Share

74. Simpul Yang Terbuka

Pintu aula pengadilan kerajaan peri samudera terbuka lebar. Serombongan prajurit masuk bersama Samudera Biru selaku terdakwa.

Tatap sinis dan cemooh seketika meruar, memonopoli ruangan yang sejak awal sudah bertensi tinggi.

Dari tempatnya berdiri Pangeran Aaron menyeringai. Merasa puas dengan penampilan Samudera Biru. Tubuh sepupunya itu kini hanya terbalut selembar baju berbahan goni, tanpa perhiasan apalagi alas kaki mewah. Rambut hitamnya yang legam terburai. Wajahnya yang selalu berseri kusam oleh debu, selaras dengan dua lengan yang terikat rantai.

Lain Pangeran Aaron lain lagi Rama dan Ratansa yang berdiri di sudut ruangan. Mereka saling melempar pandang penuh arti.

Ya, Samudera Biru memang sengaja berpenampilan lusuh. Tujuannya apa lagi selain mengecoh musuh. Namun yang terpenting adalah mencegah perjanjian rahasia antara ibunya dengan para peri kuno mencuat ke permukaan.

“Hai, sepupu,” Samudera Biru membalas seringai tanpa suara. Lengannya yang terikat diangkat, melambai samb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status