jawabnya. “Melihatmu yang pontang-panting sendirian mengurus banyak hal dan mengambil alih pekerjaan membuatku tidak tega. Kembali bekerja bukan pilihan yang buruk, ‘kan? Aku hanya takut kamu tiba-tiba menguasai Velox Cop.” Giff tertawa mendengar itu, “Tidak,” jawabnya. “Saya masih sayang dengan nyawa saya, Tuan. Tapi terima kasih untuk sudah kembali. Minggu in

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    146. Langit Sore Dan Cirrostratus Yang Mengingatkanku Terhadapmu

    “Apa ada yang salah dengan itu?” tanya William balik. “Apa aku tidak boleh memanggilmu seperti itu? Ya sudah kalau tidak boleh, pergi saja sana!” usir William seraya memalingkan wajahnya dan itu membuat Nicholas tertawa. Senyum getir yang tadi senantiasa terukir di kedua sudut bibirnya telah sirna. Tawa itu lepas seakan beban yang mendesak dadanya itu terangkat pelan-pelan. “Boleh,” jawab Nicholas akhirnya. “Panggil saja sesukamu, Willie.” “Akan aku pikirkan kalau begitu.” Nicholas mengangguk, “Pulanglah! Sudah hampir gelap.” Ia mengayunkan kakinya lebih dulu untuk pergi dari sana. Menuruti William yang memintanya agar kembali lagi besok. William melihatnya pergi, memandang punggung bidangnya dan mengingat ucapan Giff beberapa waktu yang lalu. Pada hari di mana Giff menghampirinya yang berhenti di emperan pertokoan. ‘Ada hal yang ingin saya sampaikan pada Anda’ yang hari itu dikatakannya adalah tentang kecelakaan yang melibatkan Nicholas dan juga Madeline. ‘Seorang saksi yang

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    145. Bertemunya Quist Bersaudara

    Giff yang berjalan keluar dari pintu utama panti asuhan menghentikan langkahnya dan urung mengajak William untuk pulang saat ia menjumpai Quist bersaudara itu saling menatap dalam jarak sekian meter yang memisahkan. Ia lebih memilih untuk membiarkan mereka bicara dan tidak mengganggu keduanya. Memang sudah seharusnya mereka berdamai dan meluruskan semua kesalahpahaman yang memeluk mereka itu, bukan? Di seberang sana, Nicholas sepertinya juga tidak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan William di sini. Ia terdiam tanpa melakukan apapun hingga salah satu anak panti asuhan yang ada di sekitarnya berteriak, “Paman, tolong tendang bolanya ke sini!” William yang berdiri di tengah halaman melihat Nicholas yang menendang bola itu, mengembalikannya pada anak-anak yang tengah menunggunya dan mendekat pada William. “Kamu di sini ternyata, Willie?” sapanya lebih dulu. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya William balik. Kakak lelakinya itu sekilas mengangkat kedua bahunya sebelum menjaw

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    144. Membutuhkan Waktu Seumur Hidup Untuk Pulih

    “Tuan William,” panggil Giff yang membuat William menggosok matanya sebelum ia mengangkat wajah. Menjumpai wajah pemuda itu yang berjalan menghampirinya dan berdiri berseberangan meja dengannya. “Ya?” balas William singkat. “Reynold, mantan pacarnya Gretha yang kemarin lusa pernah saya katakan pada Anda kalau kami bertemu di proyek kecil miliknya itu saya hubungi tadi sore.” “Untuk apa kamu menghubunginya?” tanya William hampir enggan. “Untuk membicarakan kemungkinan proyek yang bisa kita kerjakan dengannya,” jawab Giff dengan senyum yang tak bisa diartikan. “Kenapa aku harus bekerja sama dengannya, Giff?” “Kenapa lagi? Tentu karena kita harus menggali lebih jauh soal Henry dan keterlibatannya dengan semua peristiwa di sekitar kita, ‘kan?” tanyanya balik. “Sekalian untuk mencari kejelasan apakah benar Reynold yang menghamili Gretha.” William menggeleng samar. “Atur saja,” ucapnya. “Tapi jangan sampai kamu mempertemukan aku dengannya sekarang ini. Aku tidak ingin melihat wajah s

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status