“Putra Mahkota, sepertinya saya harus merepotkan Anda untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Yang Mulia Ratu.”
Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, perdana menteri segera melepas jubah luarnya. Sebelum mulai menyampirkan benda tersebut pada tubuh ramping sang tuan putri. “Yang Mulia Putri, saya memiliki beberapa permen yang manis. Jika Anda mau mengikuti saya, saya akan memberikan semua permen milik saya pada Yang Mulia Putri.” berbeda dengan sikap saat menghadapi putra mahkota, saat ini perdana menteri tampak seperti membujuk seorang anak dengan lembut. “Permen.” “Enak.” “Manis.. manis..” putri yang cantik segera membuat wajah penuh tekat. “Anda setuju untuk mengikuti saya? Kalau begitu pegang lengan saya terlebih dahulu.” saat mengatakan hal tersebut, perdana menteri telah menyilangkan tangan sang putri dengan lengannya. “Ikuti saya dengan baik.” setelah mengatakan hal tersebut, keduanya dengan cepat menghilang dari pandangan. Dengan begitu, putra mahkota ditinggalkan hanya dengan seorang nona muda. Gadis cantik yang sebelumnya selalu bersikap percaya diri kini hanya bisa menundukkan kepala. Malu bercampur takut dirasakan. “Mulai sekarang, jangan pernah muncul di hadapanku lagi.” suara dingin putra mahkota terdengar. “Tapi Yang Mulia..” “Kau berani menentang ucapanku!” pemuda yang menyandang gelar sebagai putra mahkota itu menatap tajam pada gadis berambut biru di hadapannya. “Ma..” “Maaf, Yang Mulia.” syok karena dibentak oleh lelaki pujaannya, Berrty hanya bisa menundukkan kepalanya dalam diam. Ekspresi sedih dengan mata berkaca-kaca terlihat dari samping. “Pergilah. Jangan pernah menunjukkan diri tanpa instruksi apapun dariku.” ucap putra mahkota. “Baik, Yang Mulia.” setelah mengatakan hal tersebut, Berrty segera berlari pergi. Mata yang merah menunjukkan kesedihan, kemarahan dan kekecewaan yang besar. Tentu dia tidak berani marah pada putra mahkota ataupun perdana menteri yang berkuasa. Kemarahan yang Ia rasakan ditujukan pada putri idiot yang menyebabkan semua hal buruk terjadi padanya. Jika gadis itu tidak mempermalukannya sedemikian rupa di pesta putra mahkota, dia tak akan begitu mudah terpancing emosi saat melihat gadis itu lagi. Dan jika si putri idiot tidak sendirian di tempat yang sepi, dia tak akan begitu gegabah untuk melakukan pembalasan. Ia yang selalu dipuji oleh orang lain karena sikap dan kebaikan hatinya, tertangkap basah sedang melecehkan anggota keluarga kekaisaran di hadapan dua pemuda paling berpengaruh di Kekaisaran Nesia. Hal seperti itu benar-benar menjadi noda pada reputasinya yang gemilang. “Dasar gadis idiot tak tahu diri. Jika sudah saatnya, aku pasti akan membalas semua perbuatannya dengan lebih keras.” janji Berrty pada dirinya sendiri. *** Istana Putri. (Ceklek.) Suara pintu yang dibuka terdengar. “Tuan Putri! Kemana saja Anda selama ini? Apa yang terjadi? Kenapa pakaian Anda basah seperti ini?” begitu si putri cantik memasuki istananya, seorang pelayan tua tampak menyambut dengan penuh perhatian. Wanita tua itu mulai bertanya apa, kenapa, dan kemana saja sang tuan pergi. Kekhawatiran yang tulus pada sang putri membuat si pelayan tua tanpa sengaja mengabaikan kehadiran sosok lain yang berdiri di samping sang putri. “Ehm..” “Bibi, Tuan Putri baik-baik saja. Lebih dari itu, sebaiknya Bibi cepat-cepat mengganti gaun Tuan Putri terlebih dahulu. Saya khawatir Tuan Putri akan masuk angin jika terlalu lama memakai pakaian basah.” pada akhirnya, perdana menteri berdehem pelan untuk menarik perhatian si bibi tua. “Astaga! Bukankah ini Tuan Perdana Menteri? Saya pasti melupakan sopan santun sejenak karena terlalu fokus pada tuan putri.” ucap si pelayan tua. “Bibi, panggilan Tuan Perdana Menteri membuatku malu. Bibi bisa memanggilku seperti saat aku masih kecil.” balas perdana menteri dengan ramah. “Hohoho.. Bagaimana saya bisa melakukan hal seperti itu? Tuan Muda Richard sekarang sudah menjadi seorang perdana menteri. Tentu saja saya juga harus memanggil Anda dengan sebutan Tuan Perdana Menteri.” meski menggunakan kata-kata penolakan, namun sang bibi sudah memanggil perdana menteri dengan nama depannya. Melihat itu semua, pemuda yang sebelumnya dipanggil Richard hanya memberi senyum tak berdaya. Bukti bahwa Ia mengakui kekalahannya pada si wanita tua. Setelahnya, tak butuh waktu lama bagi bibi tua untuk membantu sang putri berganti pakaian. Bibi tua itu kemudian menitipkan sang putri pada Richard sebelum pergi menyiapkan teh hangat dan cemilan kecil. “Jangan memanggil bibi orang lain dengan sebutan bibi.” setelah kepergian si bibi tua, tuan putri yang sebelumnya tengah bermain dengan sulaman di gaun birunya tiba-tiba berbicara dengan tenang. Mata yang kosong kini telah kembali bercahaya. Bahkan sikap duduk yang berantakan telah dikembalikan dengan eloknya. “Lalu, apa aku harus memanggil bibi dengan sebutan sayang?” mendapati pemandangan yang tak biasa, sikap Richard sama sekali tak berubah. Dia masih memiliki atmosfer ramah seperti sebelumnya. “Jika ada orang yang mendengar ucapanmu, mereka akan menganggapmu sebagai orang cabul.” balas sang tuan putri. “Ucapanmu masih pedas seperti biasa. Jika itu orang lain, mereka akan menganggap kita berdua sebagai musuh bebuyutan. Bukan teman masa kecil yang saling menyayangi.” ucap Richard tak mau kalah. “Berhenti bermain-main. Apa kau sudah mendapatkan sesuatu?” sang tuan putri hampir memutar bola matanya karena candaan tak lucu dari sahabat baiknya itu. “Tentu saja.” setelah mengatakan hal tersebut, Richard segera mengeluarkan sebuah kantong dari saku miliknya. “Apa ini?” tanya sang tuan putri. “Periksa saja jika kau penasaran.” jawab Richard. Tak butuh waktu lama bagi sang putri untuk memeriksa isi kantong. Begitu melihat apa isi di dalamnya, tuan putri yang cantik segera mengerutkan kening. Sebelum mengembalikan benda tersebut pada pemuda berambut hitam yang tengah duduk di sebelahnya. “Aku tidak mau.” ucap sang tuan putri. “Ambil saja. Tidak perlu sungkan.” Richard menahan tangan sang putri yang ingin mengembalikan kantong miliknya. “Aku tidak sungkan. Aku benar-benar tidak mau menerima benda seperti itu.” tuan putri yang cantik masih berusaha keras untuk mendorong kantong di tangannya. “Terima saja.” “Tidak mau.” “Terima.” “Tidak.” “Terima.” “Aku tidak mau Richard. Berhenti membuatku mengulangi kata-kataku sendiri.” pada akhirnya, sang tuan putri mencubit tangan Richard yang menahan tangan miliknya. “Aduh! Aduh!” “Bibi, Selena mencubit tanganku. Aku merasa tubuhku menjadi lemas dan tak berdaya. Sepertinya aku harus bermalam di sini untuk memulihkan diri.” saat itu, pintu yang terbuka benar-benar saat yang tepat untuk mengajukan keluhan.“Bibi, Selena mencubit tanganku. Aku merasa tubuhku menjadi lemas dan tak berdaya. Sepertinya aku harus bermalam di sini untuk memulihkan diri.” entah sejak kapan, namun Richard telah berada di samping bibi tua yang baru saja masuk. Bibi itu hanya menggelengkan kepala sebelum mulai meletakan barang-barang yang Ia bawa di atas meja. Saat Ia melakukannya, senyum tak pernah lepas dari bibir si bibi tua. Dulu, Ia sempat menjadi pengasuh perdana menteri kecil sebelum dipindah tugaskan untuk merawat tuan putri kekaisaran. Ibu perdana menteri kecil dan mendiang permaisuri adalah sahabat baik. Saat kondisi permaisuri mulai melemah, ibu perdana menteri yang adalah seorang duchess khawatir akan nasib si putri kecil. Istana kekaisaran tak ubahnya seperti medan perang. Apalagi bagi anak-anak seperti tuan putri yang tidak tahu apa-apa. Itu sebabnya duchess meminta mendiang permaisuri untuk menjadikan dirinya sebagai pengasuh tuan putri kecil. Dan sejak saat itu, Richard kecil juga dituga
Tuan putri yang tengah bergelung di dalam selimut merasa tercekik karena mimpi buruk yang selalu di alaminya. Entah sejak kapan, namun mimpi itu selalu datang seperti sebuah kutukan. Pikirannya terus tergerus. Dengan semua mimpi buruk yang dialami, tak heran jika lambat laun dirinya akan kehilangan akal. Satu-satunya saat dimana Ia terbebas dari mimpi buruk ialah ketika tengah malam. Sebagai salah satu keturunan pendiri kekaisaran, dia mewarisi kemampuan pemurnian. Namun, kemampuan itu masih belum stabil. Itu sebabnya dia tidak bisa menggunakan kekuatan tersebut sesuka hatinya. Namun, kekuatan itu akan muncul secara otomatis setiap tengah malam. Sepertinya, benda itu dapat merasakan hal buruk yang menimpa tuanya. Sayangnya karena kurangnya kemampuan, kekuatan pemurnian belum dapat sepenuhnya menghancurkan mimpi buruk yang selalu menimpa si pemilik kemampuan. “Hah!” “Hah!” Bangun dari mimpi buruk dengan keringat dingin saat tengah malam bukanlah sesuatu yang baru. Dan s
“Apa!! Kau mengusir Nona Merik!” “Putra Mahkota, apa kau sudah gila!” teriakan Ratu hampir mencapai pintu luar istana putra mahkota. “Bukan aku yang gila, ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik itu yang tidak tahu tempatnya.” putra mahkota membalas omelan ibunya. “Putra Mahkota, meski kau tidak menyukai wanita itu, kau seharusnya bisa menahan diri. Jika kau naik tahta, kau bebas melakukan apapun semaumu. Tidak perlu bagimu untuk memperdulikan gadis itu lagi.” ratu berusaha untuk meyakinkan putranya. “Bukan itu masalahnya, Ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik berani menghina anggota keluarga kekaisaran di hadapan perdana menteri.” “Kita berdua sudah berusaha keras untuk menarik perdana menteri ke pihak kita. Bagaimanapun juga, jika kita dapat mendapatkan bantuan perdana menteri, orang-orang kolot itu tak akan berani berkomentar apapun lagi.” “Tapi, wanita yang dipilih oleh ibu itu malah melecehkan si gadis idiot di hadapan perdana menteri. Dengan kepribadian perdana menter
“Menteri Keins, saya pikir seseorang telah mencuri anggaran yang dialokasikan untuk istana putri. Itu tidak benar bukan? Kita berdua sama-sama tahu apa hukuman bagi seseorang yang mencuri harta kekaisaran.” Begitu kata-kata itu jatuh, menteri keuangan segera berlutut di lantai yang keras. (Brugh!) “Saya tidak berani melakukannya, Perdana Menteri. Hanya saja, anggaran yang diminta oleh istana ratu terlalu banyak. Itu sebabnya saya menggunakan sebagian dana yang seharusnya dialokasikan pada istana putri untuk menutupi kekurangannya.” keringat dingin telah terbentuk di dahi menteri keuangan. Kejahatan mencuri harta istana adalah pelanggaran berat. Gelar seseorang bisa dicabut. Atau yang lebih parah, akan ada perintah eksekusi yang mengikuti. Meski secara teknis dia tidak mencuri apapun. Namun sebagian anggaran istana putri tetap saja menghilang. “Ah, jadi begitu.” perdana menteri tampak mengangguk kecil. “Kalau begitu sampai uang yang dicuri ratu dari istana putri kembali,
Bagi sang putri, hari ini tidak ada bedanya dengan hari biasa. Dia bangun, membersihkan diri dan berjalan-jalan di taman seperti biasa. Tentu saja, dia tidak bisa bersikap seperti tuan putri pada umumnya. Dia harus membuat sedikit keributan untuk mengelabuhi orang lain. Tampaknya, kepala pelayan telah menemukan pelayan baru untuk mengisi kekosongan di istana putri. Bagaimanapun juga, Richard yang saat ini menjabat sebagai perdana menteri kekaisaran sangat sensitif jika itu menyangkut orang yang melayaninya. Jika lelaki itu tidak menyukai seseorang, tak butuh waktu lama bagi orang tersebut untuk menghilang dari pandangan. Itu sebabnya istana putri seringkali melakukan rekrutmen pelayan baru. Orang-orang mungkin berpikir jika semua pelayan yang hilang telah kabur karena tidak mau melayani putri idiot. Tapi dia tak mempermasalahkan rumor seperti itu. Lagipula, hal-hal seperti itu tidak benar-benar bisa menyakiti dirinya. “Tuan Putri, apa Anda lapar? Saya secara khusus menyiap
“Ada apa ini!” Hal pertama yang Richard lihat saat mencari Selena adalah tangan gadis itu yang tengah di cengkeram oleh seorang pelayan. Meski berusaha bersikap seperti orang yang kehilangan akal, dia masih dapat melihat wajah tuan putrinya yang tampak lebih pucat dibandingkan hari-hari biasa. Bergegas, Richard segera melepaskan cengkeraman tangan si pelayan. Saat melihat bekas merah di kulit sang putri, kemarahan perdana menteri hampir mencapai puncaknya. “Berani-beraninya orang rendahan sepertimu menyakiti tuan putri!!” perdana menteri yang marah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. “Perdana Menteri, ini tidak seperti yang Anda lihat. Tuan putri sebelumnya ingin menyakiti dirinya sendiri. Itu sebabnya saya menahan tangan tuan putri agar tidak melakukan tindakan mengerikan tersebut.” si pelayan mencoba untuk membela diri. “Masih berani berbohong?” Richard tersenyum dingin. Setelahnya, pemuda itu langsung mencengkeram leher si pelayan dengan kuat, “Orang sep
Tak ada yang bisa membayangkan betapa marahnya Richard saat melihat tuan putrinya dilecehkan oleh orang lain. Bahkan pelecehan itu sampai meninggalkan bekas. Saat itu, hal yang Richard pikirkan adalah menyingkirkan pelaku yang menyakiti tuan putrinya sesegera mungkin. Namun bahkan setelah pemuda itu membunuh orang lain, kemarahan di hati tidak berkurang sama sekali. Sampai, tuan putri yang pemuda itu jaga seperti permata di telapak tangan diam-diam mencuri pandang ke arahnya. “Apa aku sudah membuatnya takut?” itu adalah hal pertama yang Richard pikirkan. Meski semua orang berpikir jika dia adalah orang yang dingin dan tak berperasaan, Ia sama sekali tidak perduli. Namun itu akan berbeda ketika jatuh pada sang putri. Itu sebabnya pada awalnya dia berpura-pura tak tahu apa yang sedang dilakukan oleh tuan putrinya. Tapi semakin lama, dia melihat telinga gadis itu yang memerah. “Apa Selena merasa malu?” saat pikiran itu terlintas di benak, kemarahan yang sebelumnya sangat suli
“Hei! Bukankah dia adalah putri idiot yang dirumorkan? Apa yang dia lakukan di pesta mewah ini?” seorang gadis berbisik pada teman wanita yang berdiri di sampingnya. “Memalukan! Tidak cukup menjadi aib keluarga kekaisaran. Sekarang dia juga berani menginjakkan kaki di tempat yang tidak seharusnya.” ucap seorang gadis yang menyembunyikan cibirannya di balik kipas yang dibentangkan. “Kalian berdua. Tolong jangan menghina tuan putri seperti itu. Bagaimanapun juga, dia masih anggkota keluarga kekaisaran.” suara lembut terdengar dari seorang gadis muda berambut biru laut. Matanya yang senada entah bagaimana membawa kesejukan bagi orang yang melihatnya. Ditambah dengan kulit putihnya yang terawat, penampilan gadis itu tampak cukup memukau dibandingkan dengan orang lain yang hadir. Hanya ada satu pengecualian. Di tengah ruangan, berdiri seorang gadis dengan rambut pirang yang menyilaukan. Hidung mancung, bibir merah dan sepasang mata emas yang menyihir. Penampilan gadis itu begitu