"Aku tidak bisa menerimamu, tolong! Jangan memaksa!"
Rintihan dari seorang gadis berparas cantik nan terhormat. Dia memojokkan diri di pojok ruangan lusuh, seorang lelaki memiliki postur badan bak kesatria itu mengerumuninya dengan maksud meminta jawaban yang pasti tentang sebuah pertanyaan.Seorang Putri anak Raja di Istana Xuerayl, ia bernama Querry atau sering dipanggil Rexa. Dia menutupi wajahnya dengan tangan, merasa dirinya terpojokkan oleh seorang lelaki prajurit istana yang menginginkan dirinya untuk dijadikan seorang istri.Tentu Querry menolak keras, ia tidak pernah memikirkan dengan hal-hal yang berbau dewasa. Dirinya masih ingin menikmati masa remajanya. Karena, di pulau ini ... aktivitasnya seperti khalayak di bumi. Bedanya, kalau di sini semua peri atau orang sakti memiliki kekuatan masing-masing yang berbeda-beda.Namun, berbeda dengan Querry yang belum menemukan kekuatan sejatinya. Beginilah nasibnya, ia tidak bisa melindungi diri."Tuan Putri....""Diam! Jangan panggil aku tuan, aku bukanlah siapa-siapa,""Baiklah, Putri Rexa. Aku masih bertanya tentang pertanyaan itu. Apakah kau bersedia?"Pertanyaan itu lagi-lagi masuk ke rongga-rongga telinganya, serta membungkam lisan yang tak berdaya untuk berucap.Dia kembali menangis, merasa sangat ketakutan apabila ada seseorang lelaki yang mendekatinya apalagi sampai mengutarakan isi hati disertai pertanyaan paling berbobot dalam kehidupan.Seorang kesatria itu menambah langkah depannya, tubuhnya seolah-olah ingin menuangkan sedikit nafsu yang campur aduk di dalam tubuhnya.Tangan kirinya langsung mengelus lembut dari ujung rambut sampai ke pinggang. Sedangkan tangan kanannya mencoba menghapus genangan air mata yang tak henti keluar dari tadi."Aku tidak butuh! Tolong ... keluarkan aku dari sini. Osha! Kau denger aku kan?" sontak Querry semakin ketakutan."Setiap lelaki punya keinginan masing-masing dan perempuan hanya menerima. Maka nikmatilah bersama," ucap lelaki bernama Osha, tangan kirinya benar-benar sudah melepas tali gaun berwarna hijau itu."Umurku belum cukup untuk melengkapi kebutuhanmu. Aku pun sama sekali belum kepikiran, jadi tolong...." lirih Querry sangat berharap.Querry tak kuasa mengelak dari itu semua, kedua tangannya dipegang kuat oleh Osha dan tubuhnya benar-benar kaku.Di ruangan gelap cuma ada satu lilin yang belum dipadamkan. Querry terus meminta tolong kepada Osha agar dirinya bisa dilepaskan. Ia takut kalau malam ini dirinya akan dijadikan sebuah wadah penikmat untuk seorang lelaki yang tidak ia cintai.Tak lama setelah gaun itu terlepas, tangan kekar itu memegang kuat pinggang dan kedua tangan mungil itu. Sepasang bibir sudah mulai mendekat, kemungkinan Querry tidak punya harapan selain menerima."Aku tidak mau—" lirih Querry yang bibirnya sudah menempel.BRAK! Pintu terbuka lebar dan berdirilah seseorang dengan maksud yang baik, kelihatannya."Lepaskan! Aku bilang! Cepat lepaskan dia!"Seruan itu kedengaran sangat lantang, Osha langsung panik dan cepat-cepat berdiri ketika melihat ada seorang lelaki dengan berpakaian mirip kakaknya Querry. Itu sangat payah, dirinya pasti akan kena hukuman yang setimpal dari atasannya.BRUK!Osha terbanting ke tanah, badannya merasakan ada hawa yang sangat kuat dari lelaki di hadapannya."Bintang? Ternyata kamu! Apa urusanmu datang kemari!" tanya Osha yang baru saja mendongakkan kepalanya."Ini keajaiban, sebaiknya kamu pergi. Aku janji tidak akan memberitahu kepada siapa-siapa tentang perihal ini. Cepat pergi! Apabila masih ada di hadapanku, aku tidak segan-segan melaporkannya kepada Raja!" sontak seorang lelaki bernama Bintang, ia masih mengepalkan tangannya. Ini pertanda bahwa dirinya belum puas untuk melawan."Sial! Daripada mampus, lebih baik pergi!" geram Osha yang mengangkat kaki dari hadapan Bintang.Tak lama kemudian, setelah Osha pergi. Bintang mendatangi Querry yang masih duduk dalam keadaan kaku tak berdaya.Hal ini juga terjadi kepada Bintang sendiri, dari dulu ... ia tidak sesekali mendekati seorang Putri Raja yang sendirian. Badannya seketika bergetar dan mengeluarkan keringat dingin."Tuan Putri ... sebaiknya—"BUK!Badan yang penuh getaran itu benar-benar merasakan tubuh seorang Putri. Tangannya masih kontra dengan pelukan itu, detak jantungnya sangat sesak."Aku tidak mungkin bisa hidup kalau tidak ada kamu yang menolongku. Terima kasih...." ucap lirih Querry masih sesenggukan."Iya Tuan Putri, hamba hanya melakukan hal yang berhubungan menolong. Tidak lebih," cetus Bintang, keringatnya sampai menetes deras ke tubuh Querry."Untungnya ini malam hari, bisakah kamu mencari ikat pinggang milikku? Tadi jatuh," ucap Querry."Maaf Tuan Putri, sebaiknya pakaiannya dirapikan. Dan ... pelukan ini bisa lepas?" lirih Bintang."Iya, kenapa aku memeluk seseorang yang tidak aku kenal? Lantas, apakah dia baik? Wajahnya saja belum aku ketahui." batin Querry sambil merasa ragu untuk melepas pelukannya.Querry mengikuti apa yang dikatakan Bintang, ia merasa dirinya telah bertemu dengan seseorang yang sangat baik hati. Setelah menerima ikat pinggang dari Bintang, ia sedikit mendekat. Sangat jelas dirinya ingin mendapatkan kehangatan dari lelaki yang baru saja ia temui."Tolong pakaikan," lirih Querry."Baik Tuan,"Tubuh Bintang tidak mau terlalu dekat dengan gadis berjabat tinggi itu. Ia merasa tersindir karena hanya seorang pembuat keris.Querry merasa sangat senang, ia tersenyum di bawah gelap yang mengerumuni mereka berdua dalam sebuah ruang kecil dan berdebu.Tiba-tiba Bintang menyodorkan tangannya yang menggenggam sebuah gelang. Ia berpesan agar Querry memanfaatkannya hanya untuk menghilang dan berpindah tempat."Langsung hilang?""Iya, aku harap kamu akan tertolong dengan gelang itu," pesan dari Bintang dan kini ia menghilang begitu saja.Querry terkejut, kenapa kain yang ia pegang dari tadi menghilang. "Dia menghilang? Sungguh mulianya," ia terpukau.Tak lama lagi, ia melakukan apa yang diutarakan oleh Bintang. Gelang yang ia pakai mengeluarkan cahaya seketika, dan membuat seluruh tubuhnya berpindah tempat dalam satu kedipan mata.Dia sudah siuman, namun ... ada yang aneh dengan suasana di istana pada malam ini. Terdengar jelas suara orang-orang pada minta tolong kepada dirinya.BRAK-BRAK!Pintu kamar sangat kokoh menghalangi segerombolan orang yang berperilaku seperti ada demo. Dia sudah yakin, pasti ada masalah politik atau ekonomi yang tidak merata."Pergi! Sang Puteri sedang pergi, dia tidak ada di kamarnya!" seruan itu ia kembali mendengarnya.Querry memutar kedua bola matanya, suara khas itu berasal dari Osha. Entah kenapa prajurit sekejam Osha ada di istana, kenapa bukan di perumahan atau hutan.Querry menyadari, kalau menit-menit tadi dirinya ingin dimiliki oleh prajurit itu. Namun ... karena sekarang ada di istana, mungkin perilakunya akan berubah dan sengaja diubah.KLEK!"Apa kepentingan apa? Kenapa kalian bisa menerobos pintu masuk?" tanya Querry yang baru saja keluar dari kamarnya."Hah! Putri Rexa ada di istana? Ataukah ia sudah mempunyai kesaktian?" Osha sangat panik, ia membatin dari tadi."Puteri?" lirih Osha dan Querry hanya melirik sinis."Raja Gurnala telah mati! Kami semua memutuskan untuk diadakannya pemilihan Raja baru!" seru salah satu penduduk kampung."Ayahanda telah tiada?" lirihnya."Rexa! Kamu dari mana saja? Raka cari-cari dari tadi," sontak kakaknya yang bernama Raka Edars.Tubuh Querry sangat lemas, dadanya sesak. Osha langsung menghampirinya dan menangkap tubuh yang tak berdaya itu.Edars menatap tajam kepada Osha, namun tak ada pilihan lain. Karena dirinya masih berjarak jauh dari posisi adiknya."Pergi! Prajurit! Tolong kumpulkan para penduduk desa ini ke lapangan. Kita menunggu berita yang sebenarnya," perintah tegas dari Edars.Langkahnya berlari dan cepat-cepat menutup pintu kamar adiknya yang terbuka lebar. Dia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau tangan kekar prajurit andalannya tengah membawa adiknya.Sekonyong-konyong tubuh Osha kelihatan sangat lemas, sebenarnya ini cuma pura-pura. Osha berpura-pura agar dirinya bisa terjatuh ke atas kasur bersama dengan Querry.BRAK!"Kamu jangan macam-macam kepada adik saya ya! Dia Puteri kerajaan, ingat itu!" ucap Edars dan menendang samping tubuh Osha.Niat Osha te
Querry menatap sendu kepada kakaknya, apa yang akan ia lakukan kalaupun menolong pasti membuat pihak kerajaan murka."Cepat katakan! Apa yang kamu lakukan kepada adikku!" sontak Edars penuh keringat panas."Raka, sebaiknya—" Querry mencoba menyela."Diam! Raka sedang bertanya dengannya atau ... kamu yang akan jujur?" ucap Edars kepada Querry."Walaupun aku jujur, Raka pasti tidak percaya. Lebih baik tanyakan saja kepadanya!" jawab Querry pasrah."Iya, hamba akan menjawabnya! Hamba pastikan, jawaban ini adalah kejujuran yang muncul dalam diri hamba," lirih Bintang ingin memberikan penjelasan."Baguslah,""Tadi malam, hamba merasakan lelah yang luar biasa. Pikiran hamba langsung berpendapat untuk bersatu dengan—"BRAK!"Apa! Kamu lanjutkan ceritamu yang bodoh itu, akan aku habisi!" ucap Edars, kerisnya tepat menunjuk ke leher Bintang."Rexa! Mulai detik ini, kamu tidak boleh keluar dari kamar! Dan Raka akan menyiapkan hukuman untuk dia!" tegas E
Dia benar-benar menancapkan pedang tajam nan tipis ke badan prajurit itu. Dengan perasaan tega, ia langsung menarik kembali pedangnya dan mengambil kunci yang terdapat di saku samping.ARGH!"Aku tidak peduli dengan lumuran darahnya! Sebaiknya nyawanya cepat-cepat pergi, agar aku tidak ketahuan," ucap Querry dan pergi dari dalam ruang penjara.Querry cepat-cepat berjalan menuruni anak tangga yang begitu curam. Berpuluh-puluh anak tangga yang dibuat pada jaman raja ketiga di istana.Penjara bawah tanah adalah penjara yang paling ditakuti oleh semua orang. Begitu juga dengan Querry.Dirinya sangat takut dan tidak ingin berurusan dengan penjara bawah tanah. Namun, gegara ia begitu sangat kasihan dengan Bintang, itu membuatnya tidak peduli dengan rintangan yang akan menghadang nantinya."Stop! Aku harus menyamar, tapi bagaimana!" serunya dalam hati.Dirinya bersembunyi di balik dinding penjara bawah tanah. Mula-mula, ia melepas semua ikat rambut kecil yang pa
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti," Bintang berpura-pura tidak mengerti dengan hal itu."Aku ingin terkena hukuman sama sepertimu! Aku yakin, hukuman itu akan melepaskanku dari terkaman Osha. Aku lelah dikejar-kejar dia terus,"Bintang semakin banyak bertanya di benaknya sendiri. Kenapa harus berhubungan? Memang tidak ada cara lain?Meskipun Bintang termasuk seseorang yang penurut terhadap atasan, apalagi dari pihak istana.Tetapi maaf, dirinya tidak ingin berurusan dengan permasalahan menampakkan aset pribadi."Tentu aku tidak setuju Querry, marah boleh asalkan tidak membahayakan. Aku tidak tega, baiklah. Ambil pedangmu, semoga kekuatanku masih cukup," ucap Bintang, ia menyerah. Akhirnya Bintang berbicara jujur, tidak ada lowongan lagi untuknya berbohong kepada Querry. Ekspresi wajahnya seketika tajam kepada Querry, sedikit sinis juga.Sedangkan Querry, ia tidak menampakkan senyuman, melainkan cemberut. Mengambil pedang yang sudah jadi miliknya, lalu ia pun
Edars menatap dari kejauhan, dari atas sini terlihat sebuah kerumunan prajurit tengah mengikat kedua tangan dan kaki Bintang mengunakan rantai. Mereka tidak segan-segan melempari batu dan air es ke tubuh Bintang. Pertanda apakah ini?Merasa masih di dalam jalur tenang, dirinya menyadari semua yang terjadi. Tidak ada salahnya menghukum seseorang yang berani mendekati adik kesayangannya itu.Dia menoleh, pandangannya terkunci ke wajah manis yang keningnya mengerut. Begitu sakit kah? Edars menghampirinya ketika ia mendengar ucapan lirih terlontar dari kedua bibir terluka itu.Wajah Querry sendu, itu dikarenakan terlalu khawatir memikirkan Bintang. Begitu juga dengan tampilan kerut keningnya. Sudah pasti dirinya sedang menahan sakit disertai kekhwatiran."Kamu baik-baik saja?" tanya Edars sambil duduk di atas ranjang ditambah memegang tangan adiknya."Ra—ka ada di—sini? Lalu, di mana Bin—tang?" pertanyaan yang keluar dengan terputus-putus. Querry mengatur napasnya.
"Kau benar-benar terhipnotis dengannya. Buktinya mana! Aku akan menolongnya kalau kamu memberitahu siapa yang melukaimu, menyakitimu dan membuat air matamu jatuh," ucapan Edars sedang diaduk rata oleh Querry."Ini semua salah Raka! Raka yang telah terhipnotis jawaban dari prajurit bodoh itu!"Jawaban Querry membuat Edars sangat tersentak serta membekas di hatinya. Apakah selama ini dirinya salah kepada Querry?Edars memeluk erat tubuh Querry dan membiarkan air matanya jatuh ke rambut hitam pekat itu.Menyadari semuanya yang terjadi, akhirnya ia bisa tahu mana yang salah dan keliru.Dirinya yang salah! Dan pikirannya yang keliru!Sejauh ini, ia memendam semua rahasia. Kini terungkap. Ayahanda yang telah menitipkan pesan kepadanya untuk selalu menyayangi adik satu-satunya serta memberi pengertian setiap hari. Sekaligus menjadi teman untuk adiknya yang sedang kesepian.Bodoh! Dirinya sangat bodoh!"Rexa, aku salah. Ayahanda sudah bilang kepadaku, agar se
Tidak berpikir banyak lagi, Osha menuntunnya untuk bisa ke bawah. Hari yang buruk, rencana telah kacau. Sebetulnya ia emosi kepada Edars karena telah menghalangi pedang yang ingin menebas leher Bintang.Kenapa jadi salah?Namun di sisi lain, Osha beruntung karena bukan dirinya yang melakukan. Lagipula pihak kerajaan pasti akan memutuskan untuk memberi pertanggungjawaban kepada Querry, karena satu-satunya anak kandung raja dan ratu asli dari keturunan kebangsawanan."Bintang! Kamu tak apa-apa?""Osha, apakah kamu diam saja? Cepat dan tolong bukakan rantai ini,"Bukannya peduli terhadap kakaknya sendiri yang sebentar lagi dibawa ke tempat perkuburan, anehnya Querry khawatir dengan keadaan Bintang yang bisa dibilang tidak apa-apa.Tangannya membuka kain yang menutupi kedua mata Bintang, sedangkan Osha dan prajurit lainnya membuka rantai. Sesuai dengan apa yang diperintahkan.Pejabat itu harus nurut.Tidak hanya Osha yang matanya terbelalak melihat Querry
Tingkah laku Osha semakin menonjol di benak Querry. Dia tidak mengetahui tentang apa yang menimpa kepada Osha, sampai-sampai pertanyaan terkait kehidupan baru tidak keluar lagi. Alias pertanyaan dunia pernikahan, jangan sampai.Tidur adalah yang paling tepat, ia tidak bisa berbuat apa-apa meskipun ada beberapa pekerjaan yang harus diurus oleh seorang putri istana. Namun, sepertinya dia malas. Bukan begitu, tetapi lebih cenderung sakit dan masih tahap pemulihan.Tangannya terus-terusan mencengkeram erat ke perutnya. Pasti tepat di peluru menyelusup ke perutnya.Masih belum diangkat?Mana ada yang tahu, Querry lebih memilih diam dan terus merahasiakan semuanya. Dia juga berpikiran kalau Osha sedang berpura-pura baik agar kesalahan bisa tertutupi. Sayangnya, itu tidaklah mungkin. Querry cukup cerdik dan tidak pernah lupa dengan sesuatu hal apapun.****Dia membuka mata dan menggerakkan tangannya yang sedang dielus oleh seseorang.Siapa ini?Querry menata