Share

Bab 46.a

Dokter memeriksa putra Aisha. Wanita berseragam putih itu bilang belum bisa pulang karena panasnya masih naik turun. Bang Rasya bertanya banyak hal dan menunjukkan perhatian pada anaknya. Setelah dokter ke luar, kami bersiap untuk pulang.

“Boy, Papa pulang dulu, ya. Kau harus makan. Besok Papa datang lagi,” jelas Bang Rasya pada anaknya.

“Ini makanan di makan saja, ya, Mbak,” kataku, Aisha pun hanya mengangguk dan bilang terima kasih. Bang Rasya terlihat heran melihatku yang berbaik hati pada wanita itu.

“Tunggu!” kata anaknya Aisha.

“Saya mau bicara sama dia.” Tangan anak itu menunjuk padaku. Aku mengernyit.

“Mau bicara apa, kau?” Aisha menatap curiga.

“Ini urusan orang dewasa. Bisakah Bapak dan Emak pergi dulu?”

Kami saling lirik.

“Hei, kau mau bicara? Bicara saja.” Bang Rasya duduk lagi.

“Pasti mau aneh-aneh. Sudah jangan buat ulah,” timpal Aisha.

“Tidak. Aku ingin bicara empat mata. Sebaiknya kalian keluar dulu. Ayolah, kalau tidak aku tidak akan sembuh.”

“Ya sudah lah,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status