Share

80. Tak Bisakah Tidur Denganku?

Author: Almiftiafay
last update Huling Na-update: 2024-12-25 15:15:12
Debar jantung Lilia menggila. Ia menatap William yang berada sangat dekat dengannya.

Hidung mereka hampir bersentuhan saat manik keduanya mengunci di bawah cahaya remang-remang.

Lilia berusaha melepaskan diri dari William dengan bangun dari atasnya tetapi yang terjadi justru William melingkarkan kedua tangannya pada pinggang kecil Lilia dan memindahnya ke samping.

Membuatnya tak bisa memproses rasa terkejut atas apa yang terjadi saat tubuhnya terhempas di atas tempat tidur.

“Akh!” Lilia menahan William agar pria itu tidak semakin dekat dengannya pada posisi mereka yang tak lagi memiliki jarak ini.

“A-apa yang Anda lakukan?” tanya Lilia, gugup mendapati sorot William yang terlihat tajam meski matanya tak terbuka seutuhnya.

“Bukankah aku yang seharusnya bertanya, apa yang kamu lakukan, Lilia?” tanya William balik, irisnya memindai setiap sudut wajah Lilia yang berubah pias.

“T-Tuan William demam,” jawabnya. “Jadi saya datang untuk melihat keadaan Anda yang tidak makan atau turun s
Almiftiafay

akaaaak, ini bab yang ke 3 yah 🤗🤗 terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan komentar dan ulasan ☺️

| 28
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Eva
Tapi thor aku penasaran..Lilia sama William nikahnya kapan ya? Udah berapa lama ya? Udah di jelaskan di awal bab belum sih? Mungkinkah aku lupa wkwkwk
goodnovel comment avatar
Eva
Kenapa William selalu tanya ke Lilia apakah dia masih takut dengannya atau tidak? Mungkinkah maksudnya kalau Lilia sudah tidak takut William akan melancarkan aksinya untuk unboxing Lilia? Karena kalau nggak salah Lilia takut dengan pria karena ada trauma dengan ayah angkatnya.
goodnovel comment avatar
Oppo A712018
cuuus bikinin ade buat kiano
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    81. Takluk Dalam Sentuhannya

    Jemari tangan William mengusap lembut bibir bagian bawahnya, membuat Lilia menahan napas untuk beberapa saat. Menatap kelam irisnya itu, seolah ia tengah terhipnotis, terserap masuk dan terlena. Jantungnya berdegup semakin kencang saat William menunduk semakin dekat. Sebelah tangannya yang lain dirasa Lilia tengah melingkar di pinggangnya, semakin lama semakin erat. Lilia berusaha menghindarinya tetapi rasanya tidak bisa. Seakan ia takluk dalam sentuhannya yang sangat berbeda dengan apa yang kerap ia dapatkan dari William dengan kejam dan tanpa kasih. ‘Bolehkah kami seperti ini?’ tanya Lilia dalam hati. Bolehkah jika akhirnya ia menjadi bagian dari William begitu juga sebaliknya? Bagaimana perasaan William padanya? Kenapa ia meminta pada Lilia agar tidak takut dan mengatakan ia tak akan menyakitinya? ‘Apa sikapnya ini hanya karena dia merasa bersalah telah bersikap kasar padaku selama ini?’ batin Lilia kembali. ‘Apa dia menganggap aku istrinya atau ….’ Lilia meremas ujung jarin

    Huling Na-update : 2024-12-26
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    82. Seperti Apa Perasaanmu?

    Lilia meremas selimut yang menutupi tubuhnya hingga ke dada. Ia tak salah dengar, ‘kan? William baru saja mengatakan bahwa ia tak pernah berciuman dengan Gretha. Lalu ... apa yang ia lihat hari itu di teras? Bukankah saat itu William menunduk dan mensejajarkan wajahnya dengan Gretha? Lilia melihatnya saat William tampak menyentuh telinga Gretha dan— “Benar kamu melihatku di teras?” tanya William yang membuat Lilia terjaga dari pemikiran sesaatnya. “I-iya,” aku Lilia. “Saya keluar karena Keano yang meminta. Tidak berapa lama Anda keluar dan disusul oleh Nona Gretha.” William mengangguk, “Aku tahu,” katanya. “Giff memberitahuku kalau kamu ada di teras bersama dengan Keano. Tapi, sekalipun benar aku bersama dengan Gretha, aku tidak berciuman dengannya.” “J-jadi apa yang saat itu Anda lakukan?” Biar saja Lilia dianggap lancang, ia ingin tahu apa yang terjadi di antara mereka kala itu. Tidak mungkin ia ditipu oleh pandangannya sendiri, bukan? “Dia bilang telinganya sakit karena

    Huling Na-update : 2024-12-26
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    83. Taman Bunga Untuk Lilia

    "Semua bunga ini milikmu," ucap William. "Kenapa? Kamu tidak suka?" tanyanya saat Lilia hanya bergeming. Lilia pun juga masih bergeming setelah tanya itu. Ia hanya ... tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Bukan bermaksud ingin membandingkan, hanya saja ... dulu sepanjang William menjalani pernikahan dengan Ivana, pria itu tidak pernah bersikap seperti ini. Lilia tak pernah melihat ada taman bunga yang dipindah ke dalam rumahnya seperti ini. "Kamu tidak suka," kata William, tapi kali ini bukan sebuah tanya, melainkan seperti kalimat yang bersemburat rasa kecewa. Matanya yang mengedip pelan dan anggukan samar itu seperti sedang memahami situasi yang terjadi di sekitarnya. "B-bukan begitu," jawab Lilia dengan cepat, sebelum pria itu benar-benar berpikir Lilia tak suka semua ini. "Saya suka, suka sekali," katanya. "Hanya saja ... apakah ini tidak sedikit berlebihan?" William menggeleng dengan tanpa beban, "Tidak," jawabnya. "Jika kamu suka, tidak ada yang berlebihan bagiku, L

    Huling Na-update : 2024-12-27
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    84. Sorot Mata Sarat Rindu

    “Sepertinya itu sesuatu yang penting,” lanjut Tuan Alaric teriring kedua bahunya jatuh penuh dengan rasa kecewa. Melihat beliau seperti itu, rasanya ada hal yang mengganjal di dalam hatinya. Barangkali, alasan beliau sering menjenguk ibunya di sini juga karena memang ada hal yang belum tuntas yang ingin beliau ketahui. “Aku harap ibumu cepat bangun,” ucap Tuan Alaric. Beliau menoleh pada Lilia dengan sepasang mata tuanya yang sendu. “Terima kasih, Tuan Alaric.” Pria paruh baya itu menganggukkan kepalanya, sekali lagi senyumnya terlihat, hela napasnya tampak berat sebelum ia mengayunkan kakinya untuk pergi. “A-Anda akan pulang sekarang?” tanya Lilia sembari mengikuti langkahnya. “Iya. Mau ikut pulang denganku?” “Saya harus menjemput Keano dulu, Tuan,” jawabnya, menolak dengan sopan. “Kamu sangat menyayangi Keano,” tanggap beliau. “Ivana memilih orang yang tepat untuk menjadi istrinya William dan ibu untuk anaknya. Tapi mungkin sekarang kamu terganggu dengan apa yang terjadi pada

    Huling Na-update : 2024-12-27
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    85. Cincin Bunga Lily

    “U-untuk melamar seseorang?” ulang Giff yang berjalan mengekori William. Sementara tuannya itu kemudian menoleh ke arahnya, menjumpai kedua alisnya yang terangkat penuh rasa tak percaya. “Ada yang salah dengan itu?” tanya William balik. “T-tidak,” jawab Giff. “Jika ‘seseorang’ yang Anda maksudkan itu adalah Nona Lilia, tidak masalah. Saya hanya … takut yang Anda lamar itu adalah wanita lain?” “Wanita lain siapa?” “Gretha Roseanne misalkan.” William berdecak kesal mendengarnya, “Jangan menyebut namanya di dekatku,” tegurnya. “Maaf.” Giff tersenyum membalasnya. Mereka terus berjalan mengikuti staf wanita yang memandu mereka ke sebuah etalase bening yang menunjukkan berbagai macam bentuk cincin. Mata William mengedar, memindai setiap dari benda-benda mengkilat itu dengan teliti. Pada baris yang hampir di sudut kanan, perhatiannya dicuri oleh cincin dengan bentuk bunga lily yang cantik. Membayangkan cincin itu akan dipakai oleh Lilia membuatnya tanpa sadar tersenyum. “Yang ini,

    Huling Na-update : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    86. Aku Hidup Di Dalam Hatinya

    ‘Aku … hidup di dalam hatinya?’ ulang Lilia dalam hati. Ia menegang di tempatnya berdiri. Dagunya yang disentuh oleh William terasa kaku dan dingin saat berulang kali memastikan bahwa ia tak salah dengar kala pria itu mengatakan ia dan Ivana hidup di dalam hatinya dengan cara yang berbeda. ‘Jadi, aku ada di dalam hatinya selama ini?’ Bolehkah Lilia bahagia dengan pengakuan kecil itu? Setidaknya keberadaannya di sini bukanlah sebuah bayangan semu. Ia ada, ia hidup di dalam hatinya William. “Wajahmu merah,” ucap William dengan kepala yang miring beberapa derajat ke kiri. Lilia menyentuhnya, rasanya memang hangat. Tubuhnya tak bisa berbohong, darahnya yang berdesir telah memberi reaksi berlebih sehingga pipi dan wajahnya berubah merah. Dan mungkin sekarang lebih merah dari sebelumnya, karena Lilia melihat William menundukkan kepalanya, membuat wajah dan pandangan mereka sejajar. Lilia meremas jas yang ada di pinggang William untuk meredakan kegugupan yang membuncah dari dalam dad

    Huling Na-update : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    87. Aku Mengingatmu Sejak Hari Itu

    “Tidak ada hal seperti itu, Lilia!” kata William, ia hampir meninggikan nada bicaranya sebelum ingat dengan Keano yang ada di dekat mereka. Yang barangkali menyalahpahaminya tengah meneriaki Lilia sehingga pria itu berusaha untuk tidak terpancing. “Aku tidak pernah mengajak atau bahkan memaksanya minum alkohol,” terang William sebagai sebuah sangkalan. “Dia yang datang saat aku akan pergi menyusulmu dan Keano malam itu. Dia bilang dia membawa wine dari ibunya dan memintaku untuk minum lalu aku tidak sadar sampai besok paginya.” Mendengar itu Lilia bergeming di tempatnya duduk. Ia sedang mencoba mencerna apa yang terjadi, benaknya memprovokasi agar ia berpikir buruk bahwa memang sengaja dilakukan oleh Gretha. “Apa dia sengaja melakukan itu?” tanya William seolah bisa membaca apa yang sedang ada di dalam pikirannya. “Karena jika dipikirkan pelan-pelan … semuanya aneh, bukan?” gumamnya. “Soal dia bilang dia trauma tapi malah datang ke rumah ini, lalu tidak mau diajak visum, dan sekar

    Huling Na-update : 2024-12-28
  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    88. Pria Yang Menunggunya Di Rooftop

    ‘Dekat?’ ulang Lilia dalam hati. ‘Dekat yang seperti apa maksudnya?’ Lilia hanya bisa mengatakan itu sebatas dalam batin saja, tak berani mengungkapkan melalui lisannya pada William. Sehingga yang terjadi adalah bibirnya yang terpasung bisu tanpa memberi pria itu jawaban. Ia hanya bergeming dan sepertinya itu membuat William lelah menunggu karena pria itu akhirnya mengatakan, “Jangan terbebani, kamu tidak perlu menjawabku saat ini,” ucapnya. Lilia melihatnya bangun dari sofa, selangkah mendekat pada Lilia untuk mengangkat Keano ke dalam gendongannya. “Biar aku yang bawa Keano,” katanya lalu beranjak pergi meninggalkan ruang keluarga. Lilia bergegas mengikutinya, mengekori langkah kaki panjangnya hingga mereka tiba di dalam kamar. William membaringkan anak lelakinya itu ke atas ranjang dengan perlahan, menarik selimut dan membisikkan “Selamat malam” sebelum ia memandang Lilia sehingga tatap mereka bertemu di bawah cahaya lampu yang masih terang. “S-selamat malam untuk Tu

    Huling Na-update : 2024-12-28

Pinakabagong kabanata

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    373. Rahang Tuna

    "Hm ... tidak malam ini juga," balas Lilia singkat yang percayalah itu membuat William dilanda kelegaan yang besar.Bukan karena ia tak suka Lilia meminta sesuatu darinya. Hanya saja ... ia telah dibuat habis akal lebih dulu mendengar permintaannya yang mendadak dan tidak ia antisipasi.Padahal Tuan Alaric, ayah mertuanya itu sudah pernah mengatakan bahwa nanti William harus siaga dengan permintaan dadakan istri yang hamil di tengah malam.Saat itu ia pun bingung dan bertanya kenapa memangnya? Karena saat ia menikah dengan Ivana dulu, tidak ada sesuatu yang mencolok.Tapi sekarang, William sudah mendapatkan jawabannya. Contoh nyatanya ada di depan mata.Ia mendorong napasnya, salah satu lengannya merangkul Lilia seraya mengecup pipinya. "Baiklah ... aku akan carikan restoran yang menyediakan menu itu nanti, tapi sekarang kamu tidur lagi, bagaimana?"Lilia mengangguk memberi persetujuan. "Iya.""Selain makan itu, sekarang kamu mau makan apa?""Hanya itu saja yang aku pikirkan dari tad

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    372. Dari Asing Menjadi Cerita Yang Manis

    Lilia dan William masih bersembunyi hingga Nicholas dan Selina pergi dari sana.Lilia turut senang karena saat semua luka dan kesalahpahaman perlahan teruraikan, satu demi satu dari mereka mendapatkan kebahagiaan."Apakah pernikahan akan dilakukan dalam waktu dekat kalau begini caranya?" tanya Lilia setelah dua orang yang mereka awasi tadi benar-benar telah pergi dari sana."Kalau memang niat, tidak perlu mengulurnya, 'kan?" balas William sembari mengusap puncak kepala Lilia."Tapi aku penasaran bagaimana cara Kak Nicholas bertemu dengan Selina sebenarnya? Dari tidak sengaja menjadi takdir?"Belum sempat William menjawab, mereka dikejutkan oleh suara yang datang dari sebelah kanan Lilia.Jovan, entah sejak kapan tangan kanan Nicholas itu ada di sini, tapi kehadirannya membuat mereka berdua terkejut."Itu dimulai dari Tuan Nicholas yang datang ke rumah sakit untuk periksa mata dan tidak sengaja terlihat sebuah peristiwa dengan Dokter Selina, Nona Lilia," katanya."Peristiwa apa?" tanya

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    371. Teman, Atau Teman Hidup?

    Karena tak ingin keberadaan Lilia dan William terlihat, maka mereka berdua menyisih, menyembunyikan diri di belakang pohon besar yang ada di tengah taman rumah sakit."Apa itu yang kapan hari dibilang oleh Pak Jovan sebagai dokter anak yang dekat dengan Kak Nicholas?" tanya Lilia lirih, menoleh pada William yang berdiri di belakangnya, turut menyembunyikan diri meski Lilia tak yakin mereka tak akan ketahuan."Kenapa dengan wajahmu?" tanya Lilia sekali lagi, jari telunjuknya bergerak di depan wajah William dan ditanggapi bingung oleh si pemilik wajah."Apanya, Sayang?" tanya William balik."Kamu terlihat keberatan. Kamu tidak suka aku memintamu bersembunyi di sini?"Mata William mengerjap lebih dari satu kali, "Keberatan bagaimana?""Wajahmu terlihat kesal, kamu kesal padaku karena aku memintamu untuk bersembunyi? Aku memintamu melakukan hal yang sulit memangnya? Atau kamu menganggap aku kekanakan?"Cecaran pertanyaan dari Lilia membuat sepasang mata William terpejam pasrah."Lihat itu

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    370. Menjadi Satu Bagian, Satu Keluarga

    “Aku tidak bisa melakukan itu begitu saja,” jawan William dengan cepat, seolah memang ia telah siap dengan jawaban tersebut. “Butuh waktu bertahun-tahun sejak kematian Madeline sampai Mama dan Papa mengatakan bahwa kalian bersalah karena telah menyia-nyiakannya. Aku bahkan harus menyalah pahami Nicholas melakukan sesuatu yang buruk padahal Madeline lah yang lelah dengan semua ketidak adilan yang terjadi untuknya.” Lilia meredakan detak jantungnya bertubi-tubi lebih cepat. Matanya perih memandang William dan netra kelamnya yang tampak menanggung kesakitan. Suara gemetarnya mengatakan segalanya, tentang kekecewaan, dan juga keretakan yang bertahun-tahun ada di bahunya. “Aku mungkin memaafkan kalian, tapi nanti ....” imbuh William setelah hening merengkuh mereka lebih dari enam puluh detik lamanya. “Biar aku lihat seperti apa kesungguhan Mama dan Papa dalam mencintai keluargaku, istriku, anak-anakku. Terhadap Nicholas pun juga begitu. Bukan hanya Madeline yang kalian buat menderita, t

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    369. Kesempatan Ke Dua

    Lilia tak begitu saja menjawabnya. Ia memandang Nyonya Donna yang menunduk dengan meremas jari-jarinya yang ada di atas paha, begitu juga dengan Tuan Adam yang menghela dalam napasnya. Terlihat sangat jelas sesal yang terukir dari caranya mengatakan, ‘Maafkan kami, Lilia ....’ Tuan Adam tak seperti sang istri yang lebih emosional dengan menunjukkan gestur akan sebuah sesal. Beliau tersenyum, maniknya menerpa Lilia degan bibirnya yang tersenyum. Tapi meski tak mengatakan apapun, Lilia tahu Tuan Adam sama menyesalnya. Sejak dulu Lilia tahu bahwa Tuan Adam memang cenderung pendiam dan lebih sering mengalah. Hingga hari ini pun ... sikap itu masih melekat di sana. Sebuah dinamika keluarga yang sering dijumpai oleh Lilia. “Kami tahu kamu tidak akan begtu saja mau memaafkan kami,” ucap kembali Nyonya Donna. “Kami juga memaklumi akan hal itu, Lilia. Tapi mungkin ... kamu bisa memberi sedikit harapan bahwa rasa bersalah kami ini akan bisa mendapat pemutihan nanti, meski membutuhkan waktu l

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    368. Sadar Ia Hanya Menantu Yang Tak Pernah Mendapat Restu

    Agni benar saat mengatakan bahwa itu akan menjadi obat pelipur lara bagi Lilia, William dan juga Keano. Mereka berbahagia, melewati masa pemulihan Lilia dengan berharap bahwa bayi kembar dalam kandungannya itu tumbuh dengan baik, menjadi anak yang juga baik dan lembut hatinya—setidaknya begitu yang dikatakan oleh Keano berulang kali. Bocah kecil itu teramat senang saat tahu ia akan memiliki adik kembar laki-laki dan perempuan, senang tak kepalang. 'Mama, Keano sudah mengatakan pada Jayce dan Jasenna kalau Keano akan punya adik kembar laki-laki dan perempuan, mereka bilang nanti kalau adik lahir akan datang, apakah boleh, Mama?' Celotehannya menghidupkan satu hari Lilia yang terasa membosankan di rumah sakit. Dan jika Lilia tak kunjung menjawab dengan mengatakan, 'Boleh, Sayangku ....' maka Keano masih akan antusias menunggunya, menatapnya dengan mata berbinar. Kabar dirinya yang hamil kembar sepasang itu telah sampai pada Tuan Alaric yang datang memberinya selamat. Pada ibunya y

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    367. Obat Pelipur Lara

    "Sudah, semuanya sudah berakhir, tidak ada lagi yang akan menyakiti kamu, menyakiti anak-anak kita, maaf untuk semua kelalaiannya ...." William menunjukkan senyumnya, merekah tapi di mata Lilia penuh rasa kecewa. Mungkin prianya itu merasa bersalah karena telah membiarkan Lilia diculik dan berakhir seperti ini. "Kamu juga tidak bersalah," balas Lilia sembari mengusap dagu William, pada sudut bibirnya, pada tegasnya rahang pria miliknya ini. "Kamu sudah menjagaku sebaik mungkin, tapi si jahat itu memang sedang memiliki kesempatan dan membuat semuanya jadi seperti ini." "Terima kasih untuk pengertianmu, Lilia." William menggapai bibir Lilia dengan lembut, tak ingin memberikan pagutan, sebatas kecupan beberapa detik seolah sedang meyakinkannya bahwa semuanya telah baik-baik saja. Saat William menarik wajahnya, ia menghela dalam napasnya sebelum berujar, "Aku harap setelah peristiwa ini kamu tidak semakin terpuruk dalam trauma itu," resahnya sendu. "Aku pikir tidak, William,"

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    366. Bangun Dari Antara Hidup Dan Mati

    Setelah merasa terombang-ambing di tengah laut yang sunyi dan tanpa tepian serta dirundung kesendirian dalam waktu yang ia kira berlalu lebih dari satu dasawarsa, Lilia akhirnya bisa melihat dunia yang sebenarnya. Langit-langit kamar asing yang lalu disadarinya sebagai langit-langit ruang rawat tempat ia berbaring, aroma obat-obatan yang menyentuh indera pembaunya, serta hangatnya tangan seorang pria yang ia rindukan, William. Mengerjapkan matanya dengan pelan, Lilia ingat apa yang telah membuatnya berbaring di sini dengan selang infus yang tergantung di lengan kirinya. Tak lain karena ia nyaris saja mati di tangan mantan ayah angkatnya yang kejam. Rasa sesak saat jemari tangan pria itu mencekik lehernya dan membuat napasnya terputus seperti masih tersisa di sana, memberinya sensasi aneh yang membuat Lilia ketakutan bahwa peristiwa itu akan berulang. Ah ... begitukah rasanya ada di ambang batas hidup dan mati? Gelap dingin dan menakutkan? Seperti itu jugakah alam bawah sadar yang

  • Rahasia Hati: Terperangkap Menjadi Istri Kedua CEO Dingin    365. Akhir Sebuah Kejahatan

    Pemantik yang dibawa oleh Niel itu mengeluarkan api, menyala di hadapan Arya yang wajahnya pias. Saat pria itu berpikir bahwa Niel benar akan membakarnya, dugaannya salah. Pemuda itu justru menariknya kembali. Ia memang membakar sesuatu, tapi bukan dirinya. Melainkan rokok yang terselip di antara jari tengah dan jari telunjuknya, lalu menyesapnya. Aksi itu membuat tawa Zain terdengar, begitu juga dengan Alaric yang lebih patut disebut sebagai 'mencemoohnya'. "Lihat, bukankah dia sangat bodoh?" tanya Niel, asap mengepul keluar dari bibirnya saat ia menunjuk pada Arya. "Dia benar-benar berpikir kalau yang aku tuangkan ke tubuhnya itu adalah bahan bakar." Dagunya mengedik pada Arya yang berekspresi penuh kebingungan. Pria itu mengendus tubuhnya sendiri, bahu kanan dan kirinya, pada tangan dan juga sekitarnya yang tak mengeluarkan aroma apapun selayaknya aroma bahan bakar. Yang disiramkan oleh Niel itu bukanlah bensin atau sesuatu sejenisnya, tapi air minum. Di saat seperti ini, si

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status