Share

Bab 37. Ancaman

Author: weni3
last update Last Updated: 2024-11-02 13:41:28

Zoya pun menerima suapan demi suapan yang Gama berikan. Wajahnya merona melihat tatapan Gama yang begitu lekat padanya dan Gama pun sangat perhatian.

Gama terlihat begitu telaten mengurusnya bahkan sisa makanannya dimakan oleh Gama hingga membuat Zoya tercengang melihat itu.

"Kak jangan dimakan! Ini bekas aku loh."

"Liur kamu saja aku tidak masalah. Lagian mubazir jika di buang, Zoya." Enteng sekali Gama mengatakan demikian. Zoya yang malu sendiri mendengarnya.

"Mau kemana?" tanya Gama saat Zoya hendak beranjak dari sana.

"Aku mau ke kamar dulu sebentar, Kak. Kakak selesaikan dulu saja makannya. Zoya mau bersih-bersih."

Zoya pun masuk kamar. Sebenernya bukan hanya mandi tapi dia ingin menghindari tatapan Gama yang hangat dan perhatian pria itu yang membuatnya resah.

Usai mandi dan mengoleskan obat lagi di tangannya, Zoya pun keluar dari kamar untuk kembali menemui Gama. Terlihat pria itu tengah berada di dapur. Zoya yang penasaran pun segera menghampiri.

"Kak j
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Gama sweet deh Udah Zoya pindah aja
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Gama calon suami yg baik hihihi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 38. Sensitif

    "Kak... " Kedua mata Zoya mengerjab kemudian perlahan melepaskan diri dari Gama. Tatapan matanya bertemu dengan sapuan hangat dari kedua mata pria itu. "Kenapa, Zoya?" "Aku... " "Hhmm?" "Aku takut tapi aku ingat apa katamu. Aku melawan rasa takut itu. Semalaman aku berusaha untuk tidur. Apa masih ada darah itu di luar, Kak?" tanya Zoya kala teringat akan apa yang ia lihat semalam. Zoya ingin melihat keluar tapi ditahan oleh Gama. "Hentikan! Sudah tidak ada darah di sana. Aku sudah meminta pihak dari apartemen untuk menjagamu dan juga semalam darah itu dibersihkan segera. Maaf jika aku tidak kembali ke sini dan menemanimu, Zoya. Kebetulan semalam badanku kurang vit tapi aku memantau keadaanmu dari sana." Zoya mengangguk paham. "Terimakasih banyak Kak, tapi apa Kakak tau siapa pelakunya? Apa itu Zein? Maaf jika aku selalu merepotkanmu padahal kamu sedang kurang enak badan. Apa sekarang sudah lebih baik, Kak?" tanya Zoya lagi dan dijawab gelengan kepala oleh Gama. "U

    Last Updated : 2024-11-03
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 39. Kak aku panas. Jangan lanjutkan!

    Semakin hari semakin tubuhnya mengkhianati hati yang menolak untuk kembali menjalin hubungan. Bukan atas kehendaknya tapi pengkhianatan sungguh masih membekas di jiwa. Bahkan terkadang Zoya masih merasakan sakit atas tamparan dan perlakuan kasar Zein yang kembali masuk dalam. ingatan. Tubuhnya tak bisa menolak saat sentuhan yang Gama berikan semakin membuat tubuhnya merespon dengan baik. Tubuh Zoya menerima dan membalas sentuhan itu hingga tanpa sadar Zoya kembali membalas kecupan mesra Gama untuk yang kedua kalinya. Kecupan yang berawal dari kening dan perlahan turun ke bibirnya yang mungkin sudah menjadi candu untuk pria itu. Terasa hangat dan membuat Zoya semakin tak berdaya. Pagutan Gama membuat syaraf-syarafnya terjaga dan mengajak untuk bisa mengimbangi. Deru nafas pun semakin tak terkendali. Kedua tangan Zoya mencengkeram ujung jas Gama saat gejolak semakin ia rasakan. Lidahnya membalas setiap gerakan lembut Gama hingga suara decapan mulai terdengar manja di tel

    Last Updated : 2024-11-04
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 40. Wangi Sayang, aku suka.

    Zoya pun mengikuti apa yang Gama perintahkan. Kedua matanya semakin rapat terpejam dan mendadak dia tak merasakan apa-apa. Semua seakan hilang. Rasa yang Gama berikan pun tak lagi ia rasakan. Bayangan akan dirinya yang sendiri membuat batinnya semakin terasa sesak hingga tersiksa. Kebersamaan yang mereka lalui beberapa bulan ini tak bisa dipungkiri jika sudah menimbulkan hal yang biasa hingga tumbuh rasa yang sulit didefinisikan. Zoya meraba tubuhnya dan tak ia rasakan keberadaan Gama yang tadi mulai nakal menyentuh dirinya. Rasa panas itu berangsur normal dan semakin lama semakin dingin. Suhu AC ruangan kembali Zoya rasakan. Hilang, Gama tak ada dan hanya aroma maskulin dari pria itu yang masih tertinggal. Zoya menarik nafas dalam. Dia membayangkan jika benar-benar tak ada Gama. Perlahan kepalanya menggeleng tak mau. Tak mau jika pria itu pergi. Tak bisa ia sendiri, tapi apa itu cinta? Apa dia sudah mulai membuka hati untuk Gama? Cintanya dengan Zein sudah mati sejak melih

    Last Updated : 2024-11-04
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 41. Menggoda

    Zoya melenguh dan mendesah kala Gama terus saja menyerang leher jenjangnya. Hasrat pria itu agaknya terbakar karena keduanya yang sudah sama-sama dekat. Kedua tangan Zoya meraih rambut Gama dan menjambaknya dengan kuat. Reflek saja karena tubuhnya yang juga sudah serasa panas. Sama-sama sendiri dan sudah lama tak memuaskan diri tentunya mereka sangat ingin. Terlebih Gama yang sudah lama menduda meskipun pria itu hanya mengecup leher Zoya dan menggoda dengan lidah yang tak bisa diam, tapi Zoya yakin Gama sudah bergairah saat ini. "Kak kamu... " Zoya merasakan benda keras yang begitu mendesak. Ya, Gama sudah mulai on. Zoya yang menahan diri agar tidak melakukan lebih pun kalang kabut sendiri karena Gama semakin menjadi. Tangan pria itu sudah tak bisa diam dan lumrahnya seorang pria pasti akan mengincar benda kesukaannya dan itu jelas semakin membuat Gama tegang. "Kak sudah... Ssssttt... " Zoya kembali mendongak. Hisapan itu mampu membuat tubuhnya menggeliat seolah kena set

    Last Updated : 2024-11-06
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 42. Dito

    Gama menatap nyalang Dito yang masuk ke ruangannya. Tak biasa-biasanya dia begitu, entah mengapa menyangkut Zoya, Gama tak bisa santai. Padahal jelas tadi Dito dan Zoya hanya berkomunikasi tak lebih dari dua menit tapi rasanya sudah membuat Gama ingin menggaruk wajah Dito. Terlebih Zoya tak membalas pesannya. Entah Zoya sengaja atau memang tak suka dia berubah posesif seperti ini. Namun ini begitu saja dia rasakan setelah cintanya mulai berbalas. "Ada apa?" tanya Gama. Dia sadar suaranya terdengar membuat salah paham dan sikapnya dingin menatap Dito yang kini pun memperhatikan. Tatapan Dito seolah sedang mengingat sesuatu dan mencocokologi apa yang dilihat hingga kedua mata Dito menyipit menatap Gama. "Ada apa, Dito? Kenapa kamu melihatku seperti itu? Ada yang salah denganku?" tanya Gama lagi. Dia cukup geregetan dengan Dito yang begitu aneh dalam memperhatikannya. "Dito!" "Eh iya maaf, Pak. Saya... " Dito menggaruk kepalanya. Dito terlihat bingung untuk menjelask

    Last Updated : 2024-11-07
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 43. Micu

    "Aku ajak ke rumah nggak mau," ujar Gama kemudian membuka pintu. "Apa sich, Kak? Mau apa? Jangan kemana-mana pikirannya! Aku marah nich!" sahut Zoya yang lama-lama geregetan juga. Ajakan Gama membuatnya negatif thinking saja. "Apa sich, Sayang? Pikiran kamu saja yang kemana-mana. Aku hanya mengajak kamu main ke rumah. Ada Bibi juga di rumah. Mau apa memangnya? Barang-barang kamu masih banyak di rumahku. Apa kamu tidak ingin membereskannya dari kamar Zein atau mau dipindahkan ke kamarku juga boleh?" tanya Gama yang kemudian duduk di sofa. Keduanya sampai di apartemen beberapa menit perjalanan dari kantor. Zoya menolak keras ajakan Gama yang tadi sangat ingin sekali dirinya berkunjung ke rumah pria itu. "Aku sudah tidak minat dengan barang-barangku yang masih tertinggal, Kak. Kamu bisa membuangnya saja. Terlalu buruk kenangan di sana." Zoya melangkah menuju dapur untuk membuatkan Gama kopi. "Jadi kamu tidak mau berkunjung ke rumahku lagi?" "Tidak minat juga. Rumah itu me

    Last Updated : 2024-11-08
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 44. Harga Diri Ani-ani

    Sampai di kantor tak ada lagi tambahan sarapan seperti yang Gama inginkan tadi. Yang ada adalah pekerjaan harus segera dijamah terlebih ada meeting dengan klien tempo hari. Zoya sendiri sibuk merapikan semua berkas yang akan dibawa dan mengemas semuanya sebelum mereka berangkat bersama. Ada Dito juga yang akan menyetir mobil nantinya dan mendampingi Gama juga. "Duduk di belakang, Zoya!" perintah Gama saat mereka sudah berada di depan mobil. Dito sudah membukakan pintu mobil untuk Gama tapi pria itu masih mempermasalahkan tempat duduk Zoya. "Tapi Pak, lebih baik saya di depan saja," tolak Zoya yang kemudian melirik Dito. Apa-apaan Gama ini, sudah tau ada Dito malah memintanya untuk duduk berdua. Bukan tak percaya mereka bisa bersikap profesional tapi Zoya takut Dito curiga. "Dito, apa kamu masih menyimpan rapat semuanya?" tanya Gama Dito karena mengerti alasan Zoya menolak duduk di belakang. Zoya tertegun mendengar pertanyaan Gama pada Dito. Sontak Zoya menoleh ke ara

    Last Updated : 2024-11-09
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 45. Merusak Mental

    "Dibayar berapa anda melakukan ini semua?" tanya Gama. Tatapannya berubah tajam hingga mengubah suasana menjadi mencekam. Sikap Gama mampu membuat semua yang ada di sana nampak terperangah kecuali Dion, asistennya. Sejak tadi Gama memang sengaja diam agar kliennya merasa senang dan seperti di atas awan hingga semakin terlihat kelicikannya. Untuk Zoya, Gama bisa menghandlenya nanti tapi untuk kliennya yang busuk ini tidak bisa dinanti-nanti. Gama tersenyum miring menatap sosok pria yang katanya bos itu. "Anda menyebut diri anda atasan seperti saya dan ingin dihormati juga tapi anda menjadi budak dari seseorang yang mana bos anda sesungguhnya. Saya hanya ingin bertanya, berapa bayaran anda hingga menggadaikan pekerjaan yang utama?" tanya Gama lagi. " Apa keuntungan bekerja sama dengan saya kurang banyak dari bayaran yang anda dapat dari orang itu? Orang yang sudah menjadikan anda babu. Bodoh sekali otak anda tapi saya mengalah jika memang dia bisa membayar sepuluh kali lipat

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 72. Kejutan Untuk Zoya

    Permintaan Zoya tak diabaikan begitu saja oleh Gama. Usai mengatakan demikian, Zoya melihat Gama begitu sibuk sekali menghubungi seseorang. Samar terdengar, Gama meminta orang tersebut untuk mencarikan rumah untuk mereka tinggal. Zoya berpura-pura tidur saja padahal dia mendengar apa saja yang Gama katakan. Dalam hati Zoya merasa Gama sangat menyayanginya. Padahal Zoya sempat tidak yakin Gama mau, mengingat sebelumnya pun Gama menolak. Beberapa hari di rumah sakit, kini tiba saatnya Zoya diperbolehkan pulang oleh dokter. Senang tentunya karena sudah tidak betah lagi berlama-lama di sana. Kasihan Gama juga yang lelah menunggu dan mengurusnya. "Kita pulang kemana, Mas? Apartemen?" tanya Zoya sasaat setelah mereka sudah masuk mobil. Namun saat Zoya memperhatikan Gama, terlihat pria itu hanya diam tak minat menjawab. Jelas hal itu membuat Zoya pun penasaran dan geregetan juga pastinya. Ada apa dengan suaminya? "Mas! Kok kamu diam aja? Lagi mikirin apa? Bingung ya mau ajak ak

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 71. Permintaan Zoya

    "Mas... " "Ya Tuhan... Sayang kamu sudah sadar?" tanya Gama kemudian beranjak dari sana. Zoya tersenyum tipis mendengar itu. Zoya tersenyum merasakan Gama yang memeluk erat dan tiba-tiba Zoya merasakan pundaknya basah. Apa itu karena air mata Gama? Ya, pria itu kembali menangis. Zoya sampai tak habis pikir, ternyata Gama bisa menangis juga dan yang ditangisi adalah dirinya. "Mas pelan-pelan sakit!" keluh Zoya karena Gama yang yang memeluknya semakin erat. Rasanya tubuh seperti dihimpit sesuatu. Mungkin efek kecelakaan juga membuat Zoya merasakan tubuhnya sakit semua. "Eh iya maaf Sayang. Maaf ya, aku sangat bersyukur kamu sudah bangun. Aku takut, Zoya." Gama tertunduk mengecup tangan Zoya. Tangan pria itu mengusap air mata sebelum kembali menatap Zoya. Zoya mengerti, Gama pasti malu terlihat sedih hingga menangis, tapi Zoya paham, laki-laki tak akan sampai seperti ini jika tidak dengan tulus mencintai. "Mas apa kamu setakut itu?" "Apa yang kamu pikirkan Sayang? M

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 70. Menunggu

    Yang katanya sudah keluar dari masa kritis itu tidak serta merta membuat Zoya segera sadarkan diri. Sudah dua hari masih belum ada perkembangan yang signifikan. Zoya belum terjaga dari tidur panjangnya. Gama pun masih setia menunggu di sana. Sama sekali Gama tidak meninggalkan Zoya barang sekejap pun. Bahkan Gama juga tidak makan selama dua hari ini. Mana selera makan di saat hati gundah gulana begini. Bisa masuk air saja sudah sangat bersyukur sekali. Zoya sakit dan Gama merasakan kesakitan yang sama. Hanya saja bukan fisik, karena lapar masih bisa di tahan melainkan hati yang sangat geram dengan apa yang telah terjadi. Mengapa harus Zoya yang menjadi korban? Setiap harinya Asisten Dion datang membawakan makanan dan itu hanya dibiarkan oleh Gama di atas meja sofa tanpa minat membukanya hingga terpaksa Asisten Dion buang setelah keesokan harinya. Gama diam di samping Zoya dengan terus memperhatikan sang istri yang terbaring lemas.. "Kapan kamu bangun, Sayang? Apa kamu tidak

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 69. Dia..

    "Cepat cari pendonor darah untuk istriku, Dion! Jangan sampai istriku tidak bisa diselamatkan! Kalau perlu bayar mereka dengan uang yang banyak untuk setiap tetes darah yang mereka sumbangkan!" perintah Gama setelah Dokter kembali ke ruangan beliau. Gama tak ingin menyalahkan pihak rumah sakit yang sedang kehabisan stok darah. Namun Gama menyesalkan itu harus terjadi karena Zoya sangat membutuhkan saat ini. Bagaimana jika terlambat? Pikiran Gama sudah diisi dengan hal buruk tentang Zoya terlebih dokter mengatakan jika Zoya kritis saat ini. "Baik Pak." Dion pun segera pergi dari sana untuk mencari pendonor darah yang sesuai dengan Zoya. Urgent dan harus bergerak cepat. Jika tidak, sudah pasti Dion pun mendapatkan amukan dari Gama. Gama belum diperbolehkan untuk menjenguk karena Zoya yang masih mendapatkan penanganan serius oleh dokter lainnya. Sementara di ruangan itu masuk satu korban lainnya yaitu Amanda yang baru saja tiba tetapi Gama tidak perduli akan wanita itu. Dia

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 68. Bersimbah Darah

    "Zoya kamu gila!" teriak Amanda saat tubuhnya terpelanting dan beruntungnya dia masih kuat berpegangan pada pintu mobil. Semua itu karena tendangan dari Zoya yang mengakibatkan Amanda terpental hampir keluar padahal mobil masih melaju kencang. "Jika kegilaanmu membuat kamu bisa mencelakaiku sesuka hati, kenapa aku tidak mengikuti? Dan akan aku celakai kamu juga hingga kamu tidak lagi bisa menggangguku!" Pintu mobil semakin terbuka dan Amanda hampir saja jatuh jika kakinya tidak wanita itu jepit kan pada jok mobil, sedangkan Zoya mengambil alih kemudi dengan membelokkan ketepian. Mobil menabrak pengendara lain hingga benturan itu membuat Amanda tak mampu bertahan dan terseret ke jalan. CKIIIIIITTTT BRAAKK Suara sirine mobil polisi pun begitu terdengar kencang disusul dengan ambulan yang mendekati. Zoya sudah tak sadarkan diri akibat benturan kencang di kepalanya sedangkan Amanda terpental keluar dari mobil hingga membuat wanita itu terluka parah. Kecelakaan ini jel

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 67. Ya Tuhan....

    Gama dibuat kalang kabut setelah tau yang membawa Zoya pergi adalah Amanda. Bagaimana bisa? Bukankah Amanda sudah ia jebloskan ke dalam penjara? Sial! "Siapa yang mengeluarkan Amanda? Wanita itu tidak mungkin bisa bebas jika tidak ada yang menebusnya." "Maaf Pak, saya kurang tau. Mungkin karena sibuk dengan masalah yang ada membuat kita juga kecolongan masalah Amanda. Apa mungkin Zein yang sudah membebaskan, Pak? Mereka dekat. Bisa jadi mereka berdua bersekongkol untuk membalas dendam." "Berengsek! Cepat cari wanita itu sampai ketemu. Dia sudah membawa istriku, Dion! Zoya terluka saat ini," perintah Gama. Pria itu rasanya ingin mencekik Amanda hidup-hidup. Terlebih setelah tau Amanda sudah melukai istrinya. Gama sudah tau semua itu setelah tadi sempat pulang dan melihat CCTV di rumah. Tampak jelas apa yang Zoya dan Amanda perdebatkan sebelumnya hingga terjadi aksi jambak-jambakan dan berujung Zoya kalah melawan Amanda. Wanita gila itu sungguh keterlaluan. Gama geram sen

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 66. Menggila

    "Amanda?" Zoya tak menyangka jika Amanda ada di rumahnya. Rumah sang suami yang mana adalah mantan suami Amanda. Ya, bukannya wanita itu sedang dipenjara? Kenapa sekarang bisa bebas berada di rumahnya? Zoya berbalik melihat tak ada lagi Gama di sana. Suaminya sudah pergi menuju kantor polisi untuk kasus Pak Iwan. Sementara dia yang tadi rasanya ingin ikut justru terjebak di rumah bersama Amanda. Hati Zoya tak enak. Dia yakin jika Amanda memiliki niat tidak baik padanya. Terlebih sebelumnya Zoya pun pernah dijebak hingga Gama balas dendam dan memasukkan Amanda ke dalam penjara. "Kenapa? Takut sama aku? Bukankah kita bersahabat?" tanya Amanda dengan seringai tipis di wajahnya. "Tidak ada sahabat yang tega menyakiti! Kamu bukan sahabat aku, Amanda!" sahut Zoya dengan lantang. Dia berusaha untuk bisa membela diri dan tidak takut dengan Amanda. Zoya melihat ke sekitar dan tidak ada Bibi di sana. Apa mungkin Bibi pulang? Astaga... Berarti hanya dia saja dan juga wanita gil

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 65. Titik Puncak

    Seringai tipis terlihat jelas dari wajah Pak Iwan. Mendengar apa yang Zoya katakan tentu Gama tidak bisa mengabaikan begitu saja. Pria itu segera memanggil Iwan tapi sayangnya orang itu sudah melarikan diri dan saat ini Pak Iwan sudah membawa kabur banyak uang yang tentunya membuat Gama murka. "Pak Iwan diduga sudah mengambil banyak uang perusahaan, Pak." Asisten Dion yang ikut dipanggil pun segera memberikan laporan itu pada Gama. "Brengsek!" sentak Gama hingga membuat Zoya terjingkat mendengarnya. "Sudah aku katakan padamu, Dion. Awasi Iwan! Aku sudah mulai curiga dari beberapa hari yang lalu. Kamu lalai, Dion! Saya nggak mau tau, sekarang juga kamu harus berhasil meringkus Iwan atau kamu saya pecat tanpa pesangon!" Di tengah sulitnya mendapatkan pekerjaan dan Gama yang sangat royal pada orang kepercayaannya, tentu saja Dion tidak mungkin mau dipecat hanya karena Iwan. Zoya memperhatikan gelagat Dion yang ketakutan. Banar saja, Asisten Dion segera pergi untuk mengurus Iw

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 64. Mas Tahan Dulu!

    "Sialan kamu Gama!" umpat Zein dan tak lama polisi pun kembali meminta Zein untuk masuk karena jam besuk sudah selesai. Gama sendiri sedang berada di lantai atas untuk diperiksa atas kasus yang ia laporkan. Semua sudah Gama persiapkan serta bukti kecurangan Zein yang akan semakin menjerat adik tirinya mendekam di sana lebih lama. Gama juga melaporkan beberapa orang dalam yang bekerja sama dengan Zein hingga mereka pun dipanggil untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. "Terimakasih atas kerja samanya, Pak. Akan kami usut tuntas karena ini sudah sangat melanggar. Kami pun akan sangat tegas pada oknum yang terkait." Mereka pun saling berjabat tangan kemudian Gama pergi dari sana diikuti oleh Dion yang segera membukakan pintu mobil untuknya. "Langsung ke kantor!" "Baik Pak." Asisten Dion pun segera melajukan mobilnya melesat dari sana. Hari ini cukup membuat mereka lelah. Banyak urusan yang harus mereka kerjakan dengan cepat karena lengah dikit, perusahaan jatuh ke t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status