Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 20)"Sayang! Sekuriti yang jaga di pos itu kok nggak pernah kelihatan lagi, ya? Apa kamu memecat mereka?" tanyaku pada Elvan, ketika tadi aku pergi ke pos itu dan mendapati tidak ada satu orang pun yang berjaga di sana."Emangnya kenapa? Apa kamu kangen sama mereka?" jawab Elvan ketus."Lho, kok ngomong gitu sih? Aku kan cuma nanya. Apa tidak boleh?""Untuk apa nanya-nanya mereka, coba?" Dia masih bersikap ketus.Adu duh, pasti Elvan lagi cemburuan nih! Sudah ketebak, akhir-akhir ini dia sangat posesif sekali. Apalagi dengan yang namanya Andra. "Cuma mau minta tolong aja Sayang, sama mereka. Beras kita abis tuh. Indah nggak bisa masak.""Kok kamu nggak minta tolong sama aku?""Yayang Kan capek. Lagian kalau ada mereka, ngapain juga Indah nyuruh-nyuruh Yayang. Mereka kan sudah menerima gaji di sini. Rugi dong kalau cuma makan gaji buta.""Maka dari itu mereka semua sudah aku pecat.""Lho, kenapa?""Aku sudah tidak membutuhkan mereka lagi. Yang
Psikopat(Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 21)Sudah tiga hari setelah kami pulang dari villa itu, Elvan belum datang berkunjung ke rumah untuk menjengukku.Katanya dia sedang sibuk ikut dengan Papi untuk mencari keberadaan Mami dan juga Kakaknya yang sudah berminggu-minggu lamanya tidak pulang ke rumah. Ya iyalah tidak pulang, orang sudah pindah alam. Kalau sempet mereka berdua pulang, serem juga tuh. Jadi arwah penasaran dong.Walaupun aku tidak lantas percaya dengan segala ucapan pacar gelapku itu. Jangan-jangan dia sengaja tidak datang untuk menemuiku karena istrinya telah kembali.Enak aja! Dia pikir aku ini jam dinding apa, yang di lihat ketika perlu saja.Aku bersiap-siap ingin pergi kerumah mantan mertuaku itu untuk memastikan langsung apakah Elvan berkata jujur atau hanya ingin mengakal-akaliku saja. Tak lupa aku membawa sebilah pisau dalam tasku hanya untuk sekedar berjaga-jaga.Entah kenapa, akhir-akhir ini setiap ingin bepergian kemana-mana tak lupa aku membawa senjata tajam
Psikopat( Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 22)Aku mengangkat tubuh wanita yang sudah tidak bernyawa itu dari dalam kolam. Tak kusangka bahwa bobot tubuhnya sangat berat . Aku sampai kewalahan untuk mengevakuasinya. Pasti ini orang banyak dosa. Sangat menyebalkan.Di pinggir kolam, aku meracik tubuh istri pacarku itu hingga berkeping-keping. Bau amis yang menyengat dari cairan tubuhnya terasa begitu enak untuk dihirup. Aromanya yang khas tercium sangat menyegarkan diindra penciumanku, yang membuat diriku semakin bersemangat dan menggebu-gebu.Selesai meracik tubuhnya, aku segera memasukkan potongan-potongan daging itu ke dalam kantongan plastik berwarna hitam, lalu memasukkannya kedalam sebuah kardus untuk segera dibuang jauh-jauh dari rumahku, sebelum daging itu membusuk menjadi bangkai.Ternyata, gumpalan daging wanita itu banyak juga. Aku harus menyiapkan lima kardus berukuran sedang yang telah selesai di packing. Sekarang, tinggal mengeksekusinya.Aku memasukkan kotak-kotak itu keda
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 23)Dalam kepanikan, aku mendengar suara kaki melangkah. Aku menatap kearah sumber suara itu. Ternyata dia adalah Endah. Secara perlahan dia datang mendekati kami kembali.Gadis berkepang dua itu membawa sebilah pisau yang sore tadi aku buang asal di dekat mobil ibunya. Pisau yang selama ini aku pergunakan untuk memutilasi orang-orang yang telah berani mengusik hidupku. Dan pisau itu saat ini berada di tangan seorang gadis kecil berkepang dua.Apakah dia ingin balas dendam?"Endah! Kamu mau apa?" Suaraku bergetar, bertanya pada gadis kecil itu. Dia menatapku dengan sorot mata tajam. Dari sorot mata itu dapat terlihat sebuah amarah dan rasa dendam yang mendalam.Tatapannya benar-benar sangat mengerikan. Sangat berbeda dengan Endah yang sore tadi aku temukan.Namun, Gadis berkepang dua itu tak menjawab pertanyaanku, dan tanpa ekspresi sama sekali. Dengan santai, dia mengayunkan senjata tajam itu ke udara, lalu menebas kebagian leher ayahnya. Seke
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(24)"Jangan Endah! Jangan lakukan itu pada Tante. Jika Tante mati, siapa yang akan mengurusimu nanti?" pintaku pada gadis kecil itu, sembari memohon ampunan darinya.Seketika, pergerakan anak kecil itu berhenti. Dia diam seperti patung dengan menatap tajam padaku.Melihat tatapannya, bulu romaku jadi merinding. Ih, seram amat. Ini bocil anak manusia atau anak Setan, sih? Kok masih kecil aja udah barbar banget kelakuannya kek gini. Bagaimana nanti jika dia sudah besar. Pasti akan menyusahkan bangsa dan negara. Kalau nyusahin orang tua sih, kagak mungkin. Kan orang tuanya udah pindah alam aku buat."Endah! Tolong ampuni Tante, Endah. Beri satu kesempatan lagi buat Tante agar Tante bisa bertobat. Tante belum mau mati, Endah. Tante masih banyak dosa. Tante takut masuk neraka, Endah. Tolong. Tolong beri Tante satu kesempatan lagi untuk hidup. Tante berjanji akan setia untuk melayani kamu, Endah." Aku kembali memohon, mengharap iba darinya.Najis banget sebenar
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(25)Aku terdiam lama, berdiri bagai patung tanpa berani menoleh sedikit pun ke arah belakang. Aku takut, aku takut ketika menoleh kebelakang nanti, anak itu sudah berdiri di sana dan langsung menebas leherku tanpa ampun.Hiih, seram sekali. Aku saja sampai bergidik ngeri ketika membayangkannya.Aku menajamkan indra pendengaranku untuk mendeteksi keberadaan anak kecil berkepang dua itu. Namanya Endah. Tapi aku kurang yakin jika dia adalah manusia sungguhan. Yang dilahirkan oleh istri dari mantan pacarku. Jangan-jangan Erika berselingkuh dengan Jin sehingga anak itu lahir ke dunia ini. Secara, Elvan kan nggak cinta sama dia. Mana mungkin Elvan mau menyentuh tubuhnya. Elvan itu cintanya cuma sama aku sampai dia meregang nyawa.Aku juga tak ingin merawat anak itu lagi. Dan aku juga tidak berminat untuk mengikuti perkataan nenek tua yang ada di sumur tua itu, untuk melayani anak ini. Emangnya, siapa dia yang berani mengatur hidupku. Ish, udah beda alam aja, k
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(26)Oke. Aku harus kembali bersikap elegan seperti ciri khasku selama ini. Apalagi ini adalah kesempatan terakhirku untuk hidup. Aku harus bisa mempertahankan sikap konsistensi seperti selama ini aku perbuat.Aku tidak boleh terlihat cengeng, apalagi di depan anak ingusan seperti Endah. Masa aku harus kalah dengan anak kecil?"Oke. Ini kan yang kamu mau?" Aku mengangkat sedikit gelas yang ada di tanganku, lalu mendekatkannya ke wajah anak itu. Biar dia dapat melihat bahwa aku tidak takut mati sama sekali. Justru, aku berterima kasih kepadanya karena berkat dialah keinginanku selama ini dapat terwujudkan.Oke. Aku langsung meminum air di dalam gelas itu hingga tandas tak tersisa. Rasanya sedikit agak pahit.Benar saja seperti dugaanku, bahwa air ini telah dicampur oleh zat kimia."Hahahaha." Aku kembali tertawa lepas setelah meneguk air itu. Menyambut kematianku. " Hahahaha. Terima kasih anak kecil. Terima kasih karena telah mengabulkan permintaan Tante.
KUHABISI SUAMIKU DENGAN ELEGAN(27)"Bu Indah untuk hari ini masih harus menjalani perawatan di sini, Pak. Mungkin besok baru diperbolehkan pulang," ucap salah satu perawat yang sedang menanganiku, memberitahu pada Andi ketika adikku itu bertanya kapan aku boleh pulang."Oh, iya Sus. Apakah pita suara kakak saya masih bisa kembali?" tanya Andi lagi kepada gadis yang memakai seragam serba putih itu. Cantik sih. Tapi kejam. Sudah tau orang sakit, malah di suntik."Nanti ditanyakan aja pada Dokternya langsung ya, Pak. Sore nanti Dokternya baru masuk untuk memeriksa Bu Indah," jawab perawat muda itu."Oh, baik lah, Sus. Terimakasih atas perhatiannya pada Kakak saya.""Sama-sama, Pak. Ini memang sudah menjadi tugas kami," ucap perawat cantik itu dengan ramah, lalu berpindah tempat untuk memeriksa pasien yang lain.Aku meraih leherku yang terasa masih sakit di tenggorokan. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di dalam sana, sembari berdehem agar suaraku balik lagi."Huhahuha." Namun pita suar