Washington, Amerika Serikat.Seorang gadis sedang berdiri di teras balkon kamar apartemennya ditemani secangkir teh hangat yang berada digenggamannya. Mentari telah usai kini digantikan oleh sang Bulan yang hanya menerangi dikala kegelapan. Netra coklat itu menatap jalanan yang ramai akan kendaraan berlalu-lalang. Udara dingin menyapa, menelusup, menyentuh kulitnya. Kimono yang tipis membuatnya menggigil seketika. Deringan dari ponsel yang berada di atas nakas membuat lamunannya buyar dengan langkah gontai ia memasuki kamarnya untuk mengambil benda tersebut.“Halo!” sapa Daisy pada seseorang di seberang sana. Daisy kini mendudukan diri di kursi berbahan rotan yang terletak di pojokan teras balkonnya dengan menyesap sedikit tehnya.Menikmati waktu libur dengan menghabiskan waktu setiap detiknya dengan melakukan hal-hal yang biasa ia lakukan seperti; perawatan wajah dan badan, membaca buku, olahraga ringan, mengistirahtakan otak beserta jiwa yang lelah
Bucharest, Romania.“Pertama yang kita harus lakukan adalah menyelidiki lebih dalam tentang proyek ilegal. Yang disembuyikan para peneliti ilmiah perusahaan 'Osrd' ini,” tutur Daisy yang kini fokus dengan beberapa kertas dokumen ditangannya tak lupa dengan kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.Daisy dan Louis kini berada disalah satu mansion yang letaknya di tengah hutan. Perjanjian temu membuat keduanya berada di mansion itu. Berbekal gps manual mereka akhirnya tiba di kediaman Benson sebagai teman timnya. “Proyek ini diberi nama-nama kode yang terkait dengan obat-obatan berbahaya itu. Dua proyek ini diberi nama Bluebird dan Artichoke,” sambung Daisy sambil menyerahkan kertas ke arah Benson dan Louis.“Kenapa mereka memberi kode nama di proyek ini?” tanya Benson yang kini mengalihkan atensi dari dokumennya menatap Daisy.Daisy mengerutkan dahinya, “Mungkin karena proyek ini ilegal dan b
“Begini yang mulia, Pangeran Arthur sudah beranjak dewasa. Apa dia belum menemukan mate-nya?” tanya salah satu tetua peninggi kerajaan.Kini di kerajaan Moon Stone Pack diadakan Konferensi meja bundar yang dihadiri orang-orang terpenting yaitu; Para petinggi kerajaan, alpha Rery dan putra semata wayangnya Arthur. Mereka membahas masalah mengenai upacara pengangkatan sang Putra mahkota menjadi seorang Alpha.Arthur menatap tajam tetua yang baru saja melontarkan kalimat itu dengan sorot mata penuh akan kegelapan.Tetua yang mendapat tatapan tajam dari seorang Arthur mendadak ciut.Lancang sekali dia menanyakan tentang itu di hadapan semua orang. Aura semakin mencengkam seketika kabut hitam mengelilingi ruangan itu membuat semua orang sesak akan aura dari seorang Arthur.“Apa upacara ini bisa diadakan tanpa adanya ikatan mate?” tanya sang Alpha kepada tetua yang bernama Argus ia sebagai penasehat kerajaan dia lebih mengerti silsilah te
Sinar mentari pagi memasuki celah ventilasi udara membuat seorang gadis yang tengah tertidur menggeliat dalam selimutnya. Daisy menggosok kedua matanya sembari terduduk bersandar di punggung ranjangnya.Entah malam ini tidurnya sangat nyenyak, ia mencoba menengok ke sekeliling kamar namun tidak ada siapa pun di kamar itu selain dirinya sendiri. Sungguh ia merasa tidurnya ditemani seseorang tapi entah siapa? Apa itu Louis? Tidak mungkin! Karena Louis tidak seberani itu.Tapi aroma mint masih tercium di indra penciumanmya. Ia menengok ke arah jendela dan sebentar bukankah jendela itu terbuka? Tapi kenapa sekarang malah tertutup rapat?Aneh!Daripada bergulat terus dengan pikirannya lebih baik Daisy bergegas untuk keluar dari kamar itu sebelum keluar ia tidak lupa mencuci muka dan menggosok gigi terlebih dahulu.Aroma dari arah dapur membuat perut Daisy tidak sabaran untuk mendekatinya, di sana berdiri seorang lelaki bertubuh atletis yang terbalut kao
"Lemparan yang bagus. Tuan!" puji seorang lelaki muda dengan tepukan tangan.Lelaki yang sudah lanjut usia melangkah menuju lelaki muda yang sedang menatapnya dengan senyuman, "Terimakasih. Nak," balasnya dengan tersenyum.Lelaki muda itu mengamati lelaki tua yang kini sedang memeriksa stiknya. "Bagaimana anda bisa melempar dengan jarak sejauh itu. Tuan?" tanya lelaki muda itu."Kalo boleh saya tahu, apa teknik yang anda terapkan?" lanjutnya.Lelaki tua itu mengalihkan atensinya menatap lelaki muda yang kini sedang menatapnya, sorot mata itu menampilkan rasa ingin tahu lebih. "Pertama yang harus kamu lakukan adalah harus fokus. Apapun itu tujuan kamu jika kamu fokus maka tujuanmu akan tercapai. Nah... Kemudian kamu harus memilih hole mana yang ingin kamu tuju, " sahutnya dengan mengambil bola golf dari asistennya.Lelaki tua itu meletakan bola pada rumput, "Kedua teknik memegang stik sama dengan cara teknik memegang baseball. Tapi kamu harus mengaitkan jar
“Bagaimana? Kamu menemukanya?” tanya Louis dengan menampilkan raut wajah cemas.“Aku sudah mencari ke seluruh mansion tapi tidak ada,” balas Benson. Benson mencari ke setiap penjuru mansion namun nihil Daisy tidak bisa ditemukan.Sekarang yang dipikiran mereka berdua apakah Daisy masih marah pada mereka? Sehingga dia pergi dari mansion? Atau Daisy diculik?“Apa dia memasuki hutan?” Benson dan Louis menatap hutan yang ada di hadapannya mereka berdua meneliti apa ada tanda-tanda Daisy memasuki hutan tersebut.Dan ya! Mereka menemukan jejak sepatu dipijakan pertama jejak sepatu itu jejak seorang gadis karena memiliki ukuran yang kecil dibandingkan jejak sepatu seorang lelaki.“Sial! kita harus cepat bertindak!" ujar Louis yang tidak bisa menyembunyikan raut kekhawatiran pada wajahnya.Benson mengangguk setuju kini mereka berdua memasuki hutan dengan berlari, cahaya dari mentari sudah sirna sehingg
"Jika Anda terus diam maka berita itu benar yang mulia. Pangeran Arthur tidak memiliki mate."Perkataan para rakyat masih terngiang dikepala alpha Rery setelah dia bisa meyakinkan semua rakyat kini dia berada di ruangan khusus rapat kerajaan."Siapa yang membeberkan berita ini sehingga para rakyat tau?" tanya alpha Rery menatap satu persatu para tetua peninggi kerajaan, tapapan dari sang Alpha membuat mereka tertunduk."Yang mulia...," ucap Argus. Alpha Rery mengangkat tangannya ke udara memberi tanda kepada Argus untuk diam.Mendapat peringatan dari tuannya Argus mengangguk kemudian dia diam, dari raut wajah sang Alpha dia mengerti sang Alpha sedang murka."Saya tanya kepada kalian. Siapa yang memberi tahu para rakyat?!" teriak alpha Rery. Para petinggi terkejut karena mereka baru melihat sang Alpha semarah itu.Alpha yang di hadapannya bukan alpha yang mereka kenal apakah dia Jaz? Tapi mereka menggeleng kalo saja Jaz yang berganti shit mak
Daisy terbangun dengan terbatuk-batuk tenggorokannya sangat sakit ia meraih gelas berisi air di atas nakas, kemudian meneguknya hingga tandas. Daisy menatap jam yang tertempel di dinding ternyata pukul 12 siang. Kedua orang lelaki berlari memasuki kamarnya dengan mimik wajah yang penuh kekhawatiran."Kamu baik-baik saja?" tanya Louis dia bertekuk lutut agar sejajar dengan Daisy kemudian mengelus puncak kepalanya.Daisy menatap kedua lelaki itu dengan mimik wajah yang datar. "Aku baik-baik saja," ucap Daisy dengan menatap pintu kamarnya.Benson yang merasa ada yang janggal pada gadis itu dia pun akhirnya bersuara. "Ada apa?" tanya Benson pada Daisy yang kini terus saja melihat pintu kamarnya seolah ada sesuatu di sana yang menarik perhatiannya."Dimana orang itu?" tanya Daisy sehingga membuat keduanya mengerutkan dahinya menatap Daisy dengan mimik wajah bingung karena siapa orang yang dimaksud Daisy?"Siapa? Kita cuma bertiga di sini," balas Louis.