Share

BAB 6 ~ Penolakan

Author: Kartika Rush
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Jadi kamu yang mau dijodohin sama saya?" tanya Erlan seraya menatap sinis Elfara yang duduk di hadapannya.

Kini, mereka berdua tampak menempati meja lain. Sengaja memisahkan diri dari kedua orang tua mereka, atas permintaan Erlan yang beralasan ingin mengenal Elfara lebih dekat tanpa campur tangan siapa pun. Bahkan, Erlan memilih meja yang cukup jauh dengan yang ditempati oleh orang tua mereka.

Elfara menghela napas berat, sebelum menanggapi pertanyaan Erlan. Pertemuan ini tentu membuatnya sedikit syok. Dia masih belum percaya jika yang dijodohkan dengannya adalah Erlan, pria menyebalkan yang bertemu secara tidak sengaja dengannya tempo hari.

"To the point saja. Saya nggak setuju dijodohin sama wanita sombong kayak kamu!" celetuk Erlan yang berhasil membuat Elfara membeliak kesal.

Bagaimana tidak? Sudah dicap sebagai wanita sombong, merasa direndahkan pula. Seolah-olah dirinya setuju dengan adanya perjodohan itu.

"Heh, tolong ya jaga omonganmu! Kamu pikir saya setuju dijodohin sama kamu?" Elfara menjeda ucapannya sejenak. "Nggak sama sekali!" imbuhnya penuh penekanan.

"Jangan kegeeran! Kamu nggak semenarik itu untuk dijadikan seorang suami!" cibir Elfara lagi lantaran sangat kesal dengan ucapan Erlan, padahal saling mengenal saja belum.

Erlan diam sejenak. Namun, tatapannya tidak berubah dan tidak berpaling sedikit pun.

'Sialan! Berani banget cewek ini nolak gue. Emang apa yang kurang dari gue? Tampan iya, mapan apa lagi, cerdas? Oh ya jelas, gue gitu!' gumam Erlan merasa tidak terima.

"Saya udah punya kekasih. So, jangan berharap perjodohan ini akan berlanjut!" tegas Elfara seraya memalingkan wajahnya ke sembarang arah, seolah-olah tidak sudi lagi menatap wajah Erlan yang menyebalkan menurutnya.

"Kekasih yang berkhianat itu maksudnya?"

Elfara terkejut dan langsung menatap Erlan kembali dengan mata yang membulat sempurna. Bagaimana bisa Erlan mengetahui bahwa kekasihnya telah berkhianat.

"Ada baiknya sih kamu balikan sama dia, jadi perjodohan ini nggak akan berlanjut, kan?" ucap Erlan memberi saran, tetapi nada bicaranya seolah-olah sedang meremehkan. Belum lagi senyum getir yang dia tunjukkan, membuat darah Elfara serasa mendidih dalam waktu sekejap.

"Tahu dari mana kamu?" Nada bicara Elfara naik satu oktaf, sementara tatapannya masih sama. Dia masih penasaran dari mana Erlan mengetahui hal itu?

"Menurutmu?"

Alih-alih menjawab, Erlan justru bertanya balik dan membuat emosi Elfara semakin memuncak.Bahkan, rasanya sudah berada di atas ubun-ubun.

"Gak usah ikut campur dengan hidup saya!"

"Baiklah, Nona Elfara yang sombong," balas Erlan lagi-lagi dengan nada meremehkan. "Saya sibuk, gak punya waktu untuk mencampuri urusan orang lain. Kamu mau balikan sama mantan kamu, itu bagus. Setidaknya perjodohan ini gak akan ada, bukan?" imbuhnya seraya mengedipkan sebelah mata.

Elfara hanya berdecak, lalu melengos kesal. Baru perkenalan saja sudah terasa memuakkan, bagaimana nanti jika dia menikah dengan Erlan. Tidak bisa dibayangkan bagaimana rumah tangganya dengan pria itu akan berjalan.

"Pa ... aku—"

"Papa tidak mau dengar apa pun, Elfa. Pokoknya perjodohan ini akan tetap berlanjut!" tegas Cakra seraya menghentikan langkah dan membalikkan badannya, menatap Elfara yang sedari tadi membuntuti dari belakang.

Sejak pulang dari restoran tadi, Elfara memang tidak berhenti merengek agar perjodohannya dengan Erlan dibatalkan. Namun, papanya sama sekali tidak mau mendengarkan, bahkan sang mama yang sedari tadi berjalan di sampingnya pun seperti lebih memihak pada papanya.

"Tapi aku nggak suka dengan pria pilihan Papa," balas Elfa seraya memasang wajah memelas, berharap Cakra akan merasa iba padanya.

"Suka atau tidak, dia tetap calon suamimu!" Untuk yang ke sekian kalinya Cakra menegaskan, membuat Elfara semakin tidak bisa berkutik.

"Setidaknya, Papa nggak perlu ceritakan tentang David sama pria itu!" kesal Elfa seraya melangkahkan kaki kembali, meninggalkan kedua orang tuanya tanpa menunggu penjelasan.

"Kenapa? Kamu masih ingin membela pengkhianat itu?" teriak Papanya seraya menatap Elfara yang sudah berjalan membelakanginya.

Elfara bersikap tidak peduli. Dia tampak menaiki anak tangga satu per satu dan segera mengurung diri di dalam kamarnya.

"Anak itu selalu saja membantah orang tua," gerutu Cakra beberapa saat kemudian.

"Sudahlah, Pa ... jangan terlalu dipikirkan."

Usapan lembut di bahunya, membuat Cakra membalikkan badan. Ditatapnya wanita yang sudah 25 tahun hidup bersamanya.

"Perjodohan itu bukanlah hal yang mudah untuk diterima, jadi kita juga harus bisa memahami bagaimana perasaan Elfa," tutur Riyanti seraya menatap teduh suaminya. Seketika seulas senyum pun terbit di wajahnya.

"Maksudnya, Mama juga mendukung keinginannya agar perjodohan ini dibatalkan?" Cakra menatap curiga wanita paruh baya itu, tetapi Riyanti segera menanggapi dengan senyuman yang semakin mengembang.

"Bukan begitu, tetapi setidaknya beri dia waktu untuk berpikir dan mengenal Erlan lebih jauh lagi, Pa," jelas Riyanti dengan nada sangat lembut. "Nanti Mama akan bicara dengannya baik-baik," imbuhnya kemudian.

Cakra hanya diam beberapa saat, tampak sedang berpikir. Dia kemudian mengangguk pelan, seolah-olah percaya bahwa istrinya mampu untuk membujuk putri semata wayangnya.

Semetara itu, Elfara tampak sudah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Menangis sambil memikirkan apa yang telah terjadi padanya belakangan ini. Entah apa yang sedang Tuhan rencakan untuknya. Rasanya ini terlalu berat untuk dijalani.

Suara derit pintu mengalihkan perhatiannya. Tampak Riyanti tersenyum simpul sambil berjalan menghampiri.

"Ma ...." Elfara merengek, begitu Riyanti duduk di tepi tempat tidur. Dia meletakkan kepalanya di atas pangkuan sang mama.

Lagi-lagi Riyanti menanggapi dengan senyuman, lalu membelai rambut Elfara dengan sangat lembut. Berusaha menenangkan.

Walau bagaimanapun Riyanti dapat merasakan apa yang dirasakan Elfara saat ini.

"Jangan biarkan air mata ini jatuh di depan Mama." Riyanti menyeka air mata Elfara dengan tangannya. "Kamu tahu 'kan, Mama akan sangat bersedih kalau melihatmu menangis," imbuhnya.

"Papa jahat, Ma. Kalau Mama kasihan sama aku, tolong bujuk Papa untuk membatalkan perjodohan ini," jawab Elfara sambil terisak.

Sekeras apa pun Riyanti menbujuknya untuk berhenti menangis, nyatanya bulir bening itu tetap tidak bisa ditahannya. Lukanya masih belum sembuh dan perjodohan itu membuat lukanya semakin basah. Bagaimana bisa dia terlihat baik-baik saja, saat semua kebahagiaannya seolah-olah terenggut begitu saja.

"Papa tidak jahat. Beliau tahu yang terbaik untukmu, Nak," balas Riyanti membela Cakra.

Elfara pikir, kali ini sang Mama akan menjadi peri penyelamat untuknya, tetapi ternyata sama saja. Entah apa yang ada di pikiran kedua orang tuanya. Jika hanya melihat harta yang dimiliki keluarga Erlan, dia rasa David juga sama. Memiliki harta yang cukup melimpah. Bahkan, David juga termasuk ke dalam daftar pengusaha sukses beberapa tahun belakangan. Namun, mengapa kedua orang tuanya tidak pernah setuju hubungannya dengan pria itu.

"Sepertinya Erlan itu pria yang baik, ibu bisa lihat dari tatapan matanya," ucap Riyanti lagi sambil menunduk menatap wajah Elfara. Senyumannya semakin mengembang, tetapi tidak dengan Elfara yang justru memberengut kesal.

"Dia menyebalkan, Ma."

Related chapters

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 7 ~ Menolak Penolakan

    “Bagaimana wanita pilihan papa? Cantik, kan?” Erlan langsung menghentikan kegiatannya, begitu mendengar pertanyaan dari sang papa yang jelas mengganggu konsentrasinya dalam hitungan detik. Dia tampak menggantung sendok berisi makanan di depan mulutnya, lalu memfokuskan pandangan ke arah pria paruh baya yang duduk berhadapan dengannya. Sebenarnya, dia masih enggan untuk berbicara dengan sang papa lantaran perdebatan tadi malam yang membuat mood-nya berantakan. Bagaimana tidak? Setelah berbagai alasan dia keluarkan, nyatanya keputusan sang papa sudah bulat dan perjodohannya dengan Elfara benar-benar tidak bisa dibatalkan.Kini, lagi-lagi dia harus mendengarkan pembahasan tentang wanita itu, padahal waktu masih sangat pagi. Tidak adakah waktu lain? Atau tidak adakah pembahasan yang lebih penting daripada membahas wanita itu? begitu pikirnya. “Semua wanita cantik, nggak ada yang tampan, Pa,” jawab Erlan seraya melahap sendok makan itu dengan kesal. “Papa sedang serius, Erlan!” bentak H

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 8 ~ 30 Menit Saja!

    Erlan tampak melangkah dengan pasti, memasuki sebuah pusat perbelanjaan yang tidak jauh dari tempat kerjanya. Di belakangnya tampak pria berkemeja maroon yang tak lain adalah Ryan, sekretarisnya. "Kamu bisa cepetan dikit nggak?" Pria yang mengenakkan setelan kerja berwarna abu-abu itu, tampak memutar sebagian badannya ke belakang. Melirik Ryan yang berjalan terlalu santai dibandingkan dirinya. Padahal dia sedang terburu-buru karena klien yang akan meeting dengannya kali ini sudah menunggunya di salah satu resto di tempat itu. "Baik, Bos!" tegas Ryan segera mendekati Erlan yang berjarak beberapa langkah dengannya. Tampaknya dia telah siap melakukan permintaan sang atasan. Tak ada komentar apa pun lagi dari Erlan. Pria itu segera melanjutkan kembali kegiatannya yang sempat tertunda. Namun, baru tiga langkah tiba-tiba dia berhenti kembali, tepat saat mendapati seorang wanita tidak asing di depannya tengah berjalan berlawanan arah. "Kamu lagi?" Erlan membulatkan mata menatap wanita ya

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 9 ~ Kepo

    "Gila! Sumpah demi apa pun tuh cowok gila banget!" umpat Elfara seraya memasuki sebuah kafe mewah. "Ngapain coba harus jauh-jauh ketemu di tempat ini? Di sana 'kan juga bisa? Kayaknya tuh orang sengaja mau ngerjain gue!" imbuhnya tak berhenti menggerutu. Sejak mendapat notifikasi pesan dari Erlan beberapa menit lalu, darah Elfara langsung naik dalam sekejap. Tidak habis pikir dengan Erlan yang memintanya untuk menunggu di kafe yang jelas cukup jauh dari tempat mereka bertemu tadi. Padahal niat dia sangat baik, hanya ingin bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah dia lakukan. Namun, Erlan justru bersikap sangat menyebalkan, seolah-olah tidak bisa mentolelir kesalahan yang tidak sengaja dia lakukan. Andai bisa memutar waktu kembali, dia ingin sekali pertemuan dengan pria itu ditiadakan. Dia tidak ingin melihat pengkhianatan mantan kekasih dengan sahabatnya, sehingga hidupnya tidak menjadi kacau seperti sekarang ini. "Huh!" Elfara mendaratkan tubuhnya di salah satu kursi dengan

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 10 ~ Dipaksa

    "Sa-saya—" "Kenapa? Kamu nggak bisa, kan?" pungkas Erlan memotong ucapan Elfara yang sedikit terputus-putus. Alih-alih menjawab, Elfara justru memejamkan mata sambil mengeraskan rahangnya. Sungguh hari ini sangat menjengkelkan. Entah apa yang salah dengan dirinya, seingga dipertemukan dengan pria modelan Erlan. "Aku—""Kalau mau minta maaf nggak usah sambil marah-marah." Lagi-lagi Erlan memotong pembicaraan Elfara. Tentu Elfara semakin murka. Hal itu terbukti dari tatapannya yang tajam dan membulat sempurna. Belum lagi bibirnya yang terlihat mengerucut dan sedikit bergetar seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi terpaksa ditahan. Wanita itu hanya bisa mendengkus, berusaha menetralkan perasaannya. Dalam hati ingin sekali mencaci maki pria di depannya, tetapi itu hanya akan membuat masalahnya semakin panjang. Percuma saja. Sementara itu, Erlan kembali tersenyum penuh kemenangan. Sepertinya tidak sulit untuk menaklukkan hati wanita seperti Elfara. Buktinya hari ini dia bisa me

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 1 ~ Pengkhianatan

    "Jadi ini kelakuanmu di belakangku selama ini?" Sepasang anak muda tampak terkejut, ketika suara sopran tiba-tiba memecah di kamar apartemen tempat mereka berada. Keduanya tampak saling beradu pandang dengan sedikit terperangah, setelah mendapati seorang wanita bersurai panjang berdiri di ambang pintu dengan tatapan yang menghunus tajam. Entah sejak kapan wanita tidak asing itu berdiri di sana. "El-Elfa?" ucap pria berkaus putih dengan mata yang membeliak sempurna. Pria yang tengah duduk bersama wanita lain di atas tempat tidur, segera bangkit dan menghampiri Elfa yang masih berdiri di tempat yang sama. Terlihat jelas tremor yang tengah menguasai tubuhnya saat ini. Tentu saja karena dia khawatir melihat amarah yang tampak jelas di wajah sang kekasih.Ya, wanita bernama lengkap Elfara Adhinata itu adalah kekasih yang sudah menemani hari-harinya selama dua tahun belakangan. Bahkan, pasalnya mereka akan segera melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat, sebagai tanda keseriusan keduan

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 2 ~ Salah Paham

    "Arrgh! Kenapa jadi kacau begini, sih?" erang David seraya mengacak rambutnya sendiri, beberapa saat setelah kepergian Elfara dari apartemennya. Dia tidak menyangka jika sang kekasih akan datang di waktu yang tidak tepat, ketika dirinya meminta Aleena untuk mencoba memakai kalung berlian yang akan dia berikan untuk Elfara di hari ulang tahun wanita itu. Entah kesialan apa ini. Baru kali ini dia bertengkar dengan Elfara hanya karena kesalahpahaman tentang orang ketiga. Sialnya, dugaan sang kekasih tidaklah benar. Sedikit pun dia tidak memiliki niat untuk menduakan Elfara, terlebih berselingkuh dengan Aleena, sahabat yang selama ini sangat dekat dengannya dan juga sang kekasih. Ya, tentu saja. Elfara adalah satu-satunya wanita yang sangat dia cintai selama ini. Meskipun hubungan mereka masih belum mendapatkan restu dari orang tua Elfara, tetap saja dia tidak menyerah. Merasa yakin bahwa suatu saat hubungannya akan mendapatkan restu dari kedua orang tua Elfara. Bahkan, setelah dia b

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 3 ~ Kecelakaan

    "Sudah bangun kamu?" Elfara sedikit terlonjak mendengar suara bariton, saat dirinya baru saja siuman setelah tidak sadarkan diri selama satu jam. Insiden yang terjadi saat dia mencoba melarikan diri, nyaris membuatnya kehilangan nyawa. Elfara tertabrak mobil, ketika hendak menyeberang jalan. Itulah yang membuatnya pingsan dan terluka di bagian kaki, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. "Kenapa saya ada di sini?" Elfara mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. "Apa kejadian tadi membuatmu amnesia, Nona?" celetuk pria asing yang berdiri di sampingnya dengan tatapan serius, lalu tersenyum getir seolah-olah tidak merasa iba. Elfara bergeming sambil menundukkan kepala. Mengingat kembali kejadian yang terjadi sebelumnya. Sesaat kemudian, dia menatap kembali pria yang tengah mengamati wajahnya, seolah-olah sedang menunggu jawaban. Ya, wajar saja. Kecelakaan yang menimpa Elfara memang berhasil membuat pria itu ketar-ketir. Walau bagaimanapun dia memiliki andil atas kejadian ters

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 4 ~ Rencana Perjodohan

    "Bagaimana? Apa kamu sudah menemui wanita itu, Er?" Pria jangkung yang baru saja masuk ke sebuah rumah bergaya eropa itu tampak menghela napas pendek, begitu mendapat sambutan tidak menyenangkan dari mamanya. Ya, bagaimana tidak? Setiap kali bertatap muka dengan kedua orang tuanya, sudah pasti mereka akan membahas wanita yang akan dijodohkan dengannya. Entah siapa wanita itu. Dia menatap kesal wajah sang mama yang tengah menatapnya balik sambil menunggu jawaban. Namun, sesaat kemudian tatapannya berubah sayu. Selalu saja merasa tidak tega jika harus membuat wanita yang melahirkannya itu bersedih. Suara helaan napas pendek kembali terdengar, sesaat sebelum pria itu menjawab pertanyaan dari wanita paruh baya yang berdiri di depannya. "Maafkan aku, Ma. Aku belum sempat menemui wanita itu. Tadi ada insiden kecil. Handphone-ku terjatuh dan mati total. Aku belum sempat melihat foto wanita yang Mama kirim tadi," jelas pria itu seraya memegang kedua bahu mamanya. "Kamu tidak sedang menca

Latest chapter

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 10 ~ Dipaksa

    "Sa-saya—" "Kenapa? Kamu nggak bisa, kan?" pungkas Erlan memotong ucapan Elfara yang sedikit terputus-putus. Alih-alih menjawab, Elfara justru memejamkan mata sambil mengeraskan rahangnya. Sungguh hari ini sangat menjengkelkan. Entah apa yang salah dengan dirinya, seingga dipertemukan dengan pria modelan Erlan. "Aku—""Kalau mau minta maaf nggak usah sambil marah-marah." Lagi-lagi Erlan memotong pembicaraan Elfara. Tentu Elfara semakin murka. Hal itu terbukti dari tatapannya yang tajam dan membulat sempurna. Belum lagi bibirnya yang terlihat mengerucut dan sedikit bergetar seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi terpaksa ditahan. Wanita itu hanya bisa mendengkus, berusaha menetralkan perasaannya. Dalam hati ingin sekali mencaci maki pria di depannya, tetapi itu hanya akan membuat masalahnya semakin panjang. Percuma saja. Sementara itu, Erlan kembali tersenyum penuh kemenangan. Sepertinya tidak sulit untuk menaklukkan hati wanita seperti Elfara. Buktinya hari ini dia bisa me

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 9 ~ Kepo

    "Gila! Sumpah demi apa pun tuh cowok gila banget!" umpat Elfara seraya memasuki sebuah kafe mewah. "Ngapain coba harus jauh-jauh ketemu di tempat ini? Di sana 'kan juga bisa? Kayaknya tuh orang sengaja mau ngerjain gue!" imbuhnya tak berhenti menggerutu. Sejak mendapat notifikasi pesan dari Erlan beberapa menit lalu, darah Elfara langsung naik dalam sekejap. Tidak habis pikir dengan Erlan yang memintanya untuk menunggu di kafe yang jelas cukup jauh dari tempat mereka bertemu tadi. Padahal niat dia sangat baik, hanya ingin bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah dia lakukan. Namun, Erlan justru bersikap sangat menyebalkan, seolah-olah tidak bisa mentolelir kesalahan yang tidak sengaja dia lakukan. Andai bisa memutar waktu kembali, dia ingin sekali pertemuan dengan pria itu ditiadakan. Dia tidak ingin melihat pengkhianatan mantan kekasih dengan sahabatnya, sehingga hidupnya tidak menjadi kacau seperti sekarang ini. "Huh!" Elfara mendaratkan tubuhnya di salah satu kursi dengan

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 8 ~ 30 Menit Saja!

    Erlan tampak melangkah dengan pasti, memasuki sebuah pusat perbelanjaan yang tidak jauh dari tempat kerjanya. Di belakangnya tampak pria berkemeja maroon yang tak lain adalah Ryan, sekretarisnya. "Kamu bisa cepetan dikit nggak?" Pria yang mengenakkan setelan kerja berwarna abu-abu itu, tampak memutar sebagian badannya ke belakang. Melirik Ryan yang berjalan terlalu santai dibandingkan dirinya. Padahal dia sedang terburu-buru karena klien yang akan meeting dengannya kali ini sudah menunggunya di salah satu resto di tempat itu. "Baik, Bos!" tegas Ryan segera mendekati Erlan yang berjarak beberapa langkah dengannya. Tampaknya dia telah siap melakukan permintaan sang atasan. Tak ada komentar apa pun lagi dari Erlan. Pria itu segera melanjutkan kembali kegiatannya yang sempat tertunda. Namun, baru tiga langkah tiba-tiba dia berhenti kembali, tepat saat mendapati seorang wanita tidak asing di depannya tengah berjalan berlawanan arah. "Kamu lagi?" Erlan membulatkan mata menatap wanita ya

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 7 ~ Menolak Penolakan

    “Bagaimana wanita pilihan papa? Cantik, kan?” Erlan langsung menghentikan kegiatannya, begitu mendengar pertanyaan dari sang papa yang jelas mengganggu konsentrasinya dalam hitungan detik. Dia tampak menggantung sendok berisi makanan di depan mulutnya, lalu memfokuskan pandangan ke arah pria paruh baya yang duduk berhadapan dengannya. Sebenarnya, dia masih enggan untuk berbicara dengan sang papa lantaran perdebatan tadi malam yang membuat mood-nya berantakan. Bagaimana tidak? Setelah berbagai alasan dia keluarkan, nyatanya keputusan sang papa sudah bulat dan perjodohannya dengan Elfara benar-benar tidak bisa dibatalkan.Kini, lagi-lagi dia harus mendengarkan pembahasan tentang wanita itu, padahal waktu masih sangat pagi. Tidak adakah waktu lain? Atau tidak adakah pembahasan yang lebih penting daripada membahas wanita itu? begitu pikirnya. “Semua wanita cantik, nggak ada yang tampan, Pa,” jawab Erlan seraya melahap sendok makan itu dengan kesal. “Papa sedang serius, Erlan!” bentak H

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 6 ~ Penolakan

    "Jadi kamu yang mau dijodohin sama saya?" tanya Erlan seraya menatap sinis Elfara yang duduk di hadapannya. Kini, mereka berdua tampak menempati meja lain. Sengaja memisahkan diri dari kedua orang tua mereka, atas permintaan Erlan yang beralasan ingin mengenal Elfara lebih dekat tanpa campur tangan siapa pun. Bahkan, Erlan memilih meja yang cukup jauh dengan yang ditempati oleh orang tua mereka. Elfara menghela napas berat, sebelum menanggapi pertanyaan Erlan. Pertemuan ini tentu membuatnya sedikit syok. Dia masih belum percaya jika yang dijodohkan dengannya adalah Erlan, pria menyebalkan yang bertemu secara tidak sengaja dengannya tempo hari. "To the point saja. Saya nggak setuju dijodohin sama wanita sombong kayak kamu!" celetuk Erlan yang berhasil membuat Elfara membeliak kesal. Bagaimana tidak? Sudah dicap sebagai wanita sombong, merasa direndahkan pula. Seolah-olah dirinya setuju dengan adanya perjodohan itu. "Heh, tolong ya jaga omonganmu! Kamu pikir saya setuju dijodohin sa

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 5 ~ Pertemuan

    Elfara terkejut saat tiba-tiba pintu ruang rawatnya terbuka dan muncul sosok tidak asing menghampirinya. "Kamu?" Wanita itu menatap geram ke arah pria yang tak lain adalah David. Entah dari mana pria itu tahu jika dirinya sedang dirawat di rumah sakit. "Mau apa kamu ke sini?" tanya Elfara dengan tatapan sinis. "El, apa yang terjadi sama kamu? Kamu baik-baik aja, kan?" tanya David penuh kecemasan. "Jangan mendekat!" Secepat kilat Elfara menghalau David dengan tangannya saat akan mendekati dan memeluknya. Langkah David refleks terhenti, tepat di samping ranjang tempat Elfara duduk saat ini. Dia menatap sendu wajah wanita yang berhasil mencuri hatinya sejak lama. Raut yang biasanya terlihat senang saat bertemu dengannya, kini hilang entah ke mana. Hanya kemarahan dan kekecewaan yang dia dapati dari wajah itu. "Sayang, kamu salah paham. Aku sama Aleena nggak ada hubungan apa pun. Kita cuma—" "Mau apa lagi kamu ke sini?" Belum berhasil David melanjutkan perkataannya, tiba-tiba suar

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 4 ~ Rencana Perjodohan

    "Bagaimana? Apa kamu sudah menemui wanita itu, Er?" Pria jangkung yang baru saja masuk ke sebuah rumah bergaya eropa itu tampak menghela napas pendek, begitu mendapat sambutan tidak menyenangkan dari mamanya. Ya, bagaimana tidak? Setiap kali bertatap muka dengan kedua orang tuanya, sudah pasti mereka akan membahas wanita yang akan dijodohkan dengannya. Entah siapa wanita itu. Dia menatap kesal wajah sang mama yang tengah menatapnya balik sambil menunggu jawaban. Namun, sesaat kemudian tatapannya berubah sayu. Selalu saja merasa tidak tega jika harus membuat wanita yang melahirkannya itu bersedih. Suara helaan napas pendek kembali terdengar, sesaat sebelum pria itu menjawab pertanyaan dari wanita paruh baya yang berdiri di depannya. "Maafkan aku, Ma. Aku belum sempat menemui wanita itu. Tadi ada insiden kecil. Handphone-ku terjatuh dan mati total. Aku belum sempat melihat foto wanita yang Mama kirim tadi," jelas pria itu seraya memegang kedua bahu mamanya. "Kamu tidak sedang menca

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 3 ~ Kecelakaan

    "Sudah bangun kamu?" Elfara sedikit terlonjak mendengar suara bariton, saat dirinya baru saja siuman setelah tidak sadarkan diri selama satu jam. Insiden yang terjadi saat dia mencoba melarikan diri, nyaris membuatnya kehilangan nyawa. Elfara tertabrak mobil, ketika hendak menyeberang jalan. Itulah yang membuatnya pingsan dan terluka di bagian kaki, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. "Kenapa saya ada di sini?" Elfara mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. "Apa kejadian tadi membuatmu amnesia, Nona?" celetuk pria asing yang berdiri di sampingnya dengan tatapan serius, lalu tersenyum getir seolah-olah tidak merasa iba. Elfara bergeming sambil menundukkan kepala. Mengingat kembali kejadian yang terjadi sebelumnya. Sesaat kemudian, dia menatap kembali pria yang tengah mengamati wajahnya, seolah-olah sedang menunggu jawaban. Ya, wajar saja. Kecelakaan yang menimpa Elfara memang berhasil membuat pria itu ketar-ketir. Walau bagaimanapun dia memiliki andil atas kejadian ters

  • Pria Menyebalkan itu Suamiku   BAB 2 ~ Salah Paham

    "Arrgh! Kenapa jadi kacau begini, sih?" erang David seraya mengacak rambutnya sendiri, beberapa saat setelah kepergian Elfara dari apartemennya. Dia tidak menyangka jika sang kekasih akan datang di waktu yang tidak tepat, ketika dirinya meminta Aleena untuk mencoba memakai kalung berlian yang akan dia berikan untuk Elfara di hari ulang tahun wanita itu. Entah kesialan apa ini. Baru kali ini dia bertengkar dengan Elfara hanya karena kesalahpahaman tentang orang ketiga. Sialnya, dugaan sang kekasih tidaklah benar. Sedikit pun dia tidak memiliki niat untuk menduakan Elfara, terlebih berselingkuh dengan Aleena, sahabat yang selama ini sangat dekat dengannya dan juga sang kekasih. Ya, tentu saja. Elfara adalah satu-satunya wanita yang sangat dia cintai selama ini. Meskipun hubungan mereka masih belum mendapatkan restu dari orang tua Elfara, tetap saja dia tidak menyerah. Merasa yakin bahwa suatu saat hubungannya akan mendapatkan restu dari kedua orang tua Elfara. Bahkan, setelah dia b

DMCA.com Protection Status