Share

Bab 6

Author: Purple Bubble
last update Last Updated: 2025-03-22 11:49:38

“Gue kesel!” Lyara menjerit. “Lo tau, orang itu-“ Lyara terisak, “lo tau gue selama ini gak pernah pacaran karena gak pernah ada waktu. Waktu gue gak ada buat ketemu cowok selain di kerjaan ini. Terus, terus lo nuduh gue punya pacar, lo nuduh gue! Lo gak tau apa, itu orang gila itu udah bikin gue gak bisa tidur semaleman. Gue udah dibikin malu. Gue- orang itu tiba-tiba aja cium gue sembarangan!”

Rakha mengerti semua yang dikatakan Lyana meskipun gadis itu berkata dalam tangisannya sambil terisak dan berteriak kesal. Ia mengerti setiap katanya.

Tangan Rakha menarik Lyara ke kursinya. Mendorong gadis itu untuk duduk di sana dan menunggu sampai tangisannya reda. Begitulah cara membuat Lyara tenang.

Cara yang sudah dipakainya bertahun-tahun lamanya.

Tangan Rakha menggapai kotak tisu dan menyodorkannya pada Lyara yang masih mengelap hidungnya yang berair juga ujung-ujung matanya. Ia berdiri memunggungi meja komputernya dan menunggu.

“Gue kesel. Ya Allah gue berdosa banget udah dicium orang asing!”

Rakha menarik napas. “Ada bedanya sama dicium orang yang udah kenal?” tanyanya.

Mata Lyara meliriknya tajam.

Rakha menutup mulutnya. Sudah lama mereka berteman, jadi melihat Lyara merajuk dan marah seperti ini bukanlah hal baru untuknya.

“Tapi bukan salah gue, kan?”

Dengan lirikan matanya, Lyara melihat Rakha menyeringai bangga.

“Tuhan juga liat bukan gue yang nyosor duluan. Selain itu, lo juga liat gimana tuh orang gila kedua nempel banget sama gue. Lo juga liat dia yang yang bawa-bawa tas gue, kan? Orang gila kayak gimana yang cuma karena bawain tas gue dan berani-berani cium gue!” kata-kata Lyara memburu bersama napasnya yang menahan emosi.

Rakha mengangguk . Ia melihatnya juga dari kamera pengawas yang diretasnya tadi malam. Saat menemukan data Anthony, Rakha menemukan data yang tidak baik. Lelaki itu sudah banyak melakukan hal yang buruk. Ia sebenarnya tidak mau menerima Anthony. Tapi karena Lyara yang sangat membutuhkan uang untuk operasi ayahnya, Rakha menerima orang gila itu.

Itu sebabnya ia meretas kamera pengawas The Six, night club tempat Lyara pergi tadi malam. Sayangnya, tidak ada kamera pengawas di toiletnya. Ia hanya bisa meretas sampai ke koridor. Jadi ia hanya melihat apa yang terjadi di depan pintu masuk dan apa yang ada di koridor. Rakha tidak bisa menemukan apapun selain bahwa lelaki yang mencium Lyara terlihat mengelap punggung tangannya.

Mungkin lelaki itu yang memukuli si orang gila.

“Jadi lo udah tau apa yang sebenernya terjadi?”

Rakha mengangguk setelah ia selesai dengan ceritanya. “Gue masih harus bikin back up buat newbie kayak lo, Ra,” jawabnya.

“Gue?”

“Dan untuk talent bermasalah kayak lo,” tambah Rakha.

Mata Lyara menajam menatap temannya itu. Lalu berdeham. “Orang itu bukan pacar gue.”

“Gue tau,” Rakha mengangguk.

“Tapi dia minta gue jadi pacarnya tadi malem, pacar boongan. Gue ketemu di depan lobi hotel. Namanya Raja,” Lyara melirik Rakha yang mulai mengerutkan keningnya. Dan cerita Lyara mengalir sampai ia bertemu lagi Raja di The Six sampai Raja menciumnya di sana. Ia menautkan jari-jari tangannya sambil bercerita.

Rakha menatap Lyara dengan tajam.

“Gitu. Dia udah bayar sepuluh juta,” Lyara mengakhiri ceritanya.

“Lo gak terima laporan apa-apa tentang ini tadi malem, Lyara Saravita!”

Nyali Lyara menciut mendengar Rakha mengucapkan nama belakangnya. “Gue udah bantuin dan dia minta buat jadi pacar palsunya lagi. Jadi, gue kasih nomor lo dan minta bayaran.”

“Kita masih belum selesai sama masalah Anthony dan lo terima uang dari orang yang gak buat perjanjian dengan kita. Gimana gue selesaikan dua masalah ini, Ra?”

“Lo gak usah kasih tau siapa-siapa soal Pak Raja, kan?”

“Tapi dia bilang dia mau pake jasa lo lagi, kan?”

Lyara mengangguk.

Rakha nyugar rambutnya, “Gue akan selesaikan ini secepat mungkin,” katanya kemudian.

Senyum Lyara mengembang, “Gue tau lo pasti bisa selesaikan ini, Rakha,” katanya dengan nada bangga.

Rakha menggeleng.

Sebenarnya Lyara masih sangat dongkol dengan ciuman keduanya itu. Tapi baiklah, ia akan berusaha tidak terpengaruh dengan kenyataan bahwa yang penting bukan first kiss-nya sudah dicuri orang tak dikenal. Lyara mencebik, “Ih, gue sumpahin dia susah kawin!”

“Lyara mulut lo itu ya!”

“Lagian. Gimana tunangannya gak selingkuh kalau dia sendiri ci— itu sembarangan orang,” cicit Lyara, “meskipun gue bukan orang sembarangan,” tambahnya.

Rakha gemas sendiri dengan Lyara yang selalu bicara sembarangan saat bersamanya. “Lo yakin dia bilang dia mau pake jasa lo lagi?”

Lyara mengangguk.

“Dia udah berani cium lo. Lo gak apa-apa kalau dapet kerjaan sama orang itu? Atau kita black list biar gak bisa apa-apain lo lagi?”

Perkataan Rakha benar. Tapi orang itu mengeluarkan uang dengan mudah dan Lyara butuh uang besar secepatnya. Jadi ia menggeleng. “Uangnya pasti gede, Rakha.”

“Lo gak harus—“

“Gue harus. Lagipula kayaknya gue harus tanggung jawab karena bikin tunangannya marah, deh,” Lyara terkekeh.

Rakha menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Dan lo, kenapa ngasih klien orang gila kayak gitu sih? Bukannya biasanya kita dapet klien elit semua? Kemampuan hack lo udah tumpul?” Lyara mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

Rakha menarik napas, Lyara dan mulut tajamnya itu tidak pernah berubah sejak kaya sampai setelah berjuang untuk hidup seperti sekarang. Mulut tajamnya adalah satu dari sekian banyak hal bar-bar dalam diri Lyara. Selain tendangan mautnya, tentu saja.

“Atau lo sengaja ngasih cowok kurang ajar gitu sama gue?”

“Mulut tajem lo itu, ya, Lyara,” Rakha menahan untuk tidak menelan gadis itu bulat-bulat.

“Lagian-“

“-kan lo yang minta, lo bilang punya target lima puluh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya ini. Lo baru dapet yang gede dari Pak Devan doang, Neng,” jelas Rakha dengan pelan-pelan. Jika dijawab dengan emosi yang sama, Lyara akan makin membara dan bisa menghanguskan kantor mereka jika Rakha sama saja.

Bibir Lyara bungkam. Ia melirik Rakha dan mengangguk kecil.

“Orang gila yang lo bilang itu lumayan buat nambahin target itu, Lyara,” tambah Rakha masih dengan suara pelan.

Lyara berdecak. Rakha memang benar. Bidang mereka bukanlah hal yang akan dicari orang setiap hari. Jadi, seminggu bisa dapat sepuluh juta adalah hal yang sudah lebih baik bagi Lyara. Tapi ia tetap cemberut pada Rakha.

“Apa lagi salah gue?”

“Hapus!”

Alis Rakha terangkat.

“Lo nyimpen video mesum,” ucap Lyara dengan suara pelan.

Mata Rakha membulat tak percaya.

“Udah ah, gue mau siap-siap,” Lyara turun berjinjit dari kursi kebanggan Rakha dan berdiri di atas sepatu flatnya. Tinggi Lyara yang hanya sedikit lebih tinggi dari pundak Rakha yang menjulang, membuatnya terlihat seperti adik kecil. Meskipun mereka lahir di tahun yang sama. Tinggi Rakha jauuh berada di atasnya.

“Lyara,” panggil Rakha.

“Hm?” Lyara menghentikan langkahnya sebelum sampai ke pintu dan berbalik.

“Lo mau pake punya gue dulu?”

Lyara kembali ke hadapan Rakha, “Gue udah banyak pake uang lo selama ini. Sekarang gue udah punya dua puluh, sedikit lagi, gak apa-apa kok. Ayah juga bilang buat jangan kebanyakan nyusahin lo,” jawabnya sambil menepuk-nepuk pundak Rakha.

Rakha mendengus melirik tangan mungil Lyara yang menepuk pundaknya, “Oke.”

Lyara berjalan ke pintu lagi, “Tapi gue butuh sepatu. Kalau masih ada anggaran sponsor, bisa gak lo beliin ukuran gue?” tanyanya sambil masih memunggungi Rakha.

“Ada, bisa lo ambil kalau kesini lagi,” jawab Rakha pasti.

Senyum Lyara terkembang sambil berbalik dan melirik Rakha. “Lo terbaik, deh. Gue pergi ya,” pamitnya setelah mengacungkan jempol.

“Lyara,” panggil Rakha lagi.

“Apa lagi?” tanya Lyara yang sudah berada di luar pintu.

“Helm lo ketinggalan,” jawab Rakha.

Mata Lyara melirik helmnya yang berada di sofa di ruangan Rakha. Cengirannya terbit lalu kembali masuk dan memakainya langsung.

“Bye!”

“Hati-hati,” Rakha berpesan.

“Siap, Bos!”

Napas Rakha terdengar lega saat Lyara menutup pintu.

“Dan Rakha,” Lyara kembali membuka pintu.

“Hm?”

“Mendingan apartemen lo hadiahin ke gue aja kalau tiap malem lo tidur di sini,” ucapan Lyara meluncur dengan sangat mulus.

Rakha memicing, “Enak aja!”

“Daripada jadi sarang hantu!”

Dan Lyara segera menutup pintu sebelum Rakha bergerak untuk mengejarnya.

-o0o-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Queen of Liars   Bab 7

    Kebaya mewah yang bertabur manik-manik itu kembali masuk di kotaknya. Lyara menyimpan dengan hati-hati. Setelah mengganti kembali dengan setelan jeans dan kemejanya. Ia baru saja selesai dengan satu pekerjaannya menjadi pendamping salah satu kakaknya pengantin.Entah kenapa Lyara selalu suka dengan pekerjaan menemani di pesta pernikahan. Tapi ia tidak selalu mendapatkan itu. Kebanyakan perannya adalah untuk menjadi pajangan dalam acara makan malam keluarga, atau seperti tadi malam, menjadi piala yang dipamerkan kepada teman-temannya.Benar, Lyara memang cantik. Itulah sebabnya ia tidak keberatan jika hanya menjadi pajangan untuk dipamerkan pada semua orang. Lyara juga bisa akting. Selama ini semua akting yang dilakukannya adalah untuk kepentingan pekerjaannya itu. Tentu saja, ia tidak mungkin menjadi salah satu talent Lofou jika ia tidak cantik dan tidak bisa akting!Selesai membereskan kebayanya. Lyara bergegas menuju tempat kerjanya selanjutnya. Ia akan membantu seorang seniornya ya

    Last Updated : 2025-04-10
  • Queen of Liars   Bab 8

    “Kak Satria?”Lelaki yang dipanggil Satria itu, menatap Lyara dengan senyuman mengembang. “Kamu apa kabar, Ra?”“Luar biasa! Aku gak menyangka ketemu Kak Satria di sini,” ucap Lyara sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Jadi, ini anak Kak Satria? Ya ampun, aku gak kenal. Maaf,” katanya lagi. Ia menggeleng, “Aku baik-baik,” jawaban Lyara terbata-bata.Satria yang menjulang di depannya terkekeh pelan.Lyara tahu itu karena salah tingkahnya yang tidak pada tempatnya.Satria mengangguk juga tapi pandangannya jelas bahwa ia juga kaget dengan siapa yang ditemuinya itu. Lelaki dengan tinggi seratus delapan puluh lima itu tersenyum. Ia berlutut di depan Lyara tapi pandangannya beralih pada anak kecil di depan Lyara.Lyara menatap Kamara dan tersenyum padanya. “Halo, salam kenal ya, Kamara,” katanya dengan senyum ceria.Kamara mengangguk dan tersenyum.“Kak, masih lama ngobrolnya?”Lyara menatap ibu muda di belakang Kamara lalu tersenyum.“Sudah selesai. Maaf membuat anda menunggu,” Sa

    Last Updated : 2025-04-12
  • Queen of Liars   bab 9

    “Kenapa? Kamu terpesona?”Lyara mengeryitkan alis dan berdecak.“Gak apa-apa kok kalau kamu udah terpesona sama aku. Aku juga udah duluan terpesona sama kamu sejak tadi malam,” jawab Raja dengan pertanyaannya sendiri.Lyara menggeleng. Ia menyapukan kuasnya pada cat orange.“Itu sebabnya aku bisa cium ka—““Bisa diem gak?!” Suara Raja berhenti saat Lyara menempelkan tangan kirinya untuk menutup mulutnya Raja. Lyara menatap mata Raja yang membulat, kemudian melembut saat tatapan mereka bertemu. Lyara menatapnya dengan tatapan kesal. Tapi Raja menatapnya dengan lembut.Lyara berkedip sekali lagi, memerhatikan sekitar. Anak-anak bisa saja mendengar kata cium-cium dari mulut Raja. “Bisakah anda diam?”Kepala Raja memiring saat Lyara merendahkan suaranya dan melepaskan tangannya dari bibir Raja. Lyara berkedip saat telapak tangannya menyentuh bibir itu. Kepalanya lagi-lagi menampilkan cuplikan adegan kotor itu! Arggh! Lyara menarik tangannya.Tapi dengan c

    Last Updated : 2025-04-13
  • Queen of Liars   Bab 1

    “Sayang!” teriaknya tanpa ampun. Semua orang yang mendengar teriakannya berbalik melirik ke arahnya termasuk lelaki yang mengekorinya juga lelaki yang berdiri di samping mobil mengkilap itu. Lyara tersenyum dengan manis, menatap lelaki berjas hitam dengan dasi tidak rapi, kancing kemejanya yang terbuka, juga wajah lelaki yang ternyata tampan itu. Tapi tunggu, kenapa ia melihat tatapan menyeramkan dari mata hitam di balik kacamata itu? Ah, Lyara mendapat ide! “Kamu marah karena aku lama?” tanya Lyara saat kakinya berhenti di depan lelaki tampan itu. Lelaki yang berdiri di dekat mobil. Lelaki yang menjadi targetnya untuk kabur. Lelaki berkacamata di depannya itu menatapnya dengan kepala dimiringkan dan tatapan marahnya yang masih ada di sana. Lyara menggigit bibir, matanya menyorotkan permohonan. “Aku telat karena Pak Devan menahan aku sebentar di resto,” ucapnya dengan sedikit bumbu manja. “Maaf, ya?” Saat melihat tidak ada reaksi apapun dari lelaki di depannya, Lyara menar

    Last Updated : 2025-02-11
  • Queen of Liars   Bab 2

    Agensi tempat Lyara bernaung adalah sebuah agensi penyedia talent untuk semua kebutuhan. Butuh pacar sehari? Butuh calon istri? Butuh pelakor untuk jadi viral? Looking For You jawabannya. Semua kebutuhan entertainment tersedia disana. berada di bawah sebuah Production House ternama di ibukota, Lofou menjadi salah satu agensi yang besar. Banyak yang sudah menggunakan jasa dari Lofou. Pacar-pacar palsu macam Lyara yang menjadi pajangan dan gandengan di berbagai pesta dan acara keluarga. Wajah-wajah yang terpampang di akun-akun gosip yang menjadi simpanan artis juga beberapa diantaranya adalah talent dari Lofou. Beberapa talent juga adalah artis-artis sosmed di berbagai flatform. Lyara tidak akan pernah tahu agensi seperti itu benar-benar nyata sampai ia bertemu Rakha. Dua tahun lalu.Setelah dua tahun menjalani pekerjaan ini, Lyara makin pandai dalam berakting. Makin lihai menipu orang-orang. Makin sulit untuknya melepaskan diri dari pekerjaan tipu-tipunya. “Jadi, tadi itu bagian

    Last Updated : 2025-03-20
  • Queen of Liars   Bab 3

    Lyara melepaskan putaran lengan kiri Anthony. Dengan kaki terangkat ia berputar dan kakinya tepat mengenai pipi sebelah kiri lelaki gila itu. Tendangannya tepat sasaran.Anthony yang sudah setengah mabuk terhuyung dan menabrak salah satu bilik. Terjerembap di sana. Senyum puas tercetak di bibirnya saat ia melihat Anthony bisa dikalahkannya. Tanpa pukulan tangan. Tapi dengan tendangan. Saat mendarat setelah aksinya itu, Lyara terhuyung saat heelsnya tidak bisa menopang gerakan tiba-tiba itu. Heelsnya patah! Dan ia kehilangan keseimbangan. “Oh!” jeritnya tertahan saat ia tidak jatuh menabrak lantai. Tapi ia tidak jatuh, tubuhnya di topang oleh sesuatu atau seseorang di belakangnya. Lyara mengerjap saat matanya menangkap wajah berkacamata yang asing tapi terasa tidak asing itu. Setelah beberapa detik yang membingungkan, Lyara merasakan tubuhnya diangkat dan ia kembali berdiri. Dengan kaki tinggi sebelah. “Terima kasih,” ucap Lyara dengan sopan. Ia kembali berbalik pada Anthony

    Last Updated : 2025-03-20
  • Queen of Liars   Bab 4

    Setelah mandi dan menggosok bibirnya dengan sikat gigi untuk menghilangkan ingatannya tentang ciuman yang didapatkannya tadi malam, Lyara kembali menggeleng saat melihat pantulan wajahnya di cermin. Sungguh itu bukan ciuman pertamanya. Tapi bayang-bayang bibir hangat itu menyentuh bibirnya membut Lyara merasa putus asa. Bibirnya yang sudah menganggur lebih dari lima tahun itu akhirnya disapa oleh orang tidak dikenal. Iya, Lyara tahu namanya. Tapi hanya itu. Ia tidak tahu apapun tentang Raja. Itu sama saja dengan ia tidak mengenalnya, bukan?Bukan tanpa alasan kenapa ia membiarkan dirinya sendiri selama ini. Tidak punya pacar, tidak ada gebetan. Bukan karena ia sok suci dengan tanpa berpacaran. Hanya saja semua kesibukannya membuatnya tidak memikirkan apapun selain bekerja mencari uang. Untuk biaya kuliahnya yang sebentar lagi akan selesai. untuk uang sekolah adiknya, Leora. Untuk kebutuhan Mama yang selalu ingin lebih. Juga mengumpulkan uang untuk operasi Ayah. Kuliahnya yang h

    Last Updated : 2025-03-20
  • Queen of Liars   Bab 5

    Alis Lyara bertaut, bibirnya juga mengerucut kesal. Klien mengesalkan seperti itu memang selalu membuatnya kesulitan. Ia menekan tombol telepon dan suara serk Rakha di seberang sana segera terdengar. “Baru bangun? Jadi lo baru liat laporan yang gue kirim?” tanya Lyara langsung menodongnya. Ia mengunci kembali pintu depan rumah dan duduk di kursi teras. “Bukan laporan lo yang baru gue liat, Ra,” jawab Rakha dari seberang teleponnya.“Terus?”“Kali ini gue gak tau gimana caranya bela lo, Lyara,” Rakha terdengar frustasi. “Ada apa sih? Serius banget cuma karena gue tendang? Helo? Gue juga rugi di sini. Sepatu gue patah!” cecar Lyara tak bersabar. Ia mulai marah. Apakah ia salah jika membela dirinya sendiri?“Lo bisa datang?” tanya Rakha dengan nada lembutnya. Ia tahu sekali kalau Lyara sudah terpancing emosinya. Lyara melirik jam di ponsel, lalu mengangguk, “Bisa. Gue ketemu Pak Kevin jam delapan,” jawab Lyara. “Ini emang mau ke sana,” lanjutnya lagi.“Oke, gue kasih tau sete

    Last Updated : 2025-03-21

Latest chapter

  • Queen of Liars   bab 9

    “Kenapa? Kamu terpesona?”Lyara mengeryitkan alis dan berdecak.“Gak apa-apa kok kalau kamu udah terpesona sama aku. Aku juga udah duluan terpesona sama kamu sejak tadi malam,” jawab Raja dengan pertanyaannya sendiri.Lyara menggeleng. Ia menyapukan kuasnya pada cat orange.“Itu sebabnya aku bisa cium ka—““Bisa diem gak?!” Suara Raja berhenti saat Lyara menempelkan tangan kirinya untuk menutup mulutnya Raja. Lyara menatap mata Raja yang membulat, kemudian melembut saat tatapan mereka bertemu. Lyara menatapnya dengan tatapan kesal. Tapi Raja menatapnya dengan lembut.Lyara berkedip sekali lagi, memerhatikan sekitar. Anak-anak bisa saja mendengar kata cium-cium dari mulut Raja. “Bisakah anda diam?”Kepala Raja memiring saat Lyara merendahkan suaranya dan melepaskan tangannya dari bibir Raja. Lyara berkedip saat telapak tangannya menyentuh bibir itu. Kepalanya lagi-lagi menampilkan cuplikan adegan kotor itu! Arggh! Lyara menarik tangannya.Tapi dengan c

  • Queen of Liars   Bab 8

    “Kak Satria?”Lelaki yang dipanggil Satria itu, menatap Lyara dengan senyuman mengembang. “Kamu apa kabar, Ra?”“Luar biasa! Aku gak menyangka ketemu Kak Satria di sini,” ucap Lyara sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Jadi, ini anak Kak Satria? Ya ampun, aku gak kenal. Maaf,” katanya lagi. Ia menggeleng, “Aku baik-baik,” jawaban Lyara terbata-bata.Satria yang menjulang di depannya terkekeh pelan.Lyara tahu itu karena salah tingkahnya yang tidak pada tempatnya.Satria mengangguk juga tapi pandangannya jelas bahwa ia juga kaget dengan siapa yang ditemuinya itu. Lelaki dengan tinggi seratus delapan puluh lima itu tersenyum. Ia berlutut di depan Lyara tapi pandangannya beralih pada anak kecil di depan Lyara.Lyara menatap Kamara dan tersenyum padanya. “Halo, salam kenal ya, Kamara,” katanya dengan senyum ceria.Kamara mengangguk dan tersenyum.“Kak, masih lama ngobrolnya?”Lyara menatap ibu muda di belakang Kamara lalu tersenyum.“Sudah selesai. Maaf membuat anda menunggu,” Sa

  • Queen of Liars   Bab 7

    Kebaya mewah yang bertabur manik-manik itu kembali masuk di kotaknya. Lyara menyimpan dengan hati-hati. Setelah mengganti kembali dengan setelan jeans dan kemejanya. Ia baru saja selesai dengan satu pekerjaannya menjadi pendamping salah satu kakaknya pengantin.Entah kenapa Lyara selalu suka dengan pekerjaan menemani di pesta pernikahan. Tapi ia tidak selalu mendapatkan itu. Kebanyakan perannya adalah untuk menjadi pajangan dalam acara makan malam keluarga, atau seperti tadi malam, menjadi piala yang dipamerkan kepada teman-temannya.Benar, Lyara memang cantik. Itulah sebabnya ia tidak keberatan jika hanya menjadi pajangan untuk dipamerkan pada semua orang. Lyara juga bisa akting. Selama ini semua akting yang dilakukannya adalah untuk kepentingan pekerjaannya itu. Tentu saja, ia tidak mungkin menjadi salah satu talent Lofou jika ia tidak cantik dan tidak bisa akting!Selesai membereskan kebayanya. Lyara bergegas menuju tempat kerjanya selanjutnya. Ia akan membantu seorang seniornya ya

  • Queen of Liars   Bab 6

    “Gue kesel!” Lyara menjerit. “Lo tau, orang itu-“ Lyara terisak, “lo tau gue selama ini gak pernah pacaran karena gak pernah ada waktu. Waktu gue gak ada buat ketemu cowok selain di kerjaan ini. Terus, terus lo nuduh gue punya pacar, lo nuduh gue! Lo gak tau apa, itu orang gila itu udah bikin gue gak bisa tidur semaleman. Gue udah dibikin malu. Gue- orang itu tiba-tiba aja cium gue sembarangan!” Rakha mengerti semua yang dikatakan Lyana meskipun gadis itu berkata dalam tangisannya sambil terisak dan berteriak kesal. Ia mengerti setiap katanya. Tangan Rakha menarik Lyara ke kursinya. Mendorong gadis itu untuk duduk di sana dan menunggu sampai tangisannya reda. Begitulah cara membuat Lyara tenang.Cara yang sudah dipakainya bertahun-tahun lamanya.Tangan Rakha menggapai kotak tisu dan menyodorkannya pada Lyara yang masih mengelap hidungnya yang berair juga ujung-ujung matanya. Ia berdiri memunggungi meja komputernya dan menunggu. “Gue kesel. Ya Allah gue berdosa banget udah dici

  • Queen of Liars   Bab 5

    Alis Lyara bertaut, bibirnya juga mengerucut kesal. Klien mengesalkan seperti itu memang selalu membuatnya kesulitan. Ia menekan tombol telepon dan suara serk Rakha di seberang sana segera terdengar. “Baru bangun? Jadi lo baru liat laporan yang gue kirim?” tanya Lyara langsung menodongnya. Ia mengunci kembali pintu depan rumah dan duduk di kursi teras. “Bukan laporan lo yang baru gue liat, Ra,” jawab Rakha dari seberang teleponnya.“Terus?”“Kali ini gue gak tau gimana caranya bela lo, Lyara,” Rakha terdengar frustasi. “Ada apa sih? Serius banget cuma karena gue tendang? Helo? Gue juga rugi di sini. Sepatu gue patah!” cecar Lyara tak bersabar. Ia mulai marah. Apakah ia salah jika membela dirinya sendiri?“Lo bisa datang?” tanya Rakha dengan nada lembutnya. Ia tahu sekali kalau Lyara sudah terpancing emosinya. Lyara melirik jam di ponsel, lalu mengangguk, “Bisa. Gue ketemu Pak Kevin jam delapan,” jawab Lyara. “Ini emang mau ke sana,” lanjutnya lagi.“Oke, gue kasih tau sete

  • Queen of Liars   Bab 4

    Setelah mandi dan menggosok bibirnya dengan sikat gigi untuk menghilangkan ingatannya tentang ciuman yang didapatkannya tadi malam, Lyara kembali menggeleng saat melihat pantulan wajahnya di cermin. Sungguh itu bukan ciuman pertamanya. Tapi bayang-bayang bibir hangat itu menyentuh bibirnya membut Lyara merasa putus asa. Bibirnya yang sudah menganggur lebih dari lima tahun itu akhirnya disapa oleh orang tidak dikenal. Iya, Lyara tahu namanya. Tapi hanya itu. Ia tidak tahu apapun tentang Raja. Itu sama saja dengan ia tidak mengenalnya, bukan?Bukan tanpa alasan kenapa ia membiarkan dirinya sendiri selama ini. Tidak punya pacar, tidak ada gebetan. Bukan karena ia sok suci dengan tanpa berpacaran. Hanya saja semua kesibukannya membuatnya tidak memikirkan apapun selain bekerja mencari uang. Untuk biaya kuliahnya yang sebentar lagi akan selesai. untuk uang sekolah adiknya, Leora. Untuk kebutuhan Mama yang selalu ingin lebih. Juga mengumpulkan uang untuk operasi Ayah. Kuliahnya yang h

  • Queen of Liars   Bab 3

    Lyara melepaskan putaran lengan kiri Anthony. Dengan kaki terangkat ia berputar dan kakinya tepat mengenai pipi sebelah kiri lelaki gila itu. Tendangannya tepat sasaran.Anthony yang sudah setengah mabuk terhuyung dan menabrak salah satu bilik. Terjerembap di sana. Senyum puas tercetak di bibirnya saat ia melihat Anthony bisa dikalahkannya. Tanpa pukulan tangan. Tapi dengan tendangan. Saat mendarat setelah aksinya itu, Lyara terhuyung saat heelsnya tidak bisa menopang gerakan tiba-tiba itu. Heelsnya patah! Dan ia kehilangan keseimbangan. “Oh!” jeritnya tertahan saat ia tidak jatuh menabrak lantai. Tapi ia tidak jatuh, tubuhnya di topang oleh sesuatu atau seseorang di belakangnya. Lyara mengerjap saat matanya menangkap wajah berkacamata yang asing tapi terasa tidak asing itu. Setelah beberapa detik yang membingungkan, Lyara merasakan tubuhnya diangkat dan ia kembali berdiri. Dengan kaki tinggi sebelah. “Terima kasih,” ucap Lyara dengan sopan. Ia kembali berbalik pada Anthony

  • Queen of Liars   Bab 2

    Agensi tempat Lyara bernaung adalah sebuah agensi penyedia talent untuk semua kebutuhan. Butuh pacar sehari? Butuh calon istri? Butuh pelakor untuk jadi viral? Looking For You jawabannya. Semua kebutuhan entertainment tersedia disana. berada di bawah sebuah Production House ternama di ibukota, Lofou menjadi salah satu agensi yang besar. Banyak yang sudah menggunakan jasa dari Lofou. Pacar-pacar palsu macam Lyara yang menjadi pajangan dan gandengan di berbagai pesta dan acara keluarga. Wajah-wajah yang terpampang di akun-akun gosip yang menjadi simpanan artis juga beberapa diantaranya adalah talent dari Lofou. Beberapa talent juga adalah artis-artis sosmed di berbagai flatform. Lyara tidak akan pernah tahu agensi seperti itu benar-benar nyata sampai ia bertemu Rakha. Dua tahun lalu.Setelah dua tahun menjalani pekerjaan ini, Lyara makin pandai dalam berakting. Makin lihai menipu orang-orang. Makin sulit untuknya melepaskan diri dari pekerjaan tipu-tipunya. “Jadi, tadi itu bagian

  • Queen of Liars   Bab 1

    “Sayang!” teriaknya tanpa ampun. Semua orang yang mendengar teriakannya berbalik melirik ke arahnya termasuk lelaki yang mengekorinya juga lelaki yang berdiri di samping mobil mengkilap itu. Lyara tersenyum dengan manis, menatap lelaki berjas hitam dengan dasi tidak rapi, kancing kemejanya yang terbuka, juga wajah lelaki yang ternyata tampan itu. Tapi tunggu, kenapa ia melihat tatapan menyeramkan dari mata hitam di balik kacamata itu? Ah, Lyara mendapat ide! “Kamu marah karena aku lama?” tanya Lyara saat kakinya berhenti di depan lelaki tampan itu. Lelaki yang berdiri di dekat mobil. Lelaki yang menjadi targetnya untuk kabur. Lelaki berkacamata di depannya itu menatapnya dengan kepala dimiringkan dan tatapan marahnya yang masih ada di sana. Lyara menggigit bibir, matanya menyorotkan permohonan. “Aku telat karena Pak Devan menahan aku sebentar di resto,” ucapnya dengan sedikit bumbu manja. “Maaf, ya?” Saat melihat tidak ada reaksi apapun dari lelaki di depannya, Lyara menar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status