Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 13)"Kamu tau Indah, alasan kenapa Mas selalu mengajakmu langsung turun kelapangan untuk membantu, Mas?" tanya suamiku lagi.Aku menggeleng. Setahuku, dia hanya butuh bantuan. Udah, gitu aja."Itu karena Mas ingin mengajari kamu tentang bagaimana cara untuk bertahan hidup, dan menghindar dari musuh. Hidup ini kejam Indah. Adakalanya kita tidak tahu mana kawan dan mana pula lawan. Dari itu, Mas ingin agar kamu belajar dan terbiasa untuk mengenal siapa kawan dan siapa pula lawan kamu yang sesungguhnya."Aku merasa tersindir ketika Mas Andra mengucapkan kata-kata itu. Rasanya ingin sekali wajahku ini aku celupin kedalam minyak mendidih agar tidak dapat lagi dikenali olehnya, saking malunya."Dan kamu tahu Indah, siapa musuh kita yang sesungguhnya?"Aku kembali menggeleng. Karena selama ini aku tidak pernah merasa memiliki musuh, setelah aku bisa memaafkan kesalahan Mas Andra sewaktu awal-awal menikah dulu, dan sebelum aku mengetahui bahwa dia tela
Psikopat(Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 14)"Mas! Kamu tidak apa-apa, kan?" Mas Andra hanya diam."Mas! Bangun, Mas! Kamu jangan pergi, Mas!" Aku histeris ketika menyadari bahwa suamiku telah tiada. Dia telah pergi untuk selama-lamanya."Mas! Kenapa kamu tega meninggalkan Indah sendirian, Mas? Bukankah sudah Indah katakan bahwa Mas harus kuat! Mas harus sembuh!"Aku memukul-mukul jasad suamiku yang sudah kaku."Bangun, Mas!"*Ini minggu kedua suamiku tiada. Secara otomatis aku sudah sah menyandang status sebagai janda. Sedangkan jasad Mas Andra aku simpan baik-baik di freezer , dengan menyuntikkan zat pengawet sejenis formalin.Sedangkan jasad gundiknya, yang sudah aku cincang-cincang sebelumnya sudah aku singkirkan jauh-jauh dari rumahku dengan membuangnya ke sungai. Agar dia menjadi santapan buaya dilautan sana.Rencananya, aku ingin membangun sebuah ruangan khusus dilantai bawah untuk suamiku. Aku ingin membuat ruangan itu bersuhu dingin agar jasad suamiku bisa utuh dan tahan leb
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 15)Elvan?"Apa yang ingin kamu lakukan Indah?" bisik pria itu tepat di telingaku. " Hem, kenapa kamu ingin melakukan itu lagi?" Dia melepaskan pelukannya dari tubuhku dengan mendorong sedikit tubuhku agar menjauh dari tubuhnya, lalu menatap lekat kedua bola mataku.Aku terpana ketika menatap wajah itu. Wajahnya begitu teduh, tatapan matanya terlihat sayu. Apakah dia benar-benar Elvan? Tanpa sadar, aku membelai wajah itu. Dan rasanya seperti nyata. "Indah! Apa yang telah terjadi? Kenapa kamu mencoba untuk bunuh diri kembali?Dan kenapa kamu menyimpan jasad Andra di sini?"Ha? Jasad?Sontak aku tersadar bahwa pria yang ada di hadapanku kini adalah nyata, bukan mimpi.Dan aku baru ingat bahwa di ruangan ini aku juga sedang menyimpan jenazah suamiku.Gawat! Benar-benar gawat. Aku harus bagaimana? Kenapa orang ini sampai berada disini? Beribu tanda tanya berkelebatan di kepalaku.Tubuhku bergoncang, merasa ketakutan, bahwa apa yang aku sembunyikan
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 16)Sesuai dengan janjinya malam tadi, ternyata Elvan datang lagi. "Tidak apa-apa kamu datang kesini untuk menemuiku, Elvan?" tanyaku ketika dia sampai."Emangnya kenapa?""Nanti ada yang marah.""Erika?" Aku mengangguk."Sudah aku katakan jangan membahas masalah dia ketika aku bersamamu, Indah. Cukup kita membicarakan tentang masalah kita saja, Sayang." Elvan membelai rambutku dengan lembut."Tapi bagaimana jika dia tahu kamu berhubungan lagi denganku?" Aku membiarkan tangannya bergerilya manja membelai rambut, hingga menjalar kebagian wajah ini."Biarin saja. Mungkin itu sudah menjadi takdirnya."Wow, kejam sekali."Apa dia nanti tidak mencarimu?""Jangan khawatir, Erika tidak ikut pulang ke sini, Sayang." Elvan berucap dengan begitu lembut.Ha, berarti dia masih berada diluar negeri."Bagaimana dengan Mami. Apakah dia juga tidak akan mencarimu?""Aku rasa Mami tidak akan sempat untuk mengurusiku. Dia sedang sibuk dengan urusannya, terutama
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 17)Dengan cepat, ibu mertua menghampiriku. Tanpa ada aba-aba terlebih dahulu, dia langsung menjambak rambutku yang panjangnya sebahu."Berani kamu ya sama Mami! Kamu pikir kamu ini siapa, ha?" Ibu mertua begitu bernafsu menghajarku."Lepasin, Mi! Lepasin!" Aku menahan tangannya agar tenaganya tidak terlalu kuat menjambak rambutku. Ternyata dugaanku salah, nenek tua ini masih bertenaga rupanya. Aku terlalu anggap remeh terhadap dirinya tadi."Apa kamu! Masih berani melawan sama Mami, ha? Dasar tidak tahu diri." Mami melepaskan tarikannya dengan kasar hingga aku terpental kebelakang. Belum sempat berdiri sempurna, dia kembali mendekat, menjambak rambutku kembali sembari menampar pipiku.Sakit, sih."Berani-beraninya kamu ingin merampas apa yang menjadi milikku, ha! Dasar perempuan tidak tahu diri. Murahan. Mana Andra? Dimana kamu sembunyikan anakku?" Wajahnya terlihat garang.Aku kembali berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman singa betin
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 18)Aku menggerak-gerakkan tubuhku agar terlepas dari tali yang mengikatku. Tapi ikatan Mami yang menjeratku terlalu kuat sehingga aku tidak sanggup untuk melepaskan diri.Darah segar yang mengalir dari kulitku sudah mulai mengering, namun rasanya masih agak perih. Ya ampun, kulitku saat ini sudah mirip seperti monster, tercabik di sana sini.Menjelang ajal menjemput saja masih sempat-sempatnya nenek peot itu melukai diriku. Sampai segitu kah rasa bencinya terhadapku? Kurang ajar sekali dia! Awas kamu ya, setelah lepas nanti, akan aku cincang-cincang tubuh kamu sampai tidak tersisa. Tunggu aja kamu!*"Indah! Indah! Kamu kenapa, Sayang?" Aku terjaga ketika mendengar suara dari Elvan. Ternyata aku sampai ketiduran dengan posisi masih terikat tali di kursi."Elvan! Tolongin aku Elvan!" Aku menangis histeris ketika menyadari kekasih hatiku itu sudah kembali.Siapa juga yang nggak merasa trauma ketika mengalami dirinya hampir saja mati terbunuh d
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 19)Setelah membuka pintu, Elvan menurunkan jenazah ibunya dari mobil. Sedangkan aku memilih untuk duduk di kursi teras depan rumah. Lelah dan rasa kantuk mulai datang melanda diriku."Kamu istirahat saja di dalam Indah! Jika kamu lelah, tidurlah. Pilih saja kamar mana yang akan kita tempati," ucap Elvan sembari menggendong jenazah ibunya yang telah dibalut dengan sprei.Aku mengekorinya dari belakang, sembari mengamati seisi ruangan rumah itu. Masih melekat jelas diingatanku betapa buruknya peristiwa malam itu di rumah ini. Suasana rumah ini masih terlihat sama, tidak banyak yang berubah. Rumah yang menjadi saksi bisu betapa hancurnya aku dulu.Aku berhenti di depan salah satu pintu kamar, dan melihat daun pintu yang sedang tertutup rapat. Kamar itu, merupakan kamar dimana Mas Andra mengeksekusiku dulu.Aku menjatuhkan tas pakaian yang aku tenteng, berniat ingin membuka pintu itu. Belum sempat tanganku menyentuh handle pintu, suara seseorang m
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 20)"Sayang! Sekuriti yang jaga di pos itu kok nggak pernah kelihatan lagi, ya? Apa kamu memecat mereka?" tanyaku pada Elvan, ketika tadi aku pergi ke pos itu dan mendapati tidak ada satu orang pun yang berjaga di sana."Emangnya kenapa? Apa kamu kangen sama mereka?" jawab Elvan ketus."Lho, kok ngomong gitu sih? Aku kan cuma nanya. Apa tidak boleh?""Untuk apa nanya-nanya mereka, coba?" Dia masih bersikap ketus.Adu duh, pasti Elvan lagi cemburuan nih! Sudah ketebak, akhir-akhir ini dia sangat posesif sekali. Apalagi dengan yang namanya Andra. "Cuma mau minta tolong aja Sayang, sama mereka. Beras kita abis tuh. Indah nggak bisa masak.""Kok kamu nggak minta tolong sama aku?""Yayang Kan capek. Lagian kalau ada mereka, ngapain juga Indah nyuruh-nyuruh Yayang. Mereka kan sudah menerima gaji di sini. Rugi dong kalau cuma makan gaji buta.""Maka dari itu mereka semua sudah aku pecat.""Lho, kenapa?""Aku sudah tidak membutuhkan mereka lagi. Yang