Share

Bab 3

Author: Purple Bubble
last update Last Updated: 2025-03-20 10:31:30

Lyara melepaskan putaran lengan kiri Anthony. Dengan kaki terangkat ia berputar dan kakinya tepat mengenai pipi sebelah kiri lelaki gila itu. Tendangannya tepat sasaran.

Anthony yang sudah setengah mabuk terhuyung dan menabrak salah satu bilik. Terjerembap di sana.

Senyum puas tercetak di bibirnya saat ia melihat Anthony bisa dikalahkannya. Tanpa pukulan tangan. Tapi dengan tendangan. Saat mendarat setelah aksinya itu, Lyara terhuyung saat heelsnya tidak bisa menopang gerakan tiba-tiba itu.

Heelsnya patah!

Dan ia kehilangan keseimbangan. “Oh!” jeritnya tertahan saat ia tidak jatuh menabrak lantai. Tapi ia tidak jatuh, tubuhnya di topang oleh sesuatu atau seseorang di belakangnya.

Lyara mengerjap saat matanya menangkap wajah berkacamata yang asing tapi terasa tidak asing itu. Setelah beberapa detik yang membingungkan, Lyara merasakan tubuhnya diangkat dan ia kembali berdiri. Dengan kaki tinggi sebelah.

“Terima kasih,” ucap Lyara dengan sopan. Ia kembali berbalik pada Anthony yang masih terjerembap di depan pintu bilik. “Tunggu surat panggilan polisi lo!” katanya berang. Kakinya menendang kaki cowok gila itu. Tapi moodnya hancur seketika karena ia tidak bisa berdiri dengan tegap sekarang.

Heel sepatunya patah satu!

Lelaki gila itu perlahan bangun. Duduk ditopang lengannya, “Lo yang akan dapet surat panggilan polisi. Pulang dari sini gue mau cek visum!”

“Gak ada otak ya lo! Agensi gue gak akan tinggal diam! Tunggu aja!”

“Mau semahal apapun, seelit apapun, yang namanya jual diri tetep namanya jual diri!” Anthony menggertak.

Apa katanya?! Napas Lyara memburu mendengar ucapan itu. ia mendekati Anthony dan berdiri menjulang di depannya. “Gue gak pernah jual diri!” jawabnya dengan desisan emosi. Amarahnya sudah sampai ke kepala.

“Lo perlu gue bayar berapa lagi biar bisa lepas rok?”

“Anj! Gue akan pastikan lo bayar lebih besok pagi!” Lyara berbalik. Ia tidak akan bisa menahan emosinya jika bertahan lebih lama lagi di sana. Ia masih ingat dengan peringatan sialan itu!

Mengabaikan lelaki yang tadi sudah menolongnya, ia melenggang melewatinya begitu saja. Dalam sejarahnya menjadi talent, ia tidak pernah merasa lebih hina dari ini.

“Orang gila miskin yang cuma bayar paket paling murah aja sok bisa beli gue!” gerutunya sambil berjalan ke luar dari tempat memuakkan itu. Ia berjalan berjingkat, dengan salah satu heels yang patah. Bibirnya masih menggerutu sampai berada di luar pintu. Heelsnya kembali terantuk pada sudut pintu. Lyara dengan marah melepaskan sepatunya mengambilnya dan menjinjing keduanya dengan kesal.

Setelah menghirup udara di luar. Napasnya yang sudah memburu membawa air matanya ikut serta. Lyara menunduk di samping tiang di depan bangunan The Six. Tangisnya pecah. Antara marah, kesal, dan merasa terhina. Lyara tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Ia selalu bisa menghadapi semua obrolan apapun. Selama ini ia selalu bisa menghadapi kesulitan apapun yang dihadapinya. Tapi perlakuan gila seperti ini, ia tidak bisa menolelirnya lagi.

“Orang gila!” pekiknya lagi.

Ia mengangkat wajah. Menyeka wajah dengan punggung tangan. Menghentikan air mata yang terasa sia-sia jika dipakai untuk menangisi orang semenjijikan itu! Tangannya menggapai heelsnya, mengetuk-ngetuk pada batu di sampingnya. Setiap ketukannya penuh dengan amarah. Kata-kata makian keuar dari bibirnya seraya tangannya mengetuk-ngetuk.

“Busuk! Gila! Bodoh!” desisnya dengan amarah memuncak.

Prak!

Dan sekarang kedua sepatunya sudah tanpa heels. Lyara menarik napas mengusap wajahnya sekali lagi, menutup matanya, mencoba menarik napas lagi lalu mengangguk. ia sudah tenang sekarang. Amarahnya sudah diluapkan dengan baik. Amarahnya sudah keluar bersamaan dengan setiap usahanya mematahkan satu lagi heelsnya itu. Air matanya juga sudah keluar. Dan ia hanya perlu melaporkan apa yang terjadi kali ini.

Ia mengangguk. Ia harus segera melaporkannya pada Rakha. Tangannya menggapai udara kosong di sampingnya. Lyara mengerjap. Sebelum matanya melebar dan berdiri. Dimana Dior-nya? Dimana properti perusahaan yang harusnya dijaganya hati-hati itu?!

Dia berdiri dan berhenti sejenak. Meraba kedua tangannya tapi tidak ada! Apakah ketinggalan di kursi? Di kamar mandi? Ish, bagaimana bisa ia meninggalkannya begitu saja?!

Lyara berbalik dan melihat Lady Dior small berwarna khaki itu berada di depan matanya. Matanya melebar.

“Mencari ini?” suara seksi itu menyapa lembut telinganya.

Tapi suara tiba-tiba itu membuatnya kaget dan keilangan keseimbangan.

-o0o-

Lyara terkejut, membuatnya tidak seimbang, dan hampir saja terjatuh ke belakang. Kalau saja punggung dan kepala belakangnya tidak segera ditangkap lengan kekar itu.

Oh, untunglah. Ia akan merasa sangat bodoh jika ia sampai jatuh begitu saja di depan cowok ini.

Tunggu!

“Pak Raja?”

Ia berkedip saat wajahnya dan wajah di depannya hanya berjarak beberapa centi. Dalam jarak sedekat itu, Lyara bisa menghidu wangi parfum maskulin yang pedas menari di hidungnya. Matanya menangkap tatapan tajam, pantulan dirinya di kacamata, alis tebal, hidung mancung, dan bibir yang penuh dan menggoda itu.

“Dunia kecil sekali sampai kita bertemu untuk kedua kalinya di malam yang sama,” komentar Lyara.

Mata Raja berkedip dan Lyara sadar dengan posisi yang sangat menyeramkan ini. Tangannya yang bebas mendorong pelan dada bidang dan terasa keras di tangannya. Oh, Lyara benci pikirannya sendiri! Tapi ia sudah membayangkan perut kotak-kotak hasil latihan angkat beban di balik kemeja ini.

Ia berkedip lagi, dengan tangannya mendorong bahu bidang itu.

“Terima kasih, tapi bisakah-“

Kata-kata Lyara tidak terdengar saat bibirnya di serang begitu saja.

Mata Lyara terbelalak, lalu mengerjap saat tempelan bibir itu berubah jadi ciuman kasar. Kepalanya yang berada di tangkapan tangan lelaki itu menekannya mendekat. Jantungnya segera bertalu.

Tidak!

Dengan susah payah, Lyara mengatupkan bibirnya, mendorong bahu lelaki itu kuat-kuat, dan tak berhasil. Ia kalah tenaga dengan lelaki ini. Tangannya mendorong dan memukul sebisanya. Tapi tangan itu begitu erat memeganginya. Menahannya dalam pelukannya. Air matanya merebak.

Ia tidak pernah merasa sehina hari ini.

Ia tidak pernah merasa terhina seperti sekarang.

Saat orang yang tidak dikenalnya dengan mudahnnya mencium dan memeluknya,

Ia kehabisan napas dan mendapat kesempatan. Ia membuka bibirnya dan menggigit bibir lelaki yang masih rakus melahap bibirnya.

Berhasil.

Lyara langsung berdiri dengan kedua kakinya, saat lelaki itu mengaduh dan melepaskan punggung dan kepalanya, karena bibirnya yang digigit Lyara. Tangan Lyara mendorong jauh-jauh seraya mundur beberapa langkah. Punggung tangannya mengusap bibirnya yang basah. Napasnnya memburu, bahunya naik turun dalam emosi yang menguasainya, dan Lyara marah.

Plak!

Tamparan tangannya mendarat di pipi kiri lelaki itu. “Mesum!”

Lelaki itu mematung dengan bibir bengkak dan berdarah,

Tangan kanannya berdenyut perih. “Kamu pikir aku murahan? Kamu pikir aku jual diri? Kamu pikir kamu bisa beli aku gitu aja?!” Lyara merasakan kemarahannya memuncak. Diantara napasnya yang memburu. Lyara menahan air matanya.

Setelah dilecehkan begitu saja di kamar mandi. Ia juga harus mendapat hal serupa di luar. “Kalian pikir karena kalian punya uang kalian bisa melakukan segalanya?” jeritnya sekali lagi.

Lyara berbalik melangkah beberapa langkah tapi kemudian kembali berbalik mendekati lelaki itu. Merebut tasnya yang masih berada di genggaman lelaki itu.

“Kamu memang sudah membantuku tadi. Tapi dua kali menciumku dalam semalam itu keterlaluan!”

Lyara berbalik lagi, tapi berhenti sebelum melangkah. Bahunya naik turun karena napasnya yang memburu. Sungguh penghinaan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja! Ia berbalik lagi, dengan tatapan tajam, Lyara mendekati lelaki yang masih berdiri dengan jempol mengusap bibirnya yang berdarah.

“Uangmu tadi bukan untuk membayar apapun dari tubuhku!”

Matanya menatap dengan permusuhan yang terang-terangan.

Dan lelaki itu mengaduh dalam sekejap.

Lyara nenurunkan kakinya yang menendang tulang kering lelaki di depannya. Lalu mengangkat jari tengah dan berbalik. Kali ini ia tidak berbalik kembali.

-o0o-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Queen of Liars   Bab 4

    Setelah mandi dan menggosok bibirnya dengan sikat gigi untuk menghilangkan ingatannya tentang ciuman yang didapatkannya tadi malam, Lyara kembali menggeleng saat melihat pantulan wajahnya di cermin. Sungguh itu bukan ciuman pertamanya. Tapi bayang-bayang bibir hangat itu menyentuh bibirnya membut Lyara merasa putus asa. Bibirnya yang sudah menganggur lebih dari lima tahun itu akhirnya disapa oleh orang tidak dikenal. Iya, Lyara tahu namanya. Tapi hanya itu. Ia tidak tahu apapun tentang Raja. Itu sama saja dengan ia tidak mengenalnya, bukan?Bukan tanpa alasan kenapa ia membiarkan dirinya sendiri selama ini. Tidak punya pacar, tidak ada gebetan. Bukan karena ia sok suci dengan tanpa berpacaran. Hanya saja semua kesibukannya membuatnya tidak memikirkan apapun selain bekerja mencari uang. Untuk biaya kuliahnya yang sebentar lagi akan selesai. untuk uang sekolah adiknya, Leora. Untuk kebutuhan Mama yang selalu ingin lebih. Juga mengumpulkan uang untuk operasi Ayah. Kuliahnya yang h

    Last Updated : 2025-03-20
  • Queen of Liars   Bab 5

    Alis Lyara bertaut, bibirnya juga mengerucut kesal. Klien mengesalkan seperti itu memang selalu membuatnya kesulitan. Ia menekan tombol telepon dan suara serk Rakha di seberang sana segera terdengar. “Baru bangun? Jadi lo baru liat laporan yang gue kirim?” tanya Lyara langsung menodongnya. Ia mengunci kembali pintu depan rumah dan duduk di kursi teras. “Bukan laporan lo yang baru gue liat, Ra,” jawab Rakha dari seberang teleponnya.“Terus?”“Kali ini gue gak tau gimana caranya bela lo, Lyara,” Rakha terdengar frustasi. “Ada apa sih? Serius banget cuma karena gue tendang? Helo? Gue juga rugi di sini. Sepatu gue patah!” cecar Lyara tak bersabar. Ia mulai marah. Apakah ia salah jika membela dirinya sendiri?“Lo bisa datang?” tanya Rakha dengan nada lembutnya. Ia tahu sekali kalau Lyara sudah terpancing emosinya. Lyara melirik jam di ponsel, lalu mengangguk, “Bisa. Gue ketemu Pak Kevin jam delapan,” jawab Lyara. “Ini emang mau ke sana,” lanjutnya lagi.“Oke, gue kasih tau sete

    Last Updated : 2025-03-21
  • Queen of Liars   Bab 6

    “Gue kesel!” Lyara menjerit. “Lo tau, orang itu-“ Lyara terisak, “lo tau gue selama ini gak pernah pacaran karena gak pernah ada waktu. Waktu gue gak ada buat ketemu cowok selain di kerjaan ini. Terus, terus lo nuduh gue punya pacar, lo nuduh gue! Lo gak tau apa, itu orang gila itu udah bikin gue gak bisa tidur semaleman. Gue udah dibikin malu. Gue- orang itu tiba-tiba aja cium gue sembarangan!” Rakha mengerti semua yang dikatakan Lyana meskipun gadis itu berkata dalam tangisannya sambil terisak dan berteriak kesal. Ia mengerti setiap katanya. Tangan Rakha menarik Lyara ke kursinya. Mendorong gadis itu untuk duduk di sana dan menunggu sampai tangisannya reda. Begitulah cara membuat Lyara tenang.Cara yang sudah dipakainya bertahun-tahun lamanya.Tangan Rakha menggapai kotak tisu dan menyodorkannya pada Lyara yang masih mengelap hidungnya yang berair juga ujung-ujung matanya. Ia berdiri memunggungi meja komputernya dan menunggu. “Gue kesel. Ya Allah gue berdosa banget udah dici

    Last Updated : 2025-03-22
  • Queen of Liars   Bab 7

    Kebaya mewah yang bertabur manik-manik itu kembali masuk di kotaknya. Lyara menyimpan dengan hati-hati. Setelah mengganti kembali dengan setelan jeans dan kemejanya. Ia baru saja selesai dengan satu pekerjaannya menjadi pendamping salah satu kakaknya pengantin.Entah kenapa Lyara selalu suka dengan pekerjaan menemani di pesta pernikahan. Tapi ia tidak selalu mendapatkan itu. Kebanyakan perannya adalah untuk menjadi pajangan dalam acara makan malam keluarga, atau seperti tadi malam, menjadi piala yang dipamerkan kepada teman-temannya.Benar, Lyara memang cantik. Itulah sebabnya ia tidak keberatan jika hanya menjadi pajangan untuk dipamerkan pada semua orang. Lyara juga bisa akting. Selama ini semua akting yang dilakukannya adalah untuk kepentingan pekerjaannya itu. Tentu saja, ia tidak mungkin menjadi salah satu talent Lofou jika ia tidak cantik dan tidak bisa akting!Selesai membereskan kebayanya. Lyara bergegas menuju tempat kerjanya selanjutnya. Ia akan membantu seorang seniornya ya

    Last Updated : 2025-04-10
  • Queen of Liars   Bab 8

    “Kak Satria?”Lelaki yang dipanggil Satria itu, menatap Lyara dengan senyuman mengembang. “Kamu apa kabar, Ra?”“Luar biasa! Aku gak menyangka ketemu Kak Satria di sini,” ucap Lyara sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Jadi, ini anak Kak Satria? Ya ampun, aku gak kenal. Maaf,” katanya lagi. Ia menggeleng, “Aku baik-baik,” jawaban Lyara terbata-bata.Satria yang menjulang di depannya terkekeh pelan.Lyara tahu itu karena salah tingkahnya yang tidak pada tempatnya.Satria mengangguk juga tapi pandangannya jelas bahwa ia juga kaget dengan siapa yang ditemuinya itu. Lelaki dengan tinggi seratus delapan puluh lima itu tersenyum. Ia berlutut di depan Lyara tapi pandangannya beralih pada anak kecil di depan Lyara.Lyara menatap Kamara dan tersenyum padanya. “Halo, salam kenal ya, Kamara,” katanya dengan senyum ceria.Kamara mengangguk dan tersenyum.“Kak, masih lama ngobrolnya?”Lyara menatap ibu muda di belakang Kamara lalu tersenyum.“Sudah selesai. Maaf membuat anda menunggu,” Sa

    Last Updated : 2025-04-12
  • Queen of Liars   bab 9

    “Kenapa? Kamu terpesona?”Lyara mengeryitkan alis dan berdecak.“Gak apa-apa kok kalau kamu udah terpesona sama aku. Aku juga udah duluan terpesona sama kamu sejak tadi malam,” jawab Raja dengan pertanyaannya sendiri.Lyara menggeleng. Ia menyapukan kuasnya pada cat orange.“Itu sebabnya aku bisa cium ka—““Bisa diem gak?!” Suara Raja berhenti saat Lyara menempelkan tangan kirinya untuk menutup mulutnya Raja. Lyara menatap mata Raja yang membulat, kemudian melembut saat tatapan mereka bertemu. Lyara menatapnya dengan tatapan kesal. Tapi Raja menatapnya dengan lembut.Lyara berkedip sekali lagi, memerhatikan sekitar. Anak-anak bisa saja mendengar kata cium-cium dari mulut Raja. “Bisakah anda diam?”Kepala Raja memiring saat Lyara merendahkan suaranya dan melepaskan tangannya dari bibir Raja. Lyara berkedip saat telapak tangannya menyentuh bibir itu. Kepalanya lagi-lagi menampilkan cuplikan adegan kotor itu! Arggh! Lyara menarik tangannya.Tapi dengan c

    Last Updated : 2025-04-13
  • Queen of Liars   Bab 1

    “Sayang!” teriaknya tanpa ampun. Semua orang yang mendengar teriakannya berbalik melirik ke arahnya termasuk lelaki yang mengekorinya juga lelaki yang berdiri di samping mobil mengkilap itu. Lyara tersenyum dengan manis, menatap lelaki berjas hitam dengan dasi tidak rapi, kancing kemejanya yang terbuka, juga wajah lelaki yang ternyata tampan itu. Tapi tunggu, kenapa ia melihat tatapan menyeramkan dari mata hitam di balik kacamata itu? Ah, Lyara mendapat ide! “Kamu marah karena aku lama?” tanya Lyara saat kakinya berhenti di depan lelaki tampan itu. Lelaki yang berdiri di dekat mobil. Lelaki yang menjadi targetnya untuk kabur. Lelaki berkacamata di depannya itu menatapnya dengan kepala dimiringkan dan tatapan marahnya yang masih ada di sana. Lyara menggigit bibir, matanya menyorotkan permohonan. “Aku telat karena Pak Devan menahan aku sebentar di resto,” ucapnya dengan sedikit bumbu manja. “Maaf, ya?” Saat melihat tidak ada reaksi apapun dari lelaki di depannya, Lyara menar

    Last Updated : 2025-02-11
  • Queen of Liars   Bab 2

    Agensi tempat Lyara bernaung adalah sebuah agensi penyedia talent untuk semua kebutuhan. Butuh pacar sehari? Butuh calon istri? Butuh pelakor untuk jadi viral? Looking For You jawabannya. Semua kebutuhan entertainment tersedia disana. berada di bawah sebuah Production House ternama di ibukota, Lofou menjadi salah satu agensi yang besar. Banyak yang sudah menggunakan jasa dari Lofou. Pacar-pacar palsu macam Lyara yang menjadi pajangan dan gandengan di berbagai pesta dan acara keluarga. Wajah-wajah yang terpampang di akun-akun gosip yang menjadi simpanan artis juga beberapa diantaranya adalah talent dari Lofou. Beberapa talent juga adalah artis-artis sosmed di berbagai flatform. Lyara tidak akan pernah tahu agensi seperti itu benar-benar nyata sampai ia bertemu Rakha. Dua tahun lalu.Setelah dua tahun menjalani pekerjaan ini, Lyara makin pandai dalam berakting. Makin lihai menipu orang-orang. Makin sulit untuknya melepaskan diri dari pekerjaan tipu-tipunya. “Jadi, tadi itu bagian

    Last Updated : 2025-03-20

Latest chapter

  • Queen of Liars   bab 9

    “Kenapa? Kamu terpesona?”Lyara mengeryitkan alis dan berdecak.“Gak apa-apa kok kalau kamu udah terpesona sama aku. Aku juga udah duluan terpesona sama kamu sejak tadi malam,” jawab Raja dengan pertanyaannya sendiri.Lyara menggeleng. Ia menyapukan kuasnya pada cat orange.“Itu sebabnya aku bisa cium ka—““Bisa diem gak?!” Suara Raja berhenti saat Lyara menempelkan tangan kirinya untuk menutup mulutnya Raja. Lyara menatap mata Raja yang membulat, kemudian melembut saat tatapan mereka bertemu. Lyara menatapnya dengan tatapan kesal. Tapi Raja menatapnya dengan lembut.Lyara berkedip sekali lagi, memerhatikan sekitar. Anak-anak bisa saja mendengar kata cium-cium dari mulut Raja. “Bisakah anda diam?”Kepala Raja memiring saat Lyara merendahkan suaranya dan melepaskan tangannya dari bibir Raja. Lyara berkedip saat telapak tangannya menyentuh bibir itu. Kepalanya lagi-lagi menampilkan cuplikan adegan kotor itu! Arggh! Lyara menarik tangannya.Tapi dengan c

  • Queen of Liars   Bab 8

    “Kak Satria?”Lelaki yang dipanggil Satria itu, menatap Lyara dengan senyuman mengembang. “Kamu apa kabar, Ra?”“Luar biasa! Aku gak menyangka ketemu Kak Satria di sini,” ucap Lyara sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Jadi, ini anak Kak Satria? Ya ampun, aku gak kenal. Maaf,” katanya lagi. Ia menggeleng, “Aku baik-baik,” jawaban Lyara terbata-bata.Satria yang menjulang di depannya terkekeh pelan.Lyara tahu itu karena salah tingkahnya yang tidak pada tempatnya.Satria mengangguk juga tapi pandangannya jelas bahwa ia juga kaget dengan siapa yang ditemuinya itu. Lelaki dengan tinggi seratus delapan puluh lima itu tersenyum. Ia berlutut di depan Lyara tapi pandangannya beralih pada anak kecil di depan Lyara.Lyara menatap Kamara dan tersenyum padanya. “Halo, salam kenal ya, Kamara,” katanya dengan senyum ceria.Kamara mengangguk dan tersenyum.“Kak, masih lama ngobrolnya?”Lyara menatap ibu muda di belakang Kamara lalu tersenyum.“Sudah selesai. Maaf membuat anda menunggu,” Sa

  • Queen of Liars   Bab 7

    Kebaya mewah yang bertabur manik-manik itu kembali masuk di kotaknya. Lyara menyimpan dengan hati-hati. Setelah mengganti kembali dengan setelan jeans dan kemejanya. Ia baru saja selesai dengan satu pekerjaannya menjadi pendamping salah satu kakaknya pengantin.Entah kenapa Lyara selalu suka dengan pekerjaan menemani di pesta pernikahan. Tapi ia tidak selalu mendapatkan itu. Kebanyakan perannya adalah untuk menjadi pajangan dalam acara makan malam keluarga, atau seperti tadi malam, menjadi piala yang dipamerkan kepada teman-temannya.Benar, Lyara memang cantik. Itulah sebabnya ia tidak keberatan jika hanya menjadi pajangan untuk dipamerkan pada semua orang. Lyara juga bisa akting. Selama ini semua akting yang dilakukannya adalah untuk kepentingan pekerjaannya itu. Tentu saja, ia tidak mungkin menjadi salah satu talent Lofou jika ia tidak cantik dan tidak bisa akting!Selesai membereskan kebayanya. Lyara bergegas menuju tempat kerjanya selanjutnya. Ia akan membantu seorang seniornya ya

  • Queen of Liars   Bab 6

    “Gue kesel!” Lyara menjerit. “Lo tau, orang itu-“ Lyara terisak, “lo tau gue selama ini gak pernah pacaran karena gak pernah ada waktu. Waktu gue gak ada buat ketemu cowok selain di kerjaan ini. Terus, terus lo nuduh gue punya pacar, lo nuduh gue! Lo gak tau apa, itu orang gila itu udah bikin gue gak bisa tidur semaleman. Gue udah dibikin malu. Gue- orang itu tiba-tiba aja cium gue sembarangan!” Rakha mengerti semua yang dikatakan Lyana meskipun gadis itu berkata dalam tangisannya sambil terisak dan berteriak kesal. Ia mengerti setiap katanya. Tangan Rakha menarik Lyara ke kursinya. Mendorong gadis itu untuk duduk di sana dan menunggu sampai tangisannya reda. Begitulah cara membuat Lyara tenang.Cara yang sudah dipakainya bertahun-tahun lamanya.Tangan Rakha menggapai kotak tisu dan menyodorkannya pada Lyara yang masih mengelap hidungnya yang berair juga ujung-ujung matanya. Ia berdiri memunggungi meja komputernya dan menunggu. “Gue kesel. Ya Allah gue berdosa banget udah dici

  • Queen of Liars   Bab 5

    Alis Lyara bertaut, bibirnya juga mengerucut kesal. Klien mengesalkan seperti itu memang selalu membuatnya kesulitan. Ia menekan tombol telepon dan suara serk Rakha di seberang sana segera terdengar. “Baru bangun? Jadi lo baru liat laporan yang gue kirim?” tanya Lyara langsung menodongnya. Ia mengunci kembali pintu depan rumah dan duduk di kursi teras. “Bukan laporan lo yang baru gue liat, Ra,” jawab Rakha dari seberang teleponnya.“Terus?”“Kali ini gue gak tau gimana caranya bela lo, Lyara,” Rakha terdengar frustasi. “Ada apa sih? Serius banget cuma karena gue tendang? Helo? Gue juga rugi di sini. Sepatu gue patah!” cecar Lyara tak bersabar. Ia mulai marah. Apakah ia salah jika membela dirinya sendiri?“Lo bisa datang?” tanya Rakha dengan nada lembutnya. Ia tahu sekali kalau Lyara sudah terpancing emosinya. Lyara melirik jam di ponsel, lalu mengangguk, “Bisa. Gue ketemu Pak Kevin jam delapan,” jawab Lyara. “Ini emang mau ke sana,” lanjutnya lagi.“Oke, gue kasih tau sete

  • Queen of Liars   Bab 4

    Setelah mandi dan menggosok bibirnya dengan sikat gigi untuk menghilangkan ingatannya tentang ciuman yang didapatkannya tadi malam, Lyara kembali menggeleng saat melihat pantulan wajahnya di cermin. Sungguh itu bukan ciuman pertamanya. Tapi bayang-bayang bibir hangat itu menyentuh bibirnya membut Lyara merasa putus asa. Bibirnya yang sudah menganggur lebih dari lima tahun itu akhirnya disapa oleh orang tidak dikenal. Iya, Lyara tahu namanya. Tapi hanya itu. Ia tidak tahu apapun tentang Raja. Itu sama saja dengan ia tidak mengenalnya, bukan?Bukan tanpa alasan kenapa ia membiarkan dirinya sendiri selama ini. Tidak punya pacar, tidak ada gebetan. Bukan karena ia sok suci dengan tanpa berpacaran. Hanya saja semua kesibukannya membuatnya tidak memikirkan apapun selain bekerja mencari uang. Untuk biaya kuliahnya yang sebentar lagi akan selesai. untuk uang sekolah adiknya, Leora. Untuk kebutuhan Mama yang selalu ingin lebih. Juga mengumpulkan uang untuk operasi Ayah. Kuliahnya yang h

  • Queen of Liars   Bab 3

    Lyara melepaskan putaran lengan kiri Anthony. Dengan kaki terangkat ia berputar dan kakinya tepat mengenai pipi sebelah kiri lelaki gila itu. Tendangannya tepat sasaran.Anthony yang sudah setengah mabuk terhuyung dan menabrak salah satu bilik. Terjerembap di sana. Senyum puas tercetak di bibirnya saat ia melihat Anthony bisa dikalahkannya. Tanpa pukulan tangan. Tapi dengan tendangan. Saat mendarat setelah aksinya itu, Lyara terhuyung saat heelsnya tidak bisa menopang gerakan tiba-tiba itu. Heelsnya patah! Dan ia kehilangan keseimbangan. “Oh!” jeritnya tertahan saat ia tidak jatuh menabrak lantai. Tapi ia tidak jatuh, tubuhnya di topang oleh sesuatu atau seseorang di belakangnya. Lyara mengerjap saat matanya menangkap wajah berkacamata yang asing tapi terasa tidak asing itu. Setelah beberapa detik yang membingungkan, Lyara merasakan tubuhnya diangkat dan ia kembali berdiri. Dengan kaki tinggi sebelah. “Terima kasih,” ucap Lyara dengan sopan. Ia kembali berbalik pada Anthony

  • Queen of Liars   Bab 2

    Agensi tempat Lyara bernaung adalah sebuah agensi penyedia talent untuk semua kebutuhan. Butuh pacar sehari? Butuh calon istri? Butuh pelakor untuk jadi viral? Looking For You jawabannya. Semua kebutuhan entertainment tersedia disana. berada di bawah sebuah Production House ternama di ibukota, Lofou menjadi salah satu agensi yang besar. Banyak yang sudah menggunakan jasa dari Lofou. Pacar-pacar palsu macam Lyara yang menjadi pajangan dan gandengan di berbagai pesta dan acara keluarga. Wajah-wajah yang terpampang di akun-akun gosip yang menjadi simpanan artis juga beberapa diantaranya adalah talent dari Lofou. Beberapa talent juga adalah artis-artis sosmed di berbagai flatform. Lyara tidak akan pernah tahu agensi seperti itu benar-benar nyata sampai ia bertemu Rakha. Dua tahun lalu.Setelah dua tahun menjalani pekerjaan ini, Lyara makin pandai dalam berakting. Makin lihai menipu orang-orang. Makin sulit untuknya melepaskan diri dari pekerjaan tipu-tipunya. “Jadi, tadi itu bagian

  • Queen of Liars   Bab 1

    “Sayang!” teriaknya tanpa ampun. Semua orang yang mendengar teriakannya berbalik melirik ke arahnya termasuk lelaki yang mengekorinya juga lelaki yang berdiri di samping mobil mengkilap itu. Lyara tersenyum dengan manis, menatap lelaki berjas hitam dengan dasi tidak rapi, kancing kemejanya yang terbuka, juga wajah lelaki yang ternyata tampan itu. Tapi tunggu, kenapa ia melihat tatapan menyeramkan dari mata hitam di balik kacamata itu? Ah, Lyara mendapat ide! “Kamu marah karena aku lama?” tanya Lyara saat kakinya berhenti di depan lelaki tampan itu. Lelaki yang berdiri di dekat mobil. Lelaki yang menjadi targetnya untuk kabur. Lelaki berkacamata di depannya itu menatapnya dengan kepala dimiringkan dan tatapan marahnya yang masih ada di sana. Lyara menggigit bibir, matanya menyorotkan permohonan. “Aku telat karena Pak Devan menahan aku sebentar di resto,” ucapnya dengan sedikit bumbu manja. “Maaf, ya?” Saat melihat tidak ada reaksi apapun dari lelaki di depannya, Lyara menar

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status