Share

Chapter 4

Author: Suzy Wiryanty
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Galih memperhatikan nomor rumah Madeline Nainggolan sekali lagi untuk memastikan kebenaran rumah yang dicarinya. Ia tadi sempat berkonfrotasi dengan pihak keamanan komplek yang tidak bersedia membukakan portal untuknya. Tetapi setelah mereka melihat kartu identitas dan glock 19 di pinggangnya akhirnya mereka jiper juga. Dan di sinilah ia sekarang berada. Di kediaman Radja dan Madeline Nainggolan, tantenya Merlyn.

Saat ia menekan bel, seorang Satpam bertubuh kekar lagi-lagi tidak mengizinkannya untuk menemui majikannya. Ia beralasan tuan rumahnya pasti tidak bersedia menerima tamu pada jam-jam tidak lazim seperti ini. Mau tidak mau, ia harus kembali memperlihatkan kartu identitas kepolisiannya. Barulah sang Satpam menelepon majikannya.

Saat ini ia telah duduk di ruang tamu keluarga Nainggolan. Asiaten Rumah Tangga yang membukakan pintu berpesan agar ia menunggu sebentar. Nyonya rumahnya akan segera keluar untuk menemuinya. Sebenarnya ia juga merasa tidak enak bertamu ke rumah orang dini hari seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, keadaannya memang sedang terdesak.

"Adik saya buat salah apalagi sampai Anda mendatangi rumah saya tengah malam begini, Pak Polisi?" Seorang wanita paruh baya yang masih cantik di usia senjanya, menyambutnya tanda basa basi. Sepertinya wanita ini adalah Madeline Nainggolan. Tantenya Merlyn. Sebelum ia menjawab pertanyaan Madeline, seorang wanita paruh baya lainnya menyusul keluar. Dan ia yakin bahwa wanita yang usianya sepertinya beberapa tahun lebih muda dari Madeline ini adalah Marilyn, alias ibunya Merlyn. Wajahnya dengan Merlyn bagai pinang dibelah dua saking miripnya. Jika Madeline masih terlihat cantik di usia senjanya, maka kecantikan adiknya ini sampai membuatnya terpana saking terpesonanya. Pantas saja Merlyn sangat jelita. Ibunya yang sudah berumur saja masih bisa membuatnya ternganga. Sepertinya wanita-wanita dalam keluarga ini dianugerahi kecantikan di atas rata-rata. Maha sempurna Allah dengan segala ciptaanNya.

"Lo ngapain aja seharian ini, Lyn? Lo nggak melakukan perbuatan kriminal 'kan?" Galih melihat Madeline menatap galak pada adiknya. Saat ini kedua kakak beradik itu sudah duduk di sofa. Tepat di hadapannya.

"Nggak kok, Kak. Lyn 'kan udah lama nggak nyetir mobil sendiri. Jadi Lyn nggak pernah lagi melanggar rambu-rambu lalu lintas. Nabrak tanda dilarang setop dan tanda nggak boleh puter balik pun, udah nggak pernah lagi. Yang terakhir Lyn tabrak 'kan lampu lalu lintas yang merah kuning ijo. Itu pun udah lama kalinya, Kak. Waktu si Merlyn masih kecik."

Galih langsung mengerti darimana Merlyn mewarisi baik kecantikan maupun keonengannya yang hakiki. Dari bundanya ternyata. Galih seketika merasakan simpati yang mendalam serta penghargaan yang luar biasa terhadap Chris dan Tian. Mereka adalah orang-orang hebat yang sebenarnya. Menghadapi Merlyn seorang saja harus double sabar, apalagi harus di tambah dengan bundanya yang sama persis kelakuannya. Itu berarti sabarnya mereka telah mencapai pangkat enam. Luar biasa!

"Selamat malam Bu Diwangkara dan Bu Nainggolan. Saya Kompol Galih Kurniawan Jati, mohon maaf karena telah mengganggu ketenangan ibu-ibu semua ditengah malam seperti ini. Saya ke sini mencari ibu Diwangkara karena masalah Merlyn." Mendengar perkataannya mata indah Marilyn membelalak seketika.

"Astaga, Mer kenapa? Dia kecelakaan? Nabrak orang? Orangnya mati ya? Makanya Pak polisi sampai mencari saya ke sini? Tapi Bapak salah alamat. Ini rumahnya Radja Nainggolan. Bukannya rumah Christian Diwangkara. Keadaan anak saya bagaimana? Me--meninggal ya? Huaaaaaa!!!"

Galih menepuk jidatnya sendiri. Speechless menghadapi bundanya Merlyn yang bukan hanya namanya saja yang nyaris sama, tapi kelakuan auto oon juga sama. Harusnya Pak Chris dulu tidak menamai putrinya dengan nama yang hanya berbeda beberapa huruf saja dari bundanya. Sekarang repot sendiri 'kan jadinya?

"Lo bisa diem dulu nggak, Lyn? Orang Pak Polisinya juga belum bilang apa-apa juga, lo udah mikir macem-macem aja. Dengerin dulu orang ngomong sampai selesai. Setelah itu lo mau nangis kek, mau kayang kek, terserah! Sekarang diem dan dengerin Pak Polisi ini bicara sampai selesai. Satu lagi, jangan dipotong-potong pembicarannya. Ngerti lo?!"

Galih terkesima melihat betapa beragamnya sifat dan karakter keluarga-keluarga yang ditemuinya malam ini. Yang satu onengnya hakiki, dan yang satu lagi, galaknya sampai tingkat propinsi. Kakak adik kok sifatnya seperti Sabang dengan Merauke. Jauh-jauhan, euy!

Dengan kesabaran yang semakin lama semakin teruji, Galih menjelaskan secara ringkas masalah yang menimpa Merlyn kepada bundanya. Tanpa banyak bicara lagi bunda Merlyn langsung minta diantarkan pulang saat itu juga. Galih tidak tahu apa yang terjadi setelahnya. Tapi satu hal yang pasti, hatinya menjadi sedikit lega karena tahu bahwa Merlyn pasti akan dilindungi oleh bundanya.

Galih tiba di kediamannya dalam keadaan tubuh letih luar biasa. Ia lagi-lagi melewatkan makan malamnya. Akhir-akhir ini peredaran narkoba sedang marak-maraknya. Atasannya IrjenPol Orlando Atmanegara, terus saja menginstruksikan satuannya untuk memberantas segala macam bentuk cikal bakal peredaran narkoba. Mereka kini memperbanyak seminar-seminar di setiap pelosok-pelosok kota bahkan sampai ke desa-desa. Mereka juga menggandeng instansi-instansi seperti Seksi P2M atau Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat dan juga Badan Narkotika Nasional Kota atau BNKK, untuk mensosialisasikan P4GN atau Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Narkotika di setiap pelosok-pelosok daerah. Para nara sumber dan juga pihak kepolisian memberikan pengarahan pada warga-warga sekitar untuk bersikap proaktif dalam melakukan kampanye stop narkoba.

TOK! TOK! TOK!

"Galih, boleh Ibu masuk, Nak?" Suara lembut ibunya membuat Galih yang sedang tidur-tidur ayam kembali membuka matanya. Ibunya belum tidur ternyata. Ia segera bangkit dan duduk di ujung ranjang.

"Masuk aja, Bu. Pintunya nggak Galih kunci."

Seraut wajah lembut ibunya muncul di ambang pintu. Guratan-guratan samar di wajah ayu ibunya semakin memperlihatkan kerasnya perjuangan hidup yang telah dilalui nya. Wanita ini lah orang yang paling ia hormati dan paling ia cintai di dunia ini. Tewasnya ayahnya akibat peluru nyasar yang dilesakkan oleh Raksana Jaya Krisna telah menjadikan ibunya seorang janda dalam usia muda. Sewaktu ia remaja dulu, ia sampai bersumpah akan menjadi seorang polisi agar ia bisa melindungi negara ini dari segala bentuk kejahatan. Dia berharap, kelak tidak akan ada lagi anak yang menangis karena ayahnya pulang dalam keadaan tidak bernyawa akibat tindak kejahatan. Galih remaja sangat membenci Raksana Jaya Krisna. Ayah Rahayu Jaya Krisna.

"Kok kamu malam sekali pulangnya akhir-akhir, Nak? Jaga kesehatan dan keselamatan diri kamu ya, Nak? Selain kakek dan nenek di kampung, Ibu hanya punya kamu. Tetaplah hidup untuk Ibu ya, Nak? Jangan meninggalkan Ibu seperti ayahmu. Jangan pernah pulang dalam keadaan tidak bernyawa seperti ayahmu ya, Nak? Ibu tidak akan sanggup lagi menghadapi saat-saat seperti itu."

Melihat ibunya menangis sedih, Galih langsung memeluknya dengan sayang. Ibunya ini sangat takut kalau dia terkena musibah saat menjalankan tugasnya sebagai seorang abdi negara. Wajar saja seorang ibu merasa khawatir. Pekerjaannya memang riskan. Setiap saat berjibaku dengan para penjahat, pembunuh, bahkan teroris, menjadikan ibunya khawatir setiap ia belum pulang dinas. Tugasnya tentu saja meyakinkan ibunya agar tidak perlu mengkhawatirkan dirinya secara berlebihan.

"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, Bu. Ibu doakan saja agar Galih selalu dilindungi oleh Allah subhanawa'taala ya, Bu? Insya allah Galih akan baik-baik saja. Tidak ada yang mengetahui jodoh, maut, rezeki dan takdir. Semuanya ada di tangan Allah. Kita perbanyak saja amal ibadah kita ya, Bu?" Galih berusaha menghibur ibunya yang terlihat masih saja mengkhawatirkan keadaannya. Ibunya hanya mengangguk mengiyakan.

"Oh iya, Ibu mau tanya. Kemarin saat kamu liburan ke kampung kakek dan nenek, kamu sudah dengan Arini 'kan? Ia sekarang makin cantik kan, Lih? Kalau kamu suka, ibu bisa segera melamar Arini buat kamu jadikan istri. Ibu sudah kepengen gendong cucu, Lih. Umur kamu juga udah tiga puluh tiga tahun kan?"

Sekar kembali menanyakan pertanyaan yang sudah bertahun-tahun lalu ditanyakannya pada putra tunggalnya. Waktu itu Galih tidak menyetujui namun ia juga tidak menolaknya. Galih seperti sengaja menggantung jawabannya.

"Maaf Bu. Galih cuma menganggap Arini ini sebagai seorang adik. Tidak lebih. Arini pasti akan lebih berbahagia apabila ia dinikahi oleh orang yang benar-benar mencintainya. Galih minta maaf, Bu." Jawab Galih cepat.

"Kamu mencintai orang lain, Lih?" Sekar merasa ada yang berbeda saat putranya menjawab dengan cepat dan tegas untuk menolak perjodohannya dengan Arini. Arini adalah anak salah seorang sahabat almarhum suaminya dulu. Biasanya putranya itu akan menjawab kalau ia belum siap untuk menikah atau malah diam sekalian. Tapi kali ini ia langsung saja dengan tegas menolak. Bagimana ia tidak curiga kalau anaknya mungkin telah punya pilihan sendiri?

"Tidak, Bu. Galih hanya ingin jujur pada perasaan Galih sendiri kalau Galih itu tidak bisa mencintai Arini seperti seorang kekasih. Galih hanya menganggap Arini itu seperti seorang adik. Tidak lebih." Galih berusaha menjelaskan pelan-pelan pada ibunya. Topik sensitif seperti ini memang riskan saat dibahas bersama dengan ibunya.

"Tapi Arini mencintai kamu, Lih. Ia langsung mengatakannya pada Pak Herman kemarin. Ia bilang ia siap kapan saja kamu nikahi. Ibu mohon, pikirkan sekali lagi permintaan Ibu ini ya, Nak? Kalau kamu capek istirahatlah. Sudah hampir pukul tiga dini hari. Ibu keluar dulu ya? Sekali lagi, pikirkan ya, Nak?"

Galih hanya bisa mengangguk. Ia terpaksa mengiyakan demi memutus pembicaraan. Karena kelelahan ia pun tertidur. Rasanya baru sebentar saja ia memejamkan matanya, akan tetapi ia malah terbangun karena bermimpi buruk. Ia memimpikan Merlyn yang terus saja menangis dan memanggil-manggil namanya. Galih terbangun dengan nafas tersengal-sengal dan keringat membanjir. Perasaannya sangat tidak enak sekali. Demi untuk menenangkan diri, Galih melakukan sholat tahajud di sepertiga malam terakhirnya pada pukul 04.10 WIB. Dan untuk pertama kalinya, dalam diam yang paling tenang, Galih menyelipkan nama Merlyn dalam doanya. Galih merasa ketika ia tidak mampu menyeka air mata kesedihannya, maka ia akan memeluknya melalui doa. Dan semoga saja dia di sana dalam keadaan baik-baik saja. Aamiin.

==================================

"Bagaimana keadaan Merlyn, Dokter? Badannya panas sekali ini. Telur aja digenggam bisa mateng kali di tangan si Mer?" Dokter Mahardika Ajisaka Prahasta tersenyum menanggapi kecemasan ibu pasien yang kebetulan suaminya adalah kolega lama papanya dalam berbisnis. Papanya Narendra Ajisaka Prahasta memang sudah kenal lama dengan Christian Diwangkara sekeluarga.

"Mer nggak apa-apa kok, Tante. Hanya sedikit flu dan demam saja. Namanya juga hujan-hujanan. Paling besok lusa juga sudah sembuh. Tante tidak usah terlalu khawatir ya?" Dika berusaha meyakinkan Marilyn. Beginilah sejatinya seorang ibu. Berapapun usia anaknya, rasa khawatir mereka tetap sama.

"Iya, Bun. Mer nggak apa-apa ini. Orang Mer cuma meriang-meriang dikit aja ngapain juga sampai diangkut-angkut ke rumah sakit segala. Kan sayang uangnya, Bun? Mer mau pulang sekarang aja!"

Merlyn yang merasa kalau keadaannya baik-baik saja, berusaha bangkit dari tempat tidurnya. Jarum infus yang terpasang di lengan kirinya membuatnya sedikit kesusahan saat akan duduk. Apa-apaan mereka ini? Dia cuman batuk-batuk dan meriang sedikit saja, sudah diperlakukan seperti pasien stroke yang didorong-dorong di kursi roda. Padahal kalau disuruh lomba lari saja, dia yakin kalau dia masih bisa menang. Apalagi si dokter Dika ini. Semalam bundanya hanya menelepon untuk menanyakan obat apa yang lebih ampuh untuk menurunkan demam. Pilihannya antara Acetaminophen dan Ibuprofen. Bukannya tinggal menjawab saja, eh si dokter ini malah ujug-ujug mendatangi rumahnya pada pukul empat pagi. Alasannya ia tidak bisa sembarangan memberikan resep obat tanpa memeriksa pasien. Satu hal yang membuat Merlyn kesal adalah, dokter ini menggendongnya ke mobilnya begitu saja dan membawanya serta bundanya ke rumah sakit. Ayah dan abangnya dicuekin begitu saja oleh bundanya seperti dua orang makhluk tak kasat mata. Bundanya marah pada mereka semua. Bundanya mengusulkan ayahnya untuk tidur saja di keset bersama dengan si Cikur, kucing Bik Sari, alih-alih tidur di kamar bersama dengannya.

"Eh... eh... eh... mau kemana kamu, Mer? Kamu kan belum sembuh benar. Sekarang berbaring kembali atau mau saya suntik?" Mer langsung kicep. Ia ini paling takut disuntik. Saat memasang infus semalam, dokter jahat ini memeluknya erat-erat sampai ia tidak bisa bergerak barulah suster bisa memasang infus dengan sempurna di tangannya.

"Kalau Tante ingin pulang untuk berganti pakaian atau beristirahat sebentar di rumah, silahkan saja Tante. Biar saya yang akan menjaga Mer sementara Tante pulang." Tawaran manis dokter Dika membuat Marilyn lega. Ia memang harus membersihkan diri sekaligus membawa pakaian ganti untuk putrinya.

"Syukurlah akhirnya dokter mengajukan diri juga. Padahal sudah dari tadi saya tunggu-tunggu kapan dokter akan menawarkan diri mau menggantikan saya sebentar. Kalau begitu saya permisi pulang sebentar ya, Dokter? Tolong jagain anak saya. Kalau dia nakal dan tidak mau menuruti perkataan Dokter, suntik aja dia ya? Saya permisi dulu." Marilyn kini menghadap putrinya dengan ekapresi wajah mengancam.

"Kamu jangan membuat ulah macam-macam lagi ya, Mer? Bunda pulang dulu sebentar untuk mengambil baju ganti kamu." Mer mengangguk dengan patuh. Padahal di kepalanya telah penuh dengan rencana-rencana ajaib untuk kabur secepatnya.

"Kamu nggak punya rencana aneh-aneh kan, Mer?" Marilyn curiga melihat anak gadisnya manis dan patuh sekali. Biasanya kalau Mer patuh dan tidak banyak protes, maka itu artinya ia sedang merencanakan sesuatu. Marilyn sangat khatam dengan kelakuan anak gadisnya ini.

Merlyn dengan cepet menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nggak kok, Bun. Rencananya belum jadi, eh-- nggak ada rencana-rencana maksudnya." Merlyn keserimpet ngomong. Bisa buyar semua planningnya kalau sampai bundanya tahu.

"Ya sudah Bunda pulang dulu. Kalau rencananya sudah jadi, kasih tahu Bunda ya? Biar Bunda nggak susah nyarinya kalau kamu ngilang lagi." Merlyn pun kembali mengangguk dengan takzim. Mahardika tidak dapat menahan senyumnya melihat pembicaraan absurd antara anak dan ibu yang polos-polos lucu ini. Dia ini adalah seorang dokter. Bertemu dengan 1001 macam manusia dan 1001 karakter adalah makanannya sehari-hari. Tapi untuk pertama kalinya ia tidak memperhatikan kalimat-kalimat dari lidah orang yang sedang berbicara padanya, akan tetapi ia memperhatikan kalimat-kalimat yang dipancarkan oleh mata mereka.

"Pak Dokter, saya boleh meminjam ponselnya tidak? Sebentarrr saja." Setelah bayangan ibunya tidak terlihat, Merlyn mulai menjalankan aksinya. Ia mempunyai satu kewajiban yang harus ia selesaikan. "Kamu harus beristirahat Mer. Jangan bertingkah yang aneh-aneh." Dika tidak mau meloloskan keinginan Merlyn. Tetapi saat mata puppy eyes Merlyn menatapnya dengan pandangan yang begitu memohon, ia tidak tega juga melihatnya. Dengan apa boleh buat, Dika mengangsurkan juga ponselnya pada Merlyn. Dengan wajah berseri-seri dan senyuman manis, Mer berkali-kali mengucapkan kata terima kasih. Dika sampai takut terkena diabetes akibat terus memandangi wajah manis pasiennya ini.

"Hallo Bu Wiwit, uhuk... uhuk... ini Merlyn, Bu. Ulang tahun anak-anak lusa ya, Bu? Mer minta maaf belum bisa main seminggu ini. Habisnya boneka kainnya belum selesai semua Mer buat, Bu. Masih kurang lima. Uhuk... uhuk... tapi Mer janji, lusa semua pasti sudah siap. 35 buah boneka lucu untuk anak-anak panti."

"Oh Mer sehat-sehat aja kok, Bu. Kan Mer buatnya nyicil malem-malem, nggak sekaligus. Ya karena beli bahannya juga nyicil dari uang saku, Mer sendiri. Kan Mer belum kerja, Bu. Hehehe... oh Mer sehat kok, Bu. Cuma batuk-batuk manjah sedikit aja. Tapi insya Allah Mer sehat walafiat kok, Bu.

Sekarang? Oh sekarang Mer ada di rumah sakit, Bu. Iya ibu tenang aja, pasti lusa Mer akan main ke sana. Walaikumsalam."

Merlyn lega saat tahu bahwa ulang tahun anak-anak Rumah Ceria down syndrome itu lusa baru diselenggarakan. Dia sudah hidup dengan seirit mungkin untuk bisa membeli bahan-bahan kain flanel, dakron, pita, lem dan lain-lain. Ia tidak bisa membantu banyak. Tetapi ia ingin membagi kebahagiaan dengan anak-anak down syndrome dengan IQ yang dibawah 30 itu. Sejak kecil ia sebenarnya sudah merasa banyak orang-orang yang suka menyebutnya oon, oneng atau lola alias loading lama. Rata-rata teman sebayanya membullynya karena cara berpikirnya yang sederhana.

Sampai suatu hari bundanya membawanya ke panti sosial down syndrome yang ada didekat rumahnya. Di sana ia menangis melihat anak sebayanya yang tidak bisa berbicara dan bahkan pipis sembarangan. Ternyata ada juga orang yang lebih menyedihkan nasibnya dibandingkan dirinya. Betapa tidak tahu berterima kasihnya dirinya yang diberi panca indera sempurna dan keluarga yang menyayanginya oleh Allah subhanawata'ala. Sejak saat itu ia bertekad untuk membantu anak-anak down syndrome itu semampunya. Julukan princess irit ia terima dengan lapang dada demi untuk sekedar membelikan jajanan untuk mereka. Mereka memang tidak tahu apa arti bahagia, tetapi ia kan tahu. Makanya ia ingin membaginya dengan mereka semua. Ia jatuh cinta pada mereka semua saat mereka mengucapkan satu kalimat sederhana.

"Terima kasih, Kakak. Bonekanya cantik. Teman saya satu-satunya yang ada di dunia."

Sejak saat itu ia terus mengasah kemampuannya untuk membuatkan boneka-boneka kain dengan sisa-sisa uang sakunya. Mungkin baginya boneka itu bukan apa-apa, tapi bagi mereka adalah segalanya.

Kaugnay na kabanata

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 5

    "Pak dokter, saya udah sembuh kok. Lihat badan saya sudah nggak panas lagi. Batuk-batuknya juga sudah reda. Saya sudah boleh pulang sekarang kan Pak Dokter?" Merlyn meraih tangan kanan Dokter Dika dan menyentuhkannya ke kening dan lehernya sendiri, demi untuk meyakinkan sang dokter."Yang jadi dokternya di sini siapa? Kamu atau saya? Kenapa malah jadi kamu yang mengatur-ngatur saya?" Dengan ketus Dika membalas kata-kata Merlyn. Tapi tidak urung dia membelai lembut kening dan leher pasien cantiknya. Masih sedikit hangat. Merlyn belum sehat betul."Yang merasakan sakit atau tidak itu tubuh siapa? Tubuh saya kan? Tapi kenapa malah Pak Dokter yang merasa lebih tahu?" Merlyn membalikkan kata-katanya dengan jenius pada Dika.Tumben si oneng ini pinter? Mungkin signalnya sedang bagus-bagusnya."Oohhh... jadi kamu merasa lebih tahu soal kondisi tubuh kamu dibandingkan dengan saya? Baiklah. Kalau begitu sa

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 6

    Hari ulang tahun Rumah Ceria bagi anak-anak penderita down syndrome telah tiba. Merlyn sudah meminta izin pada ayah dan bundanya untuk membawa Thunder, mobil kesayangannya ke sana. Tapi dengan catatan harus disopiri oleh Mang Yayat. Merlyn memang bisa menyetir sendiri, tetapi selalu saja ada insiden yang menyertainya. Kaca spion yang hancur atau meratakan pagar rumah tetangga, adalah sebagian kecil dari insiden yang diakibatkan oleh kecerobohannya. Oleh karena itu, untuk meminimalisir keadaan, sekarang Merlyn akan disopiri atau minimal ditemani jika ingin ke mana-mana.Mobilnya saat ini telah dipenuhi oleh berbagai macam boneka kain flanel, makanan ringan bahkan balon-balon warna warni yang lucu. Mer sudah menabung lama untuk bisa membeli semua ini. Walaupun ayahnya pernah menawarinya untuk menggunakan uang ayahnya saja untuk membantu anak-anak panti, tapi Mer menolaknya. Masa mau beramal tetapi malah memakai uang orang lain? Itu kan namanya pembo

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 7

    "Hah? Mancing ikan kakap di club? Ini maksudnya bagaimana? Saya bingung." Galih pusing mendengar kalimat tanpa ujung pangkal yang jelas. Apalagi mengenali seorang pria tampan metroseksual yang meneriakkan kata-kata mahal dari pakaian dan aksesoris yang dikenakannya. Siapa yang tidak kenal dengan pria yang tampak protektif di samping Merlyn ini. Pengacara muda Ethan Hartomo Putranto. Putra Hartomo Putranto, yang juga seorang pengacara gaek negeri ini."Tadi tetangga saya, Liz kan ulang tahun. Nah, Yessy mengusulkan untuk main ke club. Siapa tahu dapat kakap katanya. Terus saya minta ikut sama Liz. Tapi sampai di sini jangankan ikannya, kolamnya aja pun nggak ada, Bang." Adu Mer kesal. Galih dan Ethan saling bertatapan dan mereka akhirnya mengerti soal kata pancing memancing ini. Belum juga Galih memberi Merlyn nasehat, seorang gadis cantik menyeruak kerumunan. Saat si gadis melihat Mer, wajah tegangnya berangsur

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 8

    Merlyn tiba di kantor polisi bersama dengan belasan orang yang terjaring razia lainnya. Ia yang seumur hidupnya tidak pernah sekalipun menginjakkan kakinya ke kantor polisi, malam ini langsung saja bersilahturahmi ke tempat ini sebagai seorang tersangka pengedar narkoba. Kedengarannya sangat mengerikan bukan? Ethan yang sedari tadi ingin mendampinginya dan bertindak sebagai pengacaranya telah ditolak tegas oleh Galih. Menurut Galih, Ethan harus menunjukkan surat kuasa sebagai pengacaranya yang resmi terlebih dahulu, barulah ia bisa untuk membelanya. Saat surat kuasa itu sudah berkekuatan hukum baru Ethan berhak untuk mendampinginya."Semuanya berbaris rapi dan masuk ke dalam ruangan dengan saling memegang bahu orang yang ada di depannya!" Bripda Astuti meneriakkan perintahnya dengan tegas. Merlyn yang tangannya diborgol tampak agak kesulitan saat harus memegang bahu orang yang ada di depannya. Sementara orang yang di belakangnya langsung saja meremas

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 9

    "Dua kali Anda bertemu dengan anak saya. Dua kali itu juga Anda memeluk-meluknya. Saya sudah pernahmemperingatkan Anda untuk menjauhkan tangan Anda dari putri saya. Dan ini yang ketiga kalinya, Anda malah mau berbuat cabul dengannya. Anda ini polisi atau bukan hah? Mengapa Anda terus saja memanfaatkan kepolosan putri saya untuk kesenangan Anda sendiri!" Saat tinju Chris akan kembali melayang ke wajah Galih, Mer langsung saja menahan tangan ayahnya."Yah, berantemnya setop dulu. Mer udah mau pipis banget ini! Lagian abang polisi bukannya mau berbuat cabul sama Mer. Abang polisi cuma bukain resleting celana Mer yang tadi macet. Ayah minggir dulu, Mer mau pipis. Abang polisi, tissuenya mana? Cepetan, udah mau keluar ini pipisnya!"Mer sampai melompat-lompat menahan sesak pada kandung kemihnya. Dengan wajah lebam-lebam, Galih merogoh saku celananya. Mengeluarkan sebungkus tissue pada Merlyn. Merlyn buru-buru masuk ke dalam to

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 10

    "Apa sekarang client saya bisa di bebaskan Pak Sonny?" Ethan lega luar biasa saat melihat hasil rekaman CCTV, yang pada akhirnya bisa menjelaskan darimana obat-obatan terlarang itu bisa ada di dalam tas Merlyn. Sebagai seorang pengacara ia bangga karena bisa membebaskan clientnya. Dan sebagai seorang laki-laki yang sedang memburu cinta, ia lega karena orang yang diincarnya terbebas dari bencana masuk penjara.Dan bonus satu hal lagi, citra dirinya akan naik di mata calon mertua dan calon kakak iparnya. Double jack pot bukan?"Sepertinya Ibu Merlyn baru akan di bebaskan besok pagi, Pak Ethan. Ada beberapa berkas dan masalah prosedural yang harus ia tanda tangani terlebih dahulu. Atasan saya tadi sudah mengkonfirmasi kalau client Anda akan bebas setelah beberapa prosedur di lewati." Juper bernama Sonny Harsono itu telah bersiap-siap untuk segera pulang. Setelah marathon menginterogasi para tersangka dari pukul empat s

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 11

    Galih melirik jam di pergelangan tangannya. Pukul enam kurang sepuluh menit. Sebaiknya ia segera bangun kalau tidak mau menjadi korban keganasan Pak Chris lagi. Pagi-pagi bukan sarapan nasi lemak dan secangkir kopi, tapi malah sarapan bogem mentah dan kata-kata mutiara yang sudah pasti berhamburan keluar semua dari mulut pedasnya.Ia sedikit meringis saat merasakan lengan kanannya pegal dan kesemutan, karena dijadikan bantal serbaguna oleh makhluk cantik di sampingnya ini. Belum lagi tubuhnya yang juga sudah dialih fungsikan menjadi guling bernyawa semalaman. Walaupun jujur ia senang sekali sebenarnya. Tidur semalaman memeluk makhluk semolek Merlyn telah menghadirkan perasaan yang iya iya di dalam setiap pembuluh darahnya. Bagaimana pun ia adalah seorang laki-laki biasa. Ia mempunyai hasrat dan kadang kala sedikit pikiran-pikiran sesat. Sebagai seorang laki-laki yang sehat, hormon testoteron pasti membuatnya berjuang keras untuk menjaga tangan dan

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 12

    "Kenapa lo melakukan hal sekeji itu pada Merlyn, Tut? Setahu gue lo bukanlah orang yang berkepribadian ganda. Alter ego itu kebayakan cuma ada di film atau novel-novel. Sejak kita TK sampai SMU,gue taunya lo itu baik dan suka menolong orang yang lemah. Lo cocok banget jadi polwan. Tapi kemarin, lo bersikap kayak pecundang. Lo mempermalukan harga diri lo sendiri sekaligus institusi yang menaungi kita semua. Gue nggak kenal lo yang begini ini."Galih menegur Bripda Astuti yang baru saja selesai mengikuti sidang KKEP atau Komisi Kode Etik Polri karena telah melanggar Pasal 13 PP 2/2003. Bripda Astuti dihukum tidak boleh mengikuti pendidikan selama satu tahun dan demosi penundaan kenaikan pangkat selama satu tahun. Setelah memaki-maki Astuti dengan kata-kata kasar yang memerahkan semua telinga anak-anak buahnya yang ikut ditatar tadi, Galih memutuskan untuk duduk bersama, dan menasehati Astuti sebagai teman. Bagaimanapun juga Astuti adalah teman lamanya sejak

    Huling Na-update : 2024-10-29

Pinakabagong kabanata

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Extra Part II

    "Saya tidak mau tahu, Galih. Kamu harus mencari putri saya, dan membawanya kehadapan saya secepatnya. Kalau putri saya sampai kenapa-napa, bersiap-siaplah. Saya tidak akan pernah memberikannya pada kamu lagi. Baru tiga bulan kamu menjaganya, ia sudah lari dari kamu. Tidak bisa diandalkan!" Chris merasa darahnya naik sampai ke ubun-ubun saat Galih menceritakan kaburnya putri semata wayangnya. Apalagi penyebab kaburnya adalah kesalahpahaman yang rancu seperti ini. Rasanya ia ingin sekali memutilasi Galih kecil-kecil."Mas Galih nggak salah, Pak. Saya dan calon suami saya yang salah. Kami terlalu pengecut untuk menjumpai orang tua saya. Makanya kami meminta bantuan Mas Galih. Kami tidak tahu malah jadi seperti ini. Kami berdua minta maaf, Pak." Arini dan Dokter Harsya meminta maaf pada Pak Chris. Sebenarnya mereka berdua takut pada amarah ayah Merlyn ini. Tetapi mereka juga tidak tega melihat Galih disalahkan sendiri. Mereka kasihan sekali melihat keadaan Gal

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Extra Part I

    Merlyn menyusun dokumen-dokumen Galih yang bertebaran di atas meja kerjanya. Sementara suaminya malah tertidur pulas di atas meja. Suaminya menjadikan kedua lengannya sebagai bantal dan tidur dalam posisi duduk di meja kerja. Selalu saja begini. Suaminya bila sedang sibuk bisa menghabiskan waktu berhari-hari di ruang kerjanya. Apalagi bila sedang mempelajari kasus. Bisa berhari-hari suaminya mengunci diri di ruang kerja. Merlyn sampai merasa jadi janda untuk sementara.Akhir-akhir suaminya memang sibuk sekali. Banyak kasus-kasus yang terus diembankan padanya. Rata-rata semuanya beresiko tinggi. Alhasil suaminya jadi agak sedikit mengabaikannya. Tetapi tidak apa-apa. Sebagai istri yang baik, sudah seharusnya ia mendukung karir suaminya, bukan?Suara getaran ponsel mengalihkan kesibukannya menyusun berkas. Nada dering itu adalah nada dering ponsel suaminya. Tetapi bendanya malah tidak terlihat. Setelah dicari-cari rupanya ponsel suaminya ter

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 45(end)

    Tiga bulan kemudian."Bismillahirrahmanirrahim. Dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah Subhanahu wa Ta'ala, Ananda Galih Kurniawan Jati. Saya nikahkan dan Saya kawinkan engkau dengan anak perempuan saya Merlyn Diwangkara binti Christian Diwangkara dengan seperangkat alat sholat dan uang sebesar dua ratus dua puluh juta rupiah sudah dibayar tunai." Chris menjabat erat tangan Galih dalam prosesi ijab kabul pernikahan putri tercintanya."Saya terima nikah dan kawinnya Merlyn Diwangkara binti Christian Diwangkara dengan seperangkat alat sholat dan uang sejumlah dua ratus dua puluh juta rupiah dibayar tunai."Galih dengan suara tegas dan lantang mengucapkan ijab kabul dalam satu tarikan nafas. "Bagaimana saksi? Sah?" Tanya pak penghulu kepada saksi yang

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 44

    "Anda ingin mengancam saya dengan nyawa pengasuh saya, Pak Kompol?" George menyeringai. Rivalnya sudah tiba rupanya."Yang benar saja. Nyawanya sama sekali tidak ada artinya untuk saya. Silahkan saja kalau Anda ingin melubangi kepalanya. Saya tidak keberatan sama sekali. Tapi nyawa si cantik ini tentu amat sangat berarti bagi Anda bukan Pak Kompol Galih Kurniawan Jati?"KLIK! George menempelkan revolvernya yang ia selipkan dibalik bantal ke kening Merlyn. Ia kemudian turun dari tempat tidur dan membawa Merlyn dalam rangkulannya. Tangan kekarnya memiting leher Merlyn. Kini mereka saling berdiri berhadap-hadapan dengan sandera masing-masing. Galih dengan glock 17 di kepala Mbok Sum, dan George dengan revolver yang juga ditempelkan pada kening mulus Merlyn. Galih dan George sama-sama diam. Mereka saling menatap dan sama-sama menunggu siapa yang terlebih dahulu membuat kesalahan. Suasana ka

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 43

    "Sir ini bagaimana sih? Baru saja saya lega, ini sudah stress lagi. Sial amat ya saya? Lepas dari mulut harimau eh sekarang malah masuk ke lubang buaya."Merlyn terduduk lemas di kursi mendengar kalimat terakhir George. Saking stressnya, ia sampai mengantuk-antukkan keningnya pada meja makan. George yang duduk di sebelahnya, segera meletakkan telapak tangannya di atas meja. Menahan kening Merlyn agar tidak menghantam meja makan marmer yang keras."Bukan masuk ke lubang buaya, Nak. Tapi masuk ke dalam mulut buaya. Kalau yang masuk ke dalam lubang buaya, itu adalah tujuh pahlawan revolusi kita yang gugur demi membela harkat bangsa dan negara," Mbok Sum tersenyum geli melihat tingkah polah Merlyn yang lucu di matanya. Sayang sekali gadis unik ini tidak mencintai cucunya. Padahal ia yakin, wanita lugu apa adanya seperti Merlyn inilah yang paling cocok untuk mendampingi sifat keras kepala cucunya."Oh sudah ga

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 42

    Merlyn merasakan jalannya mobil makin melambat sebelum akhirnya berhenti. Tidak lama kemudian terdengar seperti suara pintu gerbang yang digeser. Mobil kembali melaju pelan diiringi suara pintu gerbang yang sepertinya kembali ditutup. Laju mobil kemudian benar-benar berhenti diiringi dengan suara mesin mobil yang dimatikan. Merlyn tersentak kaget saat merasakan ikatan di matanya dibuka. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya sejenak karena silau."Ayo turun!" Hardik George. Setelah mengulet beberapa kali untuk meregangkan ototnya yang rasanya kram dan pegal-pegal semua, Merlyn keluar dari mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh George. Suasananya aneh sekali bukan? Ia ini kan ceritanya sedang diculik. Tetapi malah diperlakukan seperti seorang nona besar oleh George. Pake dibukain pintu mobil segala. Kalau saja suasananya berbeda, mungkin ia akan merasa baper tingkat dewa karena merasa diperlakukan begitu istimewa."Penutup mata su

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 41

    Pintu gerbang seketika terbuka saat Galih tiba di kediaman keluarga Diwangkara. Satpam sudah menunggu dan langsung membukakan pintu saat melihat laju kendaraannya mulai mendekat. Galih melihat ada dua mobil yang dikenalinya sebagai mobil kedua atasannya di garasi. Selain itu ada tiga mobil lagi kepunyaan Chris, Tian dan juga mobil umum yang biasa di kendarai oleh Mang Yayat. Sepertinya mereka semua kembali bersiap-siap untuk mencari Merlyn. Suasana tegang langsung terasa saat ia bergegas menghampiri kerumunan kecil yang sepertinya sedang berdiskusi di teras rumah. Dan benar saja dugaannya. Ada Jendral Badai Putra Alam dan IrjenPol Orlando Atmanegara juga di sana."Kamu bilang kalau kamu mencintai anak saya kan Galih. Kalau begitu tolong temukan anak saya! Bawa ia kembali kehadapan saya! Bawa ia pulang Galih!" Galih bahkan belum sempat memberi hormat kepada kedua atasannya saat Chris langsung saja menyambutnya dan mengguncang-guncang kedua bahunya dengan em

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 40

    "Sir, ini jalannya salah! Ahelah akhir-akhir ini kenapa orang yang niat nganterin saya pulang pada lupa jalan semua ya? Lho... lho.. lho... ini kita mau kemana sih, Sir? Kok jalannya malah muter-muter terus?" Merlyn kebingungan karena George terus saja membawanya berputar-putar ke arah jalan-jalan yang tidak pernah dilaluinya sama sekali."Diam! Jangan banyak tanya. Saya memang tidak membawa kamu untuk saya antar pulang!" George membentaknya kasar. Tiba-tiba saja George menghentikan kendaraannya di pinggir jalan yang agak sepi. Ia mengeluarkan sebuah kain hitam dan tali nylon dari dalam laci dashboard. Menutup matanya dengan kain hitam dan mengikat kedua tangannya dengan tali nylon erat-erat. "Kenapa saya diiket-iket begini sih, Sir? Ini mata saya juga k

  • Princess Oneng vs Abang Polisi   Chapter 39

    Hari terus berganti. Merlyn menghitung sudah tujuh hari lamanya abang pacarnya menjalankan misi rahasianya. Abang pacarnya selalu mengatakan bahwa saat ia menjalankan misi rahasianya, ia harus memutus semua akses komunikasinya dengan dunia luar. Merlyn mengerti, abang pacarnya adalah seorang polisi. Pasti ada hal-hal yang tidak bisa abang pacarnya bagi dengan dirinya. Terkadang Merlyn sangat takut kalau abang pacarnya suatu hari kelak akan pulang dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Tetapi ya, memang begitulah resiko seorang abdi negara. Kemarin ayahnya menasehatinya secara khusus. Ayahnya mengatakan bahwa saat ia telah memutuskan untuk menjadi pasangan seorang pria berseragam, itu artinya ia harus siap diduakan. Cinta pertama dan wajib bagi para pria berseragam itu adalah negaranya. Ia masih ingat saat abang pacarnya berpamitan padanya tujuh hari yang lalu."Mer, maaf ya, Abang harus

DMCA.com Protection Status