Home / CEO / Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali / 1. Pernikahan VS Perpisahan

Share

Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali
Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali
Author: ReyNotes

1. Pernikahan VS Perpisahan

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2024-07-19 21:41:53

“Jadi, malam ini kamu tidak pulang lagi?” Sarah berusaha menahan sesak di dada dan melirik Marc.

Lelaki tampan yang berstatus suaminya itu sedang mengepak pakaian ke dalam koper. Pagi tadi, ia baru saja pulang dan membawa satu tas penuh baju kotor.

“Kamu tau, aku harus menjaga Papa.”

“Bukankah sudah ada tim dokter dan beberapa perawat yang menjaga Papa?” Sarah menyahut dengan nada keberatan.

Bagaimana tidak? Mereka baru menikah satu bulan yang lalu. Satu minggu kemudian, Papa mertuanya sakit dan sejak itu kesehatannya terus menurun. Marc yang merupakan anak tunggal kemudian sering meninggalkan Sarah sendirian untuk menjaga Papanya. 

“Kenapa kamu seperti tidak suka aku menjaga Papaku?” Marc membalas dengan tatapan dinginnya pada Sarah.

Sarah tersentak sedikit melihat sikap Marc. “Bukan begitu. Kita baru saja menikah, tetapi sangat jarang bersama.”

“Kita menikah karena dijodohkan, apa yang mau kamu harapkan?” Marc telah selesai berkemas. Ia menatap Sarah tanpa senyum.

Akhirnya, Sarah tidak menyahut lagi. Rasanya percuma ia meminta perhatian dari suaminya sendiri. Ia mengikuti Marc keluar kamar.

Paling tidak, Marc bersedia sarapan bersamanya. Sarah melayani suaminya makan dan tidak lagi bertanya-tanya tentang kepergian Marc.

Belum selesai makan, ponsel Marc berdering pelan. Sarah melirik layar ponsel dan melihat nama Mama mertuanya di sana. Tentu saja Marc langsung menjawab panggilan telepon tersebut.

Tidak banyak yang Marc ucapkan. Sarah melihat suaminya hanya berkali-kali berkata, ‘iya’ dan mengangguk pelan. Ia menduga pasti Mama mertuanya sedang mengabarkan kondisi Papa.

“Ada apa?” Sarah bertanya saat Marc telah selesai bicara pada alat komunikasinya.

“Kondisi Papa memburuk karena menolak cuci darah.” Marc membalas sambil memijat keningnya.

Sarah tampak prihatin. “Papa juga bilang begitu saat terakhir kali cuci darah. Merasa tubuhnya malah semakin sakit setelah proses itu dilakukan.”

Setelah itu, Marc tidak melanjutkan sarapan. Sarah mengelap ujung bibirnya saat melihat Marc berdiri dan hendak pergi.

“Bagaimana kalau aku ikut saja?” Sarah menawarkan diri. “Siapa tau aku bisa membujuk Papa.”

‘Ya, sudah. Cepatlah.” Marc mengangguk setuju.

Segera, Sarah pergi ke kamar untuk mengganti pakaian. Tidak butuh waktu lama, Sarah telah siap. Pakaiannya sederhana dan wajahnya tanpa make-up.

Dalam perjalanan, Sarah dan Marc saling berdiam diri. Marc lebih sering menatap ponselnya. Sementara Sarah memiliki mengamati jalanan.

Di rumah sakit, Sarah bertemu dengan Lucy, Mama mertuanya. Wajah wanita setengah baya itu terlihat ketus saat melihat ia datang.

Lucy adalah salah satu orang yang menolak perjodohan Sarah dan Marc. Ia bahkan membenci Sarah yang dianggap tidak akan membawa keberuntungan bagi keluarga.

“Kenapa kau bawa-bawa wanita pembawa sial ini?” Lucy menggeram kesal dengan mata menatap tajam pada Sarah.

“Sarah izin menjenguk Papa, Ma.” Sarah menunduk santun pada Mama mertuanya.

“Jangan!” Lucy menolak keras keinginan Sarah. “Nanti kondisi Papa malah semakin memburuk karena kedatanganmu.”

Dengan nada kesal, Lucy membentak Sarah. Berkata bahwa sejak dirinya masuk menjadi bagian keluarga, musibah selalu saja datang. Lalu, menghinanya dengan tatapan remeh dengan mengejek, ia tidak pantas menjadi istri Marc.

“Sejak awal aku tidak pernah setuju kau menikahi putraku.  Bercerminlah, Sarah. Bahkan pegawai Marc di kantor saja lebih cantik dibanding kau!” Lucy melirik penampilan Sarah dari ujung rambut hingga kaki, lalu menarik tangan Marc untuk masuk ke ruang perawatan Frank.

Akhirnya, Sarah hanya duduk di depan kamar. Lucy memang tidak pernah menyukainya. Sarah tidak mengerti mengapa.

Sesungguhnya ia juga bisa mengerti apa yang dirasakan Marc saat ini. Orang tua kandung Sarah juga pernah dirawat hingga meninggal dunia di rumah sakit ini. Ibunya telah lebih dulu pergi saat ia berumur tujuh tahun.

Permintaan terakhir ayah Sarah adalah melihat putri kandungnya menikah. Didesak oleh rasa kasihan dan pertemanan, Frank membujuk Sarah dan Marc untuk mengabulkan keinginan teman dekatnya itu. Beberapa jam setelah Sarah dan Marc menikah, ayah Sarah meninggal dengan senyum di wajah. 

Tidak ada waktu berduka bagi Sarah. Setelah ayahnya dimakamkan, ia langsung diboyong ke rumah pribadi Marc dan menjalankan perannya sebagai seorang istri.

Sebenarnya, ayah Sarah telah menikah kembali dengan teman Lucy. Ibu tirinya membawa anak perempuan mereka yang memiliki selisih umur hanya dua tahun dengan Sarah. Namun, mereka tidak pernah akrab. Bahkan seringkali tidak adil dan menghina Sarah.

“Mama pulang dulu. Tolong urus prosedur donor ginjal untuk papamu, ya.“

Sarah mendongak. Karena melamun, ia tak sadar Marc dan Lucy telah keluar dari kamar perawatan. Lucy pergi tanpa menoleh sedikit pun padanya.

“Papa butuh donor ginjal?” Sarah bertanya pada Marc.

Marc hanya mengangguk singkat. Lelaki itu kini sibuk dengan laptop. Sarah melihat pengumuman untuk mencari donor ginjal dan semua persyaratannya. Uang sebesar lima milyar tertera sebagai kompensasi sebagai pendonor.

“Berapa lama Papa bisa bertahan sampai kita menemukan pendonor yang tepat?” Sarah menoleh menatap suaminya.

“Dokter hanya memberi waktu dua hari karena Papa tetap menolak cuci darah sambil menunggu.”

“Ya, Tuhan. Cepat sekali. Semoga kita segera menemukan pendonor.”

Sekali lagi, Sarah melirik persyaratan di layar laptop. Kesehatan fisik dan mentalnya baik. Ia juga tidak memiliki riwayat penyakit serius. Bahkan golongan darahnya sama dengan golongan darah Frank.

Melihat segala persyaratan itu cocok dengan dirinya. Dalam hati, Sarah berniat mendaftarkan diri demi rasa sayangnya pada sahabat ayahnya. 

“Aku mau ke kamar mandi dulu, ya.” Sarah bergegas pergi meninggalkan Marc.

Wanita sederhana itu mencari seseorang yang ia percaya di rumah sakit tersebut. Dulu, saat menemani ayahnya sakit, Sarah memang mengenal cukup baik beberapa petugas kesehatan. Sarah berbisik-bisik dengan seorang suster kenalannya.

“Tolong rahasiakan data-dataku sebagai pendonor ginjal untuk Tuan Frank Carrington.”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
uvuvwevwevwe osas
selalu unik cerita Kak thor satu ini 🫰
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   2. Pendonor Ginjal

    Marc masih terlihat sibuk mondar-mandir ke rumah sakit.Belum ada satu pun pendonor yang cocok untuk Daddy-nya, meski sudah banyak yangmengajukan diri.Sarah mendapat giliran pemeriksaan di akhir pekan. Ia harusberpikir keras bagaimana caranya pergi agar tidak diketahui Marc. Sarah tau, Lucytidak akan mau menerima ginjalnya. Jadi, lebih baik ia terus merahasiakan ini.“Apa ada kabar dari rumah sakit?” Sarah bertanya saatmenelepon Marc.“Belum ada yang cocok.” Marc menjawab dengan hembusan napasberat.Satu hari telah berlalu. Dengan kompensasi besar sebagaipendonor, sebenarnya membuat banyak orang tertarik. Sayangnya, belasan orangyang dites, tidak satu pun cocok untuk menjadi pendonor.“Ya, sudah. Semoga malam ini ada kabar baik. Kamu jagakesehatan, ya.”“Hem.”Sarah menutup saluran telepon. Marc semakin dingindengannya. Jika tidak ditelepon, suaminya itu tidak akan memberi kabar. Padahal sebelumnya,Marc cukup hangat karena lelaki itu cukup dekat dengan mendiang ayah Sarahs

    Last Updated : 2024-07-19
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   3. Dibuang Keluarga

    Beberapa jam setelah operasi, Sarah terbangun di sebuah ruang sederhana. Ia menatap sekeliling dengan kebingungan. Napasnya tertahan saat merasakan sakit di sisi kiri tulang rusuk bagian belakang.Sesaat ia teringat, ia baru saja mendonorkan ginjalnya pada Papa mertua. Tetapi di mana ia saat ini?“Oh, kamu sudah bangun?” Tinna berdiri di sisi ranjang sambil berkacak pinggang dengan angkuh.“Berapa lama aku tertidur? Apa operasinya berhasil?” cecar Sarah.“Kamu tidak perlu tau kabar Frank. Yang jelas, sebentar lagi kamu akan dipindahkan ke rumah sakit lain.”“Kenapa tidak di sini? Aku tidak mengerti.”“Bukankah kau sendiri yang ingin identitasmu sebagai pendonor dirahasiakan?” Kemudian Tinna berkata ia akan mengurus semuanya. Sarah diminta menjauhi keluarga Carrington. Karena tidak ada tenaga untuk melawan, Sarah hanya bisa diam lalukembali tertidur.Esok harinya, Sarah terbangun di sebuah bangsal rumah sakit. Luka sayatan di perutnya masih terasa nyeri namun sudah jauh berkurang. Net

    Last Updated : 2024-07-19
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   4. Kebohongan

    “Apa di rumah sakit ada pekerjaan yang bisa aku lakukan,Bu?” Sarah bertanya pada Ibu Irma saat mereka makan malam bersama.Ibu Irma mengangkat kedua alisnya, lalu menggeleng pelan.“Kondisimu belum siap untuk bekerja, Nak.”“Tetapi, Sarah membutuhkan pekerjaan, Bu.” Sarah kemudianbercerita bahwa tabungannya sudah habis dan kini hanya tersisa beberaparatus ribu saja di dompetnya.Namun, Ibu Irma tetap menggeleng. Menurutnya, butuh waktusatu bulan untuk Sarah memulihkan diri. Masalah uang, Ibu Irma berkata ia tidakkeberatan Sarah tinggal bersamanya sampai Sarah sembuh total.Apa yang dikatakan Ibu Irma memang benar. Sarah akhirnyahanya mengangguk dan melanjutkan makan.Setelah membantu Ibu Irma membereskan peralatan makan, Sarahduduk di ruang tamu. Ia mengangkat blusnya dan mengamati hasil operasi.Luka sayatan itu masih terbungkus perekat khusus yang tidak boleh dibuka.“Apa terasa sakit?” Tiba-tiba, Ibu Irma duduk di sampingnyadan ikut memperhatikan luka Sarah.“Terkadang di b

    Last Updated : 2024-07-19
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   5. Merubah Identitas

    Sarah menggeleng tak mengerti. Beberapa kali ia berusaha mencoba menghubungi Marc, namun teleponnya selalu dialihkan. Satu bulan telah berlalu dan ia benar-benar putus hubungan dengan suami dan keluarganya.Hal ini membuat Sarah bertekad bangkit dan kembali dengan pribadi yang lebih kokoh.Ia harus pulang ke kota dan melihat dengan mata kepala sendiri tentang apa yang terjadi pasca operasi.“Lelaki itu pantas hidup lebih lama.” Ibu Irma berceloteh di samping Sarah sambil melirik ponsel Sarah.Layar kecil itu memang sedang menampilkan berita tentang Frank Carrington. Setelah dinyatakan sembuh, lelaki itu semakin melebarkan sayapnya ke berbagai yayasan sosial. Bersama Marc, putra satu-satunya, mereka kerap kali berdonasi besar-besaran untuk membantu orang-orang yang kekurangan.“Eh, siapa, Bu?” Sarah menoleh dan menatap Ibu Irma dengan raut bingung.“Itu.” Ibu Irma mengendikkan dagu pada layar ponsel Sarah. “Tuan Carrington sangat bermanfaat hidupnya untuk orang banyak, ia pantas mendap

    Last Updated : 2024-07-19
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   6. Shock

    “Kamu baik-baik saja?” Frank menatap Sarah yang terdiam dan tampak tegang.Sarah mengangkat sedikit kepala dan menatap Papa mertua-nya. “I – Iya, Pa. Maaf, Sarah hanya kaget saja bahwa ternyata Marsha yang mendonorkan ginjalnya untuk Papa.”“Kamu tidak tau? Apa saat itu kamu sudah pergi?”Kepala Sarah hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Frank. Sungguh ia masih shock. Lalu, tiba-tiba ia ingat sesuatu.“Pa, boleh Sarah tau berapa hutang Ayah?”Frank yang sedang minum air putih hampir tersedak. Ia berdehem sedikit lalu menatap Sarah dengan pandangan bingung.“Hutang apa, Nak?”“Bukannya Ayah berhutang pada Papa? Biaya rumah sakit, sekolah aku dan Marsha dan cicilan rumah. Papa tidak tau?”Kepala Frank menggeleng-geleng. “Dari mana kamu dapat informasi itu? Tidak. Thomas, ayahmu tidak berhutang pada siapa pun. Papa tau pasti tentang itu.”Apa Ayah berhutang pada bank? Atau jangan-jangan hutang Ayah dianggap lunas oleh Papa karena ia mau menikah dengan Marc? Sarah bertanya-tanya di dala

    Last Updated : 2024-08-09
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   7. Istri Sahmu Telah Kembali

    “Nyo-Nyonya Sarah?” Menjelang jam kantor usai, Sarah tiba di kantor suaminya. Ia sengaja memilih jam tersebut, karena ingin membuat efek kejut yang luar biasa.Upayanya juga tidak main-main. Sebelum ke sini ... Ia menyempatkan diri ke salon dan butik langganan. Wajahnya yang semula polos tanpa riasan, kini terlihat bersinar. Belum lagi rambutnya yang biasa dikuncir, kini digerai dengan bagian bawah yang dibuat bergelombang, indah. Lenggak-lenggok Sarah yang melangkah dalam balutan heels itu membuat mata-mata para karyawan tertuju padanya. Nyonya yang sebelumnya terlihat begitu apa adanya ... Kini terlihat begitu berbeda.Sengaja melangkah anggun dan pelan, Sarah membiarkan semua pegawai Marc melihat kedatangannya dan menatapnya kagum. Tentu saja mereka berbisik-bisik melihat penampilan baru istri presiden direktur mereka.“Bukankah itu Nyonya Sarah, istri Presdir kita?”“Dia sangat cantik sekarang.”“Tuan Marc pasti menyesal karena berniat menceraikan istrinya.”Dahi Sarah kini berkerut

    Last Updated : 2024-08-10
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   8. Apa Rumor itu Benar?

    Usai berkata demikian, Sarah langsung masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh supir pribadi Marc.“Antarkan Marsha lebih dulu,” pesan Marc pada sopirnya yang kemudian diangguki.Begitu mobil berjalan, Sarah tiba-tiba merasa lebih emosional. Meski saat ini Marsha duduk di depan, di samping supir ... Tapi tidak menutup kemungkinan mereka pernah atau bahkan sering duduk bersisian seperti ia dan Marc saat ini.Pikiran Sarah yang semrawut itu baru terdistraksi saat mobil berhenti di sebuah lingkungan apartemen mewah.Marsha menoleh ke belakang, “Terima kasih sudah mengantarku, Marc.” Gadis itu menatap Marc dengan senyumnya, lalu menatap Sarah dengan tatapan dingin. “Sampai jumpa lagi, Sarah.”Sarah tidak menjawab selain mengangguk heran. Ia mengamati sekeliling dan merasa asing. “Apa yang Marsha lakukan di gedung itu? Bukannya tadi ia mau pulang?”Dahi Marc berkerut mendapat pertanyaan Marsha. “Apa kalian benar-benar tidak saling menghubungi? Kamu tidak tau ibu dan kakakmu t

    Last Updated : 2024-08-11
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   9. Ancaman

    “Kamu setuju kita bercerai? Marc menatap heran pada Sarah.“Kenapa bingung? Bukannya kamu yang menyarankan begitu?” Sarah seolah menantang suaminya.“Apa syaratnya?” Marc duduk tegak dan siap mendengarkan.Sarah mengatakan bahwa ia memikirkan nama baik keluarga. Baginya, keluarga Carrington akan mendapat cibiran saat mereka bercerai padahal baru sebulan menikah. Belum lagi, Frank yang palling mendukung mereka akan sangat terkejut mendapat berita ini.“Kita harus bertahan dalam pernikahan ini setidaknya tiga bulan.”Marc berpikir sejenak. Lalu, lelaki itu mengangguk. “Demi nama baik keluarga dan pemulihan Papa, aku setuju.”“Kita harus menjadi suami-istri yang baik di depan semua orang terutama Papa dan Mama.”“Berarti kamu juga harus menjalankan peran sebagai istri, termasuk melayaniku di ranjang.”“Dan kamu sebagai suami yang perhatian dan melindungi istri.” Sarah tak mau kalah.Syarat-syarat itu akhirnya disepakati bersama. Bahkan mereka berjabatan tangan meresmikan perjanjian terse

    Last Updated : 2024-08-12

Latest chapter

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   205. Keluarga Besar

    Tiga tahun berlalu dengan cepat. Keluarga Carrington sedang berlibur di sebuah perkemahan mewah. Mereka juga mengajak keluarga Ibu Irma.Irwan dan Vania telah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan yang dinamai Nirvana."Kenapa Kak Arzan jagain Vana terus?" Vivi memberengut kesal saat ia minta Arzan menemaninya main tetapi anak lelaki itu sedang sibuk menjaga adiknya."Vana masih kecil, Vivi. Sini, kita main sama-sama." Arzan menepuk sisinya yang kosong. Namun, Vivi malah melengos dan memilih bergelayut manja di kaki Papanya."Aku panggil Irwan dulu biar ia menjaga Vana." Vania yang sedang memasak dapur merasa tak enak hati mendengar pembicaraan Arzan dan Vivi."Sudah, biarkan saja. Gak papa, kok." Sarah yang sedang hamil besar menenangkan Vania."Aku gak enak, Sarah. Sepertinya Vivi cemburu karena Arzan menjaga Vana terus.""Lihat itu." Sarah mengendik pada Vivi yang kini asyik bermain bersama Marc. "Dia kesal cuma sebentar, kok."Vania tersenyum simpul dan mengangguk. Apalagi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   204. Peringatan Dini

    Ulang tahun pertama Vivi sangat meriah. Meski anak perempuan itu belum memiliki banyak teman, tetapi tamu-tamu undangan mulai dari balita hingga kakek nenek banyak yang hadir.Marc menyulap taman belakang menjadi taman bermain yang nyaman dengan tenda dan AC portable di mana-mana. Berbagai makanan sehat tersebar di penjuru taman.Sebagian tamu adalah teman-teman Arzan yang membawa adik-adik mereka. Vivi jadi memiliki teman sebaya."Sepertinya, prediksi Arzan tepat. Akhir-akhir ini mereka jadi dekat, bukan?" Sarah melirik pada Irwan dan Vania yang tampak asyik berbincang dengan ibu Irma.Tanpa melihat objek pembicaraan mereka, Marc mengangguk. Lelaki itu melingkari tangan di pinggang sang istri dan membawanya ke meja makan."Masih lapar?" Sarah mengamati suaminya yang mengambil makanan cukup banyak."Apa kamu tidak lihat? Aku tadi lari-larian mengikuti Vivi?" Marc memotong steak ayam lalu menyuapi dirinya. "Lagipula, steak ini lezat sekali."Bahkan Sarah akhirnya ikut makan karena Mrac

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   203. Bisa Berjalan

    Sesuai rencana, berita tentang Marc dan Vania menghilang. Tentu saja itu tidak lepas dari tim yang dibuat Adrian untuk menghapus semua postingan tersebut.“Sayang.” Marc menyapa istrinya yang sedang menyusui Vivi.“Ya?”“Jam berapa Arzan datang?”“Vania bilang, mereka sudah dalam perjalanan.”“Hmm ... aku ada rapat. Sengaja kubuat online. Tapi kalau Arzan datang dan aku belum selesai, minta ia ke ruang kerjaku saja, ya.”“Oke. Selamat rapat.”Marc mengangguk. Lalu, membungkuk sedikit untuk mencium pipi istri dan putrinya. Setelah itu, ia keluar dari ruang bayi.Setelah Marc keluar, seorang pelayan masuk membawa paket untuk Sarah.“Tolong dibuka,” pinta Sarah pada pelayan yang langsung mengangguk.Sarah tau isi paket itu adalah buku-buku Vania yang ia pesan secara online. Pelayan memberikan buku -buku yang masih berplastik itu pada Sarah lalu keluar.Vivi melepas puncak dada Mamanya karena tertarik dengan buku yang dipegang Sarah. Ia merebut buku tersebut lalu ikut membolak-balik halam

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   202. Mengaku Salah

    “Maafkan aku. Aku mengaku salah.” Khanza menunduk dalam-dalam.Adrian dan pengacara mendatangi kantor penerbit buku Vania. Mereka memberikan data bahwa Khanza membuat berita kebohongan agar publik tertarik pada cerita Vania dan membeli buku terbarunya.Direktur penerbitan menggeleng samar melihat data-data tersebut. Ia tidak menyangka Khanza berbuat seperti itu.“Aku melakukannya untuk Vania.” Khanza berkilah, membela diri.“Aku yakin Vania pun tak setuju kamu membantu dengan cara ini.” Adrian mengecam.“Vania sedang tidak fokus. Banyak pikiran. Jadi, aku pikir, aku perlu membantunya sedikit.”Direktur menggeleng. Ia juga tampak tidak setuju. Apalagi sampai ada pengacara yang menuntut mereka.“Masalahnya, Nona.” Pengacara menatap wajah Khanza dengan pandangan tajam. “Yang anda cemarkan adalah keluarga Carrington, terutama Tuan Marc.”“Lelaki yang selama ini terkenal dingin dan tidak bersosialisasi dengan media.” Adrian menambahkan.Direktur menengahi. Mereka akan membuat pengumuman pe

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   201. Terima Kasih

    Pagi di bumi perkemahan cukup cerah setelah semalaman hujan. Pengelola bahkan tidak mengizinkan peserta kemping untuk melakukan trekking.“Terus kita ngapain, Om?” Arzan mengguncang-guncang tangan Irwan.“Masih ada pilihan untuk memancing. Kamu mau?”“Om bisa memancing?”“Bisa, dong.”“Mauuu.” Arzan menjerit senang.Vania menatap kebersamaan Irwan dan Arzan. Seandainya Bryan masih hidup, mungkin yang berdiri di depannya sekarang ada sosok Bryan dan Arzan. Vania menggeleng membuyarkan lamunannya.Telah lima tahun berlalu, tetapi rasanya masih sama. Kehilangan dan kedukaan itu masih sangat jelas di mata Vania.“Ibu, ayo ikut memancing,” ajak Arzan.Vania tau, Arzan pasti disuruh Irwan. Ia sebenarnya tidak tau apa-apa tentang memancing, tetapi demi menemani Arzan, Vania mengangguk.Perahu disiapkan pengelola perkemahan. Vania melihat Irwan berbincang dengan penjaga Arzan. Seperti setiap kegiatan Arzan, harus dilaporkan pada keluarga Carrington.Akhirnya mereka bertiga di atas perahu. Mer

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   200. Pendengar yang Baik

    Irwan menunggu. Vania mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk memceritakan kisah kelamnya pada seseorang. Apalagi ia adalah orang baru yang pertama kali ditemui."Aku dan Bryan, ayah Arzan menikah tanpa restu. Kami lari dari keluarga karena memilih mempertahankan cinta."Vania mengembuskan napas kasar. Ia menyandarkan punggung pada dinding. Jari-jari tangannya saling bertautan."Di perkemahan seperti ini lah kami berbulan madu. Tiga bulan kemudian, aku hamil. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, beberapa bulan berikutnya, Bryan didiagnosis menderita kanker usus."Isakan Vania membuat Irwan memeluk erat Arzan. Ia tak ingin Arzan terbangun. Vania lalu sadar untuk segera menguasai diri.Sembari mengatur napas, Vania mengusap air matanya. Kini ia duduk sambil memeluk kaki-kakinya yang ditekuk.Dalam keadaan hamil, Vania merawat Bryan. Bryan cukup tegar dan berusaha menjalani pengobatan didampingi Vania.Pilihan itu datang saat Vania melahirkan. Kondisi Bryan bertambah lemah. Keuanga

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   199. Sudah Siap, Bukan?

    Alrzan langsung bersembunyi di balik tubuh Vania. Wanita itu menyorotkan lampu senter pada lelaki yang berdiri di kegelapan. Arzan mengintip lalu bersorak.“Om Irwan.” Arzan langsung berlari menghampiri dan memeluk Irwan. “Lampu kabin kami mati, Om.”Irwan mengusap kepala Arzan. “Iya, kabin Om juga. Tadinya Om mau mencari bantuan tapi mendengar teriakan. Kebetulan sekali kita ada di sini, ya."“Aku bersama Ibu Vania. Cuma berdua.” Arzan menunjuk Vania yang terpaku di tempat melihat kedekatan putranya dengan lelaki yang dipanggil Om Irwan tersebut.Irwan mengangguk. Setelah berada pada jarak cukup dekat, Irwan menjulurkan tangan. Vania menyambutnya dan tersenyum penuh kelegaan.“Irwan. Aku putra Ibu Irma.”Sejenak setelah balas menyebut namanya, Vania mengamati Irwan. Rasanya ia pernah bertemu dengan lelaki ini. Tetapi, ia tidak ingat meskipun ia sering berada di kafe.“Kita memang belum pernah bertemu sebelum ini.” Irwan menjawab pengamatan Vania pada dirinya. “Oh, mungkin sekali. Saa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

DMCA.com Protection Status