“Apa Bibi bisa memberitahuku tentang pelayan baru yang ditugaskan di istana putri?” tanya Richard. “Tuan Muda Richard, saya tidak diberitahu apapun tentang adanya pelayan baru. Saya sendiri juga bingung mencari tuan putri karena beliau tidak ada di kamarnya saat saya datang.” jawab si bibi tua. “Lalu Bibi, kenapa Bibi tidak segera mencari tuan putri? Dengan keadaan beliau saat ini, akan sangat berbahaya untuk berjalan-jalan sendiri tanpa pengawasan apapun.” Richard mengajukan pertanyaan kedua. “Saya sudah melakukannya, Tuan Muda. Saya biasa mengajak tuan putri berkeliling taman saat pagi. Itu sebabnya setelah tidak menemukan tuan putri di manapun, saya berencana untuk mencari tuan putri di taman istana.” “Tapi saat dalam perjalanan, seorang pelayan berkata jika ratu ingin bertemu dengan saya. Itu sebabnya saya mempercayakan pelayan yang sebelumnya menemui saya untuk mencari tuan putri. Saya tidak menyangka jika pelayan itu akan mengabaikan permintaan saya. Terlebih ada seseora
“Lalu Selena, apa kau ingat apa saja yang dikatakan oleh bibi saat membawa pelayan itu ke kamarmu?” Atas pertanyaan tersebut, sang putri tampak merenung sejenak. Dan tak berselang lama, sebuah kerutan muncul di kening tuan putri yang cantik. “Kenapa aku tidak ingat apapun?” gumam Selena. Diam-diam, Richard memiliki ekspresi serius di wajahnya. “Saat kau berseteru dengan pelayan baru, kenapa kau tidak bersikap seperti biasanya?” “Jika kau yang biasa, pasti akan memilih untuk berkompromi terlebih dahulu sebelum memberi lawanmu pelajaran yang bagus. Apa sebelumnya, pelayan itu melakukan sesuatu yang membuatmu khawatir atau ketakutan?” Richard kembali bertanya. “Itu..” untuk kedua kalinya, sang putri kembali termenung. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Aku tidak ingat. Bagaimana aku bisa tidak ingat? Richard, apa akhirnya aku benar-benar menjadi gila?” hati yang tertekan tidak bisa dibohongi. “Selena, kau sama sekali tidak gila. Jika ada yang salah, itu pasti karen
“Buka pintunya.” Suara yang dingin dengan ekspresi datar. Orang-orang di sekitar hanya bisa menunduk hormat sebelum mulai mengikuti instruksi yang diberikan. (Crang!) (Ceklek.) “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Saya benar-benar tidak tahu apa-apa.” “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Ampuni saya.” Jeritan segera terdengar begitu Richard menginjakkan kaki di salah satu sel penjara. Pemuda yang menjadi perdana menteri pada usia yang masih terbilang muda itu menatap semua orang di dalam sel tahanan. Dengan segera, keributan yang sebelumnya hadir segera menghilang. Tatapan pemuda itu sangat dingin sampai dapat membekukan seseorang sampai ke dalam tulang belulangnya. Hal tersebut membuat orang yang melihat hanya bisa bergidik ngeri. Itu sebabnya semua orang segera bungkam. Mereka khawatir pemuda itu tak akan segan untuk menghabisi nyawa mereka jika menyinggung perasaannya. “Jadi, siapa yang ingin berbicara lebih dulu?” di sel tahanan yang sunyi, suara perdana menteri menjadi
“Hei! Bukankah dia adalah putri idiot yang dirumorkan? Apa yang dia lakukan di pesta mewah ini?” seorang gadis berbisik pada teman wanita yang berdiri di sampingnya. “Memalukan! Tidak cukup menjadi aib keluarga kekaisaran. Sekarang dia juga berani menginjakkan kaki di tempat yang tidak seharusnya.” ucap seorang gadis yang menyembunyikan cibirannya di balik kipas yang dibentangkan. “Kalian berdua. Tolong jangan menghina tuan putri seperti itu. Bagaimanapun juga, dia masih anggkota keluarga kekaisaran.” suara lembut terdengar dari seorang gadis muda berambut biru laut. Matanya yang senada entah bagaimana membawa kesejukan bagi orang yang melihatnya. Ditambah dengan kulit putihnya yang terawat, penampilan gadis itu tampak cukup memukau dibandingkan dengan orang lain yang hadir. Hanya ada satu pengecualian. Di tengah ruangan, berdiri seorang gadis dengan rambut pirang yang menyilaukan. Hidung mancung, bibir merah dan sepasang mata emas yang menyihir. Penampilan gadis itu begitu
(Brak!!) “Apa-apaan ini! Matahari sudah terbit sedangkan gadis idiot itu masih bergelung di dalam selimut. Setelah apa yang dia lakukan di pesta tadi malam, gadis itu benar-benar bisa tidur dengan nyenyak.” seorang wanita muda dengan seragam pelayan menggerutu dengan jijik. Partner gadis muda itu adalah seorang wanita tua. Berbeda dengan si pelayan muda, pelayan wanita yang lebih tua dengan cekatan mulai membangunkan sang putri tidur sebelum mengantarnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ditinggalkan seorang diri untuk merapikan kamar, pelayan yang lebih muda mendengus kesal. Meski merasa enggan, gadis itu tetap melipat dan membersihkan kekacauan yang dibuat oleh sang putri saat tidur. Namun saat gadis itu mulai menyiapkan pakaian untuk dikenakan oleh sang putri, tatapannya mengarah pada kotak indah yang berkilau. Sontak, tatapan penuh serakah segera terlihat. Tanpa meminta izin pada pemiliknya, si pelayan muda membuka kotak perhiasan. Sebelum mulai mengambil beber
“Tuan Putri, tolong jangan berjalan terlalu cepat. Saat ini Yang Mulia Ratu tengah mengadakan pesta teh dan memanggil beberapa nona bangsawan. Jangan sampai kita menabrak salah satu nona muda.” pelayan tua yang menemani sang putri tampak kesulitan mengikuti langkah sang tuan. Diantara taman-taman istana, taman utama merupakan yang terbesar dan terindah. Dan yang terpenting, ada ayunan yang dibuat oleh kaisar untuk putri pertamanya yang cantik. Itu sebabnya si pelayan tua ingin membawa sang putri ke taman utama. Hanya saja dalam prosesnya, sang putri tiba-tiba berlari ke arah taman mawar. Tempat yang dekat dengan istana ratu. “Hah..” “Hah..” “Dimana tuan putri?” pelayan tua yang sebelumnya menemani sang putri telah kehilangan jejak. “Aku harap tuan putri tidak menemui hal buruk apapun.” *** “Hei, bukankah dia adalah tuan putri? Kenapa dia menyiram bunga di taman mawar?” seorang gadis berbisik lirih. Saat ini, ada beberapa nona muda yang sedang berjalan bersam
“Putra Mahkota, sepertinya saya harus merepotkan Anda untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Yang Mulia Ratu.” Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, perdana menteri segera melepas jubah luarnya. Sebelum mulai menyampirkan benda tersebut pada tubuh ramping sang tuan putri. “Yang Mulia Putri, saya memiliki beberapa permen yang manis. Jika Anda mau mengikuti saya, saya akan memberikan semua permen milik saya pada Yang Mulia Putri.” berbeda dengan sikap saat menghadapi putra mahkota, saat ini perdana menteri tampak seperti membujuk seorang anak dengan lembut. “Permen.” “Enak.” “Manis.. manis..” putri yang cantik segera membuat wajah penuh tekat. “Anda setuju untuk mengikuti saya? Kalau begitu pegang lengan saya terlebih dahulu.” saat mengatakan hal tersebut, perdana menteri telah menyilangkan tangan sang putri dengan lengannya. “Ikuti saya dengan baik.” setelah mengatakan hal tersebut, keduanya dengan cepat menghilang dari pandangan. Dengan begitu, putra mahkot
“Bibi, Selena mencubit tanganku. Aku merasa tubuhku menjadi lemas dan tak berdaya. Sepertinya aku harus bermalam di sini untuk memulihkan diri.” entah sejak kapan, namun Richard telah berada di samping bibi tua yang baru saja masuk. Bibi itu hanya menggelengkan kepala sebelum mulai meletakan barang-barang yang Ia bawa di atas meja. Saat Ia melakukannya, senyum tak pernah lepas dari bibir si bibi tua. Dulu, Ia sempat menjadi pengasuh perdana menteri kecil sebelum dipindah tugaskan untuk merawat tuan putri kekaisaran. Ibu perdana menteri kecil dan mendiang permaisuri adalah sahabat baik. Saat kondisi permaisuri mulai melemah, ibu perdana menteri yang adalah seorang duchess khawatir akan nasib si putri kecil. Istana kekaisaran tak ubahnya seperti medan perang. Apalagi bagi anak-anak seperti tuan putri yang tidak tahu apa-apa. Itu sebabnya duchess meminta mendiang permaisuri untuk menjadikan dirinya sebagai pengasuh tuan putri kecil. Dan sejak saat itu, Richard kecil juga dituga
“Buka pintunya.” Suara yang dingin dengan ekspresi datar. Orang-orang di sekitar hanya bisa menunduk hormat sebelum mulai mengikuti instruksi yang diberikan. (Crang!) (Ceklek.) “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Saya benar-benar tidak tahu apa-apa.” “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Ampuni saya.” Jeritan segera terdengar begitu Richard menginjakkan kaki di salah satu sel penjara. Pemuda yang menjadi perdana menteri pada usia yang masih terbilang muda itu menatap semua orang di dalam sel tahanan. Dengan segera, keributan yang sebelumnya hadir segera menghilang. Tatapan pemuda itu sangat dingin sampai dapat membekukan seseorang sampai ke dalam tulang belulangnya. Hal tersebut membuat orang yang melihat hanya bisa bergidik ngeri. Itu sebabnya semua orang segera bungkam. Mereka khawatir pemuda itu tak akan segan untuk menghabisi nyawa mereka jika menyinggung perasaannya. “Jadi, siapa yang ingin berbicara lebih dulu?” di sel tahanan yang sunyi, suara perdana menteri menjadi
“Lalu Selena, apa kau ingat apa saja yang dikatakan oleh bibi saat membawa pelayan itu ke kamarmu?” Atas pertanyaan tersebut, sang putri tampak merenung sejenak. Dan tak berselang lama, sebuah kerutan muncul di kening tuan putri yang cantik. “Kenapa aku tidak ingat apapun?” gumam Selena. Diam-diam, Richard memiliki ekspresi serius di wajahnya. “Saat kau berseteru dengan pelayan baru, kenapa kau tidak bersikap seperti biasanya?” “Jika kau yang biasa, pasti akan memilih untuk berkompromi terlebih dahulu sebelum memberi lawanmu pelajaran yang bagus. Apa sebelumnya, pelayan itu melakukan sesuatu yang membuatmu khawatir atau ketakutan?” Richard kembali bertanya. “Itu..” untuk kedua kalinya, sang putri kembali termenung. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Aku tidak ingat. Bagaimana aku bisa tidak ingat? Richard, apa akhirnya aku benar-benar menjadi gila?” hati yang tertekan tidak bisa dibohongi. “Selena, kau sama sekali tidak gila. Jika ada yang salah, itu pasti karen
“Apa Bibi bisa memberitahuku tentang pelayan baru yang ditugaskan di istana putri?” tanya Richard. “Tuan Muda Richard, saya tidak diberitahu apapun tentang adanya pelayan baru. Saya sendiri juga bingung mencari tuan putri karena beliau tidak ada di kamarnya saat saya datang.” jawab si bibi tua. “Lalu Bibi, kenapa Bibi tidak segera mencari tuan putri? Dengan keadaan beliau saat ini, akan sangat berbahaya untuk berjalan-jalan sendiri tanpa pengawasan apapun.” Richard mengajukan pertanyaan kedua. “Saya sudah melakukannya, Tuan Muda. Saya biasa mengajak tuan putri berkeliling taman saat pagi. Itu sebabnya setelah tidak menemukan tuan putri di manapun, saya berencana untuk mencari tuan putri di taman istana.” “Tapi saat dalam perjalanan, seorang pelayan berkata jika ratu ingin bertemu dengan saya. Itu sebabnya saya mempercayakan pelayan yang sebelumnya menemui saya untuk mencari tuan putri. Saya tidak menyangka jika pelayan itu akan mengabaikan permintaan saya. Terlebih ada seseora
Tak ada yang bisa membayangkan betapa marahnya Richard saat melihat tuan putrinya dilecehkan oleh orang lain. Bahkan pelecehan itu sampai meninggalkan bekas. Saat itu, hal yang Richard pikirkan adalah menyingkirkan pelaku yang menyakiti tuan putrinya sesegera mungkin. Namun bahkan setelah pemuda itu membunuh orang lain, kemarahan di hati tidak berkurang sama sekali. Sampai, tuan putri yang pemuda itu jaga seperti permata di telapak tangan diam-diam mencuri pandang ke arahnya. “Apa aku sudah membuatnya takut?” itu adalah hal pertama yang Richard pikirkan. Meski semua orang berpikir jika dia adalah orang yang dingin dan tak berperasaan, Ia sama sekali tidak perduli. Namun itu akan berbeda ketika jatuh pada sang putri. Itu sebabnya pada awalnya dia berpura-pura tak tahu apa yang sedang dilakukan oleh tuan putrinya. Tapi semakin lama, dia melihat telinga gadis itu yang memerah. “Apa Selena merasa malu?” saat pikiran itu terlintas di benak, kemarahan yang sebelumnya sangat suli
“Ada apa ini!” Hal pertama yang Richard lihat saat mencari Selena adalah tangan gadis itu yang tengah di cengkeram oleh seorang pelayan. Meski berusaha bersikap seperti orang yang kehilangan akal, dia masih dapat melihat wajah tuan putrinya yang tampak lebih pucat dibandingkan hari-hari biasa. Bergegas, Richard segera melepaskan cengkeraman tangan si pelayan. Saat melihat bekas merah di kulit sang putri, kemarahan perdana menteri hampir mencapai puncaknya. “Berani-beraninya orang rendahan sepertimu menyakiti tuan putri!!” perdana menteri yang marah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. “Perdana Menteri, ini tidak seperti yang Anda lihat. Tuan putri sebelumnya ingin menyakiti dirinya sendiri. Itu sebabnya saya menahan tangan tuan putri agar tidak melakukan tindakan mengerikan tersebut.” si pelayan mencoba untuk membela diri. “Masih berani berbohong?” Richard tersenyum dingin. Setelahnya, pemuda itu langsung mencengkeram leher si pelayan dengan kuat, “Orang sep
Bagi sang putri, hari ini tidak ada bedanya dengan hari biasa. Dia bangun, membersihkan diri dan berjalan-jalan di taman seperti biasa. Tentu saja, dia tidak bisa bersikap seperti tuan putri pada umumnya. Dia harus membuat sedikit keributan untuk mengelabuhi orang lain. Tampaknya, kepala pelayan telah menemukan pelayan baru untuk mengisi kekosongan di istana putri. Bagaimanapun juga, Richard yang saat ini menjabat sebagai perdana menteri kekaisaran sangat sensitif jika itu menyangkut orang yang melayaninya. Jika lelaki itu tidak menyukai seseorang, tak butuh waktu lama bagi orang tersebut untuk menghilang dari pandangan. Itu sebabnya istana putri seringkali melakukan rekrutmen pelayan baru. Orang-orang mungkin berpikir jika semua pelayan yang hilang telah kabur karena tidak mau melayani putri idiot. Tapi dia tak mempermasalahkan rumor seperti itu. Lagipula, hal-hal seperti itu tidak benar-benar bisa menyakiti dirinya. “Tuan Putri, apa Anda lapar? Saya secara khusus menyiap
“Menteri Keins, saya pikir seseorang telah mencuri anggaran yang dialokasikan untuk istana putri. Itu tidak benar bukan? Kita berdua sama-sama tahu apa hukuman bagi seseorang yang mencuri harta kekaisaran.” Begitu kata-kata itu jatuh, menteri keuangan segera berlutut di lantai yang keras. (Brugh!) “Saya tidak berani melakukannya, Perdana Menteri. Hanya saja, anggaran yang diminta oleh istana ratu terlalu banyak. Itu sebabnya saya menggunakan sebagian dana yang seharusnya dialokasikan pada istana putri untuk menutupi kekurangannya.” keringat dingin telah terbentuk di dahi menteri keuangan. Kejahatan mencuri harta istana adalah pelanggaran berat. Gelar seseorang bisa dicabut. Atau yang lebih parah, akan ada perintah eksekusi yang mengikuti. Meski secara teknis dia tidak mencuri apapun. Namun sebagian anggaran istana putri tetap saja menghilang. “Ah, jadi begitu.” perdana menteri tampak mengangguk kecil. “Kalau begitu sampai uang yang dicuri ratu dari istana putri kembali,
“Apa!! Kau mengusir Nona Merik!” “Putra Mahkota, apa kau sudah gila!” teriakan Ratu hampir mencapai pintu luar istana putra mahkota. “Bukan aku yang gila, ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik itu yang tidak tahu tempatnya.” putra mahkota membalas omelan ibunya. “Putra Mahkota, meski kau tidak menyukai wanita itu, kau seharusnya bisa menahan diri. Jika kau naik tahta, kau bebas melakukan apapun semaumu. Tidak perlu bagimu untuk memperdulikan gadis itu lagi.” ratu berusaha untuk meyakinkan putranya. “Bukan itu masalahnya, Ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik berani menghina anggota keluarga kekaisaran di hadapan perdana menteri.” “Kita berdua sudah berusaha keras untuk menarik perdana menteri ke pihak kita. Bagaimanapun juga, jika kita dapat mendapatkan bantuan perdana menteri, orang-orang kolot itu tak akan berani berkomentar apapun lagi.” “Tapi, wanita yang dipilih oleh ibu itu malah melecehkan si gadis idiot di hadapan perdana menteri. Dengan kepribadian perdana menter
Tuan putri yang tengah bergelung di dalam selimut merasa tercekik karena mimpi buruk yang selalu di alaminya. Entah sejak kapan, namun mimpi itu selalu datang seperti sebuah kutukan. Pikirannya terus tergerus. Dengan semua mimpi buruk yang dialami, tak heran jika lambat laun dirinya akan kehilangan akal. Satu-satunya saat dimana Ia terbebas dari mimpi buruk ialah ketika tengah malam. Sebagai salah satu keturunan pendiri kekaisaran, dia mewarisi kemampuan pemurnian. Namun, kemampuan itu masih belum stabil. Itu sebabnya dia tidak bisa menggunakan kekuatan tersebut sesuka hatinya. Namun, kekuatan itu akan muncul secara otomatis setiap tengah malam. Sepertinya, benda itu dapat merasakan hal buruk yang menimpa tuanya. Sayangnya karena kurangnya kemampuan, kekuatan pemurnian belum dapat sepenuhnya menghancurkan mimpi buruk yang selalu menimpa si pemilik kemampuan. “Hah!” “Hah!” Bangun dari mimpi buruk dengan keringat dingin saat tengah malam bukanlah sesuatu yang baru. Dan s