Beranda / Pendekar / Putra Naga: Aliansi Mematikan / Bab 1.2 | Pembantai Titan

Share

Bab 1.2 | Pembantai Titan

last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-18 16:56:47

Bandi mengembangkan sayapnya. Angin menerbangkannya dengan cepat menuju ke pertempuran. Pertempuran yang terlihat dari atas itu terlihat seperti gerombolan semut yang sedang bertempur. Dari arah barat, tampak kumpulan hitam pasukan Kerajaan Naga Laut Utara mulai mendesak pasukan Kerajaan Naga Laut Timur. Para kavaleri dengan mengendarai Boghul1 begitu kuat mendesak pasukan pertahanan. Binatang-binatang reptil yang biasanya digunakan dalam pertempuran itu sangat garang dan bergerak dengan sangat cepat. Sangat tangguh di dalam pertempuran, tak kalah dengan kuda-kuda perang. Sementara itu dari sisi pasukan Kerajaan Naga Laut Timur, mereka sama sekali tak punya kavaleri, hanya pasukan pertahanan dengan berbagai baju besi mereka. Pasukan ini hanya terdiri dari para ras naga dan sebagian elemental. Tampaknya mereka sedang kesulitan terlebih dengan Titan yang menyerang dengan membabi buta.

Cepat Bandi!” seru Aprilia dari atas punggungnya.

Bandi kemudian menutup sayapnya agar gravitasi membantunya untuk bisa lebih cepat mendarat ke arena pertempuran. Bayangan Bandi segera membuat sebagian pasukan mendongak ke atas. Mereka tak percaya ada naga di atas mereka. Mereka juga tak tahu apakah naga ini kawan ataukah lawan. Sang Titan yang terkejut juga mendongak ke atas.

Turunkan aku di dekat komandan pasukan! Aku tahu siapa dia!” pinta Aprilia.

Bandi melihat seseorang yang sedang berdiri di ujung pasukan. Orang tersebut memakai baju besi dengan tanda lambang Kerajaan Naga Laut Timur. Melihat seekor naga terbang ke arahnya tentunya sang komandan sedikit gentar, namun ia menjadi gembira saat tahu siapa yang ada di atas punggung naga tersebut.

Putri Aprilia!” seru komandan itu.

Aprilia langsung melompat saat jarak Bandi dan sang komandan tak begitu jauh. Aprilia mendarat di sebelah sang komandan. Wajah sang komandan yang sedang kusut akibat pertempuran tak bisa disembunyikan.

T-tuan Putri Aprilia, ba-bagaimana bisa Anda ada di sini?” tanya sang komandan. Dia langsung berlutut di hadapan Aprilia. Sementara itu Bandi kembali ke wujud manusianya dan mendarat dengan sempurna.

Pati Walaka, Sang Komandan Penjaga Perbatasan. Bisa kau jelaskan situasinya?” tanya Aprilia.

Kami tiba-tiba diserang Pasukan Kerajaan Naga Laut Selatan. Sepertinya mereka sudah tidak lagi menyasar ke pertahanan Kerajaan Naga Laut Selatan, mungkin setelah mendengar berita wafatnya Raja Agung Primadigda, mereka akhirnya memfokuskan penyerangan kemari,” jelas Pati Walaka.

Pasukan mereka terdiri dari kavaleri dan Titan. Sepertinya mereka hanya ingin memancing di air keruh. Ini adalah serangan percobaan, aku yakin kalau mereka akan datang lebih banyak lagi,” ucap Aprilia.

Sepertinya demikian. Maafkan kami, Tuan Putri. Kami tak menduga ada serangan mendadak seperti ini, terlebih sebagian prajurit kemarin kembali ke barak. Jadi kekuatan kami tidak penuh.”

Aprilia menatap ke Titan. Raksasa itu tinggi menjulang, tetapi Aprilia tahu kalau Titan ini bisa ditaklukkan. Dia sudah berlatih bersama ayahnya, mulai dari musuh paling mengesalkan, hingga yang sulit ditaklukkan. Aprilia mengulurkan tangannya kepada Sang Komandan.

Pinjamkan aku pedangmu!” ucap Aprilia.

Yang Mulia, apakah Anda mau bertarung?” tanya Pati Walaka.

Aku akan tunjukkan kepada kalian cara mengalahkan Titan,” jawab Aprilia.

Sang Komandan kebingunan. Dia menoleh ke sana kemari dan hanya mendapati pedangnya saja yang ada di dekatnya. Pedang itu segera diserahkan kepada Aprilia dengan kedua tangannya. Aprilia lalu menerima pedang tersebut.

Aku pinjam sebentar,” ucap Aprilia. Dia mengernyit memperhatikan pedang itu. “Dari mana kau dapatkan pedang ini?”

I-itu…b-buatan istri hamba,” ujar Pati Walaka.

Istrimu? Mustahil!” Aprilia tampak keheranan. “Kau sudah menikah? Kapan?”

Belum lama Yang Mulia. Dan dia seorang peri. Tapi, bukan peri bangsawan. Cuma peri biasa yang bekerja sebagai tukang pandai besi. Dia sudah lama pergi dari Kerajaan Peri dan hidup di negeri kita,” jelas Pati Walaka.

Aprilia melihat mata pedang yang sangat berkilau. Ketika digenggamnya, pedang itu serasa ringan seperti kapas, serasa langsung menyatu dengan tubuhnya. Ada cahaya berwarna kemerahan saat pedang itu digenggam.

Istrimu pandai membuat pedang, sepertinya pedang ini akan memancarkan cahaya sesuai dengan pemiliknya. Mustahil dia seorang peri biasa. Setelah pertempuran ini, aku ingin bertemu dengannya,” ucap Aprilia.

Pati terkejut. Ia tak pernah mengira kalau Aprilia sangat ingin bertemu dengan istrinya. “Baik, Yang Mulia.”

Aprilia kemudian berbalik. Dia berjalan meninggalkan Pati Walaka untuk masuk ke medan pertempuran. Ia mengayun-ayunkan pedang yang ada di tangannya, setelah itu masih dengan tubuh manusia setengah naganya dia pun berlari cepat menuju ke Titan. Aprilia menghadapi musuh-musuh yang ada di hadapannya tanpa ampun.

Lindungi Putri Aprilia!” seru Pati Walaka. Pasukan panah segera bersiap untuk memberi jalan. Mereka melemparkan panah-panah agar Aprilia terlindungi. Bandi pun tak tinggal diam. Dia kembali ke wujud naganya, lalu terjun ke pertempuran. Napas apinya segera menghanguskan pasukan kavaleri lawan.

Aprilia bergerak dengan lincah, melompat, menghindar, menebas, meluncur tanpa terkejar. Pasukan kavaleri seperti mendapatkan lawan yang sangat licin. Beberapa Boghul ususnya terburai akibat tebasan Aprilia, sehingga membuat penunggangnya harus turun ke tanah. Aprilia terus berlari menuju ke Titan.

Sang Titan segera mengetahui ada Aprilia yang hendak menyerangnya. Sang Raksasa mengangkat tangannya, lalu mencoba menghantam Aprilia. Aprilia dengan lincah melompat ke atas tangan besar itu, lalu berlari terus menuju ke atas tubuh Sang Titan. Dia lalu merobek bahu Titan tersebut. Asap hitam keluar dari luka sang titan.

Makhluk yang terbuat dari jiwa-jiwa terkutuk. Kalian harusnya tidak ada di dunia ini,” geram Aprilia.

Tangan Titan yang satunya mencoba menepuk Aprilia. Aprilia seperti nyamuk yang hinggap di lengannya. Gadis ini kemudian melompat lagi hingga sampai di atas kepalanya. Kepala Titan ini berbentuk seperti potongan pohon memiliki rambut dengan mata merah menyala. Taring-taringnya terlihat tajam dan tidak memiliki hidung. Saat Aprilia mendarat tepat di atas kepalanya Sang Titan berusaha menyingkirkannya dengan menggoyang-goyangkan kepalanya. Aprilia lalu menancapkan pedangnya ke kepala Sang Titan, ia pun berpegangan dengan gagang pedang. Sang Titan meraung kesakitan, goyangan kepalanya makin hebat.

Putri Aprilia!” seru Pati Walaka yang tak percaya Putri junjungannya bisa melakukan hal semacam itu.

Bab terkait

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 1.3 | Pembantai Titan

    Sang Titan memiliki kelemahan di puncak kepalanya. Di puncak kepalanya ada semacam simbol pentagram yang digunakan para Necromancer untuk menghidupkannya. Aprilia menancapkan pedangnya di sana. Sang Titan meraung saat dari lukanya keluar asap berwarna hitam. Asap tersebut seolah-olah adalah darah Sang Titan. Aprilia menancapkannya berkali-kali, Sang Titan menggeleng-gelengkan kepalanya, sehingga Aprilia terlempar. Namun, dengan sigap Aprila meraih rambut Titan tersebut. Dia terus bertahan bergelantungan di rambut Titan hingga kepala sang Raksasa tidak lagi bergoyang-goyang. Dengan susah payah, Aprilia kembali ke pucuk kepala raksasa itu.“Masih belum cukup? Aku akan menambahkannya,” ujar Aprilia. Dia melihat di bekas luka yang dia tinggalkan pada tanda pentagram tersebut menyembur asap hitam. Asap-asap itu adalah saripati jiwa-jiwa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 2.1 | Sang Pemanggil

    Istana Kerajaan Naga Laut Timur terlihat dari ujung mata memandang. Setelah Aprilia menerobos melewati hutan yang cukup lebat, mereka pun akhirnya sampai di jalanan panjang menuju ke sana. Mereka perlu melewati beberapa desa sebelum akhirnya sampai di gerbang istana. Istana Kerajaan ini terdiri dari tiga lapis. Benar-benar istana yang sangat besar. Istana dilingkari tembok yang tinggi menjulang. Satu lapis pertama saja cukup luas, lalu lapis kedua lebih sempit dan lapis ketiga ada istana utama. Lapis kedua diisi barak tentara dan kekuatan militer dari ras naga, elemental, penyihir dan pemanggil. Sedikit sekali para pemanggil yang ikut menjadi prajurit, mereka biasanya lebih banyak menjadi orang-orang bebas yang tidak ingin ikut dalam carut-marut perpolitikan. April

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 2.2 | Sang Pemanggil

    Raja Belzagum mengangguk paham. Dia menghela napas panjang. Di dalam benaknya terlintas bayangan bagaimana dulu dia bisa dekat dengan Raja Primadigda. Ada kesedihan di dalam wajah Raja Belzagum yang sengaja disembunyikan. Dia tak ingin terlihat sedih di hadapan putrinya.Sang Raja kemudian berjalan menuju ke tempat senjata, dimana kain jubahnya digantung. Kayu ini biasanya digunakan untuk ditempati senjata seperti tombak dan pedang. Sang Raja lalu memakai jubah berwarna merah itu dengan sekedarnya. “Aprilia, aku sudah mengajarimu dengan baik. Sekarang temui Ratu. Beliau ingin sekali bertemu denganmu,” ujar Raja Belzagum.Aprilia mengangguk. “Baik, Yang Mulia.” Setel

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 2.3 | Sang Pemanggil

    Kerajaan Naga Laut Selatan sibuk. Orang-orang dari penjuru kota berduyun-duyun pergi ke istana. Mereka ingin menyaksikan sejarah yang akan mengubah hidup mereka untuk selama-lamanya. Sejarah itu adalah dengan dilantiknya Pangeran Antabogo menjadi raja. Kejadian yang menggemparkan mereka tentang terbunuhnya Raja Primadigda tentu saja tak akan mereka lupakan. Namun, pelantikan Antabogo menjadi raja juga adalah momen yang akan dicatat dalam sejarah. Pangeran Bagar tak akan hadir. Dia berada di kamarnya, duduk di kursi roda dengan tangan dan kaki lumpuh. Total, ia hanya bisa menggerakkan kepalanya. Kedua tangan dan kakinya telah dirusakkan oleh Pangeran Aryanga. Ia sama sekali tak pernah menyangka akan berada di kursi roda untuk seumur hidupnya. Sampai sekarang, ia masih trauma dengan wujud Aryanaga waktu itu. Ras naga bersisik hitam dan putih. I

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 3.1 | Api Kegelapan

    Kegelapan tanpa batas telah memberikan kenyamanan tersendiri bagi Pangeran Aryanaga. Dia sudah terbiasa di dalam kegelapan. Sesaat ia mengira dirinya sudah mati, namun ia terjaga lagi ketika ada langkah berat yang mendekatinya. Dia langsung mengenali langkah berat itu. Raja Salamander datang sambil membawa dua wadah yang terbuat dari bebatuan yang cekung. Aryanaga masih tak bisa bergerak karena rantai yang membelenggunya. “Aku kira aku sudah mati,” gumam Aryanaga. “Aku cuma kesal kepadamu. Nyawamu tak ada harganya untukku,” ujar Raja Salamander. Raja

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 3.2 | Api Kegelapan

    Aryanaga menghela napas. Dia lega mendengar keduanya baik-baik saja. Sempat terlintas di pikiran Aryanaga kalau keduanya bakalan diburu oleh pasukan Kerajaan Naga Laut Selatan. Aryanaga menoleh ke Raja Salamander. Dia memperhatikan bagaimana Sang Raja yang dikenal sangat gagah itu sekarang memakan cacing-cacing. Sangat berbeda dengan keadaannya dulu. Dari titik teratas kemudian turun ke titik terendah. “Bagaimana paduka Raja bisa berada di sini? Apa yang sebenarnya terjadi antara paduka dan ayahku?” tanya Aryanaga. Raja Salamander menghentikan makannya. Raja Salamander mengambil tempat untuk menyandarkan punggungnya. “Aku bukan lagi raja. Kora—anakku&mdash

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 3.3 | Api Kegelapan

    40 tahun yang laluDunia Bawah merupakan dunia yang sangat berbeda dari Dunia Atas. Dunia yang penuh dengan peperangan dan darah. Setiap ras memiliki kewajiban untuk mempertahankan wilayah mereka. Setiap saat gempuran dari Kerajaan Naga Laut Utara terus-menerus terjadi. Mereka juga tiap hari makin kuat. Sudah menjadi cerita sejak lama kalau Raja Azrael adalah sekutu Iblis yang hendak menaklukkan seluruh daratan dan lautan. Selama seluruh ras bersatu, maka tidak ada yang bisa dilakukan oleh Raja Azrael. Ras naga merupakan ras terdepan yang akan menghadapi Raja Azrael, kalau ras ini gagal untuk menghadang Raja Azrael, sudah akan menjadi ancaman terhadap ras-ras lain.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-18
  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 4.1 | Pewaris

    50 tahun lalu, Lembah RacunAntabogo tak gentar dengan benteng besar yang ada di hadapannya. Ini bukan sembarangan benteng, tetapi juga adalah tempat kediaman Ratu Eidela. Ratu ini merupakan salah satu istri dari Raja Azrael. Kesemua istri Raja Azrael menempati benteng-benteng pertahanan. Sudah tugas menjadi Ratu adalah menjadi tameng dari raja mereka. Itulah yang menjadi tugas agung seorang ratu naga di Dunia Bawah.Lembah Racun merupakan daerah yang nyaris tidak terjamah oleh siapapun. Lembah ini disebut lembah racun, karena sumber dari segala racun yang mematikan ada di tempat ini, termasuk Buah Terkutuk. Raja Primadigda dan Raja Salamander bekerja sama untuk bi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-05

Bab terbaru

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 30.2 | Ini Belum Berakhir

    Upacara pernikahan Kerajaan Naga Laut Timur diadakan seminggu setelah pertempuran hebat tersebut. Selain untuk mengobati kesedihan setelah pertempuran, pesta juga diadakan untuk suka cita kemenangan melawan pasukan aliansi. Aryanaga dan Aprilia mengikuti upacara pernikahan yang cukup berbeda dengan apa yang biasanya dilakukan di Dunia Atas.Pengantin perempuan dipingit selama tiga hari. Tidak boleh kemana-mana. Ratu Danaharing Lintang Wungu membantu Aprilia, serta memberikan wejangan-wejangan layaknya seorang ibu. Terus terang Aprilia seperti bermimpi. Tak pernah ia diperlakukan spesial seperti itu sebelumnya. Berbagai perawatan dari luluran yang dipersiapkan sebelum upacara pernikahan benar-benar ia rasakan. Dia sudah seperti ratu.Aryanaga juga demikian. Meskipun ia tak bisa pulang ke Kerajaan Naga Laut Selatan, karena wilayah tersebu

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 30.1 | Ini Belum Berakhir

    Pertempuran berakhir. Itulah yang sudah terjadi. Pasukan aliansi telah berhasil dipukul mundur. Kerajaan Naga Laut Timur telah diselamatkan. Aprilia kehabisan tenaga setelah menyembuhkan Aryanaga. Luka-luka yang diderita Aryanaga ternyata lebih parah dari perkiraannya, sehingga energi yang dia dapat dari batu kekuatan mampu memulihkan tubuh Aryanaga. Tubuhnya sendiri yang terluka tak mampu ia obati, akhirnya Aryanaga berjalan sambil menggendong Aprilia di punggungnya. Sayangnya ia tak punya tenaga lagi untuk bisa berubah wujud menjadi naga, padahal dengan cara itu ia bisa membawa Aprilia pergi langsung menuju Kerajaan Naga Laut Timur.“Apa yang akan terjadi setelah ini?” tanya Aprilia.“Hmm?” gumam Aryanaga.“Raja Antabogo berkata kalau Dunia Bawah tidak a

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 29.3 | Warisan Terakhir

    Aryanaga berdiri. Dia mengangguk. “Aku menahan kekuatanku karena lawanku adalah pamanku sendiri. Sama seperti ketika aku melawan ayahku. Aku menahan kekuatanku. Seharusnya tidak seperti ini.”“Di dalam peperangan, mau tak mau kau akan menghadapi orang-orang yang kau sayangi. Tidak akan ada yang tahu siapa lawanmu di medan pertempuran. Sekarang, kau mengerti apa yang harus kau lakukan? Inilah bagaimana cara kita bertarung. Kau boleh menjadi manusia, namun dalam pertempuran kau harus menjadi naga.”Aryanga mengangguk. “Menjadi naga.”“Sekarang, tunjukkan kepada mereka bagaimana kau bisa mengalahkan Raja Antabogo, bahkan Raja Azrael!”Aryanaga memejamkan matanya. Raja Lelouch kemudian mengh

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 29.2 | Warisan Terakhir

    Raja Antabogo melipat tangannya. Mulutnya mulai berkomat-kamit merapal mantra. Tubuh Raja Antabogo mulai diselimuti oleh sulur-sulur. Rajutan-rajutan benang terbentuk menyelimuti tubuhnya. Makin lama benang-benang tersebut makin membesar membentuk tubuh Antabogo yang lebih baru. Kini Sang Raja telah berubah menjadi ke wujud naganya. Tidak sebagaimana ras naga yang memiliki tubuh avatar pada umumnya, wujud naganya kali ini mirip seperti wujud hybridnya, lengkap dengan baju zirah. Raja Antabogo membaca mantra. Mantra tersebut membantu agar tubuh dan baju zirah ikut menyatu bersama tubuhnya.Kabut tiba-tiba muncul menyelimuti permukaan padang pasir. Angin berhenti, memberikan rasa ketakutan ke dalam diri setiap makhluk yang berada di tempat tersebut. Aryanaga mampu merasakan ketakutan tersebut. Pengaruh rasa takut ini tidak lain adalah dari baju zirah yang terbentuk dari emas-emas milik Raj

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 29.1 | Warisan Terakhir

    Alter Ego perlahan mendatangi Raja Antabogo. Raja Antabogo menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Aryanaga. Iris mata sang Pangeran menyipit, sangat berbeda dengan sebelumnya. Lebih mengerikan lagi matanya menyala merah. Udara masih dikelilingi oleh api akibat dari kekuatan Aprilia tadi, namun tak membuat Alter Ego Aryanaga gentar. Api tersebut seolah-olah memberi jalan kepadanya, menyingkir, takluk dan tunduk kepada Aryanaga.“Kau bukan Aryanaga,” ucap Raja Antabogo.“Tebak siapa aku,” sahut Aryanaga.“Suaramu seperti suara lebih dari satu orang berbicara serempak. Tatapan matamu juga berbeda. Aku bisa merasakan kekuatanmu berbeda dari Aryanaga. Kau lebih gelap,” ujar Raja Antabogo.“Dan jug

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.4 | Pertempuran Di Pulau Angkara

    “Aku tahu kalian putus asa. Namun, percuma saja. Kalian tetap tak akan bisa melukaiku,” ujar Raja Antabogo.Aryanaga mengibaskan sayapnya. Kibasan sayapnya membelah angin membuat potongan pisau raksasa tak terlihat menghantam Raja Antabogo beserta perisainya. Terdengar suara nyaring seperti pedang membentur perisai besi. Tetap saja, tebasan itu tidak membuat Raja Antabogo terluka sedikit pun. Aryanaga mengubah serangan untuk menyerangnya dengan menggunakan kekuatan apinya. Dia menghirup napas dalam-dalam setelah itu menyemburkan api dari mulutnya. Raja Antabogo melompat menghindar.Aryanaga tahu kalau dengan tubuh naganya ia akan kesulitan mengejar Raja Antabogo, jadi mau tak mau dia hanya akan mengandalkan kekuatan apinya saja. Sepasang sayap Aprilia bercahaya, kemudian dikibaskannya. Ada yang berbeda dari kibasan sayap ter

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.3 | Pertempuran Di Pulau Angkara

    “Sekarang giliranku,” ucap Raja Antabogo. Raja Antabogo bergerak sangat cepat untuk menyerang Aprilia. Aprilia berusaha menghindari terjangan Raja Antabogo. Namun, Aprilia kalah dalam hal kecepatan. Raja Antabogo sudah menjerat leher Aprilia dengan ekornya. Mengetahui Aprilia diserang, Aryanaga berusaha menolong Aprilia. Raja Antabogo sepertinya tahu Aryanaga akan menyerangnya, ia berbalik menuju ke pedang besarnya yang tadi ditinggalkannya. Pedang besar tersebut langsung diayunkan ke arah Aryanaga. Terkejut, Aryanaga menghindari dari sebetan pedang tersebut. “Kau kira pedang ini menebas? Kau salah, pedang ini mengejar mangsanya,” ucap Raja Antabogo. Pedang Berbaris memisahkan diri. Potongan-potongannya terhubung oleh benang-benang energi yang terkoneksi satu sama lain. Potongan-pot

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.2 | Pertempuran di Pulau Angkara

    “Pangeran tidak bertarung seorang diri. Ada aku, ada Asri,” jawab Aprilia. Ia menunjukkan telapak tangan kirinya. Ada tanda penyembuh di sana.“Asri...”“Aku tahu Pangeran yang sekarang mungkin tidak mencintainya, tetapi aku ingat bagaimana dulu Pangeran sangat tergila-gila kepadanya. Asri juga adalah calon ratu. Ia tak bisa bertempur bersama Pangeran, namun sekarang ia bertempur bersama Pangeran. Ini adalah perasaan cinta Asri untuk Pangeran.”Hati Aryanaga serasa tercubit. Dia memang pernah merasakan perasaan cinta yang mendalam kepada Asri. Perasaan bersalahnya membawa Asri ke Dunia Bawah kembali menyelimuti benaknya. Asri sudah berkorban untuknya dan ia tak ingin pengorbanan Asri sia-sia. Aryanaga menggenggam tangan Aprilia.

  • Putra Naga: Aliansi Mematikan   Bab 28.1 | Pertempuran Di Pulau Angkara

    Raja Antabogo sama sekali tidak berubah dalam wujud hybrid. Dia masih dalam wujud manusianya. Sementara kedua lawannya sudah berubah wujud. Pertempuran ini akan benar-benar menjadi pertempuran yang tidak akan terlupakan. Akan tercatat dalam sejarah Dunia Bawah.“Majulah!” ucap Raja Antabogo.Aryanaga segera melesat ke arah Raja Antabogo. Begitu cepatnya hingga yang tersisa dari tempatnya berdiri hanyalah debu yang berterbangan. Aprilia juga mengikutinya. Dia menghunus pedangnya yang sudah menyala merah. Raja Antabogo sama sekali tidak bergerak dari tempatnya berdiri, ataupun berusaha untuk menahan serangan. Pukulan Aryanaga tepat mengenai wajah Raja Antabogo, tebasan pedang Aprilia juga merobek perut Antabogo. Namun, keduanya alangkah terkejut saat mendapati pukulan Aryanaga seperti terhalang oleh dinding tipis yang menyelim

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status