Beranda / Pendekar / Putra Naga: Aliansi Mematikan / Bab 2.2 | Sang Pemanggil

Share

Bab 2.2 | Sang Pemanggil

Raja Belzagum mengangguk paham. Dia menghela napas panjang. Di dalam benaknya terlintas bayangan bagaimana dulu dia bisa dekat dengan Raja Primadigda. Ada kesedihan di dalam wajah Raja Belzagum yang sengaja disembunyikan. Dia tak ingin terlihat sedih di hadapan putrinya.

Sang Raja kemudian berjalan menuju ke tempat senjata, dimana kain jubahnya digantung. Kayu ini biasanya digunakan untuk ditempati senjata seperti tombak dan pedang. Sang Raja lalu memakai jubah berwarna merah itu dengan sekedarnya.

Aprilia, aku sudah mengajarimu dengan baik. Sekarang temui Ratu. Beliau ingin sekali bertemu denganmu,” ujar Raja Belzagum.

Aprilia mengangguk. “Baik, Yang Mulia.” Setelah itu Aprilia pamit undur diri. Dia menuju ke jalanan yang tersusun dari bebatuan kerikil. Sudah lama Aprilia tidak melihat tempat ini lagi. Cukup lama setelah ibunya dulu meninggal, Sang Raja menikah lagi dengan seseorang. Jadi, kali ini Aprilia akan bertemu dengan ibu tirinya.

Jalanan itu menghubungkan langsung dengan istana utama. Di sisi timur istana utama ada istana khusus untuk permaisuri. Di sana ada taman yang sangat luas, ditumbuhi dengan berbagai bunga yang indah, serta buah-buahan. Air mancur ada di beberapa sudut taman. Seseorang perempuan berambut sangat panjang sampai menyentuh tanah sedang duduk di bangku. Dia adalah sang ratu. Perempuan itu tampak sedang bersenandung.

Senandungnya bukan sembarangan senandung, lebih terdengar seperti langgam lagu Jawa. Aprilia tentunya pernah mendengar nyanyian seperti yang dinyanyikan para sinden tersebut. Namun, kali ini bahasa yang digunakan bukanlah bahasa Jawa yang selama ini ia kenal, lebih seperti bahasa Jawa kuno. Aprilia tak begitu paham dengan bahasa kuno, beberapa kali ayahnya pernah mengajarinya. Hanya beberapa kata saja yang ia ingat.

Lagu Sang Ratu sangat menenangkan suasana. Ada perasaan aneh saat Aprilia masuk ke taman itu. Rasanya seluruh pikirannya yang kelut segera sirna. Kupu-kupu, beberapa burung dan berbagai serangga tampak ikut berayun-ayun selaras dengan nada nyanyian sang ratu. Saat nyanyian terhenti, kupu-kupu tadi segera pergi, berikut juga burung-burung yang hinggap di bangku sejak sang ratu bernyanyi.

Aprilia, anakku. Kau datang, Nak?” sapa Ratu Danaharing Lintang Wungu. Sang Ratu berwajah jelita dengan, pakaiannya juga tampak megah dengan mahkota di atas kepalanya. Ada yang berbeda dari sang Ratu. Dia bukan manusia sembarangan.

Ibu,” sapa Aprilia balik. Dia segera mendekat ke ibu tirinya lalu memeluknya. Sang Ratu kemudian mengusap-usap rambut Aprilia, setelah itu mengecup keningnya. Sudah menjadi hal yang sangat diketahui seluruh orang yang ada di Kerajaan Naga Laut Timur kalau ratu mereka adalah manusia terhangat yang pernah ada. Rakyat sangat menyukai Sang Ratu dan selalu menceritakan bagaimana kebaikannya, bukan itu saja sang ratu punya keistimewaan lain yang tidak dimiliki sembarangan orang. Ratu Danaharing Lintang Wungu adalah seorang Pemanggil.

Kau lelah. Pasti banyak hal yang terjadi,” ucap ratu dengan suara merdunya. Aprilia menduga tak pernah ada perempuan bersuara semerdu Sang Ratu.

Aprilia mengangguk, setelah itu tangisnya pecah. Ia memeluk Sang Ratu sekali lagi. Aprilia teringat lagi dengan peristiwa yang dia alami.

Sayang, tak apa. Menangislah kalau itu bisa menenangkanmu. Hati perempuan memang lebih lembut, kita mudah tersentuh. Menangislah! Ibu akan menemanimu,” ucap Sang Ratu.

Sang Pemanggil merupakan ras istimewa dari semua manusia kuno. Jumlah mereka sedikit, tetapi keistimewaan yang mereka terima tidaklah diberikan begitu saja. Para elemental bisa mendapatkan kekuatan mereka karena keturunan, para ksatria mendapatkan kekuatan mereka dengan bertempur dan berlatih hingga mereka menjadi kuat, lalu para penyihir melatih mantra-mantranya dan mempelajari berbagai macam bahasa kuno untuk membuat sihir-sihir mematikan, sedangkan para pemanggil mereka bersenandung.

Dalam legenda kuno, para naga ditaklukkan oleh nyanyian. Sedangkan, yang melakukannya adalah para pemanggil. Mereka untuk pertama kali bisa mengalahkan Raja Azrael saat seorang Pemanggil bernyanyi. Tahu para pemanggil adalah kelemahan dari para naga, akhirnya Raja Azrael dan anak buahnya memburu setiap pemanggil. Kebanyakan para Pemanggil mengasingkan diri, bersembunyi dan mereka tak terlihat, sebab tahu ancaman yang terjadi jika mereka muncul. Namun, kalau para pemanggil ikut dalam pertempuran, maka mereka akan menjadi pasukan yang paling dilindungi. Para Pemanggil bisa memanggil kekuatan besar yang berasal dari bumi dan alam semesta. Mereka bisa memanggil kekuatan itu untuk digunakan dalam pertempuran. Maka dari itulah Kerajaan Naga Laut Timur sangat terkenal, karena Ratu mereka adalah seorang Pemanggil.

Sang Ratu kemudian bersenandung lagi. Suaranya yang merdu kembali menggerakkan kupu-kupu untuk mendekat, serta burung-burung yang tadi pergi. Hari itu adalah hari yang melelahkan bagi Aprilia, tetapi ia sangat bersyukur Sang Ratu merupakan ibu yang baik. Senandung Sang Ratu mulai menenangkan hatinya, tangis Aprilia mulai mereda dan ia masih menikmati senandung ibu tirinya sambil memeluknya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status