(Brak!!)
“Apa-apaan ini! Matahari sudah terbit sedangkan gadis idiot itu masih bergelung di dalam selimut. Setelah apa yang dia lakukan di pesta tadi malam, gadis itu benar-benar bisa tidur dengan nyenyak.” seorang wanita muda dengan seragam pelayan menggerutu dengan jijik. Partner gadis muda itu adalah seorang wanita tua. Berbeda dengan si pelayan muda, pelayan wanita yang lebih tua dengan cekatan mulai membangunkan sang putri tidur sebelum mengantarnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ditinggalkan seorang diri untuk merapikan kamar, pelayan yang lebih muda mendengus kesal. Meski merasa enggan, gadis itu tetap melipat dan membersihkan kekacauan yang dibuat oleh sang putri saat tidur. Namun saat gadis itu mulai menyiapkan pakaian untuk dikenakan oleh sang putri, tatapannya mengarah pada kotak indah yang berkilau. Sontak, tatapan penuh serakah segera terlihat. Tanpa meminta izin pada pemiliknya, si pelayan muda membuka kotak perhiasan. Sebelum mulai mengambil beberapa benda berkilau dan memasukannya ke dalam saku baju miliknya. (Ceklek.) “Apa yang kau lakukan? Apa kau belum selesai menyiapkan gaun untuk tuan putri?” kali ini suara pelayan yang lebih tua terdengar. Berdiri di sampingnya, tampak seorang gadis cantik berambut pirang yang tengah tersenyum. “Anak bebek lucu.” “Anak bebek lucu.” “Ada lima anak bebek yang lucu.” “Mereka berenang-renang dan bertemu serigala.” Setelah kata serigala diucapkan, senyum yang sebelumnya hadir segera menghilang. Sebelum digantikan dengan ekspresi kesal dan marah. “Serigala jahat!” “Mereka memakan anak bebek yang lucu! Serigala jahat!” dengan itu, sang putri mulai melemparkan barang-barang di dalam kamar. Ruangan yang sebelumnya rapi kini kembali berantakan seperti sebelumnya. “Tuan Putri. Tenanglah.” “Para penjaga akan segera menangkap serigala. Jadi anak bebek tidak akan terluka.” si pelayan tua mencoba untuk menenangkan sang putri. “Benarkah?” ekspresi polos tampak di wajah cantik sang putri. “Tentu saja, Tuan Putri. Jadi Anda tidak perlu khawatir.” ucap si pelayan paruh baya dengan sabar. Melihat interaksi sang putri dan pelayan tua, si pelayan muda diam-diam menghela nafas tenang. “Sepertinya aku tidak ketahuan.” batin si pelayan muda. Setelahnya, pelayan itu mulai menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk membantu sang putri bersiap. Meski tidak separah sebelumnya, si pelayan muda masih mencibir perilaku tak biasa tuan putri. Di sisi lain, pelayan yang lebih tua begitu telaten dalam melayani tuannya. Perbedaan sikap keduanya terlihat begitu jelas. “Senior, aku lelah. Jika Senior ingin mengajak tuan putri berjalan-jalan, Anda bisa melakukannya seorang diri.” bahkan sebelum mendapat jawaban, si pelayan muda sudah melangkah pergi dari istana sang tuan putri. Pelayan tua yang melihat itu semua hanya bisa menggelengkan kepalanya sebelum menghela nafas tak berdaya, “Jika saja Yang Mulia Permaisuri masih hidup, Anda pasti tidak akan diperlakukan seperti ini.” “Sungguh Tuan Putriku yang malang.” si pelayan tua membelai rambut tuan putri dengan penuh sayang. Awalnya, dia adalah pengasuh tuan putri yang disegani. Namun sekarang, dengan kondisi putri yang tidak bisa membedakan satu atau dua, orang-orang mulai meremehkan dirinya. Meski begitu, dia sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut. Hal yang paling Ia khawatirkan adalah tidak ada lagi yang mau merawat tuan putri kecilnya setelah dia pergi. Itu sebabnya meski mengalami penurunan jabatan, Ia rela dijadikan sebagai pelayan agar bisa terus berada di sisi tuan putri kecilnya yang malang. Seolah mengerti kesedihan si pelayan tua, tuan putri yang cantik membalikan badan. Membuat rambut emas yang berkilau terhempas dengan elok. “Bibi.. Bibi..” “Senyum.” sembari mengatakan hal tersebut, sang tuan putri menepuk pelan rambut si pelayan tua. Gerakan tersebut mirip seperti saat orangtua menepuk kepala anaknya ketika mencapai hal-hal besar. Hanya saja dalam kasus ini, si anaklah yang menepuk kepala orang yang lebih dewasa. Mengetahui jika tuan putri sedang mencoba untuk menghibur dirinya, si pelayan tua tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum. Meski tiba-tiba saja sang putri kehilangan kewarasannya, gadis kecil itu tetap mempertahankan hatinya yang baik. “Tuan Putri, apa Anda ingin berjalan-jalan di taman?” si pelayan tua bertanya dengan sikap hangat. *** “Hm..” “Jika aku menjual perhiasan-perhiasan ini, aku pasti akan menjadi wanita kaya. Dengan begitu aku tidak perlu lagi melayani putri yang idiot.” ucapan tak pantas keluar dari mulut seorang pelayan istana. Di tangan pelayan itu, tampak beberapa kristal cantik dengan warna yang berbeda. Dilihat sepintas, orang akan tahu jika benda-benda tersebut adalah barang mahal. Tidak mungkin seorang pelayan belaka bisa mendapatkan hal-hal seperti itu. “Tapi, apa istana putri biasanya memang sesunyi ini? Kenapa sejak tadi aku tidak melihat orang lain?” gumam si pelayan wanita yang merasa bulu kuduknya mulai merinding. “Ini pasti karena semua orang benci harus merawat istana si putri idiot. Itu sebabnya mereka memilih bersantai di luar. Lagipula, tidak ada orang yang mengawasi tempat ini.” gumam si pelayan muda. Berusaha untuk mengenyahkan hal-hal buruk yang tidak masuk akal. Dia pernah mendengar rumor beberapa pelayan istana putri yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Namun, Ia pikir mereka yang menghilang adalah orang-orang yang kabur dari istana setelah mengambil beberapa barang berharga dari tempat itu. Seperti dirinya. Ia juga berencana untuk pergi dari tempat ini setelah menjual barang-barang berharga di tangannya. Tapi entah mengapa, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres saat ini. “Lebih baik aku cepat keluar dari tempat ini.” segera setelah pikiran itu muncul, si pelayan muda mendengar sebuah geraman hewan. (Ggrrr) “Siapa itu!” si pelayan muda segera melihat ke arah sumber suara. Namun hasilnya nihil. Tidak ada apapun yang terlihat. “Apa ini? Apa seseorang mencoba untuk bermain-main denganku?” si pelayan wanita segera menyembunyikan barang berharga di tangan ke dalam saku. Melirik ke sana dan kemari, si pelayan muda mencoba untuk memastikan situasi. Setelah dirasa aman, pelayan itu segera berlari ke arah pintu keluar. “Hah..” “Hah..” “Setelah melewati pintu itu aku akan aman.” terengah-engah, si pelayan wanita mencoba untuk segera keluar dari pintu utama istana putri. (Brak!!) Namun, tidak seperti dugaan si pelayan, apa yang menunggunya bukanlah tempat aman. Melainkan moncong seekor serigala yang sangat besar. Pelayan itu bahkan tidak sempat menjerit sebelum semuanya gelap. “Satu, dua, tiga, empat, lima.” “Aku sudah menemukan lima bebek untuk diselamatkan.” seorang lelaki tampak tengah menghitung benda-benda berkilau di tangannya. “Yang kali ini ternyata cukup serakah.” sebuah seringai muncul di balik topeng emas yang dikenakan.“Tuan Putri, tolong jangan berjalan terlalu cepat. Saat ini Yang Mulia Ratu tengah mengadakan pesta teh dan memanggil beberapa nona bangsawan. Jangan sampai kita menabrak salah satu nona muda.” pelayan tua yang menemani sang putri tampak kesulitan mengikuti langkah sang tuan. Diantara taman-taman istana, taman utama merupakan yang terbesar dan terindah. Dan yang terpenting, ada ayunan yang dibuat oleh kaisar untuk putri pertamanya yang cantik. Itu sebabnya si pelayan tua ingin membawa sang putri ke taman utama. Hanya saja dalam prosesnya, sang putri tiba-tiba berlari ke arah taman mawar. Tempat yang dekat dengan istana ratu. “Hah..” “Hah..” “Dimana tuan putri?” pelayan tua yang sebelumnya menemani sang putri telah kehilangan jejak. “Aku harap tuan putri tidak menemui hal buruk apapun.” *** “Hei, bukankah dia adalah tuan putri? Kenapa dia menyiram bunga di taman mawar?” seorang gadis berbisik lirih. Saat ini, ada beberapa nona muda yang sedang berjalan bersam
“Putra Mahkota, sepertinya saya harus merepotkan Anda untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Yang Mulia Ratu.” Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, perdana menteri segera melepas jubah luarnya. Sebelum mulai menyampirkan benda tersebut pada tubuh ramping sang tuan putri. “Yang Mulia Putri, saya memiliki beberapa permen yang manis. Jika Anda mau mengikuti saya, saya akan memberikan semua permen milik saya pada Yang Mulia Putri.” berbeda dengan sikap saat menghadapi putra mahkota, saat ini perdana menteri tampak seperti membujuk seorang anak dengan lembut. “Permen.” “Enak.” “Manis.. manis..” putri yang cantik segera membuat wajah penuh tekat. “Anda setuju untuk mengikuti saya? Kalau begitu pegang lengan saya terlebih dahulu.” saat mengatakan hal tersebut, perdana menteri telah menyilangkan tangan sang putri dengan lengannya. “Ikuti saya dengan baik.” setelah mengatakan hal tersebut, keduanya dengan cepat menghilang dari pandangan. Dengan begitu, putra mahkot
“Bibi, Selena mencubit tanganku. Aku merasa tubuhku menjadi lemas dan tak berdaya. Sepertinya aku harus bermalam di sini untuk memulihkan diri.” entah sejak kapan, namun Richard telah berada di samping bibi tua yang baru saja masuk. Bibi itu hanya menggelengkan kepala sebelum mulai meletakan barang-barang yang Ia bawa di atas meja. Saat Ia melakukannya, senyum tak pernah lepas dari bibir si bibi tua. Dulu, Ia sempat menjadi pengasuh perdana menteri kecil sebelum dipindah tugaskan untuk merawat tuan putri kekaisaran. Ibu perdana menteri kecil dan mendiang permaisuri adalah sahabat baik. Saat kondisi permaisuri mulai melemah, ibu perdana menteri yang adalah seorang duchess khawatir akan nasib si putri kecil. Istana kekaisaran tak ubahnya seperti medan perang. Apalagi bagi anak-anak seperti tuan putri yang tidak tahu apa-apa. Itu sebabnya duchess meminta mendiang permaisuri untuk menjadikan dirinya sebagai pengasuh tuan putri kecil. Dan sejak saat itu, Richard kecil juga dituga
Tuan putri yang tengah bergelung di dalam selimut merasa tercekik karena mimpi buruk yang selalu di alaminya. Entah sejak kapan, namun mimpi itu selalu datang seperti sebuah kutukan. Pikirannya terus tergerus. Dengan semua mimpi buruk yang dialami, tak heran jika lambat laun dirinya akan kehilangan akal. Satu-satunya saat dimana Ia terbebas dari mimpi buruk ialah ketika tengah malam. Sebagai salah satu keturunan pendiri kekaisaran, dia mewarisi kemampuan pemurnian. Namun, kemampuan itu masih belum stabil. Itu sebabnya dia tidak bisa menggunakan kekuatan tersebut sesuka hatinya. Namun, kekuatan itu akan muncul secara otomatis setiap tengah malam. Sepertinya, benda itu dapat merasakan hal buruk yang menimpa tuanya. Sayangnya karena kurangnya kemampuan, kekuatan pemurnian belum dapat sepenuhnya menghancurkan mimpi buruk yang selalu menimpa si pemilik kemampuan. “Hah!” “Hah!” Bangun dari mimpi buruk dengan keringat dingin saat tengah malam bukanlah sesuatu yang baru. Dan s
“Apa!! Kau mengusir Nona Merik!” “Putra Mahkota, apa kau sudah gila!” teriakan Ratu hampir mencapai pintu luar istana putra mahkota. “Bukan aku yang gila, ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik itu yang tidak tahu tempatnya.” putra mahkota membalas omelan ibunya. “Putra Mahkota, meski kau tidak menyukai wanita itu, kau seharusnya bisa menahan diri. Jika kau naik tahta, kau bebas melakukan apapun semaumu. Tidak perlu bagimu untuk memperdulikan gadis itu lagi.” ratu berusaha untuk meyakinkan putranya. “Bukan itu masalahnya, Ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik berani menghina anggota keluarga kekaisaran di hadapan perdana menteri.” “Kita berdua sudah berusaha keras untuk menarik perdana menteri ke pihak kita. Bagaimanapun juga, jika kita dapat mendapatkan bantuan perdana menteri, orang-orang kolot itu tak akan berani berkomentar apapun lagi.” “Tapi, wanita yang dipilih oleh ibu itu malah melecehkan si gadis idiot di hadapan perdana menteri. Dengan kepribadian perdana menter
“Menteri Keins, saya pikir seseorang telah mencuri anggaran yang dialokasikan untuk istana putri. Itu tidak benar bukan? Kita berdua sama-sama tahu apa hukuman bagi seseorang yang mencuri harta kekaisaran.” Begitu kata-kata itu jatuh, menteri keuangan segera berlutut di lantai yang keras. (Brugh!) “Saya tidak berani melakukannya, Perdana Menteri. Hanya saja, anggaran yang diminta oleh istana ratu terlalu banyak. Itu sebabnya saya menggunakan sebagian dana yang seharusnya dialokasikan pada istana putri untuk menutupi kekurangannya.” keringat dingin telah terbentuk di dahi menteri keuangan. Kejahatan mencuri harta istana adalah pelanggaran berat. Gelar seseorang bisa dicabut. Atau yang lebih parah, akan ada perintah eksekusi yang mengikuti. Meski secara teknis dia tidak mencuri apapun. Namun sebagian anggaran istana putri tetap saja menghilang. “Ah, jadi begitu.” perdana menteri tampak mengangguk kecil. “Kalau begitu sampai uang yang dicuri ratu dari istana putri kembali,
Bagi sang putri, hari ini tidak ada bedanya dengan hari biasa. Dia bangun, membersihkan diri dan berjalan-jalan di taman seperti biasa. Tentu saja, dia tidak bisa bersikap seperti tuan putri pada umumnya. Dia harus membuat sedikit keributan untuk mengelabuhi orang lain. Tampaknya, kepala pelayan telah menemukan pelayan baru untuk mengisi kekosongan di istana putri. Bagaimanapun juga, Richard yang saat ini menjabat sebagai perdana menteri kekaisaran sangat sensitif jika itu menyangkut orang yang melayaninya. Jika lelaki itu tidak menyukai seseorang, tak butuh waktu lama bagi orang tersebut untuk menghilang dari pandangan. Itu sebabnya istana putri seringkali melakukan rekrutmen pelayan baru. Orang-orang mungkin berpikir jika semua pelayan yang hilang telah kabur karena tidak mau melayani putri idiot. Tapi dia tak mempermasalahkan rumor seperti itu. Lagipula, hal-hal seperti itu tidak benar-benar bisa menyakiti dirinya. “Tuan Putri, apa Anda lapar? Saya secara khusus menyiap
“Ada apa ini!” Hal pertama yang Richard lihat saat mencari Selena adalah tangan gadis itu yang tengah di cengkeram oleh seorang pelayan. Meski berusaha bersikap seperti orang yang kehilangan akal, dia masih dapat melihat wajah tuan putrinya yang tampak lebih pucat dibandingkan hari-hari biasa. Bergegas, Richard segera melepaskan cengkeraman tangan si pelayan. Saat melihat bekas merah di kulit sang putri, kemarahan perdana menteri hampir mencapai puncaknya. “Berani-beraninya orang rendahan sepertimu menyakiti tuan putri!!” perdana menteri yang marah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. “Perdana Menteri, ini tidak seperti yang Anda lihat. Tuan putri sebelumnya ingin menyakiti dirinya sendiri. Itu sebabnya saya menahan tangan tuan putri agar tidak melakukan tindakan mengerikan tersebut.” si pelayan mencoba untuk membela diri. “Masih berani berbohong?” Richard tersenyum dingin. Setelahnya, pemuda itu langsung mencengkeram leher si pelayan dengan kuat, “Orang sep
“Buka pintunya.” Suara yang dingin dengan ekspresi datar. Orang-orang di sekitar hanya bisa menunduk hormat sebelum mulai mengikuti instruksi yang diberikan. (Crang!) (Ceklek.) “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Saya benar-benar tidak tahu apa-apa.” “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Ampuni saya.” Jeritan segera terdengar begitu Richard menginjakkan kaki di salah satu sel penjara. Pemuda yang menjadi perdana menteri pada usia yang masih terbilang muda itu menatap semua orang di dalam sel tahanan. Dengan segera, keributan yang sebelumnya hadir segera menghilang. Tatapan pemuda itu sangat dingin sampai dapat membekukan seseorang sampai ke dalam tulang belulangnya. Hal tersebut membuat orang yang melihat hanya bisa bergidik ngeri. Itu sebabnya semua orang segera bungkam. Mereka khawatir pemuda itu tak akan segan untuk menghabisi nyawa mereka jika menyinggung perasaannya. “Jadi, siapa yang ingin berbicara lebih dulu?” di sel tahanan yang sunyi, suara perdana menteri menjadi
“Lalu Selena, apa kau ingat apa saja yang dikatakan oleh bibi saat membawa pelayan itu ke kamarmu?” Atas pertanyaan tersebut, sang putri tampak merenung sejenak. Dan tak berselang lama, sebuah kerutan muncul di kening tuan putri yang cantik. “Kenapa aku tidak ingat apapun?” gumam Selena. Diam-diam, Richard memiliki ekspresi serius di wajahnya. “Saat kau berseteru dengan pelayan baru, kenapa kau tidak bersikap seperti biasanya?” “Jika kau yang biasa, pasti akan memilih untuk berkompromi terlebih dahulu sebelum memberi lawanmu pelajaran yang bagus. Apa sebelumnya, pelayan itu melakukan sesuatu yang membuatmu khawatir atau ketakutan?” Richard kembali bertanya. “Itu..” untuk kedua kalinya, sang putri kembali termenung. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Aku tidak ingat. Bagaimana aku bisa tidak ingat? Richard, apa akhirnya aku benar-benar menjadi gila?” hati yang tertekan tidak bisa dibohongi. “Selena, kau sama sekali tidak gila. Jika ada yang salah, itu pasti karen
“Apa Bibi bisa memberitahuku tentang pelayan baru yang ditugaskan di istana putri?” tanya Richard. “Tuan Muda Richard, saya tidak diberitahu apapun tentang adanya pelayan baru. Saya sendiri juga bingung mencari tuan putri karena beliau tidak ada di kamarnya saat saya datang.” jawab si bibi tua. “Lalu Bibi, kenapa Bibi tidak segera mencari tuan putri? Dengan keadaan beliau saat ini, akan sangat berbahaya untuk berjalan-jalan sendiri tanpa pengawasan apapun.” Richard mengajukan pertanyaan kedua. “Saya sudah melakukannya, Tuan Muda. Saya biasa mengajak tuan putri berkeliling taman saat pagi. Itu sebabnya setelah tidak menemukan tuan putri di manapun, saya berencana untuk mencari tuan putri di taman istana.” “Tapi saat dalam perjalanan, seorang pelayan berkata jika ratu ingin bertemu dengan saya. Itu sebabnya saya mempercayakan pelayan yang sebelumnya menemui saya untuk mencari tuan putri. Saya tidak menyangka jika pelayan itu akan mengabaikan permintaan saya. Terlebih ada seseora
Tak ada yang bisa membayangkan betapa marahnya Richard saat melihat tuan putrinya dilecehkan oleh orang lain. Bahkan pelecehan itu sampai meninggalkan bekas. Saat itu, hal yang Richard pikirkan adalah menyingkirkan pelaku yang menyakiti tuan putrinya sesegera mungkin. Namun bahkan setelah pemuda itu membunuh orang lain, kemarahan di hati tidak berkurang sama sekali. Sampai, tuan putri yang pemuda itu jaga seperti permata di telapak tangan diam-diam mencuri pandang ke arahnya. “Apa aku sudah membuatnya takut?” itu adalah hal pertama yang Richard pikirkan. Meski semua orang berpikir jika dia adalah orang yang dingin dan tak berperasaan, Ia sama sekali tidak perduli. Namun itu akan berbeda ketika jatuh pada sang putri. Itu sebabnya pada awalnya dia berpura-pura tak tahu apa yang sedang dilakukan oleh tuan putrinya. Tapi semakin lama, dia melihat telinga gadis itu yang memerah. “Apa Selena merasa malu?” saat pikiran itu terlintas di benak, kemarahan yang sebelumnya sangat suli
“Ada apa ini!” Hal pertama yang Richard lihat saat mencari Selena adalah tangan gadis itu yang tengah di cengkeram oleh seorang pelayan. Meski berusaha bersikap seperti orang yang kehilangan akal, dia masih dapat melihat wajah tuan putrinya yang tampak lebih pucat dibandingkan hari-hari biasa. Bergegas, Richard segera melepaskan cengkeraman tangan si pelayan. Saat melihat bekas merah di kulit sang putri, kemarahan perdana menteri hampir mencapai puncaknya. “Berani-beraninya orang rendahan sepertimu menyakiti tuan putri!!” perdana menteri yang marah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. “Perdana Menteri, ini tidak seperti yang Anda lihat. Tuan putri sebelumnya ingin menyakiti dirinya sendiri. Itu sebabnya saya menahan tangan tuan putri agar tidak melakukan tindakan mengerikan tersebut.” si pelayan mencoba untuk membela diri. “Masih berani berbohong?” Richard tersenyum dingin. Setelahnya, pemuda itu langsung mencengkeram leher si pelayan dengan kuat, “Orang sep
Bagi sang putri, hari ini tidak ada bedanya dengan hari biasa. Dia bangun, membersihkan diri dan berjalan-jalan di taman seperti biasa. Tentu saja, dia tidak bisa bersikap seperti tuan putri pada umumnya. Dia harus membuat sedikit keributan untuk mengelabuhi orang lain. Tampaknya, kepala pelayan telah menemukan pelayan baru untuk mengisi kekosongan di istana putri. Bagaimanapun juga, Richard yang saat ini menjabat sebagai perdana menteri kekaisaran sangat sensitif jika itu menyangkut orang yang melayaninya. Jika lelaki itu tidak menyukai seseorang, tak butuh waktu lama bagi orang tersebut untuk menghilang dari pandangan. Itu sebabnya istana putri seringkali melakukan rekrutmen pelayan baru. Orang-orang mungkin berpikir jika semua pelayan yang hilang telah kabur karena tidak mau melayani putri idiot. Tapi dia tak mempermasalahkan rumor seperti itu. Lagipula, hal-hal seperti itu tidak benar-benar bisa menyakiti dirinya. “Tuan Putri, apa Anda lapar? Saya secara khusus menyiap
“Menteri Keins, saya pikir seseorang telah mencuri anggaran yang dialokasikan untuk istana putri. Itu tidak benar bukan? Kita berdua sama-sama tahu apa hukuman bagi seseorang yang mencuri harta kekaisaran.” Begitu kata-kata itu jatuh, menteri keuangan segera berlutut di lantai yang keras. (Brugh!) “Saya tidak berani melakukannya, Perdana Menteri. Hanya saja, anggaran yang diminta oleh istana ratu terlalu banyak. Itu sebabnya saya menggunakan sebagian dana yang seharusnya dialokasikan pada istana putri untuk menutupi kekurangannya.” keringat dingin telah terbentuk di dahi menteri keuangan. Kejahatan mencuri harta istana adalah pelanggaran berat. Gelar seseorang bisa dicabut. Atau yang lebih parah, akan ada perintah eksekusi yang mengikuti. Meski secara teknis dia tidak mencuri apapun. Namun sebagian anggaran istana putri tetap saja menghilang. “Ah, jadi begitu.” perdana menteri tampak mengangguk kecil. “Kalau begitu sampai uang yang dicuri ratu dari istana putri kembali,
“Apa!! Kau mengusir Nona Merik!” “Putra Mahkota, apa kau sudah gila!” teriakan Ratu hampir mencapai pintu luar istana putra mahkota. “Bukan aku yang gila, ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik itu yang tidak tahu tempatnya.” putra mahkota membalas omelan ibunya. “Putra Mahkota, meski kau tidak menyukai wanita itu, kau seharusnya bisa menahan diri. Jika kau naik tahta, kau bebas melakukan apapun semaumu. Tidak perlu bagimu untuk memperdulikan gadis itu lagi.” ratu berusaha untuk meyakinkan putranya. “Bukan itu masalahnya, Ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik berani menghina anggota keluarga kekaisaran di hadapan perdana menteri.” “Kita berdua sudah berusaha keras untuk menarik perdana menteri ke pihak kita. Bagaimanapun juga, jika kita dapat mendapatkan bantuan perdana menteri, orang-orang kolot itu tak akan berani berkomentar apapun lagi.” “Tapi, wanita yang dipilih oleh ibu itu malah melecehkan si gadis idiot di hadapan perdana menteri. Dengan kepribadian perdana menter
Tuan putri yang tengah bergelung di dalam selimut merasa tercekik karena mimpi buruk yang selalu di alaminya. Entah sejak kapan, namun mimpi itu selalu datang seperti sebuah kutukan. Pikirannya terus tergerus. Dengan semua mimpi buruk yang dialami, tak heran jika lambat laun dirinya akan kehilangan akal. Satu-satunya saat dimana Ia terbebas dari mimpi buruk ialah ketika tengah malam. Sebagai salah satu keturunan pendiri kekaisaran, dia mewarisi kemampuan pemurnian. Namun, kemampuan itu masih belum stabil. Itu sebabnya dia tidak bisa menggunakan kekuatan tersebut sesuka hatinya. Namun, kekuatan itu akan muncul secara otomatis setiap tengah malam. Sepertinya, benda itu dapat merasakan hal buruk yang menimpa tuanya. Sayangnya karena kurangnya kemampuan, kekuatan pemurnian belum dapat sepenuhnya menghancurkan mimpi buruk yang selalu menimpa si pemilik kemampuan. “Hah!” “Hah!” Bangun dari mimpi buruk dengan keringat dingin saat tengah malam bukanlah sesuatu yang baru. Dan s