Tuan putri yang tengah bergelung di dalam selimut merasa tercekik karena mimpi buruk yang selalu di alaminya. Entah sejak kapan, namun mimpi itu selalu datang seperti sebuah kutukan.
Pikirannya terus tergerus. Dengan semua mimpi buruk yang dialami, tak heran jika lambat laun dirinya akan kehilangan akal. Satu-satunya saat dimana Ia terbebas dari mimpi buruk ialah ketika tengah malam. Sebagai salah satu keturunan pendiri kekaisaran, dia mewarisi kemampuan pemurnian. Namun, kemampuan itu masih belum stabil. Itu sebabnya dia tidak bisa menggunakan kekuatan tersebut sesuka hatinya. Namun, kekuatan itu akan muncul secara otomatis setiap tengah malam. Sepertinya, benda itu dapat merasakan hal buruk yang menimpa tuanya. Sayangnya karena kurangnya kemampuan, kekuatan pemurnian belum dapat sepenuhnya menghancurkan mimpi buruk yang selalu menimpa si pemilik kemampuan. “Hah!” “Hah!” Bangun dari mimpi buruk dengan keringat dingin saat tengah malam bukanlah sesuatu yang baru. Dan saat ini. (Tap.) (Tap.) (Tap.) Suara langkah kaki yang terdengar di keheningan malam entah bagaimana selalu berhasil menenangkan sang putri. Hal tersebut seolah mengatakan ada seseorang yang hadir untuk menghibur dirinya diantara kenangan buruk yang ingin Ia lupakan. (Ceklek.) Begitu pintu dibuka, emas yang berkilau segera terlihat. Menyembunyikan senyum kecil, sang tuan putri berbicara dengan nada dingin, “Masih berani kembali ke sini.” “Maaf karena kekasaran saya, Tuan Putri. Tolong jangan usir saya. Jika Anda mengusir saya, saya pasti akan tidur di jalanan malam ini.” bariton yang khas menyapa indera pendengaran. “Kalau begitu jual saja topeng emasmu. Kau bisa langsung membeli sebuah villa jika melakukannya.” sang putri masih berbicara dengan dingin. “Saya tidak bisa melakukannya, Tuan Putri. Benda ini adalah hadiah dari teman saya yang berharga. Saya tidak ingin kehilangan apalagi menjualnya.” balas si sosok bertopeng. “Kalau begitu biarkan aku yang membelinya. Kau akan menjual benda itu padaku bukan?” tanya sang tuan putri. “Ehm.” kali ini sebuah deheman lirih terdengar. “Tuan Putri. Saya minta maaf. Tapi benda yang sudah diberikan tidak bisa diminta kembali.” jawab sosok bertopeng. Selama percakapan berlangsung, banyak hal yang dilakukan oleh sosok bertopeng. Pertama, pemuda itu tampak mengecek semua kotak perhiasan sang putri. Kedua, dia juga melihat kantong bordir yang diletakkan di atas meja samping. Saat memeriksa isinya yang kosong, senyum kecil muncul tanpa diundang, “Bukankah sebelumnya kau bilang tidak mau?” “Kau tidak mengatakan jika itu tidak manis.” balas sang putri. “Tapi Richard, bagaimana caramu melakukannya? Bukankah permen pada umumnya terasa manis?” tuan putri bertanya penasaran. Sebelumnya, Ia melihat tumpukan permen dalam kantong yang diberikan oleh teman masa kecilnya. Itu alasan mengapa pada awalnya dia tak mau menerima kantong tersebut. Meski pada akhirnya, kantong itu tetap jatuh ke tangannya. “Dia tahu aku tidak suka manis. Tapi dia tetap memberiku satu kantong penuh permen. Benar-benar menyebalkan.” Itu adalah apa yang pertama kali Ia pikirkan. Namun saat dia mencoba satu. Dibandingkan manis, permen di dalam kantong lebih condong ke rasa segar. Dan tak butuh waktu lama, semua permen itu habis tak bersisa. “Itu rahasia perusahaan, Tuan Putri.” jawab Richard. “Perusahaan yang kau katakan itu memiliki namaku sebagai pemiliknya. Katakan atau kau mau aku pecat.” tuan putri memberi ancaman dengan wajahnya yang cantik. Mendengar ancaman yang tidak berbahaya sama sekali, Richard hanya tertawa kecil. Sebelum pada akhirnya pemuda itu duduk di samping sang tuan putri. “Bagaimana keadaanmu?” Richard membelai lembut pipi kanan sang tuan putri. Saat Ia melakukannya, seekor kupu-kupu tiba-tiba muncul. Kupu-kupu berwarna emas itu pada awalnya hanya satu. Sebelum bertambah menjadi beberapa yang terbang mengelilingi sang tuan putri. “Aku baik-baik saja seperti biasa.” jawab tuan putri yang cantik. “Bohong.” ucap Richard. “Hari ini kau makan dan minum lebih sedikit dari biasanya. Kau juga memakai gaun yang basah. Selain itu, kau juga tidak tidur siang.” saat mengatakan hal tersebut, Richard menyandarkan kepalanya di lekukan leher sang tuan putri. Mendengar keluhan Richard, tuan putri hanya ingin memutar kedua bola matanya ke atas, “Jika sudah tahu, kenapa bertanya?” Seperti dirinya, Richard juga memiliki kemampuan yang diwariskan oleh keluarganya. Itu adalah kemampuan memanggil spirit. Terkadang, pemuda itu dengan sengaja meninggalkan beberapa spirit untuk memantau aktivitasnya. Seperti kupu-kupu emas yang seringkali menampakkan diri saat Ia sedang dalam suasana hati yang buruk. Meski begitu, pemuda itu masih tetap bertanya apa yang Ia lakukan seharian ini. Bukankah itu sangat membuang-buang waktu? “Aku ingin mendengarnya langsung darimu.” jawaban yang lembut dapat dengan mudah membuat hati orang lain berdebar. “Selena.” “Jangan sakit.” “Jangan terluka.” “Dan jangan pernah berpikir untuk pergi meninggalkanku.” “Jika kau melakukannya, aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan nanti.” Kali ini, sang putri tidak menjawab apapun. Karena bagaimanapun juga, hal-hal yang diminta oleh teman masa kecilnya bukanlah sesuatu yang bisa Ia janjikan. “Maaf, Richard. Tapi aku harus mencari tahu siapa sosok di belakang Ratu dan putra mahkota.” “Karena aku yakin, semua yang terjadi pada keluargaku tidak mungkin sebuah kebetulan. Dengan begitu, aku baru bisa menyembuhkan ayahku yang sakit keras.” “Dalam hal itu, semua akan aku pertaruhan. Meski harus mengorbankan nyawaku sendiri.” batin sang putri.“Apa!! Kau mengusir Nona Merik!” “Putra Mahkota, apa kau sudah gila!” teriakan Ratu hampir mencapai pintu luar istana putra mahkota. “Bukan aku yang gila, ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik itu yang tidak tahu tempatnya.” putra mahkota membalas omelan ibunya. “Putra Mahkota, meski kau tidak menyukai wanita itu, kau seharusnya bisa menahan diri. Jika kau naik tahta, kau bebas melakukan apapun semaumu. Tidak perlu bagimu untuk memperdulikan gadis itu lagi.” ratu berusaha untuk meyakinkan putranya. “Bukan itu masalahnya, Ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik berani menghina anggota keluarga kekaisaran di hadapan perdana menteri.” “Kita berdua sudah berusaha keras untuk menarik perdana menteri ke pihak kita. Bagaimanapun juga, jika kita dapat mendapatkan bantuan perdana menteri, orang-orang kolot itu tak akan berani berkomentar apapun lagi.” “Tapi, wanita yang dipilih oleh ibu itu malah melecehkan si gadis idiot di hadapan perdana menteri. Dengan kepribadian perdana menter
“Menteri Keins, saya pikir seseorang telah mencuri anggaran yang dialokasikan untuk istana putri. Itu tidak benar bukan? Kita berdua sama-sama tahu apa hukuman bagi seseorang yang mencuri harta kekaisaran.” Begitu kata-kata itu jatuh, menteri keuangan segera berlutut di lantai yang keras. (Brugh!) “Saya tidak berani melakukannya, Perdana Menteri. Hanya saja, anggaran yang diminta oleh istana ratu terlalu banyak. Itu sebabnya saya menggunakan sebagian dana yang seharusnya dialokasikan pada istana putri untuk menutupi kekurangannya.” keringat dingin telah terbentuk di dahi menteri keuangan. Kejahatan mencuri harta istana adalah pelanggaran berat. Gelar seseorang bisa dicabut. Atau yang lebih parah, akan ada perintah eksekusi yang mengikuti. Meski secara teknis dia tidak mencuri apapun. Namun sebagian anggaran istana putri tetap saja menghilang. “Ah, jadi begitu.” perdana menteri tampak mengangguk kecil. “Kalau begitu sampai uang yang dicuri ratu dari istana putri kembali,
Bagi sang putri, hari ini tidak ada bedanya dengan hari biasa. Dia bangun, membersihkan diri dan berjalan-jalan di taman seperti biasa. Tentu saja, dia tidak bisa bersikap seperti tuan putri pada umumnya. Dia harus membuat sedikit keributan untuk mengelabuhi orang lain. Tampaknya, kepala pelayan telah menemukan pelayan baru untuk mengisi kekosongan di istana putri. Bagaimanapun juga, Richard yang saat ini menjabat sebagai perdana menteri kekaisaran sangat sensitif jika itu menyangkut orang yang melayaninya. Jika lelaki itu tidak menyukai seseorang, tak butuh waktu lama bagi orang tersebut untuk menghilang dari pandangan. Itu sebabnya istana putri seringkali melakukan rekrutmen pelayan baru. Orang-orang mungkin berpikir jika semua pelayan yang hilang telah kabur karena tidak mau melayani putri idiot. Tapi dia tak mempermasalahkan rumor seperti itu. Lagipula, hal-hal seperti itu tidak benar-benar bisa menyakiti dirinya. “Tuan Putri, apa Anda lapar? Saya secara khusus menyiap
“Ada apa ini!” Hal pertama yang Richard lihat saat mencari Selena adalah tangan gadis itu yang tengah di cengkeram oleh seorang pelayan. Meski berusaha bersikap seperti orang yang kehilangan akal, dia masih dapat melihat wajah tuan putrinya yang tampak lebih pucat dibandingkan hari-hari biasa. Bergegas, Richard segera melepaskan cengkeraman tangan si pelayan. Saat melihat bekas merah di kulit sang putri, kemarahan perdana menteri hampir mencapai puncaknya. “Berani-beraninya orang rendahan sepertimu menyakiti tuan putri!!” perdana menteri yang marah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. “Perdana Menteri, ini tidak seperti yang Anda lihat. Tuan putri sebelumnya ingin menyakiti dirinya sendiri. Itu sebabnya saya menahan tangan tuan putri agar tidak melakukan tindakan mengerikan tersebut.” si pelayan mencoba untuk membela diri. “Masih berani berbohong?” Richard tersenyum dingin. Setelahnya, pemuda itu langsung mencengkeram leher si pelayan dengan kuat, “Orang sep
Tak ada yang bisa membayangkan betapa marahnya Richard saat melihat tuan putrinya dilecehkan oleh orang lain. Bahkan pelecehan itu sampai meninggalkan bekas. Saat itu, hal yang Richard pikirkan adalah menyingkirkan pelaku yang menyakiti tuan putrinya sesegera mungkin. Namun bahkan setelah pemuda itu membunuh orang lain, kemarahan di hati tidak berkurang sama sekali. Sampai, tuan putri yang pemuda itu jaga seperti permata di telapak tangan diam-diam mencuri pandang ke arahnya. “Apa aku sudah membuatnya takut?” itu adalah hal pertama yang Richard pikirkan. Meski semua orang berpikir jika dia adalah orang yang dingin dan tak berperasaan, Ia sama sekali tidak perduli. Namun itu akan berbeda ketika jatuh pada sang putri. Itu sebabnya pada awalnya dia berpura-pura tak tahu apa yang sedang dilakukan oleh tuan putrinya. Tapi semakin lama, dia melihat telinga gadis itu yang memerah. “Apa Selena merasa malu?” saat pikiran itu terlintas di benak, kemarahan yang sebelumnya sangat suli
“Apa Bibi bisa memberitahuku tentang pelayan baru yang ditugaskan di istana putri?” tanya Richard. “Tuan Muda Richard, saya tidak diberitahu apapun tentang adanya pelayan baru. Saya sendiri juga bingung mencari tuan putri karena beliau tidak ada di kamarnya saat saya datang.” jawab si bibi tua. “Lalu Bibi, kenapa Bibi tidak segera mencari tuan putri? Dengan keadaan beliau saat ini, akan sangat berbahaya untuk berjalan-jalan sendiri tanpa pengawasan apapun.” Richard mengajukan pertanyaan kedua. “Saya sudah melakukannya, Tuan Muda. Saya biasa mengajak tuan putri berkeliling taman saat pagi. Itu sebabnya setelah tidak menemukan tuan putri di manapun, saya berencana untuk mencari tuan putri di taman istana.” “Tapi saat dalam perjalanan, seorang pelayan berkata jika ratu ingin bertemu dengan saya. Itu sebabnya saya mempercayakan pelayan yang sebelumnya menemui saya untuk mencari tuan putri. Saya tidak menyangka jika pelayan itu akan mengabaikan permintaan saya. Terlebih ada seseora
“Lalu Selena, apa kau ingat apa saja yang dikatakan oleh bibi saat membawa pelayan itu ke kamarmu?” Atas pertanyaan tersebut, sang putri tampak merenung sejenak. Dan tak berselang lama, sebuah kerutan muncul di kening tuan putri yang cantik. “Kenapa aku tidak ingat apapun?” gumam Selena. Diam-diam, Richard memiliki ekspresi serius di wajahnya. “Saat kau berseteru dengan pelayan baru, kenapa kau tidak bersikap seperti biasanya?” “Jika kau yang biasa, pasti akan memilih untuk berkompromi terlebih dahulu sebelum memberi lawanmu pelajaran yang bagus. Apa sebelumnya, pelayan itu melakukan sesuatu yang membuatmu khawatir atau ketakutan?” Richard kembali bertanya. “Itu..” untuk kedua kalinya, sang putri kembali termenung. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Aku tidak ingat. Bagaimana aku bisa tidak ingat? Richard, apa akhirnya aku benar-benar menjadi gila?” hati yang tertekan tidak bisa dibohongi. “Selena, kau sama sekali tidak gila. Jika ada yang salah, itu pasti karen
“Buka pintunya.” Suara yang dingin dengan ekspresi datar. Orang-orang di sekitar hanya bisa menunduk hormat sebelum mulai mengikuti instruksi yang diberikan. (Crang!) (Ceklek.) “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Saya benar-benar tidak tahu apa-apa.” “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Ampuni saya.” Jeritan segera terdengar begitu Richard menginjakkan kaki di salah satu sel penjara. Pemuda yang menjadi perdana menteri pada usia yang masih terbilang muda itu menatap semua orang di dalam sel tahanan. Dengan segera, keributan yang sebelumnya hadir segera menghilang. Tatapan pemuda itu sangat dingin sampai dapat membekukan seseorang sampai ke dalam tulang belulangnya. Hal tersebut membuat orang yang melihat hanya bisa bergidik ngeri. Itu sebabnya semua orang segera bungkam. Mereka khawatir pemuda itu tak akan segan untuk menghabisi nyawa mereka jika menyinggung perasaannya. “Jadi, siapa yang ingin berbicara lebih dulu?” di sel tahanan yang sunyi, suara perdana menteri menjadi
“Buka pintunya.” Suara yang dingin dengan ekspresi datar. Orang-orang di sekitar hanya bisa menunduk hormat sebelum mulai mengikuti instruksi yang diberikan. (Crang!) (Ceklek.) “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Saya benar-benar tidak tahu apa-apa.” “Ampuni saya Perdana Menteri.” “Ampuni saya.” Jeritan segera terdengar begitu Richard menginjakkan kaki di salah satu sel penjara. Pemuda yang menjadi perdana menteri pada usia yang masih terbilang muda itu menatap semua orang di dalam sel tahanan. Dengan segera, keributan yang sebelumnya hadir segera menghilang. Tatapan pemuda itu sangat dingin sampai dapat membekukan seseorang sampai ke dalam tulang belulangnya. Hal tersebut membuat orang yang melihat hanya bisa bergidik ngeri. Itu sebabnya semua orang segera bungkam. Mereka khawatir pemuda itu tak akan segan untuk menghabisi nyawa mereka jika menyinggung perasaannya. “Jadi, siapa yang ingin berbicara lebih dulu?” di sel tahanan yang sunyi, suara perdana menteri menjadi
“Lalu Selena, apa kau ingat apa saja yang dikatakan oleh bibi saat membawa pelayan itu ke kamarmu?” Atas pertanyaan tersebut, sang putri tampak merenung sejenak. Dan tak berselang lama, sebuah kerutan muncul di kening tuan putri yang cantik. “Kenapa aku tidak ingat apapun?” gumam Selena. Diam-diam, Richard memiliki ekspresi serius di wajahnya. “Saat kau berseteru dengan pelayan baru, kenapa kau tidak bersikap seperti biasanya?” “Jika kau yang biasa, pasti akan memilih untuk berkompromi terlebih dahulu sebelum memberi lawanmu pelajaran yang bagus. Apa sebelumnya, pelayan itu melakukan sesuatu yang membuatmu khawatir atau ketakutan?” Richard kembali bertanya. “Itu..” untuk kedua kalinya, sang putri kembali termenung. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Aku tidak ingat. Bagaimana aku bisa tidak ingat? Richard, apa akhirnya aku benar-benar menjadi gila?” hati yang tertekan tidak bisa dibohongi. “Selena, kau sama sekali tidak gila. Jika ada yang salah, itu pasti karen
“Apa Bibi bisa memberitahuku tentang pelayan baru yang ditugaskan di istana putri?” tanya Richard. “Tuan Muda Richard, saya tidak diberitahu apapun tentang adanya pelayan baru. Saya sendiri juga bingung mencari tuan putri karena beliau tidak ada di kamarnya saat saya datang.” jawab si bibi tua. “Lalu Bibi, kenapa Bibi tidak segera mencari tuan putri? Dengan keadaan beliau saat ini, akan sangat berbahaya untuk berjalan-jalan sendiri tanpa pengawasan apapun.” Richard mengajukan pertanyaan kedua. “Saya sudah melakukannya, Tuan Muda. Saya biasa mengajak tuan putri berkeliling taman saat pagi. Itu sebabnya setelah tidak menemukan tuan putri di manapun, saya berencana untuk mencari tuan putri di taman istana.” “Tapi saat dalam perjalanan, seorang pelayan berkata jika ratu ingin bertemu dengan saya. Itu sebabnya saya mempercayakan pelayan yang sebelumnya menemui saya untuk mencari tuan putri. Saya tidak menyangka jika pelayan itu akan mengabaikan permintaan saya. Terlebih ada seseora
Tak ada yang bisa membayangkan betapa marahnya Richard saat melihat tuan putrinya dilecehkan oleh orang lain. Bahkan pelecehan itu sampai meninggalkan bekas. Saat itu, hal yang Richard pikirkan adalah menyingkirkan pelaku yang menyakiti tuan putrinya sesegera mungkin. Namun bahkan setelah pemuda itu membunuh orang lain, kemarahan di hati tidak berkurang sama sekali. Sampai, tuan putri yang pemuda itu jaga seperti permata di telapak tangan diam-diam mencuri pandang ke arahnya. “Apa aku sudah membuatnya takut?” itu adalah hal pertama yang Richard pikirkan. Meski semua orang berpikir jika dia adalah orang yang dingin dan tak berperasaan, Ia sama sekali tidak perduli. Namun itu akan berbeda ketika jatuh pada sang putri. Itu sebabnya pada awalnya dia berpura-pura tak tahu apa yang sedang dilakukan oleh tuan putrinya. Tapi semakin lama, dia melihat telinga gadis itu yang memerah. “Apa Selena merasa malu?” saat pikiran itu terlintas di benak, kemarahan yang sebelumnya sangat suli
“Ada apa ini!” Hal pertama yang Richard lihat saat mencari Selena adalah tangan gadis itu yang tengah di cengkeram oleh seorang pelayan. Meski berusaha bersikap seperti orang yang kehilangan akal, dia masih dapat melihat wajah tuan putrinya yang tampak lebih pucat dibandingkan hari-hari biasa. Bergegas, Richard segera melepaskan cengkeraman tangan si pelayan. Saat melihat bekas merah di kulit sang putri, kemarahan perdana menteri hampir mencapai puncaknya. “Berani-beraninya orang rendahan sepertimu menyakiti tuan putri!!” perdana menteri yang marah bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. “Perdana Menteri, ini tidak seperti yang Anda lihat. Tuan putri sebelumnya ingin menyakiti dirinya sendiri. Itu sebabnya saya menahan tangan tuan putri agar tidak melakukan tindakan mengerikan tersebut.” si pelayan mencoba untuk membela diri. “Masih berani berbohong?” Richard tersenyum dingin. Setelahnya, pemuda itu langsung mencengkeram leher si pelayan dengan kuat, “Orang sep
Bagi sang putri, hari ini tidak ada bedanya dengan hari biasa. Dia bangun, membersihkan diri dan berjalan-jalan di taman seperti biasa. Tentu saja, dia tidak bisa bersikap seperti tuan putri pada umumnya. Dia harus membuat sedikit keributan untuk mengelabuhi orang lain. Tampaknya, kepala pelayan telah menemukan pelayan baru untuk mengisi kekosongan di istana putri. Bagaimanapun juga, Richard yang saat ini menjabat sebagai perdana menteri kekaisaran sangat sensitif jika itu menyangkut orang yang melayaninya. Jika lelaki itu tidak menyukai seseorang, tak butuh waktu lama bagi orang tersebut untuk menghilang dari pandangan. Itu sebabnya istana putri seringkali melakukan rekrutmen pelayan baru. Orang-orang mungkin berpikir jika semua pelayan yang hilang telah kabur karena tidak mau melayani putri idiot. Tapi dia tak mempermasalahkan rumor seperti itu. Lagipula, hal-hal seperti itu tidak benar-benar bisa menyakiti dirinya. “Tuan Putri, apa Anda lapar? Saya secara khusus menyiap
“Menteri Keins, saya pikir seseorang telah mencuri anggaran yang dialokasikan untuk istana putri. Itu tidak benar bukan? Kita berdua sama-sama tahu apa hukuman bagi seseorang yang mencuri harta kekaisaran.” Begitu kata-kata itu jatuh, menteri keuangan segera berlutut di lantai yang keras. (Brugh!) “Saya tidak berani melakukannya, Perdana Menteri. Hanya saja, anggaran yang diminta oleh istana ratu terlalu banyak. Itu sebabnya saya menggunakan sebagian dana yang seharusnya dialokasikan pada istana putri untuk menutupi kekurangannya.” keringat dingin telah terbentuk di dahi menteri keuangan. Kejahatan mencuri harta istana adalah pelanggaran berat. Gelar seseorang bisa dicabut. Atau yang lebih parah, akan ada perintah eksekusi yang mengikuti. Meski secara teknis dia tidak mencuri apapun. Namun sebagian anggaran istana putri tetap saja menghilang. “Ah, jadi begitu.” perdana menteri tampak mengangguk kecil. “Kalau begitu sampai uang yang dicuri ratu dari istana putri kembali,
“Apa!! Kau mengusir Nona Merik!” “Putra Mahkota, apa kau sudah gila!” teriakan Ratu hampir mencapai pintu luar istana putra mahkota. “Bukan aku yang gila, ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik itu yang tidak tahu tempatnya.” putra mahkota membalas omelan ibunya. “Putra Mahkota, meski kau tidak menyukai wanita itu, kau seharusnya bisa menahan diri. Jika kau naik tahta, kau bebas melakukan apapun semaumu. Tidak perlu bagimu untuk memperdulikan gadis itu lagi.” ratu berusaha untuk meyakinkan putranya. “Bukan itu masalahnya, Ibu. Tapi gadis dari Keluarga Merik berani menghina anggota keluarga kekaisaran di hadapan perdana menteri.” “Kita berdua sudah berusaha keras untuk menarik perdana menteri ke pihak kita. Bagaimanapun juga, jika kita dapat mendapatkan bantuan perdana menteri, orang-orang kolot itu tak akan berani berkomentar apapun lagi.” “Tapi, wanita yang dipilih oleh ibu itu malah melecehkan si gadis idiot di hadapan perdana menteri. Dengan kepribadian perdana menter
Tuan putri yang tengah bergelung di dalam selimut merasa tercekik karena mimpi buruk yang selalu di alaminya. Entah sejak kapan, namun mimpi itu selalu datang seperti sebuah kutukan. Pikirannya terus tergerus. Dengan semua mimpi buruk yang dialami, tak heran jika lambat laun dirinya akan kehilangan akal. Satu-satunya saat dimana Ia terbebas dari mimpi buruk ialah ketika tengah malam. Sebagai salah satu keturunan pendiri kekaisaran, dia mewarisi kemampuan pemurnian. Namun, kemampuan itu masih belum stabil. Itu sebabnya dia tidak bisa menggunakan kekuatan tersebut sesuka hatinya. Namun, kekuatan itu akan muncul secara otomatis setiap tengah malam. Sepertinya, benda itu dapat merasakan hal buruk yang menimpa tuanya. Sayangnya karena kurangnya kemampuan, kekuatan pemurnian belum dapat sepenuhnya menghancurkan mimpi buruk yang selalu menimpa si pemilik kemampuan. “Hah!” “Hah!” Bangun dari mimpi buruk dengan keringat dingin saat tengah malam bukanlah sesuatu yang baru. Dan s