Share

Bab 10

Author: Zaina Aulia
Andini menyampirkan luaran yang belum sempat dilepaskannya dan bertanya, "Ada apa? Siapa yang berteriak?"

Laras yang cemas menggeleng. Dia mengikuti Andini dan menjawab, "Hamba juga nggak tahu. Hamba baru dengar ada yang teriak. Nona, pakai bajumu. Di luar dingin!"

Namun, Andini tidak sempat memikirkan hal itu lagi. Dianti pasti jatuh ke kolam teratai di Paviliun Ayana. Dulu, Andini disiksa selama 3 tahun karena Dianti memecahkan mangkuk. Jika terjadi sesuatu pada Dianti di Paviliun Ayana, takutnya Abimana akan menghabisi Andini.

Saat Andini sampai di kolam teratai, Dianti sedang bergerak-gerak di kolam. Air kolam sudah membeku dan sekarang muncul sebuah lubang besar. Para pelayan di jembatan batu melihat Dianti.

Andini bergegas menghampiri mereka dan menegur, "Apa kalian semua nggak bisa berenang? Kenapa kalian nggak selamatkan dia?"

Beberapa pelayan pria menyahut dengan ekspresi ragu, "Kami bisa berenang, tapi ... bagaimana kalau kami merusak reputasi Nona Dianti?"

"Apa reputasi lebih penting dari nyawa?" tanya Andini sambil memelototi pelayan pria yang berbicara. Kemudian, dia melompat ke kolam.

Air kolam tidak terlalu dalam, tetapi sangat dingin dan dasar kolam dipenuhi lumpur. Jadi, orang yang masuk ke kolam tidak bisa berdiri dengan stabil dan kemungkinan bisa terjerembap.

Andini menyelamatkan Dianti dengan susah payah. Laras yang berdiri di tepi danau sudah menyiapkan pakaian yang tebal. Setelah Andini dan Dianti keluar dari kolam, Laras langsung menyelubungi tubuh mereka dengan pakaian tebal itu.

"Kenapa kalian diam saja? Panggil tabib kediaman! Kalian bantu aku papah Nona Andini dan Nona Dianti pulang! Nyalakan tungku, lalu siapkan air panas dan teh jahe!" perintah Laras.

Para pelayan segera melaksanakan perintah Laras. Sementara itu, pelayan Dianti yang bernama Ratih sudah sampai di Paviliun Ayana. Abimana juga mengikuti Ratih.

Wajah Dianti pucat pasi dan kondisinya sangat menyedihkan. Ratih yang panik segera memeluk Dianti dan bertanya, "Nona baik-baik saja, 'kan? Kenapa Nona bisa jatuh ke dalam kolam?"

Ratih teringat sesuatu. Dia langsung melihat Andini dan berseru, "Kamu yang dorong Nona Dianti ke kolam!"

Sama seperti 3 tahun yang lalu, Ratih menuduh Andini dengan yakin. Emosi Andini tersulut. Sebelum Andini merespons, Laras sudah menghampiri Ratih dan menamparnya dengan kuat.

Seketika Andini merasa gugup. Bahkan, Abimana juga tertegun. Siapa sangka, Laras berani menampar Ratih.

Hanya Laras yang berkacak pinggang sambil memarahi Ratih, "Dasar pelayan rendahan! Aku cabik-cabik mulutmu! Kalau bukan karena Nona Andini menyelamatkan Nona Dianti tanpa memikirkan keselamatan dirinya sendiri, Nona Dianti pasti sudah membeku!"

Laras melanjutkan, "Sebagai pelayan, kamu bukannya fokus merawat majikanmu setelah melihat dia tertimpa masalah! Kamu malah sibuk memfitnah orang lain! Banyak saksi yang melihat Nona Andini menyelamatkan Nona Dianti di Paviliun Ayana!"

Laras menambahkan, "Kamu bilang Nona Andini mendorong Nona Dianti ke kolam. Kalau begitu, tunjukkan buktinya! Kalau nggak ada bukti, aku cabik-cabik mulutmu!"

Andini memandang Laras yang galak dengan ekspresi kaget. Dia tidak menyangka ternyata pelayan bertubuh mungil ini sangat hebat.

Semua orang di tempat sudah tersadar, terutama Dianti. Kala ini, Dianti dipapah pelayannya. Dia tidak mampu bersuara lagi karena berada di kolam terlalu lama dan tersedak air.

Dianti menggigit bibirnya dan bertanya dengan mata memerah, "Kenapa ... kamu pukul pelayanku?"

Ekspresi Dianti sangat sedih saat melindungi pelayannya. Abimana membentak Laras, "Kamu lancang sekali! Beraninya kamu pukul orang di depanku! Siapa yang beri kamu keberanian itu?"

"Aku," sahut Andini dengan santai. Dia menarik pakaiannya. Wajah Andini sangat pucat karena kedinginan. Air di rambutnya juga terus menetes, bahkan ada yang sudah membeku.

Dibandingkan dengan Dianti, sikap Andini lebih tenang. Jelas-jelas Andini dan Abimana cukup dekat, tetapi Abimana merasa jarak mereka sangat jauh.

Andini menegaskan, "Pelayanku menegur pelayan yang nggak menghormatiku dan sering memfitnahku. Ini tempat tinggalku, aku merasa nggak ada yang salah."

Abimana dan Dianti teringat masalah 3 tahun yang lalu begitu Andini mengatakan Ratih "sering memfitnahnya". Dianti bersandar di pelukan pelayannya sambil batuk-batuk dan berucap dengan lirih, "Tapi ... dia ... nggak boleh pukul orang ...."

Melihat air mata Dianti mengalir, Abimana teringat masalah silsilah keluarga. Dia berpikir sekarang Andini sengaja mengungkit kejadian di masa lalu pasti karena ingin membuatnya merasa bersalah.

Abimana berujar sembari mengernyit, "Ucapan Dian benar. Bagaimanapun, pelayanmu nggak boleh pukul orang! Lagi pula, kamu nggak bisa berenang!"

Abimana menatap Andini dengan dingin, seolah-olah yakin Andini pasti berbohong. Tentu saja dia tahu adiknya tidak bisa berenang.

Dulu, mereka pernah menaiki kapal di daerah pinggiran kota. Andini tidak sengaja menjatuhkan anting pemberian Rangga ke danau. Andini langsung melompat ke danau. Jika bukan karena Abimana dan Rangga pandai berenang, takutnya Andini sudah mati tenggelam.

Jadi, Abimana tidak percaya dengan ucapan Laras. Tubuh Andini mulai gemetaran. Entah karena kedinginan atau karena terlalu kesal.

"Jadi, kamu juga merasa aku yang mendorong Dianti?" tanya Andini dengan dingin. Suaranya bergetar dan amarahnya hampir meledak. Namun, Andini berusaha keras untuk menahan amarahnya.

Abimana tidak berbicara. Dia tidak tega menyakiti Andini saat melihat kondisinya yang menyedihkan. Kemudian, Andini melihat Dianti.

Dianti menunduk ketika bertatapan dengan Andini. Sama seperti 3 tahun yang lalu, Dianti sama sekali tidak berbicara.

Andini merasa permintaan maaf Dianti tadi sangat konyol. Dia tertawa sinis. Dianti pun gemetaran. Air matanya tidak berhenti mengalir.

Abimana tidak tega melihat Dianti begitu sedih, tetapi dia juga tidak bisa memarahi Andini. Akhirnya, Abimana hanya membentak Laras, "Kamu dihukum!"

Laras merasa tidak rela. Namun, dia tidak ingin membuat Andini kesulitan. Laras memberi hormat, lalu pergi untuk menjalankan hukumannya.

Andini menarik tangan Laras dan menatap Abimana sembari berbicara dengan tenang, "Hari ini, Laras sibuk. Dia mau bantu aku mandi. Mengenai masalah Dianti yang jatuh ke kolam dan berhasil diselamatkan, kamu pasti bisa mengetahui kebenarannya setelah melakukan penyelidikan."

Selesai bicara, Andini membawa Laras pergi. Tiba-tiba, Andini berhenti lagi. Dia menambahkan, "Sebelumnya aku memang nggak bisa berenang, tapi satu setengah tahun yang lalu beberapa pelayan istana melemparku ke kolam di penatu. Mereka berjaga di samping kolam sambil memegang tongkat."

"Aku baru diizinkan naik setelah 1 jam. Setelah itu, aku pun bisa berenang," lanjut Andini.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
si dianti bner2 geblek,,, emosi jdiny.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 11

    Ucapan Andini membuat Abimana tersentak. Dia membayangkan Andini bergerak-gerak di kolam dan sekelompok pelayan istana mentertawakannya.Hati Abimana terasa sakit. Dia hendak bicara, tetapi suaranya tercekat. Setelah pintu rumah Andini tertutup, Abimana baru tersadar."Nona Dianti," panggil Ratih seraya menangis. Suara tangisannya membuat orang makin gusar.Dianti memelototi Ratih sambil menegur, "Jangan menangis lagi! Cepat panggil tabib kediaman!"Ratih baru tersadar. Dia buru-buru memanggil tabib. Abimana membawa Dianti kembali ke Paviliun Persik. Tabib kediaman datang bersama Kirana.Saat tabib kediaman memeriksa Dianti, Kirana menarik Abimana ke luar dan berucap, "Ada apa? Kenapa adikmu tiba-tiba jatuh ke dalam kolam? Apa Andin ...."Abimana menyergah sambil mengernyit, "Bu! Andin yang menyelamatkan Dian!"Kemudian, Abimana yang teringat sesuatu melihat Ratih dan berujar, "Kamu kemari dulu."Wajah Ratih membengkak. Sudah jelas Laras menampar Ratih dengan kuat. Ratih langsung berlu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 12

    Orang yang datang adalah sahabat Kirana, Haira. Melihat Haira berhasil mengendalikan Abimana, para pelayan di kolam memohon seraya menangis, "Selir Agung Haira ... bantu kami tegakkan keadilan."Suara pelayan yang menangis secara bersamaan benar-benar berisik. Haira mengernyit dan melihat pelayan pribadinya.Pelayan pribadi Haira langsung paham maksud majikannya. Dia membentak, "Cepat pergi ganti baju! Kalau kalian sakit dan urusan para selir terbengkalai, apa kalian mau dipenggal?"Semua pelayan itu baru berhenti menangis, lalu buru-buru keluar dari kolam dan kembali ke kamar masing-masing.Setelah semua pelayan pergi, Haira baru melihat tongkat yang dipegang Abimana. Dia bertanya dengan dingin, "Abimana, apa kamu juga mau pukul aku?"Abimana baru melempar tongkat ke samping, lalu memberi hormat kepada Haira dan menyahut, "Saya nggak berani."Haira yang marah menimpali, "Kamu berani pukul pelayan istana. Apa lagi yang nggak berani kamu lakukan?"Haira merasa Abimana terlalu gegabah. P

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 13

    Bahkan Kresna juga melihat Andini. Hanya saja, dia berkata kepada Abimana, "Untung saja, hari ini Selir Agung Haira turun tangan. Kalau nggak, bukan hanya kamu, kemungkinan aku juga nggak bisa keluar dari istana!"Andini melihat lantai dan tersenyum sinis. Sepertinya ucapan Kresna ini ditujukan kepadanya. Tiba-tiba, terdengar suara Dianti. "Ayah ...."Dianti terlihat lemah dan juga cemas, seolah-olah kondisinya sudah sekarat. Andini mengernyit. Dia melihat Ratih memapah Dianti.Air mata Dianti langsung mengalir sewaktu melihat dahi Abimana berdarah. Kemudian, Dianti berlutut di samping Abimana dan berucap, "Ayah, jangan marah lagi ...."Sebelum menyelesaikan ucapannya, Dianti batuk-batuk. Kresna yang merasa kasihan pada Dianti menegur Ratih, "Cepat papah Dianti!"Bahkan, Kirana yang awalnya sibuk membela Abimana juga segera memapah Dianti. Dia bertanya, "Kamu lagi sakit. Kenapa kamu keluar?"Dianti menjawab sembari berlinang air mata, "Aku ... dengar Ayah mau hukum Kak Abimana. Aku tah

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 14

    Sebenarnya Andini enggan masuk ke istana. Dia merasa gelisah begitu sampai di halaman istana Haira.Andini berada di penatu istana selama 3 tahun, tetapi dia tidak pernah masuk ke istana Haira. Andini merasa suasana di istana Haira sama dengan di penatu istana. Kedua tempat itu membuat Andini merasa tidak tenang.Andini takut dirinya tidak bisa pulang lagi setelah masuk ke istana, sama seperti 3 tahun yang lalu. Andini berdiri di halaman istana Haira cukup lama. Saat kakinya sudah mati rasa karena kedinginan, seseorang baru datang untuk membawanya menemui Haira.Begitu pintu ruangan dibuka, Andini baru merasa hangat. Dia menghela napas. Sebelum masuk ke ruangan, Andini mendengar Haira berkata, "Aku sudah lihat pakaiannya, bersih sekali."Andini baru melihat Haira. Dia segera berlutut dan menyapa, "Salam, Selir Agung Haira. Hamba berterima kasih atas pujian Selir Agung Haira."Andini sudah terbiasa menjadi pelayan di penatu istana. Biarpun sekarang Andini telah dijemput kembali ke Kedia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 15

    Andini sangat kaget. Bahkan dayang itu juga sempat mendongak dengan terkejut. Dia melirik Andini dan Rangga dengan cepat sebelum menjawab, "Baik."Tak lama kemudian, dayang itu segera meninggalkan mereka. Sementara itu, Rangga dengan santai mengulurkan tangannya ke arah Andini sambil berujar, "Nona Andini, silakan."Andini tak punya pilihan selain memaksakan diri dan berjalan bersama Rangga menuju gerbang istana. Namun, perjalanan keluar istana hari ini terasa luar biasa panjang. Andini beberapa kali memandang ke depan, tetapi dua daun pintu besar itu tetap tak terlihat di pandangannya.Tak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Keheningan di antara mereka begitu mencekam. Hanya terdengar suara sepatu yang bergesekan dengan lantai. Situasi seperti ini sangat jarang terjadi sebelumnya.Dalam ingatan Rangga, Andini adalah gadis yang sangat cerewet. Dia selalu berbicara tanpa henti, seperti burung kecil yang berkicau sepanjang hari. Keheningan seperti ini justru membuat Rangga merasa ti

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 16

    Andini tidak menyangka bahwa Ainun akan tiba-tiba menanyakan hal seperti itu. Melihat sorot mata penuh harap di wajahnya, Andini mendadak menyadari bahwa dia ingin menjodohkannya dengan Rangga.Meskipun kemarin Andini sudah dengan jelas mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Rangga, mereka berdua adalah teman masa kecil yang tumbuh bersama di mata Ainun.Selain itu, Rangga saat ini juga sangat dipercaya oleh Kaisar. Menurut Ainun, dialah orang terbaik yang bisa Andini andalkan.Hanya saja, hubungan antara Andini dan Rangga sejak awal memang cukup rumit. Kini, Rangga dan Dianti juga sudah saling mencintai. Andini sama sekali tidak punya posisi maupun niat untuk menyelipkan dirinya di antara mereka.Andini menolak sambil menggeleng, "Nek, hari ini Jenderal Rangga bahkan menitipkan kue untuk Dianti. Mereka adalah pasangan sejati. Nenek nggak perlu memikirkan hal-hal seperti ini lagi."Ainun bukanlah orang yang keras kepala. Mendengar ucapan itu, dia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 17

    Mereka sudah bicara sampai sejauh ini. Jika memungkinkan, Andini ingin sekali berbalik dan pergi. Namun, dia tidak punya uang sepeser pun. Di luar sana, tidak ada seorang pun yang bisa dia sebut sebagai teman. Jika pergi begitu saja, dia tidak tahu harus ke mana.Terlebih lagi, Ainun masih ada di sini. Bagaimana mungkin Andini tega meninggalkan neneknya dalam kecemasan? Jadi, tidak peduli seburuk apa pun kata-kata Kresna dan Abimana, untuk saat ini Andini hanya bisa mendengarkan dan menahan diri.Pandangan Andini tertuju pada mangkuk yang diletakkan di tengah meja. Dia pun menyadari inti dari konflik ini. Matanya berlinang air mata, tetapi dia memaksa diri untuk menahannya. Andini pun mengambil sumpit dan menjepit potongan ikan di mangkuk, lalu memakannya.Terdengar suara tawa dingin penuh ejekan dari Abimana yang duduk di samping. Dia meledek, "Sekarang, kamu akhirnya mau makan juga? Sepertinya status Nona Besar Kediaman Adipati cukup menarik bagimu ya!"Andini memandang Abimana denga

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 18

    Usulan mendadak ini membuat Rangga tertarik. Namun sebelum dia sempat mengatakan apa pun, kepalan tangan Abimana sudah melayang ke arahnya. Untungnya, Rangga bereaksi cukup cepat. Dia memiringkan tubuh untuk menghindari pukulan tersebut.Alhasil, tinju Abimana mengenai udara kosong. Itu membuat tubuhnya terdorong ke meja. Hidangan lezat yang tertata di atas meja jatuh berserakan ke lantai. Abimana mengambil segenggam makanan dengan santai, lalu melemparkannya ke arah Rangga.Sementara itu, Rangga segera mundur ke belakang dan nyaris terkena lemparan tersebut. Wajahnya mulai menunjukkan kekesalan. Dia pun bertanya sambil mengernyit, "Apa kamu gila?"Rangga tidak menyebutnya gila karena mabuk karena dia tahu bahwa Abimana tidak akan bertingkah seperti ini bahkan ketika mabuk.Hari ini, Abimana jelas menyimpan sesuatu di dalam hatinya. Pria itu akhirnya bangkit berdiri. Baju mewahnya kini sudah penuh dengan noda makanan.Namun, Abimana sama sekali tidak peduli. Dia malah mengangkat tangan

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 349

    Tidak lama kemudian, Farida mengetuk pintu rumah kecil itu.Begitu melihat siapa yang datang, Laras langsung terkejut sekaligus gembira. Dia segera meraih tangan Farida dan mengajaknya masuk.Sebelum memasuki halaman, Laras bahkan sudah berseru, "Nona, lihat siapa yang datang!"Mendengar suara Laras yang begitu bersemangat, Andini merasa penasaran. Dia segera melirik ke arah pintu.Andini melihat Farida yang mengenakan pakaian rakyat biasa, rambutnya disanggul sederhana, serta membawa sebuah tas kecil di tangannya. Dia langsung menyambut, "Bibi, kenapa tiba-tiba ke sini?""Saya datang menjenguk Nona." Farida tersenyum dengan mata menyipit. "Saya ingin menginap di sini beberapa hari. Semoga Nona nggak keberatan."Andini langsung menggeleng dan membalas, "Kenapa aku harus keberatan? Aku justru sangat senang!"Sambil berkata demikian, Andini menggandeng Farida masuk ke rumah. Setelah menuangkan segelas air untuknya, dia baru bertanya, "Bibi, dilihat dari pakaianmu ini, apakah kamu ingin p

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 348

    Kirana memeluk Dianti dan berjalan kembali ke dalam. "Sekarang kamu akan menjadi satu-satunya istri Rangga, jadi jangan nangis lagi. Kalau terus nangis, matamu bisa bengkak di hari bahagiamu!"Kresna yang berjalan di belakang mereka menambahkan, "Keluarga Maheswara mungkin akan menikahkan Rangga dan saudaranya di hari yang sama. Titah Kaisar sudah turun, jadi pernikahan nggak akan lama lagi. Kirana, kamu harus mulai menyiapkan mas kawin untuk kedua putri kita!"Kirana tersenyum dan mengangguk berkali-kali. "Tentu saja! Meskipun Andin sudah pindah, dia adalah putri angkat Keluarga Adipati. Terlebih lagi, pernikahannya adalah titah Kaisar. Aku nggak berani menyepelekannya."Mendengar itu, tatapan Dianti menjadi agak suram. Entah Kirana menyadarinya atau tidak, dia melanjutkan, "Tapi, Dian adalah putri kandung Keluarga Adipati. Apalagi sekarang Rangga sangat disayangi oleh Kaisar.""Dalam hal mas kawin, kita nggak boleh membuat Rangga kehilangan muka, juga nggak boleh mempermalukan Keluar

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 347

    Dianti tertegun mendengar pertanyaan yang mendadak itu. Dia jelas tidak menyangka bahwa Abimana bisa berpikir begitu jernih sampai mempertanyakan dirinya!Untuk sesaat, dia tidak bisa langsung menjawab, hanya merespons dengan bingung, "Hah?"Abimana tetap sabar. "Tadi kamu bilang, pelayan di paviliunmu bicara sembarangan. Bagaimana kamu tahu aku pergi menemui Andini karena mendengar ucapan mereka?"Abimana mengakui hatinya dipenuhi kecurigaan terhadap Dianti saat ini. Seandainya tadi Jabal tidak datang tepat waktu, dia pasti sudah salah paham terhadap Andini dan entah kekacauan apa yang akan ditimbulkan di sana.Andini sudah memutus hubungan dengan Keluarga Adipati, bahkan sudah pindah. Jika Abimana membuat masalah lagi hari ini, hubungan mereka sebagai saudara benar-benar akan putus untuk selamanya.Tentunya, dia tidak ingin menuduh Dianti dengan pikiran buruk seperti itu. Namun, bukankah semuanya terlalu kebetulan? Kenapa saat dia berada di depan pintu, tiba-tiba ada pelayan yang ber

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 346

    Selain itu, dengan betapa besarnya kasih sayang Kaisar terhadap Keluarga Maheswara, meskipun Kalingga hanya seorang pria cacat, dia tetap bisa melindungi Andini!Kalaupun Kalingga tidak bisa melindunginya, apakah Rangga akan diam saja melihat kakak iparnya ditindas?Semakin dipikirkan, Abimana merasa semakin gembira dan senyumannya semakin lebar.Melihat Abimana begitu bahagia, Kresna pun mulai percaya dan ikut merasa senang. Dia perlahan mengangguk. "Meskipun Kalingga cacat, dulu dia sangat dipercaya oleh Kaisar. Selain itu, alasan dia terluka juga karena Kaisar bersikeras mengirim pasukan.""Kaisar pasti merasa bersalah kepadanya. Bisa jadi, Kaisar memang berniat menjodohkan Andini dengan Kalingga. Itulah sebabnya titah pernikahan ditulis dengan cara yang samar."Namun, Kirana tetap terlihat khawatir. "Tapi, bukankah kamu bilang Rangga mendapatkan titah pernikahan ini sebagai hadiah atas jasanya menumpas para perampok? Sekarang, Andini malah menikah dengan kakaknya. Apa Rangga akan m

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 345

    Sepanjang perjalanan kembali, Abimana terus memikirkan semuanya, tetapi tetap tidak bisa memahaminya.Jelas-jelas kemarin Rangga mengatakan dengan sangat jelas bahwa Andini dan Dianti akan menjadi istri sederajat. Namun, baru satu malam berlalu, kenapa tiba-tiba Andini malah menjadi kakak ipar Rangga?Dengan kebingungan, Abimana kembali ke Kediaman Adipati. Begitu masuk, dia langsung bertemu dengan Kresna, Kirana, dan Dianti. Dia tertegun. "Ayah, Ibu, kalian mau ke mana?"Kresna mengerutkan alis, nada suaranya penuh amarah. "Ke mana lagi? Tentu saja mencari kamu! Katakan, kamu tadi pergi menemui adikmu, 'kan?"Kirana tampak sangat cemas, bahkan menangis. "Dia akhirnya mau tinggal di ibu kota, kenapa kamu malah memaksanya pergi lagi?"Dianti juga menangis. "Kak, para pelayan di kamarku hanya asal bicara, jangan dimasukkan ke hati. Aku yakin Kak Andini nggak mungkin melakukan hal seperti itu!""Dia bahkan hampir meninggalkan ibu kota kemarin. Kita yang dengan susah payah menahannya. Baga

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 344

    "Aku dengar Nona Andini bahkan sempat menjelek-jelekkan Keluarga Adipati di gerbang kota. Jangan-jangan semua itu dilakukan agar Tuan Abimana merasa bersalah dan nggak berani menghalangi pernikahannya dengan Jenderal Rangga?"Abimana tak lagi mendengar kelanjutan percakapan itu. Dia sudah tidak bisa menahan amarahnya. Dengan langkah lebar, dia keluar dari Kediaman Adipati.Semuanya masuk akal sekarang. Pantas saja, Andini tiba-tiba ingin meninggalkan ibu kota. Dua perempuan seperti dia dan Laras melakukan perjalanan jauh sendirian. Mereka tidak takut?Ternyata semua ini hanyalah sandiwara!Begitu Abimana pergi, para pelayan yang tadi bergosip langsung mengintip dari balik pintu. Saat melihat bahwa dia sudah pergi cukup jauh, mereka segera kembali ke kamar Dianti. "Nona, Tuan Abimana sudah pergi."Dianti yang tengah menyeka air matanya pun bertanya, "Apa Kakak mendengar semuanya?""Nona tenang saja, Tuan Abimana mendengar semuanya. Kami melihat betapa marahnya beliau. Pasti sekarang dia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 343

    Rangga akhirnya melepaskan cengkeramannya pada Kalingga, tetapi amarah di hatinya tetap membara. Bahkan, suaranya dipenuhi kekecewaan. "Kupikir kamu akan memahamiku."Dia tahu, permohonannya kepada Kaisar untuk menikahi Andini sebagai istri bukanlah hal yang mudah dipahami oleh orang lain. Itu sebabnya, meskipun Kaisar akhirnya mengabulkan permintaannya, titah itu tetap dibuat kurang jelas.Hanya dengan satu kalimat dari Kalingga, ayah dan ibu langsung menyerahkan pernikahan ini kepadanya. Padahal, Kalingga tahu betul apa saja yang telah dirinya lakukan demi Andini.Seluruh dunia boleh mengkhianatinya, tetapi tidak dengan Kalingga. Bagaimanapun, Rangga adalah adik kandungnya.Melihat kekecewaan yang jelas tergambar di mata Rangga, tatapan Kalingga menjadi suram. Nada suaranya dipenuhi dengan ketidakberdayaan. "Kalau begitu, anggap saja hari itu dia nggak pernah keluar dari halaman rumahku."Anggap saja rencana yang disusun Rangga dan Abimana telah berhasil. Anggap saja Andini sudah keh

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 342

    Tiga tahun, persis dengan waktu yang dia habiskan di penatu istana. Tiga tahun di sana telah membuatnya membayar lunas budi Keluarga Adipati yang telah membesarkannya selama 15 tahun.Maka, pernikahan tiga tahun dengan Kalingga ini juga akan menjadi caranya untuk membalas semua bantuan yang telah diberikan Kalingga kepadanya. Dia akan merawat Kalingga dengan sepenuh hati.Namun, tiga tahun kemudian, dia harus pergi. Dia harus menyambut hidup barunya. Jika tidak, dia tidak akan sanggup bertahan.Mendengar itu, Kalingga hanya tersenyum tipis dan dingin seperti biasa. Tanpa banyak bicara, dia meletakkan surat yang Andini kirimkan kemarin di atas meja.Andini tidak mengerti maksudnya, tetapi melihat Kalingga memberi isyarat dengan matanya, dia pun mengulurkan tangan dan mengambil surat itu.Tanpa disangka, sebuah mata panah yang telah berkarat tiba-tiba jatuh dari dalam amplop, menimpa meja dengan suara berat.Andini terkejut. Kemudian, terdengar suara Kalingga yang tidak sedingin biasanya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 341

    Tuan Kalingga?Laras terkejut, buru-buru membawa pelayan itu masuk.Saat ini, di sisi Kalingga hanya ada seorang pelayan yang selalu mengikutinya. Itu adalah orang kepercayaannya.Andini sempat bertemu dengan pelayan ini pagi tadi saat pergi menemui Kalingga. Melihatnya datang berkunjung malam ini, Andini tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia langsung bertanya, "Apa ada masalah dengan surat dari Byakta?"Pelayan itu memberi hormat, lalu pandangannya jatuh ke atas meja, tepat pada titah Kaisar yang diletakkan secara asal-asalan. "Tuan dengar Kaisar telah memberikan titah. Beliau secara khusus mengutus hamba untuk mengingatkan Nona. Hal ini bukan hal sepele, jadi jangan ceroboh. Harus hati-hati."Kata terakhir diucapkannya dengan sangat perlahan. Andini sedikit bingung, tetapi Laras langsung menangkap maksudnya dan segera bergerak untuk mengambil titah tersebut."Ya, ya! Kami akan memperlakukannya dengan hati-hati. Aku akan segera menyimpannya di tempat yang layak!" Dari tadi, dia

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status