Beranda / Romansa / RANTAI CINTA MAFIA KEJAM / Sulit untuk dijinakkan

Share

Sulit untuk dijinakkan

Penulis: Chatrin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-11 18:39:53

Ketegangan di antara Jia dan Revandro semakin terasa. Udara seakan berhenti mengalir di antara mereka, sementara mata mereka saling mengunci, penuh dengan emosi yang tak terucapkan. Jia mencoba menenangkan napasnya yang masih tersengal, tubuhnya dipenuhi keletihan, namun tekadnya tak goyah.

“Kau tahu ini tidak akan berhasil, Revandro,” suara Jia terdengar rendah namun penuh dengan ketegasan yang sulit ditawar. “Kau tidak bisa terus memaksaku bertahan di sini. Cepat atau lambat, aku akan pergi.”

Revandro menatapnya, wajahnya tak berubah, tetap datar dan dingin. Namun, dalam nada suaranya, ada ketegangan yang terpendam. “Kau tidak mengerti, Jia. Ini bukan tentang apa yang kau inginkan. Ini soal bertahan hidup.”

Jia mendengus, kesal dengan jawaban yang selalu sama. “Bertahan hidup? Apa ini caramu? Memaksa seseorang tinggal di bawah kendalimu? Apa itu yang kau anggap sebagai hidup?”

“Ini dunia yang kita jalani,” balas Revandro cepat, nadanya lebih tajam dari sebelumnya. “Tidak ada tempat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Berani menantang

    Jia berdiri di ambang pintu, napasnya tak beraturan, jantungnya berdebar keras. Dia tahu Revandro tidak akan tinggal diam setelah apa yang dia lakukan. Tubuhnya masih terasa tegang, adrenalinnya mengalir cepat, siap melarikan diri kapan saja.“Berhenti sekarang, Jia,” suara Revandro terdengar dari belakangnya, tenang tapi penuh ancaman. "Aku tahu apa yang kau coba lakukan."Jia berbalik, wajahnya menunjukkan tekad yang keras. "Aku tidak akan tinggal di sini dan menjadi bonekamu selamanya, Revandro. Aku akan pergi."Revandro melangkah mendekat, sikapnya tenang namun matanya berbicara banyak. "Kau tahu kau tidak bisa lari dariku. Bahkan jika kau berhasil keluar dari sini, dunia di luar lebih berbahaya daripada yang kau bayangkan."Jia menegakkan tubuhnya, tidak mau kalah. "Itu resiko yang harus aku ambil. Lebih baik menghadapi dunia di luar daripada terus terjebak di sini denganmu."Senyum tipis muncul di sudut bibir Revandro, tapi ada sesuatu yang dingin di baliknya. "Kau bicara sepert

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Amarah membara di balik ketenangan

    "Jia," katanya, suaranya pelan tapi jelas. "Hentikan ini."Jia menyipitkan matanya, kepalanya berdenyut karena kelelahan dan tekanan. "Aku sudah bilang, aku tidak akan kembali padamu."Revandro melangkah maju, jarak di antara mereka semakin kecil. "Kau berpikir kau bisa lari dariku? Kau tidak tahu apa yang kau hadapi di luar sana. Dunia ini jauh lebih kejam dari yang kau bayangkan."Jia mendengus, suaranya getir. "Dan kau pikir aku lebih baik di sini bersamamu? Dikurung seperti binatang, hanya untuk menuruti setiap keinginanmu?"Revandro berhenti beberapa langkah di depannya, menatap Jia dengan intensitas yang tak terbantahkan. "Aku melindungimu. Semua ini, semua yang aku lakukan, adalah untuk memastikan kau tidak terluka."Jia tertawa sinis. "Melindungiku? Dengan menjebakku di dalam kandang emas? Dengan menahanku dan mengontrol setiap langkahku? Itu bukan perlindungan, Revandro. Itu penjara.""Dan kau pikir di luar sana lebih baik?" tanya Revandro, suaranya mulai naik. "Mereka tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kesempatan atau jebakan

    Saat Jia melangkah menjauh, perasaannya bercampur aduk antara lega dan ketakutan. Dia tahu Revandro takkan melepaskannya semudah itu. Namun, baru beberapa langkah, suara Revandro yang berat dan tenang kembali memecah keheningan di lorong gelap itu.“Berapa lama kau pikir bisa bertahan di luar sana, Jia?” tanyanya dengan nada dingin, tapi jelas terdengar ancaman terselubung di baliknya.Jia berhenti, menggenggam kuat tas di pundaknya. Dia berbalik, menatap Revandro yang berdiri tegak, tak menunjukkan tanda-tanda menyerah. “Aku akan bertahan selama aku harus, Revandro. Lebih baik aku menghadapi dunia luar daripada terus hidup dalam ketakutan di bawah kendalimu.”Mata Revandro menyipit, bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang penuh sinisme. “Kendaliku?” ulangnya pelan, seolah mempertanyakan pilihan kata itu. “Kau benar-benar tidak mengerti, ya? Segala sesuatu yang aku lakukan, semuanya untuk melindungimu, Jia.”“Melindungiku?” Jia tertawa kecil, tapi nadanya getir. “Kau memenjarakanku

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Aku ingin kau tetap hidup!

    Jia menghirup napas dalam-dalam, detak jantungnya memacu lebih cepat. Dia tahu jika terus diam di sini, Revandro akan semakin mendekat ke titik kontrol penuh atas dirinya. Tanpa ragu, dia berbalik, berlari menuju pintu keluar, berharap bisa lolos.Namun langkahnya belum jauh ketika suara berat Revandro kembali bergema, kali ini lebih keras, penuh kemarahan yang mendidih. “Jia, jangan berpikir kau bisa lari dariku begitu saja.”Jia terus berlari, tapi suara langkah kaki Revandro yang tegas semakin dekat. "Aku harus keluar dari sini. Aku tidak akan kembali!" pikir Jia dalam hati. Dia mengarahkan diri ke sebuah pintu yang menuju ke garasi, berharap bisa menemukan mobil untuk melarikan diri.Revandro mempercepat langkahnya, tak ingin melepaskan Jia begitu saja. “Jia!” teriaknya dengan nada tajam. “Berhenti sekarang juga sebelum kau membuat situasinya lebih buruk!”Jia mendengar perintah itu, namun dia tidak menggubrisnya. “Aku tidak akan hidup di bawah kendalimu lagi!” teriak Jia tanpa me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kau adalah kelemahanku

    Jia menghela napas berat, perasaan frustasi semakin membebani dirinya. Dia tahu melawan Revandro tidak akan mudah, tapi diam dalam situasi ini lebih buruk lagi. Dia harus menemukan cara untuk keluar. Namun, sesuatu di dalam dirinya mengatakan bahwa lari begitu saja tidak akan cukup. Dia butuh lebih dari sekadar keberanian—dia butuh rencana."Kau benar-benar tak akan membiarkanku pergi, bukan?" Jia menatap tajam ke mata Revandro, mencoba mengendalikan getaran di suaranya. "Meski aku sudah memohon, meski aku sudah mengatakan bahwa aku ingin bebas?"Revandro menatapnya balik, matanya keras dan tak kenal kompromi. "Bebas? Di luar sana, kebebasan tidak ada, Jia. Mereka semua hanya menunggu untuk menghancurkanmu. Mereka tahu siapa kau dan siapa aku. Kau adalah kelemahanku, dan mereka akan menggunakan itu."Jia mendengus, menarik lengannya dari genggaman Revandro. "Kelemahanmu? Jadi itulah aku bagimu, kelemahan? Kau bahkan tidak melihatku sebagai manusia, hanya alat yang bisa mereka gunakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Muncul saat keadaan buruk

    Jia masih berdiri di tempatnya, mencoba memproses apa yang baru saja terjadi. Ketika Revandro keluar untuk menghadapi ancaman, keheningan yang mencekam menyelimuti ruangan. Dia tidak sepenuhnya percaya pada Revandro—terlalu banyak pertanyaan dan kecurigaan yang membebani pikirannya. Namun, sebelum dia sempat berpikir lebih jauh, udara di sekitarnya terasa berubah.Pintu kembali terbuka, namun kali ini bukan Revandro yang muncul. Seorang pria yang wajahnya sangat mirip dengan Revandro melangkah masuk, namun aura yang dibawanya berbeda. Tatapannya tajam, dan langkahnya penuh percaya diri. Jia menghela napas dalam, mengenali siapa yang baru saja muncul.“Vier,” Jia berbisik, matanya menatap pria itu dengan tenang, meskipun dia tahu apa yang akan datang. Vier adalah sisi lain dari Revandro—lebih dingin, lebih kejam, dan lebih sulit diprediksi.Vier menyeringai. “Kau masih ingat namaku, Jia? Sudah lama sekali.”"Bagaimana aku bisa melupakanmu?" Jia mengangkat alisnya, berusaha tetap tenang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Keras kepala

    Vier tetap memandang Jia dengan tatapan penuh tantangan, tapi Jia tak menunjukkan tanda-tanda mundur. Ada ketegangan di antara mereka yang begitu tebal, namun Jia tahu bahwa inilah momen di mana dia harus berdiri teguh. Dia telah terjebak dalam situasi ini terlalu lama, dan kini waktunya untuk menghadapi kedua sisi Revandro—baik yang kejam maupun yang lebih rasional."Kau benar-benar keras kepala," Vier akhirnya berbicara lagi, suaranya penuh dengan ejekan. "Aku penasaran apa yang membuatmu terus mencoba melawan. Kau tahu bahwa pada akhirnya, kau tidak akan bisa menang, bukan?"Jia menghela napas pelan, tetap menjaga tatapan matanya tajam. "Aku melawan karena aku tidak punya pilihan lain. Aku bukan tipe orang yang diam dan menerima semua yang terjadi begitu saja."Vier mendekat, kali ini jarak mereka begitu tipis sehingga Jia bisa merasakan aura dingin yang selalu menyertainya. "Kau selalu punya pilihan, Jia. Hanya saja, kau terlalu keras kepala untuk melihatnya. Kalau kau mau, aku bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Berpikir terlalu sederhana

    Jia menatap pintu yang baru saja ditinggalkan Vier, pikirannya berputar cepat. Kata-kata Vier menggema di kepalanya, tapi dia tahu ada sesuatu yang tidak masuk akal. Apa yang sebenarnya diinginkan pria itu? Setiap langkah dan ucapannya terasa seperti teka-teki. Dia menahan desakan untuk mengejar Vier, namun pikirannya terus memproses percakapan terakhir mereka.Tiba-tiba, pintu terbuka lagi. Vier kembali masuk, kali ini dengan langkah yang lebih santai, seolah ingin memberikan kesan bahwa semua ini hanyalah sebuah permainan baginya."Sudah berubah pikiran?" tanyanya sambil menatap Jia dengan senyum tipis.Jia melipat tangan di dada, tetap bersikap tenang. "Kau tahu, Vier, aku sudah memikirkan semua ini. Ada sesuatu yang tidak masuk akal dalam rencana atau ancaman yang kau berikan."Vier mengangkat alis, tertarik dengan pernyataan Jia. "Oh? Dan apa itu? Enlighten me."Jia mengambil napas dalam sebelum berbicara, matanya tajam. "Kau terus berbicara tentang kontrol, bagaimana aku tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12

Bab terbaru

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kisah yang bahkan dirinya tak pahami

    Jia merasa tubuhnya bergetar, bukan hanya karena ancaman yang nyata di depan matanya, tetapi juga karena kemarahan yang mulai membakar dirinya. Kenapa pria tua ini datang hanya untuk menghancurkan segalanya?Revandro menarik Jia ke belakangnya dengan gerakan protektif. "Kau tidak akan mendapatkan apa pun darinya. Kalau kau berani menyentuhnya, aku bersumpah, kau tidak akan keluar hidup-hidup dari sini."Pria tua itu tersenyum kecil, melangkah mundur dengan tangan di belakang punggungnya, seolah tak terganggu sedikit pun oleh ancaman Revandro. "Kau berpikir ancamanmu berarti sesuatu bagiku, Maxio? Kau mungkin kuat, tapi aku sudah hidup lebih lama dari yang kau tahu."Sementara itu, Arvell, yang diam-diam memperhatikan dari sudut ruangan, mulai menggerakkan pistolnya ke arah salah satu anak buah pria tua itu. Ia tahu waktunya sudah hampir habis—jika Jia tidak menyerahkan kotak itu, konflik ini akan berubah menjadi pembantaian."Jia," bisik Revandro, suaranya rendah namun cukup tegas unt

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Sebuah kotak

    Langkah Jia semakin cepat saat suara tembakan dan ledakan terus menggema di luar. Udara di lorong itu terasa berat dengan aroma mesiu, dan setiap langkahnya seolah membawa Jia lebih dekat ke dalam bahaya. Namun, di tengah kegelisahan yang mendera, tekad Jia semakin kokoh.Arvell berjalan di sisinya, wajahnya dingin dan penuh perhitungan. Meski jelas ia adalah sekutu sementara, Jia tak bisa mengabaikan fakta bahwa lelaki itu memancarkan aura bahaya yang setara dengan Revandro.Ketika mereka mencapai pintu keluar ke area gudang utama, mereka menemukan beberapa anak buah Revandro tengah bersembunyi di balik tumpukan peti. Salah satu dari mereka segera memberi laporan."Mereka sudah berhasil mendobrak gerbang utama. Revandro masih berusaha menahan mereka, tapi jumlah mereka terlalu banyak!"Jia merasa dadanya mencelos. Revandro sendirian?Arvell melirik pria itu dengan tenang. "Berapa banyak orang kita yang tersisa?""Kurang dari setengah. Sisanya sudah tumbang atau mundur.""Bagus," jawa

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kerja sama?

    Ruangan itu penuh dengan ketegangan yang hampir bisa dirasakan. Jia mencoba mengatur napasnya, namun gemetar tubuhnya tak bisa ia hentikan. Revandro menggenggam tangannya erat, sementara Arvell berdiri dengan raut wajah yang gelap dan penuh amarah."Aku tidak percaya," Arvell memecah kesunyian. "Pria itu pasti berbohong. Dia mencoba mengadu domba kita dengan ceritanya."Revandro tidak menjawab. Tatapannya tertuju pada Jia, menunggu penjelasan, tetapi Jia hanya menggeleng pelan. "Aku sungguh tidak tahu apa yang dia bicarakan... tapi liontin itu..." Suaranya melemah, seolah hanya mengakuinya saja sudah menyakitkan."Liontin itu... terasa familier," sambungnya dengan suara bergetar."Familiar bagaimana?" tanya Revandro tegas."Aku tidak tahu," jawab Jia, frustrasi. "Aku tidak ingat! Tapi aku merasa... seperti itu pernah menjadi milikku.""Kau harus ingat, Jia!" Arvell berseru, langkahnya maju mendekati Jia. "Pria itu jelas tahu sesuatu. Jika kau tidak tahu apa yang kau simpan, kita semua

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   dikejar masa lalu

    Jia mundur perlahan, matanya tetap terpaku pada sosok Ignatius yang berdiri tegak di ujung jalan. Ia tidak tahu bagaimana pria itu bisa menemukannya, tapi kehadirannya jelas membawa ancaman.Dari dalam, suara langkah kaki Revandro mendekat. "Jia, kau baik-baik saja?" tanyanya, suaranya penuh kewaspadaan.Jia menoleh cepat. "Dia ada di sana," ujarnya lirih sambil menunjuk ke arah jalan.Revandro langsung bergerak, pandangannya menyapu tempat yang ditunjukkan Jia. Tapi jalanan itu kini kosong. Tidak ada siapa pun."Dia ada di sana, aku melihatnya!" Jia bersikeras, merasa seolah kehilangan akal sehatnya.Arvell muncul dari dalam ruangan dengan alis terangkat. "Apa yang terjadi di sini?""Jia bilang dia melihat Ignatius," jawab Revandro, matanya masih waspada, menyisir setiap sudut.Arvell mendekati Jia, mengamati ekspresinya dengan saksama. "Dia ada di sini? Kau yakin itu dia, Jia?"Jia mengangguk ragu. "Aku melihatnya. Dia berdiri di sana... tersenyum padaku."Arvell melirik Revandro. "

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Ignatius...

    Suara tembakan yang menggema dari belakang semakin mengguncang hati Jia. Ia terpaksa mengikuti langkah cepat Revandro dan Arvell, meski pikirannya penuh dengan kekhawatiran untuk Kairos. Di lorong gelap yang semakin menyempit, Jia merasakan keheningan di antara mereka begitu menyesakkan.“Apa rencanamu sekarang, Arvell?” tanya Revandro dingin tanpa menoleh.Arvell, yang memimpin jalan, hanya memberikan seringai samar. “Rencana? Rencana utamaku adalah memastikan kita keluar hidup-hidup. Sisanya, kita lihat nanti.”“Jangan bermain-main denganku. Jika kau berani mengkhianati kami, aku akan—”“Sudah cukup,” potong Jia, suaranya gemetar tapi tegas. “Kalian berdua terus saling mengancam di tengah situasi seperti ini? Berhenti memperebutkan kendali, atau kita semua akan mati di sini!”Keduanya terdiam, seolah terkejut dengan keberanian Jia. Namun, langkah mereka terus berlanjut hingga tiba di sebuah pintu besi besar.“Ini jalan keluarnya,” kata Arvell sambil memutar sebuah roda besi yang men

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Berapa banyak yang harus dikorbankan?

    Jia berdiri membeku di tempatnya, matanya menatap tajam ke arah Arvell. Pria itu terlihat tenang, terlalu tenang, dan itu membuat Jia semakin curiga. Apa permainan yang sedang ia rencanakan?Kairos melangkah maju, wajahnya dipenuhi konflik. “Arvell, lepaskan dia. Ini bukan bagian dari kesepakatan kita.”Arvell menoleh ke Kairos dengan senyum yang hampir ramah. “Kairos, jangan campur tangan. Kau di sini karena aku mengizinkannya. Jangan lupa siapa yang memegang kendali.”Jia mengepalkan tinjunya. “Kendali? Kau pikir aku akan membiarkan diriku dimainkan olehmu? Jika kau punya sesuatu yang ingin dikatakan, katakan sekarang!”Namun, Arvell tidak terpengaruh oleh kemarahan Jia. Dia justru melangkah mendekat dengan gerakan yang penuh perhitungan. “Oh, Jia, kau selalu terlalu berani. Itulah yang membuatmu menarik.”“Berhenti bicara omong kosong,” potong Jia. “Apa tujuanmu? Dan apa hubungannya ini dengan Kairos?”Arvell tertawa pelan. “Tujuanku? Hanya memastikan kau tidak lepas dari pengawasa

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Welcome to the game

    Jia masih terdiam, pikirannya dipenuhi oleh teka-teki yang sulit ia pecahkan. Nama Kairos terus bergema di kepalanya, membangkitkan campuran emosi yang sulit ia jelaskan. Dalam pikirannya, ingatan akan pria tua itu semakin jelas.Dia ingat bagaimana Kairos tidak hanya sembuh dari luka-lukanya tetapi juga menjadi bagian penting dalam organisasi kecilnya dulu. Pria tua itu, meski tampak lemah, memiliki pengetahuan mendalam tentang strategi dan taktik yang jauh melampaui siapa pun yang pernah Jia temui. Kairos adalah penasihat diam-diam yang sering membantu Jia keluar dari situasi sulit tanpa meminta apa pun sebagai imbalan.Namun, suatu hari, pria itu menghilang. Tanpa jejak, tanpa pesan. Jia tidak pernah tahu ke mana dia pergi atau apakah dia masih hidup.---Kini, pertanyaan yang menghantui Jia adalah: apakah Kairos yang dia lihat tadi malam benar-benar orang yang sama?Jia memutuskan untuk mencari tahu. Dia meraih ponselnya, mengetik pesan singkat kepada salah satu koneksi lamanya ya

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Tentang Kairos

    Pria yang baru datang itu melangkah mendekat dengan tenang, namun setiap gerakannya membawa aura tekanan yang membuat semua orang menahan napas.Pemimpin kelompok bersenjata itu menegang, raut wajahnya berubah dari percaya diri menjadi penuh kehati-hatian. “Kami tidak mengharapkan kehadiran Anda di sini, Tuan...” Suaranya melemah, seolah takut menyebutkan nama pria tersebut.Revandro memperhatikan pria itu dengan tatapan tajam, instingnya langsung mengenali bahwa ini bukan orang biasa. Sementara Arvell berdiri siaga, matanya menyapu sekeliling, mencari tahu apa tujuan pria ini dan apakah ia sekutu atau musuh.“Jia,” suara pria itu akhirnya terdengar, datar namun penuh makna. Tatapannya yang dingin tertuju langsung pada wanita yang berdiri di antara kekacauan. “Apakah mereka mengganggumu?”Jia menatapnya dengan bingung, tak mengenali siapa pria itu. “Siapa... siapa Anda?”Pria itu tidak menjawab langsung. Sebaliknya, ia mengarahkan pandangannya pada pemimpin kelompok bersenjata. “Kamu

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Sorot penuh makna

    Agatha berjalan cepat menuju tangga, menekan rasa cemas yang mulai merayap di dadanya. Setiap langkah yang diambilnya terasa semakin berat, namun tekad di dalam dirinya semakin kuat. Ia tahu, jika ia terus berada di sisi Rohander, ia hanya akan semakin terjerat dalam permainan yang tak pernah ia pilih. Meskipun ketakutan itu ada, rasa ingin tahu dan kebebasan yang lebih besar dari rasa takut itu mendorongnya untuk terus maju.Namun, di balik langkahnya yang mantap, Agatha bisa merasakan tatapan Rohander yang terus mengikuti setiap gerakannya. Rasanya seperti ada bayangan gelap yang terus membayangi setiap langkahnya. Begitu sampai di pintu kamar, Agatha berbalik, berhadapan dengan Rohander yang kini sudah berada di ambang pintu, menatapnya dengan sorot mata yang dalam, penuh dengan campuran antara kekhawatiran dan kemarahan yang terpendam."Agatha," suara Rohander rendah, namun ada ketegangan yang menebal. "Kau pikir, aku akan membiarkanmu pergi begitu saja? Tanpa penjelasan?"Agatha

DMCA.com Protection Status