"Maaf?" ucap Kelsey bingung.
Kelsey mencoba menenangkan dirinya sendiri. Pria itu hanya menggelengkan kepalanya dan meninggalkan Kelsey yang berdiri di depan toilet itu sendirian.
Pria itu tidak punya waktu untuk berbicara dengan orang asing. Dia sedang terburu-buru. Setelah dia mengganti bajunya dan hanya mengenakan kaos dan celana jeans, dia keluar.
Dan tanpa dia prediksi, dia bertemu dengan gadis yang dia temui di toilet lagi. Dia berada di luar sekarang dan sedang menunggu sopirnya untuk menjemputnya. Dia lalu menghela napas karena bosan.
"Apakah klubnya sangat kecil? Mengapa aku bertemu dengannya lagi?" gumamnya pelan.
Dia masih mengenakan topeng hitam dan membawa tas ransel hitam miliknya. Ia berjalan menuju gadis itu. Dia tidak punya pilihan lain karena klub hanya memiliki satu area parkir.
Jadi, dia harus bersabar menunggu sopirnya. Gadis itu tidak menyadari kehadirannya. Dia cukup senang saat itu. Tapi kemudian dia mendengar gadis itu berbicara di telepon.
"Ayah, aku bukan anak kecil lagi. Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku seorang wanita dewasa. Jadi, tolong beri aku kesempatan untuk hidup dengan keputusanku sendiri."
Suara itu pelan tapi dia bisa mendengarnya dengan jelas. Dia enggan berdiri di dekat gadis itu dan berharap sopirnya segera datang.
"Tidak. Aku akan mengatakan tidak dan selalu tidak. Aku tidak bisa menikah dengan orang yang tidak aku kenal. Bagaimana Ayah bisa melakukan itu padaku? Ini adalah zaman modern. Mengapa Ayah masih mengatur pernikahan untuk anak Ayah? Ayah tidak bisa melakukan itu."
Dancer yang bertubuh tinggi tegap itu mendekati Kelsey dan kemudian dia menundukkan kepalanya ke arah gadis itu lalu berujar, "Hai."
Gadis itu hanya menoleh dan melihat mata hijau sedang menatapnya masih dengan menggunakan masker yang menutupi sebagian wajahnya.
Pria itu sangat tinggi, mungkin tingginya lebih dari seratus delapan puluh sentimeter karena pria itu sampai terlihat membungkuk saat berbicara pada Kelsey.
Kelsey tanpa sadar mengamati wajah pria itu dan terpaku pada bibir tipis berwarna merah yang sedikit kering. Tapi sebelum dia menggerakkan matanya untuk melihat bagian wajah pria itu yang lain, pria itu berdeham.
Kelsey terkejut dan sontak melangkah mundur karena kaget.
"Maaf. Ada apa?" tanya Kelsey salah tingkah.
Kelsey ingin menutup mulutnya sendiri yang malah bertanya seperti itu, padahal jelas-jelas dirinya yang sedang berbuat tidak sopan pada pria itu karena telah memandanginya tanpa tahu malu.
"Kecilkan suaramu. Itu berisik sekali, kau tahu."
Kelsey membeku di tempatnya. Perkataan pria itu cukup kasar menurut Kelsey dan dia tak bisa menjawabnya.
Tak lama kemudian, mobil mewah itu datang dan dancer tampan itu masuk ke dalam mobil berwarna hitam itu.
"Cepat, Darren!" titah si pria misterius itu yang terdengar oleh Kelsey.
Pria itu kemudian melirik gadis itu sekilas dan mengabaikannya.
Dia hanya mengira gadis itu adalah penggemarnya yang mengaguminya sehingga dia tidak peduli. Dia hanya bosan dengan segala macam apa yang dilakukan oleh penggemarnya.
"Apakah kamu bersenang-senang, Tuan Muda?" tanya Darren begitu mobil itu meninggalkan halaman Sweet Heaven.
"Sangat."
Setelah mobil berjalan selama sekitar satu menit, pria itu melepas topengnya dan mencoba bernapas dengan normal.
"Tuan Muda, saya pikir Anda perlu menjadwal ulang acara Anda di klub itu."
"Kenapa? Apa ada masalah?" tanya Weylin datar.
Darren menggelengkan kepalanya. Meskipun dia sedang mengemudikan mobil, dia bisa memperhatikan apa yang dikatakan Tuannya.
"Tidak ada masalah tapi Anda akan memiliki kegiatan baru mulai besok. Saya pikir Anda sudah tahu bahwa Anda diminta untuk menikahi salah satu putri teman ayah Anda. Jadi tentu saja Anda perlu memberi waktu untuk bisa lebih dekat dengannya."
Pria yang bernama "Weylin Malachy" itu sekarang merasa kesal. Dia memejamkan mata dan merasa bahwa dia tidak bisa bertahan dengan itu.
"Aku tidak peduli tentang itu. Yang aku pedulikan adalah aku bisa melakukan apapun yang aku mau."
"Anda harus peduli, Tuan Muda. Itu untuk masa depan Anda sendiri."
"Masa depanku? Apakah kau benar-benar serius tentang itu, Darren?" Weylin marah sekarang.
Dia tidak bisa berpura-pura bahwa dia baik-baik saja dengan topik itu.
"Tuan ..."
"Lupakan saja. Diamlah!" ujar Weylin tak ingin dibantah.
Weylin tidak mau berbicara tentang keputusan ayahnya yang meminta dirinya untuk menikahi seseorang yang tidak dia kenal.
Bagaimana dia bisa berada dalam masalah seperti gadis itu? Dia ingat dengan jelas dan tahu masalahnya sama seperti dia.
Sesampainya di Malachy mansion, Weylin bergegas masuk ke dalam mansion itu. Mansion itu sangat besar dan sangat indah.
Bangunan itu memiliki banyak kamar dan banyak orang yang mengatakan bahwa mansion itu termasuk dalam lima mansion terbesar di kota itu. Dia berjalan cepat tetapi ayahnya sudah menunggunya di depan kamarnya.
"Kamu dari mana, Weylin?" tanya Ansgar Malachy, ayah Weylin.
Weylin tidak menjawab. Dia mengabaikan ayahnya begitu saja.
"Weylin. Aku bertanya padamu. Ke mana kamu pergi?"
Weylin berhenti berjalan dan menoleh.
"Ayah, aku yakin Ayah tahu kemana aku pergi. Jadi kenapa Ayah masih bertanya padaku?"
"Weylin. Sudah aku bilang. Aku benci kamu menari. Kenapa kamu masih melakukan itu?"
"Apa yang salah dengan menari? Itu menyenangkan. Aku sangat menyukainya."
Ansgar Malachy sangat marah.
"Kamu bukan anak kecil lagi. Kamu adalah CEO dari Hotel Malachy. Bagaimana kamu masih bisa menari? Apa kau ingin mempermalukanku? Begitukah?"
Weylin memejamkan matanya selama beberapa detik dan kemudian membukanya. Dia sangat lelah.
"Ayah, Ayah lebih tahu dariku. Aku tidak pernah membuatmu malu. Aku selalu melakukan apa yang Ayah katakan. Aku tidak pernah melanggar aturan Ayah. Tapi jangan membuatku berhenti menari. Bahkan, aku menggunakan topeng untuk menutupi identitasku. Tidak akan ada yang tahu. Mengapa Ayah masih takut orang akan tahu? Mereka tidak akan pernah tahu, Ayah."
Weylin berkata dengan suara rendah. Dia sangat kesal. Ansgar tidak menjawab apa yang dikatakan anaknya.
"Aku perlu istirahat. Besok, Ayah ingin aku bertemu dengan putri teman Ayah, kan? Aku akan melakukannya. Tapi berhenti melarang aku menari. Selamat malam."
Weylin masuk ke kamarnya dan membaringkan dirinya di tempat tidurnya.
"Oke. Aku hanya perlu bertemu dengannya. Bukan berarti aku akan menikahinya secara langsung. Tidak apa-apa. Tidak apa-apa, Weylin."
Dia membuat dirinya tenang.
Weylin Malachy adalah putra tertua dari Ansgar dan Zuria Malachy.
Dia menggantikan ayahnya untuk menjalankan hotel Malachy dan telah menjadi CEO selama tiga tahun terakhir. Ia juga dikenal sebagai orang yang dingin karena jarang tersenyum kepada orang lain.
Bahkan kepada wanita, dia enggan untuk memiliki hubungan lebih dekat dengan mereka.
Weylin sudah mencapai usia 27 tahun tetapi hampir tidak pernah tertangkap oleh media bahwa dia memiliki hubungan dengan wanita manapun.
Dia disebut pria berhati dingin oleh para wanita karena perilakunya. Tapi itu aneh, dengan perilaku yang tidak ramah itu, dia masih menjadi salah satu pria yang paling diminati di Manchester.
Weylin hanya memejamkan matanya beberapa detik namun ponselnya berdering keras dan membuatnya terbangun.
"Tidak bisakah aku tidur nyenyak?" keluh Weylin.
Kelsey yang agak linglung setelah bertemu dengan tidak sengaja dengan penari pria aneh itu tidak dapat menemukan teman-temannya setelah mencari mereka selama hampir satu jam penuh.Dia sebelumnya tidak pernah berpikir bahwa dia akan ditinggalkan sendirian oleh mereka.Akan tetapi, ketika dia ingat bahwa teman-temannya bersama sedang pria dan dengan cepat dia menyadari bahwa sahabatnya benar-benar meninggalkan dirinya untuk para pria.Dengan perasaan jengkel dia kemudian pulang dengan taksi. Dia sampai di rumah pukul satu dini hari dan ini adalah untuk pertama kalinya gadis itu pulang selarut ini.Orang tuanya sedang menunggunya di ruang tamu mereka."Kenapa kamu tidak menjawab telepon Ayah?" Andrew Lieven menatap putri tunggalnya."Bateraiku hampir habis.""Apa kau sekarang cukup berani untuk berbohong padaku?"Kelsey langsung memeluk ayahnya dan mencium pipinya."Ayah, tolong. Aku tidak ingin membuatmu marah padaku. Tapi aku hanya ingin bersenang-senang dengan teman-temanku sebelum ak
Hotel Malachy memang merupakan hotel mewah di Manchester. Hotel bintang tujuh itu memang terlihat luar biasa mentereng dan luar biasa indah dari luar.Semua orang di kota Manchester benar-benar tahu tentang reputasi mengenai itu.Hotel tersebut juga menjadi hotel termahal di kota itu dikarenakan fasilitas dan pelayanan kelas atas yang ditawarkan mereka. Semuanya serba mewah dan pasti akan memuaskan pelanggan.Weylin Malachy baru sampai di hotel yang memiliki lima puluh lantai itu dan turun dari mobilnya. Dia lalu disambut oleh sekretaris pribadinya, Kristen Moore yang telah bekerja dengannya selama hampir dua tahun.Weylin mempercayai wanita itu karena hanya Kristen wanita di hotel itu yang masih tidak tertarik kepadanya. Itu karena Kristen sudah menikah.Wanita itu juga sangat setia kepada suaminya dan memiliki dua anak.Dia dari awal tak nampak memiliki keinginan untuk menarik perhatiannya dan itu sangat bagus untuk Weylin karena Weylin jadi tidak perlu mengkhawatirkannya, bahkan dia
Weylin memilih untuk mengabaikan saudara-saudaranya dan kemudian berjalan keluar kamar sang ibu.Arlen merasa sedih untuknya tetapi tentu saja dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tahu betul tentang keinginan ayahnya. Begitu dia memutuskan sesuatu, dia tidak bisa dikalahkan. Semua yang dia katakan adalah suatu keharusan.Arlenlah yang merasakan salah satu keputusan mutlak ayahnya.Beberapa tahun yang lalu, dia harus meninggalkan rumah Malachy untuk hidup sendiri. Pasalnya, Ansgar mengusirnya setelah Arlen ketahuan bolos di beberapa kegiatan kampus.Arlen sebenarnya ditunjuk oleh Ansgar untuk menjadi wakil direktur sekaligus orang kepercayaan Weylin di perusahaan itu.Tapi karena Arlen tidak pernah tertarik dengan bisnis, dia tidak pernah serius kuliah. Bahkan Ansgar menemukan putra keduanya itu untuk mengikuti salah satu kompetisi fashion.Ansgar sangat marah pada saat itu. Dia tidak memberikan kesempatan bagi Arlen untuk membuktikan dirinya bahwa ia bisa sukses sebagai seorang desainer
Weylin tidak bisa mengeluarkan suaranya sedikitpun apalagi ketika melihat gadis itu semakin salah tingkah karena pertemuan mereka ini.Sesungguhnya Weylin yang harusnya lebih terkejut lagi karena dia tidak pernah menyangka jika ternyata layang akan dinikahkan dengan gadis itu adalah dirinya sendiri.Weylin tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis karena situasi yang tidak pernah diduganya ini.Saat memasuki rumah mereka, tak ada ekspresi terkejut di mata gadis itu, seakan-akan kemewahan yang tersaji di depannya itu tidaklah menarik hatinya.Hal ini membuat Weylin agak terkejut karena pasalnya semua orang yang baru saja masuk ke dalam rumahnya pasti selalu mengagumi betapa indahnya rumah mereka tersebut.Malachy's mansion sudah pasti terkenal dengan kemegahan yang tersohor.Bahkan bisa dibilang tidak ada yang tidak mengetahui tentang keluarga mereka yang terkenal dengan kekayaannya yang sangat melimpah itu.Namun, gadis itu malah terkesan ingin sekali keluar dari rumahnya.Selagi W
Kelsey tertegun dan tak tahu harus menjawab apa saat pria yang berwajah tampan tanpa cela itu kini masih berjongkok di depannya sambil membawa sebuah kotak yang berisi dua cincin yang saat indah.Sepasang mata hijau terang yang menawan itu menatapnya datar tanpa ekspresi.Dia masih menunggu jawabannya tapi Kelsey bahkan belum bersuara. Hingga ayahnya, Andrew Lieven berdeham dan berhasil mengagetkan dirinya.Kelsey seperti tidak memiliki pilihan lain selain menjawab dengan kata 'Iya' jadi dia pun menenangkan dirinya sendiri dan menjawab, "Iya. Saya mau menikah dengan kamu."Weylin tak terkejut dengan jawaban itu. Semua orang mulai bertepuk tangan dengan riuh usai jawaban Kelsey itu terdengar.Weylin masih dengan ekspresi datarnya memakaikan cincin yang berukuran lebih kecil itu di jari tangan kiri Kelsey.Kelsey mengernyit heran karena tidak menyangka ukuran cincin itu pas di jarinya.Bagaimana itu bisa terjadi? Mereka baru saja bertemu tapi bagaimana bisa Weylin mengetahui ukuran cinci
Weylin rasanya ingin mencekik Arlen kala adiknya sendiri itu malah seolah-olah mengerjai dirinya dengan sengaja menawarkan bantuan untuk membuatkan kostum pernikahannya nanti.Designer terkenal itu malah memamerkan senyumnya pada Weylin seakan dia sangat bersemangat dengan pernikahan kakak sulungnya itu.Weylin hanya bisa menahan geram sambil melotot pada Arlen.Sayangnya, Arlen memalingkan mukanya dan kembali bertanya pada Kelsey yang wajahnya masih merah seperti tomat, "Apa Nona Lieven setuju jika saya yang membuat gaun pernikahan Nona?"Kelsey menggigit bibirnya beberapa detik sebelum kemudian menjawab, "Saya tidak masalah."Weylin tak menyangka dengan jawaban gadis itu tapi tentu dia tak bisa melakukan apapun. Dia tidak mungkin kan berkata pernikahan dirinya dan gadis itu belum tentu akan terjadi.Walaupun dia cukup tak nyaman dengan pembicaraan seputar rencana pernikahannya dengan Kelsey, Weylin berusaha keras untuk tetap bersikap wajar mengingat keluarga dari tunangannya, ah dia
Weylin sontak memukul lengan adiknya itu dan membuat Arlen mengaduh pelan. Pria itu hanya bisa meringis lantaran perbuatan kakaknya itu. "Bercandamu sangat tidak lucu, Arlen." "Hei, aku tidak sedang bercanda. Aku tidak keberatan jika menggantikan dirimu untuk menikahinya. Kelsey sangat cantik, aku tidak akan rugi," ucap Arlen dengan santainya. Weylin memutar bola matanya. "Kau tidak mengenalnya, Arlen. Jangan macam-macam!" Arlen kini menahan senyumnya, dia berujar, "Kau kan juga tidak mengenalnya, Kak." Arlen lalu mengambil segelas air es di meja dapur dan meminumnya. Weylin terdiam. Apakah dia harus menceritakan pertemuannya dengan Kelsey di Sweet Heaven? Namun, dia menggelengkan kepalanya dan berpikir Arlen tak perlu tahu. "Sudahlah, jangan bertindak bodoh. Aku tak percaya jika kau benar-benar mau melakukannya," sergah Weylin. Arlen tertawa kecil. "Lalu apa rencanamu? Kau akan mendekatinya? Bagaimanapun juga tiga bulan itu terlalu singkat. Aku rasa kau tidak akan bisa mengh
Selama Weylin menginjakkan kakinya di Sweet Heaven dan menari di sana, dia belum pernah melihat wanita yang membuatnya penasaran. Oh, tidak. Dia tidak penasaran tapi dia malah tertarik dengan wanita dengan gaun merah dan juga topeng bewarna putih itu. Setelah dia turun dari panggung, dia ingin sekali menghampiri wanita itu. Tanpa mengganti kostumnya, dia berjalan keluar dari backstage. Banyak orang yang menatap heran kepadanya. Sebagian dari mereka bahkan berani berkomentar dengan terus terang. "Apa yang dia lakukan di sini?" "Apa aku tak salah lihat? "M? Apakah itu 'M'? Tidak mungkin." "Wow, tak bisa dipercaya dia ke sini!" Weylin mengabaikan semua omongan orang-orang itu dan terus melangkahkan kakinya. Matanya terus mencari keberadaan wanita itu dan sialnya dia tak bisa menemukannya. Ke mana dia pergi? batin Weylin. Pria itu lalu menelusuri klub itu dan tetap tak bisa menemukan wanita itu. "Oh, tidak. Apa dia.. Ah, sial!" umpat Weylin. Weylin segera berlari dan dengan