KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(28)"Tunggu, Bu! Ibu mau kemana?" Salah seorang perawat laki-laki menghentikan langkahku."Huhahuha.""Tapi Ibu tidak boleh pulang dulu, Bu. Ada beberapa prosedur yang harus diselesaikan oleh keluarga ibu, baru nanti ibu boleh pulang," ucapnya lagi."Huhahuha.""Iya. Iya. Saya ngerti. Ibu pasti sudah tidak betah berlama-lama di sini kan?""Huhahuha.""Jadi apa? Kenapa ibu ingin pulang? Apa ibu ditinggalkan oleh keluarga ibu?"Sepertinya insting perawat laki-laki ini tidak sekuat yang cewek kemarin. Banyak bahasa isyarat yang aku peragakan tidak terdeteksi olehnya. Bodoh sekali dia."Huhahuha.""Iya. Iya. Lebih baik ibu kembali lagi ke ruangan ibu. Ayo sini saya antar, Bu. Supaya nanti tim Admin kami menghubungi keluarga ibu untuk menjemput."Hadeh. Dasar ini anak ya. Nggak ada jiwa toleransinya sama sekali. Untung di sini banyak orang dan sedang menjadikan aku sebagai bahan tontonan. Kalau tidak, sudah habis pemuda ini aku sikat dan lato-latonya aku jadi
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(29)"Halo, Pak Andi! Kami telah sampai di rumah Anda, Pak. Apakah ada tugas lain yang ingin kami kerjakan?" Salah seorang personil berseragam coklat itu menelepon adikku ketika sebentar lagi mobil yang kami tumpangi akan sampai dipekarangan rumahnya."Oke, Pak Marpaung. Terimakasih atas bantuannya. Untuk saat ini tidak ada lagi, Pak. Oh iya, tolong berikan telepon itu pada Kakak saya, Pak! Saya ingin bicara sebentar.""Oh, oke Pak. Siap. Siap. Buk. Bapak mau bicara." Personil yang bernama Marpaung itu menyerahkan telepon genggamnya padaku. Dia tampak tersenyum, seperti sedang mengejekku ketika menyodorkan benda pipih itu.Oke. Tertawalah sepuasnya sebelum ajal datang menjemputmu, anak muda. Tertawalah engkau sekarang, sebelum besok kau akan menangis bersujud minta ampunan di kakiku. Oke."Mbak! Sri dan anak-anak sedang tidak berada di rumah sekarang. Mereka pergi ke rumah orang tuanya. Kata Sri kemarin Eka diare karena keracunan makanan. Jadi, saat ini d
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(30)Setengah jam kemudian kami baru sampai."Huhahuha!" Aku menyuruh Endah membantu untuk mengangkat kotak-kotak berisi daging cincang dari dalam mobil ke teras rumah dengan memberi kode dengan jari telunjuk dan juga gerakan tubuhku."Ini apa isinya, Mbak?" tanya Driver mobil itu ketika membantu menurunkan sebagian kotak milikku. Tampaknya dia curiga dengan isi dalam kemasan itu."Huhahuha," jawabku yang mungkin dia tidak mengerti dengan apa yang aku katakan."Oh," ucapnya, tanpa banyak bicara lagi.Sok paham. Tapi bagus juga. Dari pada dia banyak bicara, lebih baik dia diam saja. Takutnya nanti aku tersinggung dan khilaf membunuhnya.Setelah kotak-kotak itu terkumpul, aku segera membayar ongkos yang tertera di aplikasi tersebut secara cas. Sekalian beserta dengan uang tipsnya."Makasih, Mbak!" ucapnya sembari pergi meninggalkan rumahku.Aku menghela napas lega sembari menatap ke arah tumpukan kotak-kotak itu yang terlihat lumayan banyak.Kemana ya aku
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(31)Aku terpaku mendengar penuturan darinya.Kalau bukan memikirkan bahwa dia adalah adik kandungku, sudah aku cincang-cincang pria yang ada dihadapanku ini sampai habis tak tersisa.Andi melepaskan tangannya dari genggamanku, lalu bergegas naik kelantai atas. Aku hanya pasrah dengan mengikutinya dari belakang.Di lantai dua, Andi menemukan Endah sedang tergolek lemah diatas ranjang dengan kaki dan tangan sedang terikat tali rami. Entah bagaimana anak itu bisa melakukannya.Mengikat dirinya sendiri seolah-olah seperti seorang korban kekerasan.Pandai sekali dia bersandiwara."Ya ampun, Mbak.Kenapa kamu tega melakukan ini kepada anak kecil? Siapa sebenarnya anak kecil ini, Mbak? Kenapa kamu menyiksanya?""Huhahuha." Aku memberi kode dengan sebelah telapak tangan memberitahu bahwa bukan aku pelakunya. Ya kali aku bisa mengikatnya dengan sebelah tangan. Tapi kalau untuk mengeksekusinya aku masih mampu.Segera Andi menolong anak kecil itu dengan membuka seluru
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(32)Eit, tunggu dulu. Tadi apa yang sedang mereka bicarakan? Apakah mereka sedang mengghibah keluargaku?Pak Andi. Anak kecil. Korban selamat. Apaaa?Tidak. Tidak mungkin. Itu tidak mungkin. Tidak mungkin Andi melakukan semua itu. Tolong. Tolong aku. Aku ingin keluar dari tempat ini. Tolong aku. Pak Presiden! Pak Jokowi! Pak Prabowo! Pak Kapolri! Pak Panglima TNI! Pak Menkopolhukam! Tolong! Tolong aku! Tolong bebaskan aku dari sini! Mereka telah menyekapku disini, Pak. Mereka semua biadab. Biadab! Biadab! Biadab....Eh, kok aku malah teriak-teriak nggak jelas seperti Nek Tarwiyah yang viral itu ya? Hem...."Hei! Kamu kenapa lagi? Bisa diem nggak? Jadi beban aja.Nyusahin hidup orang aja kerjaan kamu. Sudah bosen hidup atau gimana? Kalau masih mau hidup, bagus-bagus aja deh jadi orang. Masih banyak yang ingin kami urusin selain ngurusin kamu. Kamu kira kerjaan kami cuma ngurusin kamu aja, apa?"Lah, malah ngomel. Mana mukanya jutek amat lagi. Bikin moodku
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(33)Bude? Dia memanggilku dengan sebutan Bude? Siapa dia?Aku langsung menoleh pada sumber suara itu dengan sedikit mendongakkan kepala untuk menatap wajahnya. Namun, mataku tak dapat mengenali sosok yang berdiri tepat dihadapanku itu dengan baik akibat dari sinar lampu yang menyala. Saking terbiasanya dengan kegelapan, sehingga aku tak bisa melihat dengan baik jika terpapar oleh cahaya terang benderang.Bertahun-tahun aku hidup dalam kegelapan. Ditempat asing ini tak ada penerangan sama sekali selain hanya keperluan petugas saat memberiku makan saja. Itupun hanya sebentar. Dan cuma satu kali sehari. Mereka memperlakukan aku layaknya seperti hewan, mentang-mentang aku menginap gratis ditempat ini.Aku hanya terpaku menatap pemuda itu. Benar-benar tak tahu siapa dia.Siapa orang yang sudi menjengukku di tempat kotor seperti ini selain hanya petugas yang berjaga."Bude! Sudah lama Eki mencari keberadaanmu. Akhirnya Eki bisa menemukanmu disini, Bude." Pemud
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(34)Walau dari segi fisik dia jauh berubah, namun aku masih dapat mengenali gadis itu dengan jelas dari senyumannya. Sebuah senyuman yang sangat mengerikan.Seketika teringat lah aku tentang si Nenek peot yang hampir tiap malam datang menerorku dengan menceritakan perkembangan cucu kesayangan yang sering ia bangga-banggakan.Sontak aku menahan lengan Eki agar jangan keluar dari dalam mobil."Huhahuha." Aku berusaha untuk mencegahnya."Tidak apa-apa, Bude! Tidak apa-apa. Endah adalah istri saya. Dia keluarga kita sekarang.""Huhahuha," ucapku semakin panik.Kenapa bisa Eki menjadikan Endah sebagai istri. Sedangkan gadis itu bukanlah Manusia. Dia itu setengah Iblis.Eki menghela napas dalam."Aku sudah tau Bude. Eki sudah tahu semuanya. Termasuk tentang Ratu Kegelapan yang selama ini telah mempengaruhi dan memperalat Endah. Endah itu tidak jahat. Dia adalah korban dari pengaruh makhluk jahat. Dan Bude jangan khawatir. Semuanya telah berakhir. Eki dan Endah
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan)"Kamu selingkuh, Mas?" Tak sengaja aku membaca pesan yang baru masuk ke ponsel Mas Andra, ketika dia lalai dengan benda pipih itu.Suamiku terpaku ketika melihat ponselnya berada di tanganku. Kemudian dia terlihat gelagapan, seperti salah tingkah.Aku kembali mengecek pesan itu, dan menelusuri lebih dalam lagi tentang siapa pengirimnya. "Minta hapeku!" Dengan paksa, Mas Andra merampas benda pipih itu dari tanganku, yang membuat diriku semakin curiga."Jadi benar, kamu selingkuh?" selidikku padanya, karena sempat membaca beberapa histori chat mereka juga."Siapa yang selingkuh?" jawabnya cuek, sembari sibuk mengutak-atik ponselnya itu."Jadi, yang baru ngirim pesan itu siapa?" Aku bertanya dengan lembut, berharap agar suamiku mau berkata jujur."Teman.""Teman?""Iya.""Sejak kapan seorang teman chatingan dengan menggunakan kalimat 'Sayang'?""Sudahlah, Indah. Kamu tidak usah mencari-cari kesalahan Mas, untuk memancing keributan. Justru hal in