"Aku di atas ya?" pinta Ratna sambil melirik rudal milik Rangga yang sudah tegak mempesona itu.
Dia mulai membayangkan enaknya memainkan tongkol segede itu di dalam miliknya. "Iya, Ratna. Kamu boleh di atas," jawab Rangga. Dengan tongkol segede milik Rangga itu, maka Ratna pikir dia bisa mengarahkan tongkol itu menuju ke titik-titik sensitif di kedalaman bagian kemaluannya yang pada akhirnya akan membuat dia merasa keenakan dan dengan cepat akan meraih surga yang dia impikan. Rangga yang sudah tampil polos itu, mulai merebahkan tubuhnya di tengah-tengah pembaringan milik Ratna ini. Sementara Ratna sudah menaruh kedua lututnya di ranjang, menunggu hingga Rangga sudah berada di posisi yang dia kehendaki. Setelah Rangga berada di posisi yang dikehendaki Ratna, maka Ratna mulai mendekati Rangga. Keduanya saling berciuman beberapa saat. Setelah itu, Ratna mulai mengarahkan bagian kewanitaannya untuk mendekati tongkol gede milik Rangga. Sesaat kemudian, Ratna menggigit bibirnya. Dia merasakan kesakitan saat sebuah benda paling besar yang pernah masuk di area kewanitaannya, kini masuk menerobos hingga memberikan rasa sakit yang teramat sangat baginya. Rangga sendiri bisa melihat ekspresi kesakitan di wajah Ratna itu. Karena itu, dia tidak memaksakan diri. "Sakit ya?" "Iya nih. Uft. Baru sekarang aku kayak gini. Pusaka kamu bener-bener gede, Rangga." Rangga sempat tersenyum bangga. Tapi saat dia teringat kalau istrinya, Jojo, bisa selingkuh dengan orang lain padahal setiap saat bisa menikmati pusaka miliknya ini, maka kebanggaan di wajah Rangga langsung menghilang, dan berganti dengan rasa kecewa. Untung saja rasa kecewa Rangga itu tidak berlangsung lama karena sesudah itu, Ratna mulai menggerak-gerakkan pinggulnya sehingga Rangga mulai keenakan saat tongkol gede miliknya mulai mendapatkan service luar biasa dari Ratna. "Punya kamu enak banget, Ratna. Uft. Enak banget." "Makasih ya. Tapi sayangnya, mungkin itu tidak dirasakan suamiku. Dia selalu menganggurkan aku." "Kemungkinan suami kamu tidak puas kalau cuma berhubungan dengan satu wanita. Mungkin dia cepat menjadi bosan." Ratna mengangguk. "Ya. Suamiku pernah mengakuinya. Dia suka bosan kalau cuma berhubungan denganku, karena itu dia selalu mencari variasi di luar dengan wanita lain. Bahkan dia juga masih tidak puas saat dia sudah aku izinkan untuk mengambil istri kedua." "Kamu jangan khawatir. Aku akan memberikanmu enak-enak supaya kamu bisa melupakan sakit hatimu kepada suamimu itu." "Yes please. Sebelum ini aku ingin sekali selingkuh tapi tidak pernah menjadi kenyataan. Dan ini untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku selingkuh. Ini juga karena aku sudah tidak bisa lagi memendam kesabaran karena kelakuan suamiku itu." "Aku akan selalu melayanimu. Aku akan selalu menjadi selingkuhanmu." "Kamu adalah selingkuhan nikmatku," kata Ratna sambil mulai bergerak-gerak dengan gerakan yang lebih cepat dari sebelumnya. Kalau sebelumnya Ratna masih agak takut untuk bergerak cepat karena dia takut area kewanitaannya akan kesakitan kalau bergerak cepat dengan partner sebesar ini. Tapi saat ini, dia mulai terbiasa dengan benda besar milik Rangga ini. Karena itu, dia mulai bergerak-gerak. Dia mulai menggoyangkan pinggulnya dan dia mulai merasakan sensasi yang luar biasa, sebagai hasil dari pergerakan pinggulnya dan benda besar yang masuk keluar di area kewanitaan ini. "Oh ini enak sekali, sayang. Ini enak sekali, Rangga. Benar-benar enak. Lebih enak dari punya bapak Rahul." Rangga tertawa puas mendengar kata-kata dari Ratna ini. Dia membatin. "Ini tujuanku, sayang. Tujuanku untuk membuat kamu ketagihan akan punyaku dan permainanku dan setiap saat kamu akan menuju jalan untuk menghancurkan pernikahanmu dengan suami bejatmu itu, yang telah tega selingkuh dengan istriku." Di atas sana, Ratna sudah memejamkan matanya sambil bergerak dengan lebih cepat lagi. Sementara itu, Rangga semakin puas karena dia berhasil maju satu langkah lagi ke depan untuk membalas dendam kepada pria yang telah menghancurkan keluarganya itu. "Sudah dua target yang jatuh di tanganku. Setelah ini, maka aku akan mendekati target ketiga." Rangga tersenyum licik. Dia puas karena dia sudah berada di langkah yang tepat untuk menghancurkan Rahul dan keluarganya. Ratna bergerak semakin cepat. Dia sudah berada di saat-saat krusial baginya untuk mendapatkan kepuasannya. "Aduh, kamu sangat enak. Punyamu sangat gede, Rangga. Aku menyesal baru sekarang merasakan ini, sayang." "Mulai sekarang, tongkol gedeku ini jadi punyamu, sayang. Setiap saat kalau kamu ingin, kamu bisa mendapatkan tongkol gede ku ini." "Benarkah itu, Rangga? Benarkah aku bisa menikmati ini setiap saat aku mau?" "Iya. Tapi tentu saja kita harus hati-hati. Jangan sampai suamimu tahu akan perbuatan kita ini." "Tentu saja, sayang. Suamiku tidak perlu tahu akan perbuatan kita. Kita akan melakukannya diam-diam. Apalagi suamiku itu suka keluyuran ke rumah-rumah wanita-wanita simpanannya, karena itu, akan ada banyak waktu bagi kita untuk menikmati hal seperti ini." "Iya, sayang." Setelah itu, Ratna bergerak semakin kencang hingga akhirnya dia mencengkram tangan Rangga dan berteriak kencang tanda dia sudah berhasil mencapai puncaknya. Tubuh Ratna yang sebelumnya menduduki tubuh Rangga, kini jatuh terkulai ke bawah. Wajahnya langsung menimpa dada bidang Rangga. Rangga menunggu beberapa saat. Kemudian dia segera membalikkan tubuh Ratna. Kali ini dengan posisi Ratna berada di bawah, terlentang di bawah sana. Dia mulai menaiki tubuh Ratna. Setelah itu, pusakanya yang masih juga belum surut, yang masih tegak perkasa itu, kini mulai dia masukkan lagi ke area kewanitaannya Ratna. Ratna menjerit kesakitan saat benda besar itu kembali masuk ke area kewanitaannya. Tapi hanya sesaat saja dia menjerit. Sesudah itu, dia mulai menunggu. Menunggu sensasi apalagi yang akan dilakukan benda besar yang nampaknya akan membuat dia ketagihan ini. Dengan posisi berada di atas, Rangga mulai menggerak-gerakan tubuhnya. Rangga yang sudah sangat pengalaman dalam berhubungan intim dengan istrinya itu, kini mulai mengarahkan tongkol gedenya ke area sensitif di kedalaman area kewanitaannya Ratna. Kemampuan untuk mencari area sensitif pada wanita seperti yang dilakukan Rangga ini, memang bisa dimiliki oleh banyak lelaki. Tetapi masalahnya, tidak semua lelaki yang memiliki tongkol segede milik Rangga ini. Lelaki lain mungkin bisa tahu ke mana mereka akan mengarahkan rudal mereka untuk menuju ke titik-titik sensitif di tubuh wanita, tetapi mereka akan kesulitan menjangkaunya karena properti yang mereka miliki hanya berukuran normal dan tidak berukuran luar biasa seperti punyanya Rangga ini. Karena punyanya Rangga ini berukuran gede, maka dengan cepatnya dia berhasil mengenai area sensitif di kedalaman tubuh Ratna hingga membuat Ratna mulai menggelinjang. Ratna yang sebelumnya sudah mendapatkan satu kali puncak itu, kini mulai kembali mendapatkan stimulus yang membuat dirinya dengan cepat menyadari kalau dirinya sudah akan menuju ke puncaknya yang kedua. Karena itu, Rangga mulai menggerak-gerakan pinggulnya setelah sebelumnya dia mendapatkan sensasi luar biasa saat dia melakukan gaya woman on top Kini dia kembali mendapatkan sensasi luar biasa dengan gaya Man on top seperti ini Beberapa saat kemudian Ratna mulai mendesah, mulai melenguh. Jeritannya semakin kencang karena ada benda besar yang terus masuk keluar, dan mulai membanjiri miliknya di bawah sana dengan cairan. PLOK PLOK PLOKBenda besar itu terus masuk menyeruak membuat Ratna menjadi semakin tidak karuan.Kata-kata tidak karuan meluncur keluar dari mulut Ratna yang semuanya adalah kata-kata yang tidak berarti.Pada dasarnya, dia ingin memuji-muji benda besar milik Rangga yang saat ini sangat memanjakan dirinya dan sangat membuat sensasi dalam dirinya ini tapi karena terperangkap dalam gairah yang membara, maka dia mengatakan kata-kata yang tidak ada artinya, selain leguhan dan desahan yang tidak berarti."Punya kamu sungguh hebat. Punya kamu enak banget, Ratna." Rangga memuji-muji Ratna.Walaupun sebenarnya bagi Rangga permainan ini masih kalah mengasyikkan dibandingkan saat dia menggarap istrinya, tapi dia berusaha memuji-muji Ratna agar supaya nanti akan terbuka jalan bagi dia untuk menghancurkan rumah tangga musuh besarnya, Rahul, yang sangat dia benci ini.Karena itu, Rangga terus memuji-muji Ratna sambil terus menggenjot tubuh Ratna."Kamu juga sangat enak, Rangga. Kamu sangat enakkk. Kamu sangat lua
"Tentu saja berbahaya. Ah, sudahlah. Ayo. Kita kan akan menggerebek rumah kost." Rangga berusaha mengalihkan pembicaraan."Iya. Kita ke Jalan Kamboja. Dari jalan besar di depan sana, kamu ambil jalan ke kiri, nanti aku kasih tahu sisanya." Setelah itu, Tiara dengan cueknya mulai menelpon seseorang.Rangga mulai sibuk mengemudikan mobil, dia biarkan Tiara menelpon.Terdengar suara Tiara yang berkata, "jadi mereka masih di situ kan? Apa kalian sempat mendekati kamar itu dan mendengar suara orang bercinta di dalam sana?"Wajah Tiara berubah. Dia nampak marah. "Ini betul-betul keterlaluan!" Tiara memukul dashboard di depannya. Nampaknya dia betul-betul terganggu dengan apa yang sedang terjadi.Beberapa saat kemudian, dengan arahan dari Tiara, mobil sudah berhenti di halaman parkir sebuah kost-kostan."Aku akan hancurkan kaca jendela kamar itu!" kata Tiara sambil keluar dari mobil.Rangga terkejut. "Maaf, Tiara, tapi menghancurkan jendela rumah kos-an itu, bukanlah solusi yang tepat. Lebih
"Aku sedang stres. Aku tidak ingin sendirian dalam kamarku," kata Tiara sambil menatap Rangga penuh arti.Rangga menganggap itu sebagai isyarat. Karena itu, dia semakin memberanikan dirinya. "Kalau begitu, aku bisa menemanimu.Tiara mengangguk. Kemudian dia mundur ke belakang untuk memberikan kesempatan bagi Rangga untuk masuk ke dalam kamarnya.Selama ini, Tiara adalah gadis penggoda tapi sebenarnya dia cuma pernah tidur dengan satu lelaki yaitu dengan Agus.Karena kecantikannya dan tubuhnya dan dengan buah dada yang memancing hasrat para lelaki, maka Tiara disukai banyak lelaki.Tiara sangat menikmati saat dirinya ditatap oleh banyak lelaki. Mereka dianggap fans olehnya. Dia sangat bangga karena mendapatkan perhatian banyak laki-laki.Agus juga ikut-ikutan bangga karena dia bisa memiliki Tiara yang jadi incaran banyak lelaki. Karena itu, Agus juga yang mempunyai ide supaya Tiara bisa menggoda banyak lelaki.Tapi tentu saja, Tiara hanya menggoda, dan tidak sampai tidur dengan laki-l
Orang itu terus memperhatikan keadaan di dalam dia bahkan mulai memegang buah dadanya. Nampaknya dia mulai terangsang dengan apa yang terjadi di dalam sanaSebelumnya pintu di kamar ini ternyata tidak tertutup rapi. Orang ini masuk kemudian perlahan-lahan dia menutup pintu kamar Tiara ini dengan hanya menimbulkan bunyi sedikit, sehingga tidak didengar oleh Tiara dan Rangga yang sedang asyik di atas pembaringan.Sementara itu, di atas ranjang, Tiara baru saja menjerit kencang. Dia menjadi kencang bersamaan dengan tertutupnya pintu sehingga tertutupnya pintu itu bisa disamarkan suaranya oleh teriakan kencang Tiara.Sekarang ini, Rangga mengambil posisi dengan tidur terlentang di atas pembaringan.Tiara tahu akan maksud Rangga mengambil posisi ini. Karena itu, dia segera naik di atas tubuh Rangga.Tiara memegang rudal milik Rangga. Dia berdecak kagum saat melihat ukuran benda ini. "Ih, ini besar banget. Jauh banget kalau dibandingkan dengan punyanya Agus.""Benarkah? Aku pikir punyaku in
Mulut Rangga ternganga. Dia sangat kaget dengan kata-kata Bu Rum ini.Bu Rum tertawa. "Beberapa saat yang lalu aku sempat mendengar kehebohan di kamarnya Tiara, dan pintu yang tidak tertutup membuat aku bisa dengan leluasa masuk ke dalam kamar. Dan saat itulah aku melihat pergumulan kalian berdua." Bu Rum menatap Rangga penuh artiRangga langsung terdiam. Ancaman dari Bu Rum ini tidak bisa dia abaikan begitu saja, karena kalau benar-benar Bu Rum akan melaporkan akan perbuatan dia bersama Tiara kepada Rahul atau Ratna, maka akibatnya akan sangat buruk bagi rencananya.Padahal rencana yang disusun Rangga itu, sudah mulai berjalan dengan mulus, di mana dia sudah berhasil meniduri Tineke, Ratna, dan juga Tiara.Tapi kalau sampai apa yang dia lakukan dengan Tiara tadi dilaporkan oleh Bu Rum ini kepada Ratna ataupun Rahul, maka dia harus mengubur dalam-dalam niatnya untuk menghancurkan hidup Rahul.Rangga menjadi sangat bingung dengan perkembangan yang terjadi ini. Ini adalah perkembangan y
Bu Rum terus menikmati batang besar milik Rangga yang berada di dalam area kewanitaannya. Dahaga selama bertahun-tahun akan permaianan seperti ini, membuat Bu Rum ingin menikmati permainan ini sepuas mungkin.Kata-kata Rangga yang meminta supaya permainan dipercepat, karena Rangga harus segera tidur, membuat Bu Rum harus memanfaatkan hal ini dengan sebaik mungkin.Karena itu, Bu Rum bergerak dengan seagresif mungkin, dia ingin meraih kenikmatan sebanyak mungkin.Pusaka besar milik Rangga ini, benar-benar berbeda dengan semua yang pernah dirasakan Bu Rum. Bu Rum merasakan rudalnya Rangga itu memenuhi bagian kewanitaannya, karena itu, setiap gesekan yang terjadi, membuat rasa yang teramat nikmat baginya."Owh. Ahhhhh. Ranggga. Ohhhh. Punyamu asyik. Nyesal aku baru merasakan ini. Ohhhh."Rangga tidak menanggapi kata-kata Bu Rum itu. Dia sudah setengah sadar. Karena dia baru merasakan kepenatan tubuhnya setelah aktivitasnya sepanjang hari ini yang berhasil meniduri tidak hanya satu, tapi
"Ayo cepat ke kantor," kata Rahul di belakang.Mendengar kata-kata dari Rahul itu, Rangga teringat akan cerita istrinya kalau Rahul itu suka memerintahnya dan suatu saat, istrinya tidak mampu untuk berkata tidak, akan perintah tidak senonoh dari Rahul.Karena itu, saat ini, Rangga sudah siap untuk melompat ke belakang dan memukul-mukul wajah tua Rahul itu.Tapi saat itulah tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar yang mengetuk-ngentuk jendela kaca di samping Rahul.Rahul langsung menurunkan kaca mobilnya. "Kenapa, Cia?""Aku mau ke pasar. Aku mau ikut mobil ayah. Setelah Pak sopir mengantar ayah, aku ingin dia mengantar aku ke pasar.""Oke. Masuklah." Rahul membuka pintu mobilnya tapi ternyata Cia malah berjalan ke depan untuk membuka pintu depan dan duduk di samping Rangga.Masuknya Cia ini membuat Rangga tidak jadi melakukan apa yang ingin dia lakukan tadi. Dia tidak jadi menuruti nafsunya yang ingin menghajar Rahul sampai habis."Ayo jalan! Cepetan!" kata Rahul dari belakang.
Preman mabuk itu berteriak kesakitan setelah terkena hantaman dari Rangga.Preman mabuk itu jatuh ke tanah yang becek sehingga wajahnya yang bertato kini tercoreng oleh lumpur yang ada di bawah.Para pedagang pasar tidak bisa menyembunyikan tawanya setelah melihat tragisnya nasib si preman mabuk.Tapi rasa kesetiakawanan dari para preman yang lain mulai muncul. Kini mereka melotot ke arah Rangga. "Kamu berani memukul temanku, hah! Belum tahu siapa kami, hah!"Dua orang preman itu mulai mendekati Rangga. Bahkan salah seorang di antaranya mulai merogoh sesuatu dari balik bajunya. Nampaknya dia membawa barang tajam di balik bajunya.Cya langsung tampil ke depan dan berkata, "teman kalian ini yang berusaha melecehkan-ku. Perbuatan supirku ini sudah tepat.'Preman itu mengangguk-anggukkan kepalanya dengan tatapan mengancam ke arah Rangga. " Rupanya kamu cuma seorang supir, berani-beraninya kamu memukul temanku, hah!"Pedagang pasar mulai bersuara. Mereka semua membela Rangga karena perbuat
Nathan yang hendak menuju ke arah pintu untuk keluar dari kamar dan apartemennya ini, terpaksa langsung membalikan tubuhnya dan menjatuhkan diri ke arah pembaringan sebelum Stella melihat gerakannya untuk keluar tadi."Ahhh ... kirain kamu mau kemana. Ternyata kamu ingin menusukku dari belakang. Ya udah. Tusuk, sayang. Aku pasrah," desah Stella manja.Untuk sementara, Nathan belum bisa melanjutkan rencananya untuk keluar dari sini. Terpaksa lah Nathan ikuti kemauan Stella ini.Nathan mulai mengambil posisi di belakang tubuh Nathan. Kemudian dia mulai mengarahkan batang jumbonya ke arah liang kewanitaannya Stella.Stella kembali menjerit kesakitan karena miliknya diterobos oleh batang jumbo itu.Nathan langsung bergerak cepat. Menusuk tanpa perlu menahan-nahan lagi.Kalau pada Eva atau wanita lainnya, Nathan kerap kali agak pelan bahkan sempat berhenti, karena takut akan membuat mereka kesakitan.Tapi, khusus untuk Stella, karena sikap Stella yang menyebalkan, maka, Nathan langsung ber
Walaupun Tasya meminta gretongan tapi karena Tasya sudah terlanjur berada di atas tubuh Nathan dan sudah terlanjur bergoyang, maka Nathan terpaksa pasrah.Nathan biarkan Tasya memainkan milik jumbo Nathan dengan gerakan cepat di atas tubuh Nathan.Nathan mulai mengimbanginya dengan gerakan cepat dan bahkan sangat cepat hingga membuat Tasya mulai terbawa hasrat.Nathan membawa Tasya naik tinggi dalam gairah yang amat sangat hingga akhirnya Tasya merasakan puncak kenikmatannya lagi setelah sebelumnya dia merasakannya saat berada di kamar mandi."Oh ... kamu benar-benar hebat, Nathan. Benar-benar hebat. Aku ingin tahu nomor teleponmu, Nathan.""Aku tidak bisa, Tasya.""Kenapa? Aku kan ingin kembali melakukan hal seperti ini denganmu. Sekarang sih aku sudah capek tapi mungkin besok malam kita bisa melakukan ini lagi. Gimana?""Aku tidak bisa, Tasya. Aku sudah janji untuk tidak memberitahu nomor teleponku pada pelangganku.""Please please please please please. Masak sih kamu akan membiarka
Ayu mengangkat wajahnya. Dia betul-betul menikmati apa yang terjadi ini. Dia betul-betul menikmati bergoyang dengan gaya di atas seperti ini dengan benda besar yang kini mengganjal tubuhnya di bawah sana.Nathan biarkan Ayu bergoyang. Nathan tetap yakin kalau batang perkasanya ini masih tetap perkasa walaupun saat ini tubuhnya sedang ditindih oleh wanita sebesar Ayu, tetapi itu tidak merubah keadaan. Batang perkasanya akan tetap prima seperti yang biasanya diharapkan Nathan.Batang perkasa Nathan ini tidak pernah mengecewakannya, dari dulu hingga saat ini. Karena itu, Nathan yakin sekali kalau batang perkasanya akan terus bekerja maksimal bagi pekerjaan Nathan sebagai pemuas wanita pada saat ini.Ayu semakin mendesah kuat. Jeritannya semakin nyaring terdengar. Pinggulnya terus bergoyang-goyang kadang naik turun kadang memutar kadang ke kiri dan ke kanan.Bagian kewanitaannya terus-menerus menggunakan batang kejantanan Nathan sebagai sarana bagi Ayu untuk mereguk kenikmatan yang dia da
Nathan mendengar sesuatu. Karena itu, Nathan segera berbisik pada Tasya. "Nampaknya Ayu mau bangun.""Tuntaskan aku dulu, Nathan. Ini tinggal dikit, please." Wajah Tasya terlihat memohon. Nathan terpaksa mengiyakannya.Nathan bergerak cepat. Super cepat memasuk keluarkan burung besarnya yang berkilat untuk membuat Tasya kembali menjerit.Tasya tidak peduli lagi kalau Ayu memergoki dirinya di kamar mandi ini. Tasya cuma ingin mereguk kenikmatan hingga dia puas.Tasya ingin mencapai puncak. Tasya tidak mau setengah-setengah. Dia ingin dipuaskan dulu.Tasya kembali menggoyangkan pinggulnya untuk mengarahkan benda jumbo milik Nathan itu di titik-titik yang disukainya.Gerakan cepat Nathan ini, membuat Tasya dengan cepat bisa mengarahkan kepala dari benda jumbo milik Nathan untuk bisa banyak kali menyentuh titik-titik yang Tasya sukai.Tasya semakin menggila karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Dia tidak peduli lagi akan ancaman Ayu memergoki dirinya di sini."Owh ... Nathan. Enak
Semakin kencang karena gesekan-gesekan yang dia rasakan ini, betul-betul memberi surga dunia bagi Ayu yang menghantarkan Ayu naik tinggi ke puncak kenikmatan.Perut Ayu yang dipenuhi lemak itu, bergoyang-goyang mengikuti hentakan demi hentakan yang dilakukan Nathan yang mengalirkan arus listrik kenikmatan di sekujur tubuh Ayu.Ayu terus menutup matanya rapat-rapat sambil menjerit-jerit merasakan desakan kenikmatan yang luar biasa melalui batang jumbo yang keluar masuk mendatangkan rasa yang tidak terkira bagi Ayu.Nathan terus memacu dirinya untuk memberi Ayu kenikmatan dengan gerakan yang bukan sembarang gerakan, tapi gerakan yang sudah menjadi keahlian dirinya yang dia pelajari dalam waktu singkat tapi sudah dia kuasai.Saat bersama Eva, Nathan terus mengasah kemampuannya dengan cara melihat mimik wajah Eva.Nathan pun terbiasa menusuk di arah jam 1 di kedalaman liang kewanitaan milik Eva, untuk menjangkau titik kenikmatan di dalam sana.Tusukan yang tepat dan dalam tempo yang cepat
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin