Beranda / Romansa / RANTAI CINTA MAFIA KEJAM / Kau adalah kelemahanku

Share

Kau adalah kelemahanku

Penulis: Chatrin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-12 16:16:34

Jia menghela napas berat, perasaan frustasi semakin membebani dirinya. Dia tahu melawan Revandro tidak akan mudah, tapi diam dalam situasi ini lebih buruk lagi. Dia harus menemukan cara untuk keluar. Namun, sesuatu di dalam dirinya mengatakan bahwa lari begitu saja tidak akan cukup. Dia butuh lebih dari sekadar keberanian—dia butuh rencana.

"Kau benar-benar tak akan membiarkanku pergi, bukan?" Jia menatap tajam ke mata Revandro, mencoba mengendalikan getaran di suaranya. "Meski aku sudah memohon, meski aku sudah mengatakan bahwa aku ingin bebas?"

Revandro menatapnya balik, matanya keras dan tak kenal kompromi. "Bebas? Di luar sana, kebebasan tidak ada, Jia. Mereka semua hanya menunggu untuk menghancurkanmu. Mereka tahu siapa kau dan siapa aku. Kau adalah kelemahanku, dan mereka akan menggunakan itu."

Jia mendengus, menarik lengannya dari genggaman Revandro. "Kelemahanmu? Jadi itulah aku bagimu, kelemahan? Kau bahkan tidak melihatku sebagai manusia, hanya alat yang bisa mereka gunakan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Muncul saat keadaan buruk

    Jia masih berdiri di tempatnya, mencoba memproses apa yang baru saja terjadi. Ketika Revandro keluar untuk menghadapi ancaman, keheningan yang mencekam menyelimuti ruangan. Dia tidak sepenuhnya percaya pada Revandro—terlalu banyak pertanyaan dan kecurigaan yang membebani pikirannya. Namun, sebelum dia sempat berpikir lebih jauh, udara di sekitarnya terasa berubah.Pintu kembali terbuka, namun kali ini bukan Revandro yang muncul. Seorang pria yang wajahnya sangat mirip dengan Revandro melangkah masuk, namun aura yang dibawanya berbeda. Tatapannya tajam, dan langkahnya penuh percaya diri. Jia menghela napas dalam, mengenali siapa yang baru saja muncul.“Vier,” Jia berbisik, matanya menatap pria itu dengan tenang, meskipun dia tahu apa yang akan datang. Vier adalah sisi lain dari Revandro—lebih dingin, lebih kejam, dan lebih sulit diprediksi.Vier menyeringai. “Kau masih ingat namaku, Jia? Sudah lama sekali.”"Bagaimana aku bisa melupakanmu?" Jia mengangkat alisnya, berusaha tetap tenang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Keras kepala

    Vier tetap memandang Jia dengan tatapan penuh tantangan, tapi Jia tak menunjukkan tanda-tanda mundur. Ada ketegangan di antara mereka yang begitu tebal, namun Jia tahu bahwa inilah momen di mana dia harus berdiri teguh. Dia telah terjebak dalam situasi ini terlalu lama, dan kini waktunya untuk menghadapi kedua sisi Revandro—baik yang kejam maupun yang lebih rasional."Kau benar-benar keras kepala," Vier akhirnya berbicara lagi, suaranya penuh dengan ejekan. "Aku penasaran apa yang membuatmu terus mencoba melawan. Kau tahu bahwa pada akhirnya, kau tidak akan bisa menang, bukan?"Jia menghela napas pelan, tetap menjaga tatapan matanya tajam. "Aku melawan karena aku tidak punya pilihan lain. Aku bukan tipe orang yang diam dan menerima semua yang terjadi begitu saja."Vier mendekat, kali ini jarak mereka begitu tipis sehingga Jia bisa merasakan aura dingin yang selalu menyertainya. "Kau selalu punya pilihan, Jia. Hanya saja, kau terlalu keras kepala untuk melihatnya. Kalau kau mau, aku bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Berpikir terlalu sederhana

    Jia menatap pintu yang baru saja ditinggalkan Vier, pikirannya berputar cepat. Kata-kata Vier menggema di kepalanya, tapi dia tahu ada sesuatu yang tidak masuk akal. Apa yang sebenarnya diinginkan pria itu? Setiap langkah dan ucapannya terasa seperti teka-teki. Dia menahan desakan untuk mengejar Vier, namun pikirannya terus memproses percakapan terakhir mereka.Tiba-tiba, pintu terbuka lagi. Vier kembali masuk, kali ini dengan langkah yang lebih santai, seolah ingin memberikan kesan bahwa semua ini hanyalah sebuah permainan baginya."Sudah berubah pikiran?" tanyanya sambil menatap Jia dengan senyum tipis.Jia melipat tangan di dada, tetap bersikap tenang. "Kau tahu, Vier, aku sudah memikirkan semua ini. Ada sesuatu yang tidak masuk akal dalam rencana atau ancaman yang kau berikan."Vier mengangkat alis, tertarik dengan pernyataan Jia. "Oh? Dan apa itu? Enlighten me."Jia mengambil napas dalam sebelum berbicara, matanya tajam. "Kau terus berbicara tentang kontrol, bagaimana aku tidak b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kembali pada kesadaran

    Revandro kembali memasuki ruangan, dan atmosfer yang sebelumnya dipenuhi ketegangan oleh Vier kini terasa lebih dingin dengan kehadiran pria itu. Vier, yang sebelumnya tampak menguasai situasi, sekarang mundur ke belakang, meninggalkan Revandro yang kembali mengambil alih kendali.Jia memandang Revandro dengan campuran rasa lega dan waspada. Wajah Revandro menunjukkan ekspresi yang berbeda dibandingkan Vier, seolah dia lebih bisa mengendalikan situasi daripada sekedar meneror.Revandro mengangkat alis, matanya menilai Jia. "Sepertinya kau dan Vier sudah berbicara cukup banyak."Jia tidak segera menjawab. Dia masih mengatur napasnya, berusaha menenangkan diri setelah pertemuan menegangkan dengan Vier. "Ya, bisa dibilang begitu."Revandro mendekat dengan langkah tenang. "Aku harap kau tidak terlalu tertekan dengan cara kami memperlakukannya.""Tertekan? Mungkin lebih tepatnya bingung," Jia menjawab, tetap menjaga jarak emosional. "Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku, Revandro?"Reva

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kemenangan datang dari memahami

    Jia mengikuti Revandro ke ruangan lain, kali ini lebih kecil dan lebih intim. Cahaya lembut dari lampu gantung di atas mereka memberikan suasana yang sedikit lebih santai, meskipun ketegangan di antara mereka tetap terasa.Revandro duduk di kursi dengan santai, menunjukkan bahwa dia siap untuk mendengar. Jia berdiri sebentar, mencoba mencari kata-kata yang tepat. Dia akhirnya duduk di seberang Revandro, menatap pria itu dengan ekspresi waspada, tapi kali ini ada percikan tekad dalam matanya.Revandro menatapnya, menunggu dengan sabar. "Jadi, apa yang kau inginkan, Jia? Apa yang sebenarnya membuatmu begitu terjebak dalam situasi ini?"Jia menghela napas dalam-dalam, menyandarkan tubuhnya di kursi, dan berbicara pelan. "Aku tidak pernah ingin terlibat dalam semua ini, Revandro. Aku hanya ingin hidupku kembali normal. Tapi tampaknya setiap langkah yang aku ambil, kalian—baik itu kau atau Vier—terus menarikku lebih dalam ke dalam permainan ini."Revandro tersenyum tipis, menyilangkan tang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Karena kau berbeda

    Jia terus menatap Revandro, mencoba memahami maksud di balik kata-katanya. Ada kebenaran yang terasa pahit di sana, namun tetap ada sesuatu yang tidak bisa ia terima.“Kau berbicara seolah ini permainan yang bisa kumenangkan,” Jia akhirnya berkata, suaranya rendah namun tajam. “Padahal aku tak pernah mendaftar untuk ikut dalam permainan ini. Kalian yang menyeretku ke dalamnya.”Revandro duduk lebih tegak, ekspresinya masih tenang. “Dan sekarang kau ada di dalamnya. Kau bisa terus mengeluh, atau kau bisa mulai berpikir bagaimana cara keluar sebagai pemenang.”Jia mengerutkan kening, matanya penuh ketidakpercayaan. “Kenapa aku harus percaya padamu? Apa jaminannya bahwa aku tidak akan hancur jika terus memainkan permainan ini?”Sebuah senyuman samar muncul di wajah Revandro. “Tidak ada jaminan dalam hidup, Jia. Tapi satu hal yang pasti—jika kau terus melawan tanpa arah, tanpa rencana, itu hanya soal waktu sebelum segalanya menghancurkanmu.”“Dan kau mengira aku akan percaya bahwa bekerja

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Tamu tak diundang

    Ketegangan yang telah mereda sesaat, tiba-tiba pecah dengan suara ledakan keras dari luar ruangan. Jia tersentak, matanya melebar mendengar kekacauan yang terjadi. Suara tembakan dan teriakan menggema di seluruh markas Revandro.“Apa yang terjadi?” Jia bertanya dengan napas tersengal, tubuhnya membeku.Revandro segera berdiri tegak, wajahnya berubah menjadi lebih gelap. “Sepertinya kita kedatangan tamu tak diundang.”Sebelum Jia sempat bertanya lebih lanjut, pintu ruangan terbuka dengan kasar. Seorang pria tinggi dan berwibawa masuk ke dalam ruangan, diikuti beberapa pria bersenjata yang jelas bukan anak buah Revandro.“Ayah?” Jia terperangah, melihat sosok yang berdiri di hadapannya. Ayahnya, pria yang selama ini menjadi bayang-bayang dalam hidupnya, kini hadir di depan mata.Tatapan ayahnya tajam, penuh kemarahan. “Jia, aku sudah mencari ke mana-mana untukmu. Aku tahu kau ada di sini.”Revandro berdiri tenang di samping Jia, matanya menilai pria yang baru saja datang itu. “Ternyata

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Keputusan berat

    Jia menatap pintu yang baru saja ditinggalkan oleh ayahnya. Hatinya terasa berat, tapi ada juga rasa lega yang perlahan muncul. Keputusan untuk melawan ayahnya adalah langkah besar yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sekarang, takdirnya berada di tangannya, dan bukan lagi di bawah kendali ayahnya.Revandro mendekat, menatap Jia dengan penuh perhatian. "Kau baik-baik saja?"Jia menghela napas panjang, berusaha menenangkan diri. "Aku... baik-baik saja. Hanya butuh waktu untuk mencerna semuanya."Revandro mengangguk, seolah memahami perasaan Jia. "Keputusanmu tadi sangat besar. Tapi kau berhasil menegakkan kepala dan membuat pilihan. Itu bukan hal yang mudah."Jia memandangnya dengan mata penuh pertanyaan. "Kenapa kau membantuku? Kau tahu apa yang ayahku bisa lakukan, dan tetap saja kau menempatkan dirimu di tengah kekacauan ini."Revandro mengangkat bahu dengan santai, tapi ada ketegasan dalam suaranya. "Aku tidak suka dipaksa melakukan sesuatu, sama seperti dirimu. Lagipula, kit

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13

Bab terbaru

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kisah yang bahkan dirinya tak pahami

    Jia merasa tubuhnya bergetar, bukan hanya karena ancaman yang nyata di depan matanya, tetapi juga karena kemarahan yang mulai membakar dirinya. Kenapa pria tua ini datang hanya untuk menghancurkan segalanya?Revandro menarik Jia ke belakangnya dengan gerakan protektif. "Kau tidak akan mendapatkan apa pun darinya. Kalau kau berani menyentuhnya, aku bersumpah, kau tidak akan keluar hidup-hidup dari sini."Pria tua itu tersenyum kecil, melangkah mundur dengan tangan di belakang punggungnya, seolah tak terganggu sedikit pun oleh ancaman Revandro. "Kau berpikir ancamanmu berarti sesuatu bagiku, Maxio? Kau mungkin kuat, tapi aku sudah hidup lebih lama dari yang kau tahu."Sementara itu, Arvell, yang diam-diam memperhatikan dari sudut ruangan, mulai menggerakkan pistolnya ke arah salah satu anak buah pria tua itu. Ia tahu waktunya sudah hampir habis—jika Jia tidak menyerahkan kotak itu, konflik ini akan berubah menjadi pembantaian."Jia," bisik Revandro, suaranya rendah namun cukup tegas unt

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Sebuah kotak

    Langkah Jia semakin cepat saat suara tembakan dan ledakan terus menggema di luar. Udara di lorong itu terasa berat dengan aroma mesiu, dan setiap langkahnya seolah membawa Jia lebih dekat ke dalam bahaya. Namun, di tengah kegelisahan yang mendera, tekad Jia semakin kokoh.Arvell berjalan di sisinya, wajahnya dingin dan penuh perhitungan. Meski jelas ia adalah sekutu sementara, Jia tak bisa mengabaikan fakta bahwa lelaki itu memancarkan aura bahaya yang setara dengan Revandro.Ketika mereka mencapai pintu keluar ke area gudang utama, mereka menemukan beberapa anak buah Revandro tengah bersembunyi di balik tumpukan peti. Salah satu dari mereka segera memberi laporan."Mereka sudah berhasil mendobrak gerbang utama. Revandro masih berusaha menahan mereka, tapi jumlah mereka terlalu banyak!"Jia merasa dadanya mencelos. Revandro sendirian?Arvell melirik pria itu dengan tenang. "Berapa banyak orang kita yang tersisa?""Kurang dari setengah. Sisanya sudah tumbang atau mundur.""Bagus," jawa

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Kerja sama?

    Ruangan itu penuh dengan ketegangan yang hampir bisa dirasakan. Jia mencoba mengatur napasnya, namun gemetar tubuhnya tak bisa ia hentikan. Revandro menggenggam tangannya erat, sementara Arvell berdiri dengan raut wajah yang gelap dan penuh amarah."Aku tidak percaya," Arvell memecah kesunyian. "Pria itu pasti berbohong. Dia mencoba mengadu domba kita dengan ceritanya."Revandro tidak menjawab. Tatapannya tertuju pada Jia, menunggu penjelasan, tetapi Jia hanya menggeleng pelan. "Aku sungguh tidak tahu apa yang dia bicarakan... tapi liontin itu..." Suaranya melemah, seolah hanya mengakuinya saja sudah menyakitkan."Liontin itu... terasa familier," sambungnya dengan suara bergetar."Familiar bagaimana?" tanya Revandro tegas."Aku tidak tahu," jawab Jia, frustrasi. "Aku tidak ingat! Tapi aku merasa... seperti itu pernah menjadi milikku.""Kau harus ingat, Jia!" Arvell berseru, langkahnya maju mendekati Jia. "Pria itu jelas tahu sesuatu. Jika kau tidak tahu apa yang kau simpan, kita semua

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   dikejar masa lalu

    Jia mundur perlahan, matanya tetap terpaku pada sosok Ignatius yang berdiri tegak di ujung jalan. Ia tidak tahu bagaimana pria itu bisa menemukannya, tapi kehadirannya jelas membawa ancaman.Dari dalam, suara langkah kaki Revandro mendekat. "Jia, kau baik-baik saja?" tanyanya, suaranya penuh kewaspadaan.Jia menoleh cepat. "Dia ada di sana," ujarnya lirih sambil menunjuk ke arah jalan.Revandro langsung bergerak, pandangannya menyapu tempat yang ditunjukkan Jia. Tapi jalanan itu kini kosong. Tidak ada siapa pun."Dia ada di sana, aku melihatnya!" Jia bersikeras, merasa seolah kehilangan akal sehatnya.Arvell muncul dari dalam ruangan dengan alis terangkat. "Apa yang terjadi di sini?""Jia bilang dia melihat Ignatius," jawab Revandro, matanya masih waspada, menyisir setiap sudut.Arvell mendekati Jia, mengamati ekspresinya dengan saksama. "Dia ada di sini? Kau yakin itu dia, Jia?"Jia mengangguk ragu. "Aku melihatnya. Dia berdiri di sana... tersenyum padaku."Arvell melirik Revandro. "

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Ignatius...

    Suara tembakan yang menggema dari belakang semakin mengguncang hati Jia. Ia terpaksa mengikuti langkah cepat Revandro dan Arvell, meski pikirannya penuh dengan kekhawatiran untuk Kairos. Di lorong gelap yang semakin menyempit, Jia merasakan keheningan di antara mereka begitu menyesakkan.“Apa rencanamu sekarang, Arvell?” tanya Revandro dingin tanpa menoleh.Arvell, yang memimpin jalan, hanya memberikan seringai samar. “Rencana? Rencana utamaku adalah memastikan kita keluar hidup-hidup. Sisanya, kita lihat nanti.”“Jangan bermain-main denganku. Jika kau berani mengkhianati kami, aku akan—”“Sudah cukup,” potong Jia, suaranya gemetar tapi tegas. “Kalian berdua terus saling mengancam di tengah situasi seperti ini? Berhenti memperebutkan kendali, atau kita semua akan mati di sini!”Keduanya terdiam, seolah terkejut dengan keberanian Jia. Namun, langkah mereka terus berlanjut hingga tiba di sebuah pintu besi besar.“Ini jalan keluarnya,” kata Arvell sambil memutar sebuah roda besi yang men

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Berapa banyak yang harus dikorbankan?

    Jia berdiri membeku di tempatnya, matanya menatap tajam ke arah Arvell. Pria itu terlihat tenang, terlalu tenang, dan itu membuat Jia semakin curiga. Apa permainan yang sedang ia rencanakan?Kairos melangkah maju, wajahnya dipenuhi konflik. “Arvell, lepaskan dia. Ini bukan bagian dari kesepakatan kita.”Arvell menoleh ke Kairos dengan senyum yang hampir ramah. “Kairos, jangan campur tangan. Kau di sini karena aku mengizinkannya. Jangan lupa siapa yang memegang kendali.”Jia mengepalkan tinjunya. “Kendali? Kau pikir aku akan membiarkan diriku dimainkan olehmu? Jika kau punya sesuatu yang ingin dikatakan, katakan sekarang!”Namun, Arvell tidak terpengaruh oleh kemarahan Jia. Dia justru melangkah mendekat dengan gerakan yang penuh perhitungan. “Oh, Jia, kau selalu terlalu berani. Itulah yang membuatmu menarik.”“Berhenti bicara omong kosong,” potong Jia. “Apa tujuanmu? Dan apa hubungannya ini dengan Kairos?”Arvell tertawa pelan. “Tujuanku? Hanya memastikan kau tidak lepas dari pengawasa

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Welcome to the game

    Jia masih terdiam, pikirannya dipenuhi oleh teka-teki yang sulit ia pecahkan. Nama Kairos terus bergema di kepalanya, membangkitkan campuran emosi yang sulit ia jelaskan. Dalam pikirannya, ingatan akan pria tua itu semakin jelas.Dia ingat bagaimana Kairos tidak hanya sembuh dari luka-lukanya tetapi juga menjadi bagian penting dalam organisasi kecilnya dulu. Pria tua itu, meski tampak lemah, memiliki pengetahuan mendalam tentang strategi dan taktik yang jauh melampaui siapa pun yang pernah Jia temui. Kairos adalah penasihat diam-diam yang sering membantu Jia keluar dari situasi sulit tanpa meminta apa pun sebagai imbalan.Namun, suatu hari, pria itu menghilang. Tanpa jejak, tanpa pesan. Jia tidak pernah tahu ke mana dia pergi atau apakah dia masih hidup.---Kini, pertanyaan yang menghantui Jia adalah: apakah Kairos yang dia lihat tadi malam benar-benar orang yang sama?Jia memutuskan untuk mencari tahu. Dia meraih ponselnya, mengetik pesan singkat kepada salah satu koneksi lamanya ya

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Tentang Kairos

    Pria yang baru datang itu melangkah mendekat dengan tenang, namun setiap gerakannya membawa aura tekanan yang membuat semua orang menahan napas.Pemimpin kelompok bersenjata itu menegang, raut wajahnya berubah dari percaya diri menjadi penuh kehati-hatian. “Kami tidak mengharapkan kehadiran Anda di sini, Tuan...” Suaranya melemah, seolah takut menyebutkan nama pria tersebut.Revandro memperhatikan pria itu dengan tatapan tajam, instingnya langsung mengenali bahwa ini bukan orang biasa. Sementara Arvell berdiri siaga, matanya menyapu sekeliling, mencari tahu apa tujuan pria ini dan apakah ia sekutu atau musuh.“Jia,” suara pria itu akhirnya terdengar, datar namun penuh makna. Tatapannya yang dingin tertuju langsung pada wanita yang berdiri di antara kekacauan. “Apakah mereka mengganggumu?”Jia menatapnya dengan bingung, tak mengenali siapa pria itu. “Siapa... siapa Anda?”Pria itu tidak menjawab langsung. Sebaliknya, ia mengarahkan pandangannya pada pemimpin kelompok bersenjata. “Kamu

  • RANTAI CINTA MAFIA KEJAM   Sorot penuh makna

    Agatha berjalan cepat menuju tangga, menekan rasa cemas yang mulai merayap di dadanya. Setiap langkah yang diambilnya terasa semakin berat, namun tekad di dalam dirinya semakin kuat. Ia tahu, jika ia terus berada di sisi Rohander, ia hanya akan semakin terjerat dalam permainan yang tak pernah ia pilih. Meskipun ketakutan itu ada, rasa ingin tahu dan kebebasan yang lebih besar dari rasa takut itu mendorongnya untuk terus maju.Namun, di balik langkahnya yang mantap, Agatha bisa merasakan tatapan Rohander yang terus mengikuti setiap gerakannya. Rasanya seperti ada bayangan gelap yang terus membayangi setiap langkahnya. Begitu sampai di pintu kamar, Agatha berbalik, berhadapan dengan Rohander yang kini sudah berada di ambang pintu, menatapnya dengan sorot mata yang dalam, penuh dengan campuran antara kekhawatiran dan kemarahan yang terpendam."Agatha," suara Rohander rendah, namun ada ketegangan yang menebal. "Kau pikir, aku akan membiarkanmu pergi begitu saja? Tanpa penjelasan?"Agatha

DMCA.com Protection Status