Share

Polisi Tampan itu Ayah Anakku
Polisi Tampan itu Ayah Anakku
Author: Nielly 11

Pengantin Pengganti

Author: Nielly 11
last update Last Updated: 2023-12-04 22:07:58

“Kenapa bisa lo yang jadi suami gue, hah?”

“Boleh nggak aku istirahat dulu, Yum?” pinta Galang diiringi menarik nafas sedalam-dalamnya. Galang melangkah masuk lebih dalam lagi ke dalam kamar Ayumie. “Dari pagi sampai malam aku berdiri di pelaminan tanpa kamu,” ungkapnya dengan ekspresi sedih dan juga kecewa.

Hanya dia sendiri yang berdiri di pelaminan tanpa adanya pengantin wanita, tidak ada kedua orang tuanya disana begitu juga mertuanya menyambut para tamu. Bisa dibayangkan bukan bagaimana malunya dan bingungnya Galang menjawab pertanyaan para tamu undangan?

Wajah Ayumie semakin memerah marah. Demi Tuhan, Ayumie sama sekali tidak peduli dengan semua itu. Jika Galang kecewa dengan semuanya, lalu bagaimana dengannya saat ini?

Dimana hari ini harusnya hari bahagianya menikah dengan pria dicintainya namun, semuanya menjadi hari berduka terdalam untuknya. Dengan tega calon suaminya menukarkan pengantin pria dengan pria di depannya itu sampai Ayumie kini resmi sah menjadi istri dari musuh bubuyutannya sendiri, Galang Sugono.

“Gue nggak peduli sama sekali dengan drama lo itu. Gue butuh penjelasan disini.”

“Penjelasaan apa?”

“Ck!” Ayumie berdecak lidah, matanya menatap nyalang Galang terlihat pura-pura tidak tahu semua yang terjadi. Jelas Ayumie yakin jika pria berengsek itu terlibat disini. “Katakan sama gue semuanya atau—“

“Oke. Aku akan jelaskan besok pagi, nggak sekarang.”

Tapi Ayumie ingin sekarang bukan besok karena ia tahu Galang sedang mengulur waktunya. Apa yang ada di otak pria itu sudah bisa Ayumie tebak dan menunggu Galang buka mulut menjelaskan semuanya rasanya itu mustahil mengingat Ayumie tahu tabiat pria itu bagaimana.

“Kamu mau kemana, Yum?”

Ayumie berkemas memasukan barang-barang penting ke dalam tas ranselnya tanpa menjawab pertanyaannya. Satu-satunya yang bisa menjelaskan akan kekacauan semua ini hanya satu.

Ya, calon suaminya yang kini entah berada di mana. Namun, sejauh apapun pria itu bersembunyi, Ayumie bersumpah akan mengejarnya walaupun sampai ke kerak neraka sekalipun.

“Ayumie—“ Galang mencengkeram lengan Ayumie untuk tidak pergi.

Ayumie melotot marah seiring menghempaskan tangan Galang. “Pernikahan ini sebatas permainan antara lo sama si berengsek Jo!”

Kening Galang berkerut dalam. Permainan apa? Sementara pernikahan ini sah karena Galang sendiri ijab kabul di depan ayah Ayumie begitu juga dengan para saksi.

“Pergilah dari rumah gue karena gue nggak merasa nikah sama lo!”

“Yum,” Galang memohon dengan sangat untuk tidak pergi. “Pernikahan kita jelas sah. Aku ijab kabul sama ayahmu. Beliau memintaku untuk menggantikan calon suami mu itu dari pada keluargamu malu.”

“Ck!” Ayumie menyunggingkan senyuman menakutkan. “Lo pikir gue bodoh, hah?” Galang mempertahankan wajahnya sedemikian rupa. “Lo mengancam bokap gue, Galang!”

Galang mendelik kaget sedetik, dia meremehkan seorang Ayumie Takara Nagasasti. “Dibayar berapa lo sama si berengsek Jo, hah?”

Lagi, lagi wajah Galang terlihat kaget. “Aku nggak dibayar,” dustanya seiring mengejar langkah Ayumie yang cepat keluar dari kamarnya. “Aku bersumpah akan jelaskan semuanya besok, Ayumie,” bujuk Galang.

Sialnya, Ayumie bukan tipe wanita yang mudah percaya dengan ucapannya.

“Ini malam pertama kita, Ayumie. Nggak etis banget kita malah berantem.” Dia berusaha keras meluluhkan Ayumie. “Berantemnya di atas ranjang yuk, Yum,” goda Galang diiringi cengiran.

Dan hal itu berhasil membuat Ayumie berhenti, istrinya yang cantik itu berbalik badan dengan wajah yang memerah seperti kobaran api. Ayumie berjalan mendekatinya.

“Dengar ya, Galang. Dalam mimpi sekalipun gue sudi menikah sama lo apalagi jadi istri lo!” ucap Ayumie seiring menekan dada bidang Galang. “Enyah dari hidup gue!”

Setelah kalimat pengusiran Ayumie menuruni anak tangga dan berjalan cepat menuju belakang rumahnya. Ayumie membuka mobil pick up milik ayahnya lalu duduk di stir kemudi.

“Kamu mau kemana Ayumie?”  Lagi, lagi Galang menahan Ayumie agar tidak pergi dan mematikan mesin mobil. “Kayak gini juga aku ini suamimu. Mau nggak mau aku udah sah nikahi kamu.”

“Oke. Kalau begitu gue tunggu 24/7 surat gugatan cerai dari lo!” tekan Ayumie seraya menghidupkan mesin mobil dan berlalu pergi.

Tak ada yang bisa menahan kepergiannya sekalipun Galang sendiri, hati Ayumie sudah menggebu-gebu ingin segera bertemu dengan calon suaminya itu untuk meminta penjelasan sementara Galang masih berdiri disana, memandangi kepergian Ayumie, dia mengambil ponselnya lalu mendial nomor seseorang.

“Ayumie pergi,” kata Galang pada seseorang di seberang sana ketika panggilannya terjawab.

Suara helaan nafas berat terdengar kuat di telinganya. “Biarkan dia pergi,” Seseorang itu tahu Ayumie pasti akan mencarinya. “Dia tidak akan tahu dengan keberadaan kita,” keberadaanya jauh, Ayumie tidak akan berhasil menemukannya.

“Yang penting sekarang lo harus bisa berperan jadi suami yang baik dan setia.”

“Setia?” ulang Galang. Suara tawa nan keras di seberang sana terdengar mengejeknya. “Bukannya lo tahu bagaimana sifat Ayumie yang menyerupai singa betina, hah?” Kesetian pun akan kurang akan sifatnya yang pemberontak dan sudah memendam kebencian sejak lama padanya.

Setelah mengucapkan selamat atas pernikahannya dan mentransfer sejumlah uang yang cukup besar sebagai hadiah pernikahannya, panggilan pun berakhir. Tapi Galang masih ada disana, dia terdiam cukup lama. Dia bingung kedepannya harus bagaimana setelah menjadi pengantin pengganti pria itu begitu juga dengan permintaan Ayumie yang ingin bercerai darinya.

“Aku tidak akan menceraikanmu sebelum aku bisa menikmati tubuhmu dan menguras harta ayahmu. Setelah kalian jatuh miskin maka aku menceraikanmu dan permainan berakhir, Ayumie,” ungkap Galang dengan senyuman kelicikan.

Itulah kenapa dia setuju menjadi pengantin pengganti selain bayarannya tinggi Galang pun memiliki tujuan sendiri untuk Ayumie dan juga keluarganya.

“Miris banget sih nasib loh, Yum.”

Ayumie melirik ke samping, seorang pria bertubuh besar menghampirinya. Tuhan masih baik padanya, mengirim pria itu untuk menolongnya setelah dua jam sudah Ayumie terdampar di negeri orang.

Enam jam lalu, Ayumie mencari keberadaan calon suaminya di hotel tempat keluarga pria itu menginap sampai Ayumie mendatangi kediaman orang tuanya. Nihil, Ayumie gagal menemukan Jo begitu juga keluarganya.

Namun, sebuah kabar menghancurkan hatinya lebih dalam lagi sampai Ayumie berakhir di negeri singa untuk mencari keberadaan Jo yang menurut seorang Jo sedang menyelenggarakan pesta pernikahan. Ya, Jo telah menikahi wanita lain di hari yang sama yang harusnya pria itu menikah dengannya.

“Kok lo bisa sih pacaran 3 tahun sampai kalian punya rencana menikah nggak tahu apa-apa.” Pria itu ikut jengkel mendengar cerita Ayumie. “Persiapan sudah siap semua. Eh, itu laki malah akad nikah sama wanita lain?”

Itu bukan sindiran tapi mengingatkan kembali masa-masa Ayumie bersama kekasihnya itu.

“Emangnya lo nggak tahu kalo diampdiam laki lo itu punya wanita lain?”

“Gak. Selama ini hubungan gue sama dia baik-baik saja. Nggak ada gerak gerik mencurigakan kayak selingkuh dibelakang gue. Nggak sama sekali, Ton.”

Ayumie menarik nafasnya yang terasa sesak. 3 tahun pacaran, Jo sayang padanya, cinta dan perhatian padanya. Komunikasi mereka pun baik, Jo selalu ada waktu untuknya dan mereka pun sering bertemu.

Ayumie menekan otaknya kembali untuk mengingat semua kebersamaan—mencari celah kesalahan Jo selama 3 tahun ini. Demi Tuhan, semuanya sangat sempurna, Jo sama sekali tidak ada cacat di matanya begitu juga orang tuanya.

“Yang kelihatan sempurna itu belum tentu baik, Ayumie. Buktinya itu laki malah menikahi wanita lain.”

“Kamu benar Anton. Pengennya gue, dia jujur bukan kayak gini caranya mencari pria lain buat jadi pengantin penggantinya. Ngenesnya, sekarang gue jadi istri orang dan lo pengen tahu siapa pria yang sekarang jadi suami gue?”

Anton semakin penasaran, sejak tak sengaja menemukan Ayumie di tepi jalan sedang menangis dan membawanya ke apartemennya. Ayumie menceritakan masalahnya tapi dia belum mendengar siapa pengantin pria penggantinya itu.

“Musuh bebuyutan gue.” Kening pria itu berkerut mencoba menebak siapa musuh Ayumie di kampungnya. “Galang Sugono!”

Anton melotot kaget. “What? Si preman kampung itu?”

Ayumie tak mengangguk namun, air matanya semakin berderai. Tak hanya hatinya yang kini terluka dalam, Ayumie pun bingung harus bagaimana dengan nasib pernikahannya yang kini sudah sah dimata agama dan hukum. Jelas meminta Galang menceraikannya tidaklah semudah kata-kata.

Anton membangunkan Ayumie untuk berdiri, ibu jarinya menghapus jejak air matanya.

“Sudah. Lo nggak pantes nangisin itu laki. Sekarang kita buat perhitungan sama si berengsek Jo,” bujuknya.

Menangis tidak akan merubah nasib temannya dimana dia tahu bagaimana sifat Ayumie dan bagaimana pribadi Galang. Dulu, Anton teman baik Galang jelas dia lebih tahu bagaimana temannya yang satu itu.

Anton mengerlingkan sebelah mata dan mengajak Ayumie ke kamar samping. Ayumie dibuat bingung, apalagi saat pria kemayu itu memintanya untuk memakai dress dan berdandan cantik.

“Kita akan kemana?” tanya Ayumie setelah berganti dengan dress merah kurang bahan dan riasan tipis di wajahnya. Anton mengajaknya ke sebuah hotel bintang lima.

“Lo akan tahu.”

Ayumie berhenti lalu menghempaskan tangan Anton. “Setelah lo memaksa gue memakian dress haram ini begitu juga hells yang buat kaki gue susah jalan. Lo nggak akan cerita sama gue kita akan pergi kemana, hah?”

Anton mendengus jengah. “Balas dendam.”

Kening Ayumie berkerut dalam namun, ekspresi bodoh itu membuat Anton menonyorkan kepala Ayumie.

“Wajah bloon lo bisa dialihkan dulu kenapa?” Ayumie mendesah kesal. “Daddy sudah meretas si siti dari bandara.”

Ayumie melirik bingung, Anton kembali menonyorkan kepala Ayumie lagi karena Ayumie lambat berpikir. Jelas Ayumie sudah berkenalan dengan kekasihnya yang seorang peretas handal, mencari keberadaan si berengsek itu jelas mudah.

“Si berengsek itu ada di hotel ini mengadakan pesta pernikahan.”

Jantung Ayumie berdegup kencang dengan mata melotot kaget, secepat itukah Anton mengetahui keberadaan si Jo?

“Nggak usah kaget.”

“Tapi gaun ini kependekan, Ton. Astaga, gue udah menyerupai bicthh!” keluh Ayumie.

“Sudah. Nggak usah banyak protes ya. Cuman gaun ini yang tersisa di lemari pakaian gue. Harusnya lo itu berterima kasih sama gue karena gue menemukan lo di waktu yang tepat.”

Itu benar, jika Anton tak menemukannya mungkin Ayumie sudah jadi gembel di negeri singa luntang lantung tidak jelas mencari hotel tempat calon suaminya menyelenggarakan pesta.

“Ayo kita masuk jangan berdiri terus di depan lift. Pesta si brengsek lantai paling atas,” ajak Anton seraya mengapit tangan Ayumie untuk segera masuk ke dalam lift.

Mata Ayumie terbelalak kaget saat sampai di lantai paling atas, belum dipertemukan dengan Jo saja Ayumie sudah dikejutkan dengan dekorasi dan tema pernikahan pria itu yang sama dengannya. Hati Ayumie semakin sakit, air mata yang sejak tadi ditahan-tahan pun kini basah seiring kedua kakinya melangkah lebih dalam lagi.

Dari ratusan orang yang berada di pesta meriah itu, kedua kaki Ayumie seolah tahu dimana keberadaan pria itu sekalipun pria itu mengenakan topeng yang menutupi wajah tampanya, Ayumie tetap bisa mengenalinya.

Plak!

“Hei…” Jo berteriak keras, kaget sekaligus malu ditampar oleh wanita mengenaikan topeng silver di depan teman-temannya.

“Kenapa lo nampar gue, hah?”

Plak!

Bukan jawaban yang didapatkan, Jo justru kembali mendapatkan tamparan di pipi satunya. Jo melotot tajam memegangi pipinya.

“Kau—“

“Seharusnya gue bunuh lo bukan menampar lo,” katanya dengan santai.

Suara itu membuat bola mata Jo kembali melotot, dia mengenalnya. Jo membuka topengnya untuk melihat lebih jelas wanita bergaun merah itu. Sungguh, dia tidak mengenali calon istrinya yang begitu cantik dan seksi di depannya itu.

“A-ayumi,” Suara Jo tergagap. Jo masih belum percaya kalau Ayumie kini berdiri di depannya dan menemukannya secepat ini. “Ay,” Jo meraih tangan Ayumie. “Aku bisa jelasin semua ini.”

“Jelasin apa?”

Ayumie tak membutuhkan penjelasaan lagi setelah melihat semuanya yang saat ini Ayumie rasakan hanya rasa penasaran akan siapa wanita yang Jo nikahi sebagai penggantinya.

“Siapa wanita itu, Jo?”

Ayumie mengedarkan pandangannya mencari pengantin wanita sementara jantung Jo semakin berdetak tidak beraturan.

“Ay—Aku akan jelasin semuanya.“

Senyuman miring yang tercetak itu redup seketika ketika gaun putih di ujung sana sedang menatapnya kearahnya. Mata Ayumie nyaris keluar dari rongganya saat dia tahu siapa wanita yang Jo nikahi.

“Dia—“

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Alea Rosaline
Jahat bgt si Jo. Jadi penasaran wnta yg dnikahi si jo siapa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   One Night With Strangers

    “Sumpah gue nggak nyangka lo bakal merusak pesta pernikahan si berengsek itu.”Anton tidak berpikir Ayumie akan senekat itu menghajar Jo di depan tamu undangan sampai berdarah-darah sampai aksi Ayumie membuat heboh para tamu undangan. Jelas perbuatan Ayumie itu mereka digiring keluar oleh pihak security hotel.“Kalau membunuh tidak lah berdosa, mungkin tersisa hanya nama saja!”Anton dibuat merinding dengan jawaban Ayumie, dia menatap Ayumie dengan seksama. Tidak ada gurat ketakutan apa lagi kesedihan di wajah cantiknya seolah aksinya tadi melupakan luka dihatinya atas perbuatan Jo.“Serem banget anaknya pak Suga kalo lagi ngamuk,” kata Anton dengan tawa. Sedikit candaan agar mereka tidak setegang ini. Dia pikir setelah Ayumie membuat pria itu babak belur dia akan lega tapi kenyataanya tidak, dari tatapan Ayumie yang kosong seolah masih ada yang mengganjal yang entah apa.“Sepertinya lo belum puas?”“Belum,” jawab Ayumie pendek dan hal itu membuat Anton salah menilai Ayumie. “Si bereng

    Last Updated : 2025-03-03
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Menyesal?

    “Astagfirullahaladzim.” Anton kaget, dia buru-buru mendorong tubuh kekasihnya untuk tidak ikut masuk ke dalam kamar mandi.“What wrong, Babe?”“Tunggu di luar saja dan tolong buatkan aku sarapan dulu,” pinta Anton seraya menarik pintu dan menyisakan setengah tubuhnya untuk berbicara pada kekasihnya.“I'm going to shower.”Anton mendengus, matanya melotot tajam tanda sepagi ini dia tidak ingin bertengkar karena satu manusia menyebalkan yang mengejutkan paginya. Pria bule itu menggeleng kepalanya, lalu pergi dari hadapan Anton sementara Anton buru-buru menutup pintu kamar mandinya dan menatap kesal pada si pelaku yang semalam sudah membuatnya khawatir.Orang yang dikhawatirkan semalam kini sudah berada di dalam kamar mandinya, berendam dengan mata terpejam seiring menikmati aroma terapi miliknya. Wajah Ayumie bukannya segar akan uap yang keluar dari aroma terapi itu, tapi kusut dan mata yang sembab.“Kemana aja lo semalam, hah? Gue sampai telephone daddy buat bantu cariin lo.”Anton tak

    Last Updated : 2025-03-04
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Hamil

    “Bagi dikit dong, Kak. kayaknya enak nih.” Air liur Madona hampir saja jatuh melihat semangkuk mie rasa soto dengan aneka topping di atasnya. Dia baru saja pulang kerja begitu juga dengan Ayumie yang langsung membuat makanan.“Dikit aja, Kak,” pinta Madona memohon untuk diberikan mencicipi tapi Ayumie justru membalasnya dengan pelototan.“Kenapa nggak bikin sendiri aja, sih. Astaga, aku lagi lapar banget.”Ayumie menyeruput kuahnya yang segar menggoda adiknya, Madonna sama sekali tidak beri walaupun hanya sesuap karena Ayumie sedang ingin menikmatinya seorang diri.Madona berikan bibir lima centinya. “Dasar pelit,” umpat Madona seraya masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian. Ceritanya dia akan membuat mie yang lebih lezat dari kakaknya.Uwek... uwekk...“Ada apa, Kak?” seru Madonna kembali keluar dari dalam kamar mendengarkan suara orang muntah.Madonna menghampiri Ayumie, mengusap punggung kakaknya yang tengah memuntahkan isi perutnya.“Makanya jangan pelit kena karma kan, Kak?”

    Last Updated : 2025-03-05
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Anak Haram

    “Anak haram…. Anak haram….”“Pergilah kalian.” Azka mengusir teman-temanya, dia sama sekali tidak sakit dengan hinaan itu apalagi menangis—mengadu pada ibunya karena di bully. Azka justru mengkhawatirkan nasib teman-temannya yang terus mengejeknya. Jangan sampai hinaan itu terdengar ke telinga ibunya, bisa bahaya.“Ganteng-ganteng anjjir, nggak taunya dia anak haram.”“Iyah, kasihan banget sih nggak punya bapak,” ejek temannya lagi.“Mana bapaknya nggak jelas lagi siapa,” sambung bocah bergigi ompong.“Pulanglah,” usir Azka sekali lagi, takutnya ibunya yang bar-bar mendengar ejekan itu bisa-bisa ibunya marah besar jika mulut mereka tidak diam dan pergi.Hinaan apapun separah apapun itu tak akan membuatnya marah. Azka sudah kebal dengan semua kata-kata menyakitkan itu dan tidak pernah memusingkan orang-orang yang menghina tentangnya. Tapi jika sudah menyangkut ibunya, menghina ibunya itu jadi urusannya.“Pantes aja nggak ada yang mau temenan sama, lo anak haram, sih.”“Tapi si anak har

    Last Updated : 2025-04-16
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Rahim Expired

    “Gue mau pindah ke Bali, Ra.”“Pindah?” Akira yang tengah menyantap semangkuk topokki pun langsung menoleh, dia pandangi sahabatnya yang duduk santai namun tatapannya kosong. “Kenapa mendadak banget lo mau pindah ke Bali? Emangnya kenapa?”Janda satu ini memang membingungkan, sejak mengantarkan putranya pasantren Ayumie berubah menjadi manusia kutub, jarang keluar rumah apalagi bersosialisasi dengan tetangganya paling banter Ayumie duduk sendiri melamun sepanjang hari di gazebo yang terdapat di lantai 3 kontrakannya.“Istighfar, Yum. Banyak bersyukur kenapa? Hidup lo itu sebenarnya nggak ada yang kurang.” Dia sudah lama berteman dengan Ayumie, Akira tahu bagaimana kehidupannya tak seperti dirinya sendiri yang serba kekurangan. “Lo punya segalanya yang banyak orang irikan.Ayumie mendengus disela matanya menyipit menatap Akira. Apa yang orang irikan akan kehidupanya? Apa mereka tahu saat dia kesulitan? Tidak. Orang-orang hanya melihat Ayumie dari versi senangnya saja, saat susahnya mer

    Last Updated : 2025-04-16
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Ide Gila Ayumie

    ‘Apa aku harus kesana lagi?’Batara dibuat gelisah setelah kembali dari lapangan, otaknya terus diingatkan dengan anak laki-laki beberapa minggu lalu ditemuinya. Mata indan nan teduhnya membuat Batara ingin bertemu lagi.Batara menarik nafasnya hatinya bergumam, ‘Sebenarnya siapa anak itu?’Meski wajahnya tak pernah nampak seperti apa rupanya, hanya sorot mata indah yang selalu menatapnya, anak laki-laki itu di pesantren itu memiliki mata yang mirip dengan anak yang sering datang di mimpinya.‘Aku harus mencari tahu, mungkin Dodo bisa membantuku,’ batinnya.Tidak salahnya Batara mencari tahu agar rasa penasarannya terjawab akan siapa

    Last Updated : 2025-04-17
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Gue Ditipu!

    “Wah, rapi sekali loh, Bat.” Mata Batara menyipit dengan kedatangan seseorang yang tak sopan, datang tak mengetuk pintu apalagi salam. “Lo mau kemana wangi gini, ngedate?”“Nggak. Gue cuman ada perlua doang kedepan,” bohong Batara.“Ck! Nggak usah bohong lo. Gue tau lo mau kencan.”Batara yang tengah menautkan penampilannya di depan cermin geram, inilah orang kepercayaan alias mata-mata Ranti di kantornya, dia Josh sahabatnya sendiri.“Nggak mungkin mom Ranti kesini cuman nganterin makanan doang buat anak kesayangan.” Josh menggelengkan kepala. “Pastinya lo diminta kencan agar cepet nikah.”Kalau Josh sudah tahu kenapa dia bertanya lagi, pikir Batara. “Aura calon mantennya, gila kuat banget,” kata Josh dengan senyuman bahagia jika sahabatnya yang perjaka tua itu akan menikah.“Semoga lo dapetin wanita berhati baik yang punya stok kesabaran extra karena

    Last Updated : 2025-04-17
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Salah Sasaran!

    Ayumie berdiri mematung di tengah-tengah minimarket, keberadaanya yang ditengah-tengah jelas menghalangi kendaraan yang hendak lewat. Setelah ditipu Ayumie bukannya langsung bergerak mengamankan semua hal yang penting di dalam ponselnya. Namun, Ayumie justru masih berdiri dengan ekspresi yang masih belum percaya jika ia baru saja ditipu.Ayumie tertawa sumbang, ‘Astaga... aku ditipu?’ Baru kali ini Ayumie mengalami hal demikian wajar ekspresinya masih belum percaya. ‘Bisa-bisanya aku kayak orang gobllogg percaya gitu aja sama orang yang baru aku kenal.’Tak habis pikir kenapa pria itu harus membawa ponselnya yang tak seberapa itu. Kenapa tidak membawa saja tas nya dimana Ayumie baru saja menarik uang kont

    Last Updated : 2025-04-17

Latest chapter

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Pijatan Janda!

    “Saya kan cuman kasih saran sama anda kenapa anda marah-marah terus?”Ayumie meruncingkan bibirnya, kata siapa ia kuat menghadapi mulut Batara yang kasar yang selalu menghinanya? Tidak. Ayumie tidak sekuat itu menghadapi Batara, tampilannya memang terlihat kuat, tapi hati Ayumie sudah lebih dulu menangis ketika dibentak, dimaki dan di usir karena masih bersikeras tidak pergi.“Kalau kebanyakan pakai koyo lama-lama akan seperti ini. Pinggang anda bisa kebakar. Lihatlah kulit pinggang anda yang menghitam, mengelupas dan merah-merah?” Ayumie tunjukan bekas tempelan koyo yang jatuhnya membuat kulit Batara jadi iritasi.Batara ikut melirik sekilas meski kesulitan tapi dia bisa melihat bekas koyo yang sering ditempelnya dan kulitnya yang mengelupas.&ld

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Drama Koyo

    “Sebenarnya ada hubungan apa mereka?”Entahlah, pekerjaan yang menumpuk di depannya mendadak diabaikan begitu saja, otaknya tak bisa diajak bekerjasama untuk berpikir, pembicaraan bersama Gumilar menyita pikirannya.Kesalnya, Gumilar tak memberitahukan semua tentang Josh dan si janda itu sampai memicu rasa penasaran. Tak ingin terus terpangkap dengan bayangan si janda, Batara pun memutuskan untuk mendatangi Josh di ruangan nya untuk menanyakan kegusarannya.Cemburu pada Josh karena ternyata sahabatnya itu ada sesuatu dengan si janda itu? Jawabannya tidak sama sekali. Pertama Batara tidak ada perasaan apapun pada Ayumie. Kedua Ayumie bukan kriteria wanita yang pantas untuknya. Sekali lagi Batara hanya ingin menanyakan perihal nomor ponselnya bukan masalah hubungan Josh dan Ayumie, baginya itu tidak penting.“Jadi lo nggak akan jujur sama gue, Josh?”Sudah lima menit berlalu, Batara belum mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya dan juga tidak percaya dengan alibi sahabatnya itu yang

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Sidang Dadakan!

    “Neng Ayumie,” si pemilik nama yang berada diatas motor pun menengok ke samping, Ayumie turun dari atas motor dan menundah sejenak kepergiannya.“Kebetulan sekali Neng ada di rumah. Saya sudah beberapa kali kesini Nengnya nggak pernah ada.”“Oh ya, maaf,” Ayumie mempersilahkan mang Ujang untuk duduk di kursi yang terdapat di depan teras rumahnya. “Beberapa hari ini saya lagi sibuk dan belum sempat nengok ke atas,” kata Ayumie pada pria senja itu.Dulu saat ada Azka, Ayumie setiap hari atau dua hari sekali mendatangi lokasi pembangunan vila kecilnya, tapi setelah Azka di pesantren Ayumie sudah jarang apalagi setelah kasus penipuan itu Ayumie semakin malas hanya untuk melihat perkembangan villa kecil impiannya.“Sudah s

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Ragu!

    “Pagi Komandan Batara.”Batara berikan senyuman tipis seiring masuk kedalam gedung besar tersebut, tak lupa dia memberikan coffe dan roti untuk beberapa orang yang kebagian piket tadi malam. Dia hanya diam tanpa menoleh kebelakang apalagi berhenti ketika pria senja itu mengucapkan terima kasih.“Meski usianya hampir 40 tahun komandan kelihatannya masih muda aja. Coba kalau komandan murah senyum, kayaknya lebih awet muda lagi,” ucap Pak Asep pada dirinya sendiri dimana teman-temannya sedang membeli sarapan.“Kayak saya ya, Pak,” Pak Asep menoleh dengan ekspresi kaget ketika melihat siapa pria yang mengejutkannya. Dia memutar bola mata ketika mendapati satu anak buah Batara yang menyebalkan.“Saya juga nggak kalah gantengnya sama komandan Batara,” ujar pria tak Jerry.Meski sedikit aneh sejak kapan Jerry datang lebih awal apalagi sudah ada disampingnya. Sama-sama ikut memandangi Batara yang sudah berjalan jauh.“Ya, memang. Tapi meski usiamu masih muda dibawah komandan Batara wajahmu bo

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Bujukan

    Batara memijat pangkal hidungnya, telinganya rasa berdengung mendengarkan serentetan ocehan di seberang sana. Masih ada waktu sebelum makan siang Batara mengajak Jerry dan Jupri untuk melanjutkan meninjau kasus berikutnya.“Maaf Batara ingkar janji, tapi Batara tidak datang karena—““Kamu sibuk, ngejar penjahat itukan alasan yang ingin kamu sampaikan sama Mommy?” poting Ranti marah.Kencan itu batal bukan karena disengaja, dia sudah berangkat menuju Cafe tersebut yang sudah dijanjikan tapi semesta justru berkata lain musibah itu mempertemukannya dengan si janda gesrek itu.“Mommy pikir kencanmu sama Cantika lancar. Mommy pikir kamu sama Cantik jadi sering bertemu. Tapi setelah 3 hari Mommy tidak ada kabar Mommy malah denger kamu nggak

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Sold Out!

    “Lo kenapa sih, Yum? Bisulan?”Mau tidak dilihat tapi kelihatan, mau tidak protes tapi bayangan Ayumie yang sedari tadi mondar mandir di sampingnya seperti setrikaan rusak jelas mengganggu pandangannya yang tengah membuat adonan truffle pesanan para sahabat Ayumie.“Masa iyah sih, Ra. Gue cantik-cantik kayak gini dibilang bisulan,” decak Ayumie diiringi lirikan kesal.“Ya kali aja lo bisulan gak mau diem. Duduk kenapa? Gue pusing ngeliat tingkah lo!”Ayumie menghempaskan patattanya di sofa panjang diringi helaan nafas panjang. Dalam duduknya Ayumie kembali bersikutat dengan pikirannya. Ayumie tidak bisa diam seperti ini tanpa ada pergerakan sama sekali. Ia harus mencari cara bagaimana bisa bertemu dengan Batara.Lewat kasus penipuannya itu? Ya, itu jalan satu-satunya agar Ayumie bisa bertemu dengan Batara. Sialnya sudah tiga hari ini Ayumie belum mendapatkan kabar perkembangan kasusnya.“Lo kenapa lagi sih, kalo nggak galau tingkah lo nggak jelas banget?”“Gue lagi kesel sama si Cumi.

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Pertanda!

    ‘Minggu depan Ibu datang kesininya pakai hijab syar'i plus niqab, ya?’Pesan Azka membuat Akira ngakak ketika membacanya, apalagi membayangkan sahabatnya yang bar-bar yang kesehariannya berdaster dan tak mengenakan hijab tentunya tidak akan terbiasa mengenakan pakaian yang tertutup.“Permintaan anak gue kok aneh-aneh. Apa kakak nggak tahu kalau ibunya sebar-bar apa, bahkan dijuluki preman kampung?”Bibir Ayumie meruncing disertai lirikan tajam, ia jadi menyesal memberitahukan isi pesan dari putranya.“Kenapa nggak diaminkan aja sih, Ra?” protes Ayumie.“Amin, Ukhti,” Lagi lagi Akira membalasnya dengan tawa di sela ikut membantu mempersiapkan segala kebutuhan Azka di pesantren. Yang Akira lihat Ayumie lebih banyak membawakan Azka masker, hand sanitizer, jaket, dan beberapa obat ketimbang cemilan kesukaannya.“Mau gue anter nggak ke Mall beli gamis plus niqab sesuai request kakak?”“Gue belum siap lahir batin memakai niqab, Ra,” kata Ayumie tanpa menoleh kedua tangannya terlalu sibuk mem

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Memastikan!

    “Kenapa Ibu belum tidur, Ibu pasti lagi begadang, ya?”Ayumie tersenyum lebar di layar ponselnya, hatinya sedari tadi terlalu berisik dan tidak sabaran untuk segera memastikan kebenarannya, sampai ia tidak bisa memejamkan matanya. Egoisnya, dipagi buta Ayumie mengirim pesan pada putranya dan siapa sangka putranya membalas langsung dengan menghubunginya lewat video call.“Ibu kebangun, kok,” dusta Ayumie. Tak mungkin ia menceritakan pada putranya jika dirinya baru saja pulang dari kantor polisi karena ditipu pria. Azka pada cemas. “Kok, Kakak bisa pegang ponsel?”“Aku nggak enak hati sejak kemarin, kepikiran Ibu terus jadi setelah aku setoran hafalan aku minta izin pada pembimbing untuk diizinkan sehari ini aja memegang ponsel,” ucapnya.Mata Ayumie berkaca-kaca. “Jadi setelah ibu mengirim pesan, aku langsung menghubungi mu, Bu.” Bibir Ayumie melengkung tersenyum genting seiiring menahan air mata agar tak tumpah. Azka benci dirinya menangis. “Are you okay, Mom?”“Hm,” balas Ayumie

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Jangan Terlalu Benci

    Batara masih disana di parkiran khusus tempat beberapa motor dinasnya berjajar rapi, semua anggota timnya sudah bersiap namun anggota lain yang khusus mengendarai mobil patroli belum tiba sehingga membuat Batara mau tidak mau harus menunggu mereka.Disela menunggu, pandangan Batara jatuh pada wanita yang dikatai bodoh, Ayumie masih disana bersama temannya. Wanita itu tertawa riang dan sesekali tersenyum lebar yang entah apa sedang dua wanita bahas sehingga terlihat begitu asik.Melihat wanita senyuman itu hati Batara panas, rasa tidak suka mencuat begitu kuat sampai rasanya Batara tak ingin melihat wanita itu ada dilingkungan yang sama dengannya.“Tunggu sebentar, Akira.”Akira menghentikan motornya sementara Ayumie buru-buru turun dari atas motor.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status