Sang Titan memiliki kelemahan di puncak kepalanya. Di puncak kepalanya ada semacam simbol pentagram yang digunakan para Necromancer untuk menghidupkannya. Aprilia menancapkan pedangnya di sana. Sang Titan meraung saat dari lukanya keluar asap berwarna hitam. Asap tersebut seolah-olah adalah darah Sang Titan. Aprilia menancapkannya berkali-kali, Sang Titan menggeleng-gelengkan kepalanya, sehingga Aprilia terlempar. Namun, dengan sigap Aprila meraih rambut Titan tersebut. Dia terus bertahan bergelantungan di rambut Titan hingga kepala sang Raksasa tidak lagi bergoyang-goyang. Dengan susah payah, Aprilia kembali ke pucuk kepala raksasa itu.
“Masih belum cukup? Aku akan menambahkannya,” ujar Aprilia. Dia melihat di bekas luka yang dia tinggalkan pada tanda pentagram tersebut menyembur asap hitam. Asap-asap itu adalah saripati jiwa-jiwa yang dikumpulkan Sang Necromancer untuk membangkitkan Sang Titan.
Aprilia menancapkan lagi pedang itu. Sang Titan untuk kedua kalinya menjerit, lalu kehilangan keseimbangan. Aprilia bertubi-tubi menancapkan pedangnya sambil tangan yang satunya menjambak rambut Sang Titan. Asap hitam yang keluar makin lama makin banyak, lalu Sang Titan pun mulai ambruk ke tanah. Para prajurit yang ada di bawahnya berhamburan pergi. Sebagian yang lainnya tak sempat sehingga tergencet tubuh raksasa Sang Titan. Aprilia melompat sesaat sebelum tubuh besar itu tumbang. Tanda pentagram di kepala sang monster lenyap, bersamaan dengan itu tubuhnya pun berubah menjadi asap. Tampak beberapa asap berbentuk kepala manusia dengan mimik wajah menakutkan. Aprilia menghirup napas dalam-dalam.
“Rasakan ini!” ucap Aprilia.
Gadis ini menyemburkan api dari mulutnya. Apinya sangat besar, menyebar luas dan membakar apapun yang ada di hadapannya, termasuk asap hitam tersebut. Para kavaleri mundur saat Titan mereka tumbang. Mereka sungguh tak mengira akan menghadapi seorang Putri dari Kerajaan Naga Laut Timur yang sangat tangguh. Seorang perempuan yang bisa menumbangkan satu Titan seorang diri. Nama Aprilia akan dikenal di seluruh daratan dan lautan atas apa yang terjadi hari ini.
Bandi kembali menjadi tubuh manusianya setelah pasukan musuh mundur. Dia lalu mendapati Aprilia berdiri seorang diri menatap pasukan musuh yang pergi menjauh. Satu hal yang membuat Bandi kagum, api yang dikeluarkan Aprilia benar-benar sangat besar dan membakar.
“Hidup Putri Aprilia!” seru para pasukan setelah melihat pasukan musuh terpukul mundur.
Aprilia yang mendengar teriakan itu langsung membalikkan badan. Ia tentu saja tak pernah dipuji seperti itu sebelumnya. Meskipun begitu, ia tak mungkin bisa mencegah para pasukan pertahanan bereuforia terhadap apa yang terjadi saat ini. Dia membiarkan para pasukan bersuka cita menyebut-nyebut namanya.
“Aku tidak pernah melihat api yang seperti itu sebelumnya,” ujar Bandi.
Aprilia hanya diam. Dia masih ingat bagaimana dulu ia sangat kesulitan mengendalikan kekuatan apinya. Sampai-sampai ibu angkatnya harus membantu dia merendam tangannya di air agar apinya bisa dikendalikan.
“Putri Aprilia, Anda sangat luar biasa. Semua orang akan menceritakan apa yang terjadi hari ini. Nama Anda akan disegani di seluruh daratan dan lautan. Satu-satunya perempuan yang bisa menumbangkan Titan seorang diri,” ujar Pati Walaka dengan antusias.
Aprilia memberikan pedang yang dipinjamnya. Aprilia tersenyum, “Tak perlu melebih-lebihkan. Siapapun juga bisa mengalahkan Titan itu.”
“Tapi, baru kali ini kami menyaksikannya seorang putri raja bisa mengalahkan Titan seorang diri,” kata Pati Walaka.
“Iya, tapi aku tadi memakai cara nekat. Kalian tak perlu menirunya. Sekarang, aku ingin pergi menemui ayahku,” ucap Aprilia.
“Ikutlah bersama kami. Kendaraan sudah siap!” Pati Walaka menunjuk ke jarak yang bisa dilihat. Ada beberapa kuda besar yang ukurannya tidak wajar. Kuda-kuda ini memang kuda-kuda monster yang digunakan di dalam perang. Ukurannya tiga sampai lima kali ukuran kuda-kuda yang ada di Dunia Atas. Mereka juga bukan pemakan rumput biasa, tetapi pemakan segala. Bahkan, tak jarang dalam pertempuran kuda-kuda ini juga memakan lawan-lawannya.
Aprilia segera mendekat ke kuda-kuda tersebut. Dia sangat tahu tentang kuda-kuda itu semenjak pertama kali tiba di Dunia Bawah. Kuda-kuda yang tangguh, bengis namun bisa ditaklukkan hanya oleh para ksatria. Hewan-hewan ini bisa langsung melihat apa jati diri dari orang yang dihadapinya. Seperti Aprilia misalnya, kuda-kuda ini melihat api yang membara di dalam tubuh Aprilia. Mata kuda-kuda ini menyala tajam kepada siapapun, namun saat Aprilia mendekat mereka pun menunduk.
Pati Walaka berdecak menghampiri kuda-kuda tersebut. Aprilia langsung memilih salah satu kuda itu untuk ditungganginya. Bandi pun mengikuti Aprilia naik di kuda yang lain.
“Baru kali ini kuda-kuda ini tidak beringas. Apa yang mereka lihat benar-benar membuktikan Putri Raja Belzagum bukanlah orang sembarangan. Yang Mulia, semoga perjalanan Anda selamat tiba sampai di kerajaan,” ujar Pati Walaka.
“Komandan Pati Walaka, aku ingin bertemu dengan istrimu. Sepertinya aku sangat tertarik dengan hasil kerjanya,” ucap Aprilia sambil menunjuk pedang yang dibawa Pati Walaka.
“Tentu saja Yang Mulia, hamba akan sampaikan kepadanya,” kata Pati Walaka.
Setelah itu mereka pun berpisah. Bandi dan Aprilia segera melaju dengan cepat meninggalkan benteng perbatasan. Tujuannya tentu saja ke Kerajaan Naga Laut Timur.
***
Istana Kerajaan Naga Laut Timur terlihat dari ujung mata memandang. Setelah Aprilia menerobos melewati hutan yang cukup lebat, mereka pun akhirnya sampai di jalanan panjang menuju ke sana. Mereka perlu melewati beberapa desa sebelum akhirnya sampai di gerbang istana. Istana Kerajaan ini terdiri dari tiga lapis. Benar-benar istana yang sangat besar. Istana dilingkari tembok yang tinggi menjulang. Satu lapis pertama saja cukup luas, lalu lapis kedua lebih sempit dan lapis ketiga ada istana utama. Lapis kedua diisi barak tentara dan kekuatan militer dari ras naga, elemental, penyihir dan pemanggil. Sedikit sekali para pemanggil yang ikut menjadi prajurit, mereka biasanya lebih banyak menjadi orang-orang bebas yang tidak ingin ikut dalam carut-marut perpolitikan. April
Raja Belzagum mengangguk paham. Dia menghela napas panjang. Di dalam benaknya terlintas bayangan bagaimana dulu dia bisa dekat dengan Raja Primadigda. Ada kesedihan di dalam wajah Raja Belzagum yang sengaja disembunyikan. Dia tak ingin terlihat sedih di hadapan putrinya.Sang Raja kemudian berjalan menuju ke tempat senjata, dimana kain jubahnya digantung. Kayu ini biasanya digunakan untuk ditempati senjata seperti tombak dan pedang. Sang Raja lalu memakai jubah berwarna merah itu dengan sekedarnya. “Aprilia, aku sudah mengajarimu dengan baik. Sekarang temui Ratu. Beliau ingin sekali bertemu denganmu,” ujar Raja Belzagum.Aprilia mengangguk. “Baik, Yang Mulia.” Setel
Kerajaan Naga Laut Selatan sibuk. Orang-orang dari penjuru kota berduyun-duyun pergi ke istana. Mereka ingin menyaksikan sejarah yang akan mengubah hidup mereka untuk selama-lamanya. Sejarah itu adalah dengan dilantiknya Pangeran Antabogo menjadi raja. Kejadian yang menggemparkan mereka tentang terbunuhnya Raja Primadigda tentu saja tak akan mereka lupakan. Namun, pelantikan Antabogo menjadi raja juga adalah momen yang akan dicatat dalam sejarah. Pangeran Bagar tak akan hadir. Dia berada di kamarnya, duduk di kursi roda dengan tangan dan kaki lumpuh. Total, ia hanya bisa menggerakkan kepalanya. Kedua tangan dan kakinya telah dirusakkan oleh Pangeran Aryanga. Ia sama sekali tak pernah menyangka akan berada di kursi roda untuk seumur hidupnya. Sampai sekarang, ia masih trauma dengan wujud Aryanaga waktu itu. Ras naga bersisik hitam dan putih. I
Kegelapan tanpa batas telah memberikan kenyamanan tersendiri bagi Pangeran Aryanaga. Dia sudah terbiasa di dalam kegelapan. Sesaat ia mengira dirinya sudah mati, namun ia terjaga lagi ketika ada langkah berat yang mendekatinya. Dia langsung mengenali langkah berat itu. Raja Salamander datang sambil membawa dua wadah yang terbuat dari bebatuan yang cekung. Aryanaga masih tak bisa bergerak karena rantai yang membelenggunya. “Aku kira aku sudah mati,” gumam Aryanaga. “Aku cuma kesal kepadamu. Nyawamu tak ada harganya untukku,” ujar Raja Salamander. Raja
Aryanaga menghela napas. Dia lega mendengar keduanya baik-baik saja. Sempat terlintas di pikiran Aryanaga kalau keduanya bakalan diburu oleh pasukan Kerajaan Naga Laut Selatan. Aryanaga menoleh ke Raja Salamander. Dia memperhatikan bagaimana Sang Raja yang dikenal sangat gagah itu sekarang memakan cacing-cacing. Sangat berbeda dengan keadaannya dulu. Dari titik teratas kemudian turun ke titik terendah. “Bagaimana paduka Raja bisa berada di sini? Apa yang sebenarnya terjadi antara paduka dan ayahku?” tanya Aryanaga. Raja Salamander menghentikan makannya. Raja Salamander mengambil tempat untuk menyandarkan punggungnya. “Aku bukan lagi raja. Kora—anakku&mdash
40 tahun yang laluDunia Bawah merupakan dunia yang sangat berbeda dari Dunia Atas. Dunia yang penuh dengan peperangan dan darah. Setiap ras memiliki kewajiban untuk mempertahankan wilayah mereka. Setiap saat gempuran dari Kerajaan Naga Laut Utara terus-menerus terjadi. Mereka juga tiap hari makin kuat. Sudah menjadi cerita sejak lama kalau Raja Azrael adalah sekutu Iblis yang hendak menaklukkan seluruh daratan dan lautan. Selama seluruh ras bersatu, maka tidak ada yang bisa dilakukan oleh Raja Azrael. Ras naga merupakan ras terdepan yang akan menghadapi Raja Azrael, kalau ras ini gagal untuk menghadang Raja Azrael, sudah akan menjadi ancaman terhadap ras-ras lain.
50 tahun lalu, Lembah RacunAntabogo tak gentar dengan benteng besar yang ada di hadapannya. Ini bukan sembarangan benteng, tetapi juga adalah tempat kediaman Ratu Eidela. Ratu ini merupakan salah satu istri dari Raja Azrael. Kesemua istri Raja Azrael menempati benteng-benteng pertahanan. Sudah tugas menjadi Ratu adalah menjadi tameng dari raja mereka. Itulah yang menjadi tugas agung seorang ratu naga di Dunia Bawah.Lembah Racun merupakan daerah yang nyaris tidak terjamah oleh siapapun. Lembah ini disebut lembah racun, karena sumber dari segala racun yang mematikan ada di tempat ini, termasuk Buah Terkutuk. Raja Primadigda dan Raja Salamander bekerja sama untuk bi
“Tolonglah, aku sudah tak punya apa-apa lagi sekarang, selain anakku. Vivian,” ucap Sang Ratu. “Aku hanya ingin terbebas dari kesengsaraan ini.”Antabogo masih ragu-ragu untuk melakukannya. “Tetapi, aku tak bisa melakukannya dengan caramu. Kau merawat anakmu dengan kasih sayang, sedangkan aku akan sangat berbeda cara merawatnya.”Ratu Eidala tertawa. “Aku tak akan menyesal. Yang aku inginkan adalah agar anakku tidak diambil oleh Raja Azrael. Kau tak tahu bukan rasanya ketakutan yang amat sangat? Rasa takut yang bahkan darahmu bisa berhenti mengalir karenanya.”“