Share

Bab 49.b

“Mama kan dah bilang, Iki nak dapat Mama baru. Sekarang Mama Iki dah di sini. Panggil dia Umi ya.” Aku menuntun tangan anak yang sedang membawa remote mobil-mobilan ini. Membawanya sampai ke ruang depan.

“Kenalkan ini anakku, Aisha.”

“Loh, sudah besar? Bukannya kalian ....”

Aku segera menyatukan telunjuk dengan bibir. Aisha mengangguk dan tak bertanya lagi. Lalu kukenalkan anak ini pada Aisha. Aisah terlihat kasar pada anaknya. Tapi pada Zikri dia sangat lembut. Kami bercengkerama agak lama. Lalu kutanyakan apa yang mengganjal di benak ini.

“Kamu lembut sekali pada anak-anak. Tapi pada anakmu kok kasar?” Aku mengernyit heran.

Aisha tertawa kecil. “Kasarku bukan karena benci tapi karena sayang. Hidup di pesisir tidak sama dengan tempat seperti ini. Rumah kami dekat jurang dan sangat bahaya. Sementara aku juga harus kerja. Jadi sering teriak-teriak.” Setelah pulang dari ustadz Firman Aisha jadi beda sekali. Dia friendly dan ramah. Tak seperti saat kutemui di rumah sakit itu. Terkesan ju
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status