"Rexa! Kamu dari mana saja? Raka cari-cari dari tadi," sontak kakaknya yang bernama Raka Edars.
Tubuh Querry sangat lemas, dadanya sesak. Osha langsung menghampirinya dan menangkap tubuh yang tak berdaya itu.Edars menatap tajam kepada Osha, namun tak ada pilihan lain. Karena dirinya masih berjarak jauh dari posisi adiknya."Pergi! Prajurit! Tolong kumpulkan para penduduk desa ini ke lapangan. Kita menunggu berita yang sebenarnya," perintah tegas dari Edars.Langkahnya berlari dan cepat-cepat menutup pintu kamar adiknya yang terbuka lebar. Dia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau tangan kekar prajurit andalannya tengah membawa adiknya.Sekonyong-konyong tubuh Osha kelihatan sangat lemas, sebenarnya ini cuma pura-pura. Osha berpura-pura agar dirinya bisa terjatuh ke atas kasur bersama dengan Querry.BRAK!"Kamu jangan macam-macam kepada adik saya ya! Dia Puteri kerajaan, ingat itu!" ucap Edars dan menendang samping tubuh Osha.Niat Osha telah digagalkan, dia sekarang menundukkan dan kembali berpura-pura meminta maaf.Dengan penuh tanggung jawab, Edars menyuruh Osha pergi. Sekarang dirinya sedang merapikan gaun yang dipakai adiknya yang hampir terlepas.Lalu, ia mengecup bibir merah merona punya adiknya sendiri. Ini hal yang setiap malam ia lakukan terhadap adiknya, bukan untuk memancing nafsu. Tetapi, ini semua perintah.Ayahandanya pernah berpesan agar selalu menyayangi semua saudaranya, salah satunya Querry."Apakah Querry tidak apa-apa? Tubuhnya berasa ada hawa lelaki asing, bau badannya tidak sama seperti biasa. Apa dia sempat pergi dari istana?" tanya Edars curiga.Beberapa jam kemudian, ia masih menunggu kesadaran adiknya. Sampai menjelang pagi ... ia baru beranjak dari kamar itu. Dan ia harap, esok hari adiknya sadar, serta bisa menjawab pertanyaan tadi.***Hujan turun sangat lebat pagi ini, itu membuat semua orang sakti se-jagat pulau Uery merasa bermalas-malasan untuk membuka mata.Berbeda dengan Querry yang dari tadi sedang merias wajahnya di depan kaca rias khusus. Lipstik pink telah melapisi bibir tipisnya. Dan parfum original se-wangi bunga rose mengerumuni setengah badannya."Pagi, lagi—" sapa Edars yang tak kalah rapi."Pagi Raka, kenapa pagi-pagi ke kamar? Tumben," tanya sinis Querry.Edars mendekati adiknya, senyuman yang terukir di wajah berparas cantik itu memang sangat menggoda. Kedua tangannya langsung memeluk erat tubuh mungil itu.Sesuatu yang tidak boleh terlupakan dan sudah menjadi kebiasaan baginya setiap pagi menyapa adiknya. Tak lupa juga mengecup bibir itu setiap hari.Querry mengarahkan seluruh pandangannya kepada kakaknya, ada tanda tanya yang belum ia ketahui jawabannya. Yaitu apa sebabnya kakak yang satu ini selalu menyayanginya sepenuh hati tanpa pamrih. Sedangkan saudara yang lainnya, malah mengolok-olok dirinya."Apakah ayahanda benar-benar tiada?" tanya Querry, tatapan sendu seketika."Ini gelang apa? Bicara jujur, kamu adalah gadis yang tak pernah menyentuh lelaki asing," ucap Edars kelihatan murka.Querry belum bisa menjawab pertanyaan itu, pada dasarnya ia tadi malam telah memeluk seseorang yang belum dikenal.Namun ... terkadang berbohong adalah yang terbaik dibanding jujur.Tatapan mata khalayak seperti mata naga itu melotot tajam kepada Querry. Wajahnya kelihatan sangar dari biasanya santai-santai saja."Raka tidak perlu tahu tentang gelang ini, maafkan Rexa karena memakai gelang tanpa sepengetahuan Raka," ucap lirih Querry yang ragu-ragu disertai tatapan ke bawah."Raka masih tidak percaya! Bau badanmu benar-benar berbeda tadi malam. Pasti ada lelaki asing yang membuatmu jatuh cinta," tebak Edars."Apa! Bau badan Bintang menempel ke badanku? Nasibku gawat apabila Raka mengetahuinya," batin Querry panik.UHUK-UHUK!Dia berpura-pura batuk agar bisa mengalihkan pembicaraan. Akalnya begitu cerdik sampai-sampai Edars menggeleng-geleng.Lalu, Querry mengelus pelan wajah yang seketika berubah sangar itu. Dirinya berhasil membuat senyuman manis terlukis, namun sepertinya kakaknya itu masih belum puas. Pasti tambah penasaran.KLEK!Tampak seorang prajurit andalan ayahanda mereka berdua tengah berdiri gagah di depan pintu.Edars penuh dengan kecurigaan, bagaimana bisa Osha membuka pintu tanpa ada ijin dari pemilik kamar?Osha berdiri tegang, ia lanjut merapikan pakaiannya dan berpura-pura ingin menyapu kamar itu. Ia mengambil sapu dan mulai menyapu jalan yang menjadi tempat lalu lintas para pembantu dan prajurit.Sangat mencurigakan di mata Edars, karena baru kali ini melihat Osha menyapu. Karena tugasnya bukan itu, melainkan menjadi prajurit yang selalu memperkuat sistem keamanan istana."Letakan sapu itu! Saya ingin berbicara denganmu!" seru Edars."Bisa lepas? Rexa, kamu kenapa? Takut?" tanya Edars, karena tangannya dipegang erat oleh adiknya."Iya, mungkin dia takut. Malam tadi hamba lihat Tuan Putri sedang bersama seorang lelaki di sebuah rumah kecil Tuan," ucap Osha, mulutnya sudah menyambar hati Querry.Yang dilakukan Edars adalah mencoba melepaskan diri dari pegangan Querry. Kedua tangannya beralih memegang pundak adiknya yang sedikit kurang daging alias kurus.Penglihatannya tertuju dengan sebuah ekspresi cemas dan panik. Dari tadi adiknya menunduk ke bawah ditambah lirikan mata sinis kepada Osha, geram rasanya.Karena pada aslinya dirinyalah yang ingin dihabisi Osha, kenapa mau bawa-bawa Bintang!"Raka? Mana ada, malam tadi Rexa di sini beneran! Sebaiknya Raka pecat dia!" sontak Rexa mencoba membenarkan."Bohong! Percayalah kepada hamba Tuan, lelaki itu bernama Bintang!" ucap Osha semakin meyakinkan Edars."Bintang? Cepat bawa dia ke sini sekarang juga!" tegas Edars kepada Osha.Querry melihat Osha sangat bersemangat untuk mencari Bintang. Dirinya sedang terpojokkan oleh sesuatu yang seharusnya ia sembunyikan. Di sampingnya masih ada kakaknya yang terus-terusan ingin mengetahui kejadian sebenarnya.Ada keuntungannya juga ketika Querry melihat dengan mata kepalanya sendiri wajah Bintang pada aslinya.Namun ... di sisi lain, ia juga harus menerima hukuman yang pasti diberikan dari Edars.Beberapa jam berlalu...."Tuan, hamba sudah membawa Bintang. Dia ada di lapangan," ucap Osha mengagetkan Querry."Bawa dia ke sini! Aku tidak mau ada orang lain yang mengetahui hal ini semua!" perintah Edars.Querry hanya mengangguk, dia harus bertanggung jawab dengan perbuatannya. Ini bukanlah salah dia sepenuhnya, karena yang salah itu adalah Osha. Dan sekarang pastinya Osha tidak akan jujur.Semua tergantung kepada Bintang.Tak lama lagi, Osha membawa seseorang yang menundukkan kepala.Querry semakin penasaran dengan seseorang itu, apakah benar kalau itu adalah Bintang yang tadi malam?BRUK!Sosok seseorang bernama Bintang itu terjatuh tepat di hadapan Edars. Ia pun langsung meminta ampun."Berdiri! Aku bukanlah siapa-siapa!" tegas Edars.Bintang mengambil posisi berdiri, dirinya masih menunduk!PLAK!Tanpa basa-basi Edars menampar keras dan meremas kuat baju yang dipakai Bintang. Tatapannya tajam kepada Bintang.BRUK!"Sudah Raka! Dia tidak bersalah!"Querry menghampiri mereka berdua, sekarang dirinya sudah tahu dengan bentuk rupa Bintang yang sempat ia tidak kenali tadi malam."Bintang? Kenapa kepalanya seperti habis dibenturkan ke batu? Apa yang terjadi ini!"__(bersambung)__Querry menatap sendu kepada kakaknya, apa yang akan ia lakukan kalaupun menolong pasti membuat pihak kerajaan murka."Cepat katakan! Apa yang kamu lakukan kepada adikku!" sontak Edars penuh keringat panas."Raka, sebaiknya—" Querry mencoba menyela."Diam! Raka sedang bertanya dengannya atau ... kamu yang akan jujur?" ucap Edars kepada Querry."Walaupun aku jujur, Raka pasti tidak percaya. Lebih baik tanyakan saja kepadanya!" jawab Querry pasrah."Iya, hamba akan menjawabnya! Hamba pastikan, jawaban ini adalah kejujuran yang muncul dalam diri hamba," lirih Bintang ingin memberikan penjelasan."Baguslah,""Tadi malam, hamba merasakan lelah yang luar biasa. Pikiran hamba langsung berpendapat untuk bersatu dengan—"BRAK!"Apa! Kamu lanjutkan ceritamu yang bodoh itu, akan aku habisi!" ucap Edars, kerisnya tepat menunjuk ke leher Bintang."Rexa! Mulai detik ini, kamu tidak boleh keluar dari kamar! Dan Raka akan menyiapkan hukuman untuk dia!" tegas E
Dia benar-benar menancapkan pedang tajam nan tipis ke badan prajurit itu. Dengan perasaan tega, ia langsung menarik kembali pedangnya dan mengambil kunci yang terdapat di saku samping.ARGH!"Aku tidak peduli dengan lumuran darahnya! Sebaiknya nyawanya cepat-cepat pergi, agar aku tidak ketahuan," ucap Querry dan pergi dari dalam ruang penjara.Querry cepat-cepat berjalan menuruni anak tangga yang begitu curam. Berpuluh-puluh anak tangga yang dibuat pada jaman raja ketiga di istana.Penjara bawah tanah adalah penjara yang paling ditakuti oleh semua orang. Begitu juga dengan Querry.Dirinya sangat takut dan tidak ingin berurusan dengan penjara bawah tanah. Namun, gegara ia begitu sangat kasihan dengan Bintang, itu membuatnya tidak peduli dengan rintangan yang akan menghadang nantinya."Stop! Aku harus menyamar, tapi bagaimana!" serunya dalam hati.Dirinya bersembunyi di balik dinding penjara bawah tanah. Mula-mula, ia melepas semua ikat rambut kecil yang pa
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti," Bintang berpura-pura tidak mengerti dengan hal itu."Aku ingin terkena hukuman sama sepertimu! Aku yakin, hukuman itu akan melepaskanku dari terkaman Osha. Aku lelah dikejar-kejar dia terus,"Bintang semakin banyak bertanya di benaknya sendiri. Kenapa harus berhubungan? Memang tidak ada cara lain?Meskipun Bintang termasuk seseorang yang penurut terhadap atasan, apalagi dari pihak istana.Tetapi maaf, dirinya tidak ingin berurusan dengan permasalahan menampakkan aset pribadi."Tentu aku tidak setuju Querry, marah boleh asalkan tidak membahayakan. Aku tidak tega, baiklah. Ambil pedangmu, semoga kekuatanku masih cukup," ucap Bintang, ia menyerah. Akhirnya Bintang berbicara jujur, tidak ada lowongan lagi untuknya berbohong kepada Querry. Ekspresi wajahnya seketika tajam kepada Querry, sedikit sinis juga.Sedangkan Querry, ia tidak menampakkan senyuman, melainkan cemberut. Mengambil pedang yang sudah jadi miliknya, lalu ia pun
Edars menatap dari kejauhan, dari atas sini terlihat sebuah kerumunan prajurit tengah mengikat kedua tangan dan kaki Bintang mengunakan rantai. Mereka tidak segan-segan melempari batu dan air es ke tubuh Bintang. Pertanda apakah ini?Merasa masih di dalam jalur tenang, dirinya menyadari semua yang terjadi. Tidak ada salahnya menghukum seseorang yang berani mendekati adik kesayangannya itu.Dia menoleh, pandangannya terkunci ke wajah manis yang keningnya mengerut. Begitu sakit kah? Edars menghampirinya ketika ia mendengar ucapan lirih terlontar dari kedua bibir terluka itu.Wajah Querry sendu, itu dikarenakan terlalu khawatir memikirkan Bintang. Begitu juga dengan tampilan kerut keningnya. Sudah pasti dirinya sedang menahan sakit disertai kekhwatiran."Kamu baik-baik saja?" tanya Edars sambil duduk di atas ranjang ditambah memegang tangan adiknya."Ra—ka ada di—sini? Lalu, di mana Bin—tang?" pertanyaan yang keluar dengan terputus-putus. Querry mengatur napasnya.
"Kau benar-benar terhipnotis dengannya. Buktinya mana! Aku akan menolongnya kalau kamu memberitahu siapa yang melukaimu, menyakitimu dan membuat air matamu jatuh," ucapan Edars sedang diaduk rata oleh Querry."Ini semua salah Raka! Raka yang telah terhipnotis jawaban dari prajurit bodoh itu!"Jawaban Querry membuat Edars sangat tersentak serta membekas di hatinya. Apakah selama ini dirinya salah kepada Querry?Edars memeluk erat tubuh Querry dan membiarkan air matanya jatuh ke rambut hitam pekat itu.Menyadari semuanya yang terjadi, akhirnya ia bisa tahu mana yang salah dan keliru.Dirinya yang salah! Dan pikirannya yang keliru!Sejauh ini, ia memendam semua rahasia. Kini terungkap. Ayahanda yang telah menitipkan pesan kepadanya untuk selalu menyayangi adik satu-satunya serta memberi pengertian setiap hari. Sekaligus menjadi teman untuk adiknya yang sedang kesepian.Bodoh! Dirinya sangat bodoh!"Rexa, aku salah. Ayahanda sudah bilang kepadaku, agar se
Tidak berpikir banyak lagi, Osha menuntunnya untuk bisa ke bawah. Hari yang buruk, rencana telah kacau. Sebetulnya ia emosi kepada Edars karena telah menghalangi pedang yang ingin menebas leher Bintang.Kenapa jadi salah?Namun di sisi lain, Osha beruntung karena bukan dirinya yang melakukan. Lagipula pihak kerajaan pasti akan memutuskan untuk memberi pertanggungjawaban kepada Querry, karena satu-satunya anak kandung raja dan ratu asli dari keturunan kebangsawanan."Bintang! Kamu tak apa-apa?""Osha, apakah kamu diam saja? Cepat dan tolong bukakan rantai ini,"Bukannya peduli terhadap kakaknya sendiri yang sebentar lagi dibawa ke tempat perkuburan, anehnya Querry khawatir dengan keadaan Bintang yang bisa dibilang tidak apa-apa.Tangannya membuka kain yang menutupi kedua mata Bintang, sedangkan Osha dan prajurit lainnya membuka rantai. Sesuai dengan apa yang diperintahkan.Pejabat itu harus nurut.Tidak hanya Osha yang matanya terbelalak melihat Querry
Tingkah laku Osha semakin menonjol di benak Querry. Dia tidak mengetahui tentang apa yang menimpa kepada Osha, sampai-sampai pertanyaan terkait kehidupan baru tidak keluar lagi. Alias pertanyaan dunia pernikahan, jangan sampai.Tidur adalah yang paling tepat, ia tidak bisa berbuat apa-apa meskipun ada beberapa pekerjaan yang harus diurus oleh seorang putri istana. Namun, sepertinya dia malas. Bukan begitu, tetapi lebih cenderung sakit dan masih tahap pemulihan.Tangannya terus-terusan mencengkeram erat ke perutnya. Pasti tepat di peluru menyelusup ke perutnya.Masih belum diangkat?Mana ada yang tahu, Querry lebih memilih diam dan terus merahasiakan semuanya. Dia juga berpikiran kalau Osha sedang berpura-pura baik agar kesalahan bisa tertutupi. Sayangnya, itu tidaklah mungkin. Querry cukup cerdik dan tidak pernah lupa dengan sesuatu hal apapun.****Dia membuka mata dan menggerakkan tangannya yang sedang dielus oleh seseorang.Siapa ini?Querry menata
Bintang menggeleng tidak menyangka, dia begitu bingung dan berujung takut kurang sopan. Namun ini adalah perintah. Jangan ditanya lagi, dia sebenarnya ingin membalas dengan dekapan yang menciptakan kehangatan tak abadi."Bintang!""Iya, Putri?""Aku akan ikhlas, maka berikan rasa ikhlas kepadaku,"Querry tidak tahan lagi, kenapa dunia menjadi tempat sandiwara baginya?Bau keringat? Bau ini pasti akan menempel ke badannya. Keringat khas yang sama sekali belum berakhir dari hari-hari kemarin. Sedih, namun dia sangat bangga. Sosok yang sedang ia dekap memang tak salah.Tangannya tiba-tiba bergerak, Querry berharap gerakan ini tidak kontra. Tolong jangan kontra! Tangisannya masih meluap-luap, mengerubunginya dan sangat disayangkan.Sudah berapa liter itu, Querry?Sama sekali tidak ada apa-apa, aneh! Tangan kekar itu justru sedikit mendorong tubuh Querry supaya melepas! Terlepas!"Aku pergi, aku akan membuatmu ikhlas,"Ucapan Bintang tidak hanya dari lisan d