Share

Queen of Liars
Queen of Liars
Author: Purple Bubble

Bab 1

Author: Purple Bubble
last update Huling Na-update: 2025-02-11 13:00:21

“Sayang!” teriaknya tanpa ampun.

Semua orang yang mendengar teriakannya berbalik melirik ke arahnya termasuk lelaki yang mengekorinya juga lelaki yang berdiri di samping mobil mengkilap itu.

Lyara tersenyum dengan manis, menatap lelaki berjas hitam dengan dasi tidak rapi, kancing kemejanya yang terbuka, juga wajah lelaki yang ternyata tampan itu. Tapi tunggu, kenapa ia melihat tatapan menyeramkan dari mata hitam di balik kacamata itu? Ah, Lyara mendapat ide!

“Kamu marah karena aku lama?” tanya Lyara saat kakinya berhenti di depan lelaki tampan itu. Lelaki yang berdiri di dekat mobil. Lelaki yang menjadi targetnya untuk kabur.

Lelaki berkacamata di depannya itu menatapnya dengan kepala dimiringkan dan tatapan marahnya yang masih ada di sana.

Lyara menggigit bibir, matanya menyorotkan permohonan. “Aku telat karena Pak Devan menahan aku sebentar di resto,” ucapnya dengan sedikit bumbu manja. “Maaf, ya?”

Saat melihat tidak ada reaksi apapun dari lelaki di depannya, Lyara menarik napas dan berbalik. Ia mengangguk dan tersenyum kecil, “Pak Devan, terima kasih sudah mengantar saya sampai ke sini. Dari sini saya pergi dengan pacar saya,” ucapnya dengan lancar. Mulus. Seperti sudah terbiasa mengucapkan hal itu.

Lelaki yang sedari tadi mengikutinya, Pak Devan, segera memasang wajah masam. “Ternyata kamu benar-benar dijemput pacarmu?” tanyanya dengan kesal.

Lyara mengangguk dengan ceria. Ia berharap lelaki di belakangnya sekarang tidak keberatan dijadikan korban olehnya.

“Halo, saya pacarnya. Anda siapa?”

Mata Lyara membelalak saat lelaki di belakangnya melangkah ke sampingnya. Tubuhnya terperanjat saat dengan ringannya lelaki itu menyentuh pelan pinggang Lyara dan tangan kanan terulur pada Pak Devan itu.

Pak Devan melirik lelaki berkacamata di samping Lyara dan tanpa berkata apa-apa lagi, ia berlalu pergi. Kembali masuk melewati pintu lobi hotel dan menjauhinya.

Melihat kepergian Pak Devan itu, Lyara mengembuskan napas lega. Sejak pekerjaannya menghadiri perjamuan makan dengan keluarga Pak Devan tadi selesai, ia belum bisa beranjak karena lelaki itu terus menahannya. Tentu saja Lyara sudah pernah bertemu berbagai macam bentuk dan sifat lelaki. Pekerjaannya membuatnya bertemu dengan banyak lelaki dan banyak juga sisi lelaki yang tidak pernah ia tahui sebelumnya. Malam ini, ia kembali bertemu dengan salah satu lelaki yang selalu membuatnya muak. Lelaki yang hanya baik di hadapan keluarganya tapi menyimpan semua kebejatan saat berada jauh dari pandangan mereka

Kali ini, Lyara berhasil menahan kepalan tangannya padanya. Kalau bukan karena peringatan yang diterima dari managernya tentang larangan meninju kliennya, ia pasti sudah melayangkan kepalan tangannya pada lelaki itu sejak tadi. Sejak ia bertanya berapa tarifnya dalam semalam.

Sialan!

Lyara bukan perempuan seperti itu!

“Ehem!”

Lyara mengerjap. Ia melupakan lelaki yang berada di sampingnya sekarang. Lyara berbalik dan tersenyum dengan lebih tulus. Ia harus berterima kasih dan segera pergi dari sini secepatnya. “Saya mohon maaf karena tiba-tiba memanggil anda dengan panggilan seperti itu,” katanya dengan sopan. Ia berdiri mundur, melepaskan diri dari tangan lelaki itu.

Lelaki berkacamata itu sekarang sudah melenyapkan tatapan marahnya dan berubah dengan seringai kecil. Ia mengangguk dan menatap Lyara dengan matanya yang menyipit, “Orang itu mengganggumu?”

“Tidak seperti itu,” jawab Lyara abu-abu, “Kami hanya, sudah menyelesaikan pekerjaan,” lanjutnya.

Lelaki itu hanya menatapnya tanpa berbicara.

“Terima kasih sudah mau membantu saya,” ucap Lyara dengan tulus.

“Raja,” lelaki berkacamata itu mengulurkan tangan kanannya.

Menatap tangan yang terulur itu, Biar bagaimana pun ia harus tetap sopan pada penyelamatnya bukan? Lyara mengagguk, “Lyara,” ucapnya kemudian.

“Apa pekerjaanmu di sini?”

Lyara tidak tahu kemana arah pertanyaan itu. Tapi ia melihat Raja mentapnya dari atas ke bawah. Memindainya dengan mata dibalik kacamata itu.

“Hanya pertemuan biasa,” jawab Lyara. Ia tidak berniat untuk menjelaskan apapun. Apa juga urusan dengannya? Lyara juga tidak tahu apakah lelaki ini orang baik atau bukan. Hanya saja, Raja sudah menyelamatkannya dari kliennya yang ternyata orang mesum itu.

Lelaki mesum itu menawarinya dua kali lipat bayarannya malam ini untuk masuk ke dalam kamar hotelnya. Benar. Lyara memang sangat menyukai uang. Mencintainya malah! Siapa juga yang tidak membutuhkan uang sekarang ini? Semua orang membutuhkannya. Bahkan orang mati juga memerlukannya!

Ia memang dibayar untuk menemani lelaki itu malam ini di acara keluarganya. Ia memang dibayar untuk berperan sebagai kekasihnya. Ia memang dibayar untuk aktingnya. Tapi ia tidak akan menjual dirinya untuk uang. Dan yang benar saja! Dua kali lipat? Tidak terima kasih! Harga dirinya masih lebih mahal dari dua kali lipat yang ditawarkan.

Lyara mengangguk, “Terima kasih sekali lagi, Pak Raja. Anda sudah membantu saya.” Katanya dengan senyuman tulusnya. Lyara menatap sekali lagi lelaki yang sudah membantunya. Tapi tatapan lelaki itu tidak sedang tertuju padanya. Lyara mengangkat bahu tak acuh. “Kalau begitu, saya pergi dulu,” pamitnya kemudian.

“Tunggu!”

Lyara menahan langkah kakinya.

Raja menahan lengannya dan menatap Lyara dengan senyum menawan. “Kamu harus membayarku karena aku sudah membantumu.”

Tentu saja Lyara bisa melihat senyuman tampan itu! Tapi ucapannya membuat Lyara mengerjapkan matanya. Lyara mengerti itu, tidak ada yang gratis di dunia ini! “Oh, tentu. Saya harus membayar atas bantuan yang sudah saya terima,” jawab Lyara. “Berapa-“

“Jadilah pacarku! Sekarang!” perintah Raja.

Ucapannya seperti perintah yang tiba-tiba saja dituruti Lyara dengan patuh. Oh, apakah ia sedang dihipnotis?

Dan Lyara kehilangan akalnya saat tangan Raja melingkar di punggungnya dan bibir hangat Raja mendarat di bibirnya.

“Raja?!”

Ciuman itu terjadi hanya sedetik.

“Apa yang kamu lakukan?” suara perempuan di belakangnya membuat Raja melepaskan ciumannya.

Mata Lyara masih membelalak menatap Raja yang juga menatapnya. Ia bisa merasakan bibirnya diusap lembut oleh jemari Raja. Raja tersenyum padanya dan menjauhkan diri. Lelaki itu bersikap seolah itu adalah hal yang biasa. sedangkan Lyara mematung di tempatnya.

Jadi, siapa yang sedang akting sekarang?

“Hai Dinda,” ucap Raja dengan santai.

“Apa yang kamu lakukan?!” perempuan bernama Dinda itu bertanya lagi. Ia brteriak dengan lantang.

Lyara berbalik tersentak mendengar teriakan Dinda. Di depannya berdiri seorang perempuan dengan rambut tergerai dan setelan baju dari merk terkenal yang Lyara tahu pasti sangat mahal.

Wajah cantik Dinda memerah. Menatap nyalang bergantian pada Lyara dan Raja.

Lyara juga yakin kalau wajahnya merah. Ia merasakan pipinya yang panas.

“Sama seperti yang kamu lakukan,” Raja menjawab dengan ambigu.

Sekarang giliran Lyara menatap bergantian diantara Raja dan Dinda. Tatapannya beralih pada tangan Raja yang melingkari pinggangnya dengan ringan. Mengerat mendekatkannya pada lelaki itu.

Oh, apa yang sedang terjadi di sini?

“Kamu membawa lelaki lain untuk bersenang-senang di dalam sana, bukan?” Raja bertanya dengan menahan amarahnya. “Itu artinya kamu sudah tidak menganggap aku. Kenapa kamu menyusulku kemari? Kamu sudah bukan siapa-siapa untukku sekarang. Aku sudah memutuskannya tadi. Apa kamu tidak mendengarnya karena masih sibuk berkutat dengannya?”

Dinda menutup mulutnya.

Lyara sekarang kembali bisa melihat tatapan marah seperti yang ia lihat tadi. Ia terjebak diantara kedua orang ini. Raja yang marah dan Dinda yang menahan air matanya.

“Jadi aku juga membawanya. Kukenalkan kepadamu, calon istriku, Lyara.”

Ucapan Raja bukan hanya mengagetkan Dinda, tapi juga Lyara yang tidak mengerti apa-apa. Tapi, Lyara pernah berada dalam situasi seperti ini dalam beberapa perannya, ini saat yang tepat untuk mengontrol wajahnya. Ia tersenyum dan melirik Dinda yang terbelalak dan menatapnya tak percaya.

Like, who are you?!

-o0o-

Lyara masih tersenyum di tempatnya, saat Raja mengulang ucapannya.

“Kubilang kamu sudah bukan tunanganku lagi, Dinda. Sekarang Lyara adalah calon istriku,” katanya dengan santai.

“Sadar kamu Raja!” Dinda meradang.

“Bukan aku, tapi kamu yang seharusnya sadar!”

Mendengar teriakan Raja, Lyara mengerjap. Situasinya sungguh tidak baik. Lyara menarik dirinya melepaskan diri dari tangan Raja. Ia menatap Dinda yang hampir meneteskan air matanya. Oke, dari yang didengarnya, ia bisa menyimpulkan apa yang terjadi diantara kedua orang ini. Naskah acak itu sudah tersusun di kepalanya. Dan ini adalah saat dialognya harusnya muncul.

Seelah menarik napas, Lyara menarik Raja mendekat padanya. Berbisik padanya dengan suara paling kecil.

"Anda harus membayar ini juga," ucap Lyara lalu menjauhkan diri dari Raja.

Lelaki itu menatapnya sebentar kemudian mengangguk.

Lyara tersenyum dan juga mengangguk.

“Kamu sudah keterlaluan, Dinda,” ucap Lyara akhirnya. “Aku memang berada diantara kalian berdua. Tapi Raja tidak pernah melihatku saat dia bersama denganmu. Kamu yang sudah membuatnya berpaling kepadaku. Kamu yang berbuat curang lebih dulu,” katanya dengan berani.

“Pelakor gak punya hak untuk bicara!”

“Oh, aku bukan pelakor. Aku hadir saat kamu sudah tidak ada di sisi Raja. Aku mengisi tempat dimana kamu pernah ada. Bukan merebut tempatmu!”

Dinda mengangkat tangan kanannya.

Lyara menghindar sambil menutup matanya. Tapi tangan Dinda tidak sampai kepadanya. Ia malah merasakan rangkulan di bahunya.

“Hentikan, Dinda.” Suara tenang Raja membuat Lyara membuka matanya dan melihat Raja yang menahan tangan Dinda.

Dinda menarik tangannya dengan kesal.

“Kamu yang memulai, aku yang mengakhiri. Kita sudah selesai,” ucapnya sambil menarik Lyara berbalik. Ia membukakan pintu mobil dan membimbing Lyara masuk ke dalamnya.

Lyara menarik napas. Ia melirik sekali lagi pada Dinda yang masih menatapnya dengan tajam sebelum duduk dan mengembuskan napasnya dengan lega. Raja menutupkan pintu di samping kanannya dan Lyara bisa melihat lelaki itu berjalan memutari mobil lalu membuka pintu di samping kiri. Dan saat itu juga Lyara menyadari kalau ada seorang lagi yang berada di mobil itu.

“Halo, calon istrinya bos,” sapa lelaki yang berada di balik roda kemudi itu. “Aktingmu bagus,” pujinya sambil menatap Lyara dari spion tengah.

Maya Lyara menyipit menatap lelaki itu.

“Aku genta, aspri Pak Raja,” ucap Genta sambil menyalakan mobil.

“Jalan,” satu suara Raja sudah cukup untuk membuat Genta melajukan mobil.

Lyara melirik Raja di samping kirinya. Sebelum kembali melihat Dinda yang masih berdiri di depan pintu lobi. Lyara membelalak saat melihat sudah ada beberapa orang yang berkerumun di sekeliling Dinda. Ia tidak menyadari kalau tadi menjadi tontonan banyak orang.

“Genta benar. Bagaimana kamu bisa mengerti situasinya dan bicara selantang itu?”

Lyara membuka tasnya, Lady Dior yang dipakainya hari ini. Mengeluarkan secarik kertas. Kartu nama berwarna putih bersih berukiran tinta emas. Lyara menyerahkan kartu itu kepada Raja.

“Lofou Agency?” Raja bertanya dengan kening berkerut.

Lyara mengangguk. Senyum ceria yang tadi diperlihatkan di depan Dinda sudah lenyap. Digantikan tatapan tegas yang biasa ia lakukan saat selesai dengan perannya. Jari telunjuk Lyara mengetuk kartu putih di tangan Raja sebelum ia berkata dengan tenang, “Untuk hal yang kulakukan tadi, harganya sepuluh juta.”

-o0o-

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Queen of Liars   Bab 2

    Agensi tempat Lyara bernaung adalah sebuah agensi penyedia talent untuk semua kebutuhan. Butuh pacar sehari? Butuh calon istri? Butuh pelakor untuk jadi viral? Looking For You jawabannya. Semua kebutuhan entertainment tersedia disana. berada di bawah sebuah Production House ternama di ibukota, Lofou menjadi salah satu agensi yang besar. Banyak yang sudah menggunakan jasa dari Lofou. Pacar-pacar palsu macam Lyara yang menjadi pajangan dan gandengan di berbagai pesta dan acara keluarga. Wajah-wajah yang terpampang di akun-akun gosip yang menjadi simpanan artis juga beberapa diantaranya adalah talent dari Lofou. Beberapa talent juga adalah artis-artis sosmed di berbagai flatform. Lyara tidak akan pernah tahu agensi seperti itu benar-benar nyata sampai ia bertemu Rakha. Dua tahun lalu.Setelah dua tahun menjalani pekerjaan ini, Lyara makin pandai dalam berakting. Makin lihai menipu orang-orang. Makin sulit untuknya melepaskan diri dari pekerjaan tipu-tipunya. “Jadi, tadi itu bagian

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • Queen of Liars   Bab 3

    Lyara melepaskan putaran lengan kiri Anthony. Dengan kaki terangkat ia berputar dan kakinya tepat mengenai pipi sebelah kiri lelaki gila itu. Tendangannya tepat sasaran.Anthony yang sudah setengah mabuk terhuyung dan menabrak salah satu bilik. Terjerembap di sana. Senyum puas tercetak di bibirnya saat ia melihat Anthony bisa dikalahkannya. Tanpa pukulan tangan. Tapi dengan tendangan. Saat mendarat setelah aksinya itu, Lyara terhuyung saat heelsnya tidak bisa menopang gerakan tiba-tiba itu. Heelsnya patah! Dan ia kehilangan keseimbangan. “Oh!” jeritnya tertahan saat ia tidak jatuh menabrak lantai. Tapi ia tidak jatuh, tubuhnya di topang oleh sesuatu atau seseorang di belakangnya. Lyara mengerjap saat matanya menangkap wajah berkacamata yang asing tapi terasa tidak asing itu. Setelah beberapa detik yang membingungkan, Lyara merasakan tubuhnya diangkat dan ia kembali berdiri. Dengan kaki tinggi sebelah. “Terima kasih,” ucap Lyara dengan sopan. Ia kembali berbalik pada Anthony

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • Queen of Liars   Bab 4

    Setelah mandi dan menggosok bibirnya dengan sikat gigi untuk menghilangkan ingatannya tentang ciuman yang didapatkannya tadi malam, Lyara kembali menggeleng saat melihat pantulan wajahnya di cermin. Sungguh itu bukan ciuman pertamanya. Tapi bayang-bayang bibir hangat itu menyentuh bibirnya membut Lyara merasa putus asa. Bibirnya yang sudah menganggur lebih dari tujuh tahun itu akhirnya disapa oleh orang tidak dikenal. Iya, Lyara tahu namanya. Tapi hanya itu. Ia tidak tahu apapun tentang Raja. Itu sama saja dengan ia tidak mengenalnya, bukan? Bukan tanpa alasan kenapa ia membiarkan dirinya sendiri selama ini. Tidak punya pacar, tidak ada gebetan. Bukan karena ia sok suci dengan tanpa berpacaran. Hanya saja semua kesibukannya membuatnya tidak memikirkan apapun selain bekerja mencari uang. Untuk biaya kuliahnya yang sebentar lagi akan selesai. untuk uang sekolah adiknya, Leora. Untuk kebutuhan Mama yang selalu ingin lebih. Juga mengumpulkan uang untuk operasi Ayah. Kuliahnya y

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • Queen of Liars   Bab 5

    Alis Lyara bertaut, bibirnya juga mengerucut kesal. Klien mengesalkan seperti itu memang selalu membuatnya kesulitan. Ia menekan tombol telepon dan suara serk Rakha di seberang sana segera terdengar. “Baru bangun? Jadi lo baru liat laporan yang gue kirim?” tanya Lyara langsung menodongnya. Ia mengunci kembali pintu depan rumah dan duduk di kursi teras. “Bukan laporan lo yang baru gue liat, Ra,” jawab Rakha dari seberang teleponnya.“Terus?”“Kali ini gue gak tau gimana caranya bela lo, Lyara,” Rakha terdengar frustasi. “Ada apa sih? Serius banget cuma karena gue tendang? Helo? Gue juga rugi di sini. Sepatu gue patah!” cecar Lyara tak bersabar. Ia mulai marah. Apakah ia salah jika membela dirinya sendiri?“Lo bisa datang?” tanya Rakha dengan nada lembutnya. Ia tahu sekali kalau Lyara sudah terpancing emosinya. Lyara melirik jam di ponsel, lalu mengangguk, “Bisa. Gue ketemu Pak Kevin jam delapan,” jawab Lyara. “Ini emang mau ke sana,” lanjutnya lagi.“Oke, gue kasih tau sete

    Huling Na-update : 2025-03-21
  • Queen of Liars   Bab 6

    “Gue kesel!” Lyara menjerit. “Lo tau, orang itu-“ Lyara terisak, “lo tau gue selama ini gak pernah pacaran karena gak pernah ada waktu. Waktu gue gak ada buat ketemu cowok selain di kerjaan ini. Terus, terus lo nuduh gue punya pacar, lo nuduh gue! Lo gak tau apa, itu orang gila itu udah bikin gue gak bisa tidur semaleman. Gue udah dibikin malu. Gue- orang itu tiba-tiba aja cium gue sembarangan!” Rakha mengerti semua yang dikatakan Lyana meskipun gadis itu berkata dalam tangisannya sambil terisak dan berteriak kesal. Ia mengerti setiap katanya. Tangan Rakha menarik Lyara ke kursinya. Mendorong gadis itu untuk duduk di sana dan menunggu sampai tangisannya reda. Begitulah cara membuat Lyara tenang.Cara yang sudah dipakainya bertahun-tahun lamanya.Tangan Rakha menggapai kotak tisu dan menyodorkannya pada Lyara yang masih mengelap hidungnya yang berair juga ujung-ujung matanya. Ia berdiri memunggungi meja komputernya dan menunggu. “Gue kesel. Ya Allah gue berdosa banget udah dici

    Huling Na-update : 2025-03-22
  • Queen of Liars   Bab 7

    Kebaya mewah yang bertabur manik-manik itu kembali masuk di kotaknya. Lyara menyimpan dengan hati-hati. Setelah mengganti kembali dengan setelan jeans dan kemejanya. Ia baru saja selesai dengan satu pekerjaannya menjadi pendamping salah satu kakaknya pengantin.Entah kenapa Lyara selalu suka dengan pekerjaan menemani di pesta pernikahan. Tapi ia tidak selalu mendapatkan itu. Kebanyakan perannya adalah untuk menjadi pajangan dalam acara makan malam keluarga, atau seperti tadi malam, menjadi piala yang dipamerkan kepada teman-temannya.Benar, Lyara memang cantik. Itulah sebabnya ia tidak keberatan jika hanya menjadi pajangan untuk dipamerkan pada semua orang. Lyara juga bisa akting. Selama ini semua akting yang dilakukannya adalah untuk kepentingan pekerjaannya itu. Tentu saja, ia tidak mungkin menjadi salah satu talent Lofou jika ia tidak cantik dan tidak bisa akting!Selesai membereskan kebayanya. Lyara bergegas menuju tempat kerjanya selanjutnya. Ia akan membantu seorang seniornya ya

    Huling Na-update : 2025-04-10
  • Queen of Liars   Bab 8

    “Kak Satria?”Lelaki yang dipanggil Satria itu, menatap Lyara dengan senyuman mengembang. “Kamu apa kabar, Ra?”“Luar biasa! Aku gak menyangka ketemu Kak Satria di sini,” ucap Lyara sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Jadi, ini anak Kak Satria? Ya ampun, aku gak kenal. Maaf,” katanya lagi. Ia menggeleng, “Aku baik-baik,” jawaban Lyara terbata-bata.Satria yang menjulang di depannya terkekeh pelan.Lyara tahu itu karena salah tingkahnya yang tidak pada tempatnya.Satria mengangguk juga tapi pandangannya jelas bahwa ia juga kaget dengan siapa yang ditemuinya itu. Lelaki dengan tinggi seratus delapan puluh lima itu tersenyum. Ia berlutut di depan Lyara tapi pandangannya beralih pada anak kecil di depan Lyara.Lyara menatap Kamara dan tersenyum padanya. “Halo, salam kenal ya, Kamara,” katanya dengan senyum ceria.Kamara mengangguk dan tersenyum.“Kak, masih lama ngobrolnya?”Lyara menatap ibu muda di belakang Kamara lalu tersenyum.“Sudah selesai. Maaf membuat anda menunggu,” Sa

    Huling Na-update : 2025-04-12
  • Queen of Liars   bab 9

    “Kenapa? Kamu terpesona?”Lyara mengeryitkan alis dan berdecak.“Gak apa-apa kok kalau kamu udah terpesona sama aku. Aku juga udah duluan terpesona sama kamu sejak tadi malam,” jawab Raja dengan pertanyaannya sendiri.Lyara menggeleng. Ia menyapukan kuasnya pada cat orange.“Itu sebabnya aku bisa cium ka—““Bisa diem gak?!” Suara Raja berhenti saat Lyara menempelkan tangan kirinya untuk menutup mulutnya Raja. Lyara menatap mata Raja yang membulat, kemudian melembut saat tatapan mereka bertemu. Lyara menatapnya dengan tatapan kesal. Tapi Raja menatapnya dengan lembut.Lyara berkedip sekali lagi, memerhatikan sekitar. Anak-anak bisa saja mendengar kata cium-cium dari mulut Raja. “Bisakah anda diam?”Kepala Raja memiring saat Lyara merendahkan suaranya dan melepaskan tangannya dari bibir Raja. Lyara berkedip saat telapak tangannya menyentuh bibir itu. Kepalanya lagi-lagi menampilkan cuplikan adegan kotor itu! Arggh! Lyara menarik tangannya.Tapi dengan c

    Huling Na-update : 2025-04-13

Pinakabagong kabanata

  • Queen of Liars   Bab 13

    Pesannya pada Leora langsung dibisikan dengan sangat jelas saat gadis SMA itu baru saja sadar dari tidurnya. Lyara sangat sadar jika Leora akan segera mengetahui gosipnya saat ia membuka salah satu dari deretan aplikasi itu di ponselnya.“Hah?!” Leora tidak mengkondisikan suaranya. Mereka yang sedang berjalan keluar gedung rawat inap mendapat tatapan dari beberapa orang yang mendengar suara Leora. Lyara berdalih mengantar adiknya itu berangkat sekolah pada Mama dan Ayah.“Ssttt,” Lyara menempelkan telunjuknya ke bibir.“Kak!”“Aku tau aku salah, Yora, tapi plis. Jangan main hape di depan Ayah atau Mama, ya,” pinta Lyara setelah ia menjelaskan intinya apa yang terjadi. Bahwa ia menjadi pacar Raja hanya untuk sementara.“Mana bisa gitu, Kak?!”“Bisa, Yora! Buktinya adalah jadwal operasi ayah yang udah keluar. Itu bukti paling kuat yang Kakak punya,” jawab Lyara.“Kakak dibayar buat itu?”Lyara mengangguk.“Tapi, Kak,” Leora menahan kata-katanya

  • Queen of Liars   Bab 12

    [Lyara : Ayah saya baik-baik saja. Terima kasih, Pak Raja.]Setelah menyentuh tanda kirim, Lyara melonjak kaget karena nomor itu meneleponnya. Memandang ponselnya dengan jantung berdebar, Lyara menarik napas dan berjinjit keluar kamar tanpa suara, sebelum menerima telepon itu.‘Nona. Yang aku tanyakan apakah kamu baik-baik saja?’Suara itu, Lyara tersenyum kecut mendengarnya. Suaranya merdu dan seksi, suara yang menyebalkan saat di booth tadi siang. Lyara tahu ia berhutang banyak sekali padanya. Tapi kemudian kepalanya mengangguk sambil kembali duduk di tempat yang tadi didudukinya bersama Rakha. “Hm, aku sudah lebih baik sekarang.”‘Itu lebih baik.’Lyara mendengar suara kekehan pelan di seberang teleponnya. Ia ingat dengan apa yang terjadi di The Palace, “Apa yang sudah anda lakukan di booth face painting?” todong Lyara langsung.Dan keheningan di seberang sana membuat Lyara mengerutkan alisnya.‘Aku sudah bilang, bukan? Genta bisa dipercaya untuk menan

  • Queen of Liars   Bab 11

    “Ajaib banget!” ujar Rakha setelah pintu ruangan Rakha tertutup dan Anthony tidak lagi terlihat.Lyara juga masih mematung. Mencerna apa yang sebenarnya sudah terjadi. Ia bersitatap dengan Rakha dan keduanya tertawa. Mengingat wajah lebam yang ditampilkan Anthony. Lyara tidak jadi menyesal bukan dirinya sendiri yang berbuat begitu. Karena jika pakai tenaganya, wajah lelaki itu tidak akan separah itu.Dengan kedatangannya, Anthony juga berkata kalau Lyara dan Lofou tidak perlu mengganti rugi apapun. Bahkan sepatu patah Lyara segera diganti. Kotak itu tergeletak di hadapan Lyara dan lengkap dengan nota pembelian untuk berjaga jika sizenya tidak pas. Juga video permintaan maaf yang menampilkan pemberian maaf oleh Lyara.Tawa Lyara berhenti.“Kenapa?”Matanya menemukan Rakha yang menatap dengan alis bertaut. Lyara menggeleng. “Menurut lo, kenapa orang itu bisa tiba-tiba minta maaf sama gue?”Rakha mengangkat bahu tak acuh, “Udah tobat kali,” jawabnya asal. “Yang

  • Queen of Liars   Bab 10

    “Kak, kamar ini terlalu mahal,” ucap Ayah setelah perawat menutup pintu.“Kayaknya kamu udah dapet uang banyak,Yara,” komentar Mama.“Dari sini bisa liat ke taman tengah rumah sakit, Kak,” kata Leora yang berdiri di dekat jendela.Lyara memerhatikan ke sekeliling kamar. Memang benar. Kamar ini luas sekali untuk hanya dihuni satu orang. Biasanya ayah mendapatkan perawatan kelas tiga, karena kelas yang mereka ambil untuk BPJS adalah kelas tiga. Enam tahun lalu, setelah berhasil mengurus klaim asuransi ayah, Lyara tidak sanggup meneruskan asuransi itu. Ia beralih pada BPJS dan berhasil mengurus semuanya sendirian.Ia langsung menjadi dewasa sejak lulus SMA.Dan kembali mendapatkan ruangan kelas satu seperti ini, membuatnya kembali teringat masa lalu.“Gak apa-apa, Ayah. Kerjaan aku lancar,” jawab Lyara. Senyumnya terpasang sempurna. “Ini salah satu fasilitas yang aku dapat,” tambahnya.Bohong.“Kerjaan apa yang bisa kasih kamu fasilitas rumah sakit kelas

  • Queen of Liars   bab 9

    “Kenapa? Kamu terpesona?”Lyara mengeryitkan alis dan berdecak.“Gak apa-apa kok kalau kamu udah terpesona sama aku. Aku juga udah duluan terpesona sama kamu sejak tadi malam,” jawab Raja dengan pertanyaannya sendiri.Lyara menggeleng. Ia menyapukan kuasnya pada cat orange.“Itu sebabnya aku bisa cium ka—““Bisa diem gak?!” Suara Raja berhenti saat Lyara menempelkan tangan kirinya untuk menutup mulutnya Raja. Lyara menatap mata Raja yang membulat, kemudian melembut saat tatapan mereka bertemu. Lyara menatapnya dengan tatapan kesal. Tapi Raja menatapnya dengan lembut.Lyara berkedip sekali lagi, memerhatikan sekitar. Anak-anak bisa saja mendengar kata cium-cium dari mulut Raja. “Bisakah anda diam?”Kepala Raja memiring saat Lyara merendahkan suaranya dan melepaskan tangannya dari bibir Raja. Lyara berkedip saat telapak tangannya menyentuh bibir itu. Kepalanya lagi-lagi menampilkan cuplikan adegan kotor itu! Arggh! Lyara menarik tangannya.Tapi dengan c

  • Queen of Liars   Bab 8

    “Kak Satria?”Lelaki yang dipanggil Satria itu, menatap Lyara dengan senyuman mengembang. “Kamu apa kabar, Ra?”“Luar biasa! Aku gak menyangka ketemu Kak Satria di sini,” ucap Lyara sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan. “Jadi, ini anak Kak Satria? Ya ampun, aku gak kenal. Maaf,” katanya lagi. Ia menggeleng, “Aku baik-baik,” jawaban Lyara terbata-bata.Satria yang menjulang di depannya terkekeh pelan.Lyara tahu itu karena salah tingkahnya yang tidak pada tempatnya.Satria mengangguk juga tapi pandangannya jelas bahwa ia juga kaget dengan siapa yang ditemuinya itu. Lelaki dengan tinggi seratus delapan puluh lima itu tersenyum. Ia berlutut di depan Lyara tapi pandangannya beralih pada anak kecil di depan Lyara.Lyara menatap Kamara dan tersenyum padanya. “Halo, salam kenal ya, Kamara,” katanya dengan senyum ceria.Kamara mengangguk dan tersenyum.“Kak, masih lama ngobrolnya?”Lyara menatap ibu muda di belakang Kamara lalu tersenyum.“Sudah selesai. Maaf membuat anda menunggu,” Sa

  • Queen of Liars   Bab 7

    Kebaya mewah yang bertabur manik-manik itu kembali masuk di kotaknya. Lyara menyimpan dengan hati-hati. Setelah mengganti kembali dengan setelan jeans dan kemejanya. Ia baru saja selesai dengan satu pekerjaannya menjadi pendamping salah satu kakaknya pengantin.Entah kenapa Lyara selalu suka dengan pekerjaan menemani di pesta pernikahan. Tapi ia tidak selalu mendapatkan itu. Kebanyakan perannya adalah untuk menjadi pajangan dalam acara makan malam keluarga, atau seperti tadi malam, menjadi piala yang dipamerkan kepada teman-temannya.Benar, Lyara memang cantik. Itulah sebabnya ia tidak keberatan jika hanya menjadi pajangan untuk dipamerkan pada semua orang. Lyara juga bisa akting. Selama ini semua akting yang dilakukannya adalah untuk kepentingan pekerjaannya itu. Tentu saja, ia tidak mungkin menjadi salah satu talent Lofou jika ia tidak cantik dan tidak bisa akting!Selesai membereskan kebayanya. Lyara bergegas menuju tempat kerjanya selanjutnya. Ia akan membantu seorang seniornya ya

  • Queen of Liars   Bab 6

    “Gue kesel!” Lyara menjerit. “Lo tau, orang itu-“ Lyara terisak, “lo tau gue selama ini gak pernah pacaran karena gak pernah ada waktu. Waktu gue gak ada buat ketemu cowok selain di kerjaan ini. Terus, terus lo nuduh gue punya pacar, lo nuduh gue! Lo gak tau apa, itu orang gila itu udah bikin gue gak bisa tidur semaleman. Gue udah dibikin malu. Gue- orang itu tiba-tiba aja cium gue sembarangan!” Rakha mengerti semua yang dikatakan Lyana meskipun gadis itu berkata dalam tangisannya sambil terisak dan berteriak kesal. Ia mengerti setiap katanya. Tangan Rakha menarik Lyara ke kursinya. Mendorong gadis itu untuk duduk di sana dan menunggu sampai tangisannya reda. Begitulah cara membuat Lyara tenang.Cara yang sudah dipakainya bertahun-tahun lamanya.Tangan Rakha menggapai kotak tisu dan menyodorkannya pada Lyara yang masih mengelap hidungnya yang berair juga ujung-ujung matanya. Ia berdiri memunggungi meja komputernya dan menunggu. “Gue kesel. Ya Allah gue berdosa banget udah dici

  • Queen of Liars   Bab 5

    Alis Lyara bertaut, bibirnya juga mengerucut kesal. Klien mengesalkan seperti itu memang selalu membuatnya kesulitan. Ia menekan tombol telepon dan suara serk Rakha di seberang sana segera terdengar. “Baru bangun? Jadi lo baru liat laporan yang gue kirim?” tanya Lyara langsung menodongnya. Ia mengunci kembali pintu depan rumah dan duduk di kursi teras. “Bukan laporan lo yang baru gue liat, Ra,” jawab Rakha dari seberang teleponnya.“Terus?”“Kali ini gue gak tau gimana caranya bela lo, Lyara,” Rakha terdengar frustasi. “Ada apa sih? Serius banget cuma karena gue tendang? Helo? Gue juga rugi di sini. Sepatu gue patah!” cecar Lyara tak bersabar. Ia mulai marah. Apakah ia salah jika membela dirinya sendiri?“Lo bisa datang?” tanya Rakha dengan nada lembutnya. Ia tahu sekali kalau Lyara sudah terpancing emosinya. Lyara melirik jam di ponsel, lalu mengangguk, “Bisa. Gue ketemu Pak Kevin jam delapan,” jawab Lyara. “Ini emang mau ke sana,” lanjutnya lagi.“Oke, gue kasih tau sete

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status