Share

Menyesal?

Author: Nielly 11
last update Last Updated: 2025-03-04 21:28:48

“Astagfirullahaladzim.” Anton kaget, dia buru-buru mendorong tubuh kekasihnya untuk tidak ikut masuk ke dalam kamar mandi.

“What wrong, Babe?”

“Tunggu di luar saja dan tolong buatkan aku sarapan dulu,” pinta Anton seraya menarik pintu dan menyisakan setengah tubuhnya untuk berbicara pada kekasihnya.

“I'm going to shower.”

Anton mendengus, matanya melotot tajam tanda sepagi ini dia tidak ingin bertengkar karena satu manusia menyebalkan yang mengejutkan paginya. Pria bule itu menggeleng kepalanya, lalu pergi dari hadapan Anton sementara Anton buru-buru menutup pintu kamar mandinya dan menatap kesal pada si pelaku yang semalam sudah membuatnya khawatir.

Orang yang dikhawatirkan semalam kini sudah berada di dalam kamar mandinya, berendam dengan mata terpejam seiring menikmati aroma terapi miliknya. Wajah Ayumie bukannya segar akan uap yang keluar dari aroma terapi itu, tapi kusut dan mata yang sembab.

“Kemana aja lo semalam, hah? Gue sampai telephone daddy buat bantu cariin lo.”

Anton tak mendekat, dia berdiri di depan wastafel mencuci muka nya. “Semalam gue minta tunggu yang tunggu, Ayumie. Nggak ngilang gitu aja sampai gue kesulitan cari lo. Apa lo nggak tahu segimana gilanya gue cari lo sampai semua orang di dalam club gue tanyain.”

Ayumie bungkam masih enggan membuka matanya meski telinganya mendengarkan ocehan tetangganya itu.

“Yang ada di otak gue malam itu lo diculik orang terus di jual, Yum?” Negeri ini sedang gencar-gencarnya banyak warga yang hilang dan tetangga resenya itu...

“Gue udah kembali dengan selamat. Tolong jangan berisik, gue lagi nenangin pikiran, Ton,” pinta Ayumie dengan santai tapi perkataannya itu membuat Anton semakin kesal.

“Ck! Nenangin pikiran,” Anton berdecak kesal seiring duduk di tepi bathup. “Kemana lo semalem?” tanya Anton, lagi.

“Ngadem,” jawab Ayumi tanpa repot-repot membuka mata beruntungnya Anton seorang gay melihat dada Ayumie yang terekspos tidak membuat pria itu bernafsu padanya.

“Ck! Ngadem di mana, hah? Bisa-bisanya ngadem terus pulang bawa oleh-olehnya ikan cupang sebanyak itu di tubuh lo, Ayumie!” bentak Anton.

Anton jadi geregetan, dia tidak habis pikir dengan sahabatnya yang akan bertindak bodoh. Dari jejak merah di dada sampai lehernya, Anton tahu semalam tanpa kabar Ayumie telah menghabiskan malam bersama pria.

“Lo nyerahin keperawanan sama siapa sampai sebuas itu meninggalkan kenangan seindah itu?” sindir Anton.

“Yang jelas sama pria karena gue bukan lo yang doyan adu pedang.”

“Ck! Nggak usah dibahas yang lain, Ayumie. Gue lagi bahas lo. Gue tanya sekali lagi, laki mana yang udah buat lo kayak jallang gini?”

Ayumie mendesah pelan, matanya terbuka lebar-lebar lalu menatap Anton. “Gue juga nggak tahu siapa pria itu.”

“Namanya? Barangkali kamu ingat atau tempat pria itu tinggal?” cecar Anton.

Meski ini urusan pribadi Ayumie dan perbuatan itu sudah wajar disini, tapi tidak bagi Anton. Ayumie boleh dikatakan dewasa tapi perbuatanya itu tidur dengan sembarang laki-laki jelas salah apalagi kini Ayumie sudah menikah dan berstatus istri orang, jelas perbuatanya salah besar.

“This is just one night, Ton!” Rahang Anton mengetat marah, tahu. Namun, amarahnya meredup kala mendapati wanita itu meneteskan air mata. “Bodohnya, gue sendiri berkata seperti itu ketika pria itu bertanya namaku.”

Ayumie tersenyum lebar menunjukkan kebodohannya kali ini begitu juga rasa penyesalannya. Matanya yang bengkak bukan menangisi Jo lagi, tapi sesuatu yang membuat Ayumie tidak tenang setelah berhasil keluar dari hotel dengan si pria yang masih terlelap.

“Hanya satu malam bersenang-senang tanpa kita tahu identitas kita masing-masing!”

“Sinting!” umpat Anton. “Lo sadar nggak sih kalo lo itu baru menikah dan punya suami di kampung, hah?” seru Anton mengingat status Ayumie.

Walau Galang bukan pria yang baik dan musuh bebuyutan Ayumie setidaknya Anton minta Ayumie bisa menjaga diri bukan menyerahkan kesuciannya pada pria asing yang semalam ditemuinya yang entah siapa.

“Gue udah minta cerai sama preman kampung itu.”

Ya, Anton sudah mendengar kedua kalinya Ayumie berkata demikian.

“Sekalipun lo udah minta cerai tetap aja lo masih istri sahnya.”

Hakim belum mengetok palu mereka sah bercerai.

“Galang memang bodoh. Harusnya dia mencegah lo bila perlu mengunci lo di kamar agar lo nggak berbuat nekat sampai mengejar si Jo ke negeri singa ini. Bukannya malam pertama sama istrinya eh, istrinya malah malam pertama dengan pria asing.” Anton geleng-geleng kepala, “Anak pak Suga memang patut diacungi empat jempol kalau sudah sudah gesrek.”

“Sudahlah, jangan dibahas. Gue malah semakin pusing.”

Anton memberikan handuk, Ayumie bangun dari berendamnya lalu menghampiri wastafel dan membersihkan wajahnya.

“Terus itu laki semalam perawanin lo itu pakai pengaman kagak?”

Ayumie menghentikan kedua tangannya, ia menatap Anton serius dari pantulan cermin dengan helaan nafas berat.

“Lo nggak bodoh kan, Yum? Mr stranger lo pakai pengaman, kan?” cecar Anton, tatapan Ayumie dari pantulan membuat Anton harap-harap cemas.

“Tidak!”

“Haish, sialan. Lo bener-bener gila, Ayumie. Gimana kalo lo hamil, hah?”

Setetes demi setetes air mata Ayumie kembali jatuh itulah yang Ayumie pikirkan sejak sepulang dari hotel. Mereka bercintta berulang kali sampai membuat sekujur tubuh Ayumie rasanya remuk dalam kesenangan sesaat Ayumie membiarkan pria asing itu bercintta tanpa pengaman dan membuang benihnya di dalam rahimnya.

Satu yang hal yang sejak tadi Ayumie jauhkan kata-kata itu yang kini berhasil Anton ingatkan. Ya, sejak tadi Ayumie takut benih pria asing itu tumbuh. Ayumie takut hamil.

“Itulah yang sejak tadi gue pikirin dan takutin, Ton. Gue takut hamil.”

Disisi lain si pelaku yang sedang dibicarakan itu terbangun, Batara menggeliatkan tubuhnya seiring membuka kedua matanya. Dia menarik nafasnya bersamaan satu tangannya mencari keberadaan wanita itu untuk dipeluk kembali ketika pelukannya lepas.

Batara tertawa dalam matanya yang masih terpejam, tidak perlu berandai-andai lagi wanita itu keluar dari dalam kamar mandi memakai piyama dengan handuk yang menggelung rambut panjangnya terbangun lebih dulu lalu mengucapkan ‘Good morning’ padanya dan memberikan secangkir kopi untuknya. Ck, itu sangat mustahil pikir Batara yang ada wanita itu sudah pergi dari ranjangnya.

“Dia sudah pergi,” ucap Batara seraya bangun dari tidurnya lalu memunguti pakaiannya yang berserakan dimana-mana.

Batara kembali memakai pakaiannya namun, pandanganya tertuju pada sekeliling kamar besarnya. Tidak ada satu pakaian wanita itu tersisa di lantai hanya ada sepasang heels dan topeng berwarna silver yang tertinggal di atas nakas.

Dia mengambil secuil kertas lalu membacanya. Lagi lagi yang bisa Batara lakukan hanya tertawa. Menertawakan kebodohannya.

‘Maafkan aku tampan. Aku lupa membawa uang cash, hanya selembar ini yang tersisa di dalam dompetku. I’m really so sorry.’ Isi secuil keras itu.

“Ck! Kau hanya membayar jasaku sebesar SGD $50?”

Batara kembali tertawa yang dibuat-buat, sungguh sangat memalukan sekali harga yang diberikan oleh wanita itu meski—ya malam panas itu tak bisa dia lupakan begitu saja. Bukan masalah uang yang saat ini jadi masalah Batara, tapi banyak.

“Tuan…” Panggilan itu mengalihkan perhatian Batara, dia menoleh mendapati orang kepercayaan yang baru saja masuk ke dalam kamar hotelnya.

“Maaf saya baru menemukan anda. Semalam saya masih mengurus—“

“Tidak usah dibahas lagi,” sela Batara cepat. “Apa kau melihat wanita keluar dari kamar ini, Bian?”

Bian mendelik kaget, lalu menggeleng kepalanya. “Tidak. Saya baru menemukan anda menginap di hotel ini. Wanita mana yang anda cari, Tuan?”

Batara telah rapi dengan kemeja hitamnya. “Saya tidak tahu namanya. Tolong periksa semua cctv hotel ini lalu kirimkan padaku.”

“Baik, Tuan. Ada lagi?”

Batara memasukan selembar uang tersebut jasa telah melayani semalamnya. “Beli hotel ini dan—“ Batara menatap sekitar ruangan president suit tempat pertama kalinya dia berbagi kehangatan dengan wanita bertopeng itu. “Jangan pernah sewakan kamar ini pada orang lain.”

Bian melongo, ini aneh sebelumnya tuan mudanya tidak pernah bersikap berlebihan harus membeli hotel begitu juga dengan kamar ini. Bian pandangi kamar yang berantakan dengan bercak darah yang berada di sprei putih itu, menandakan tuan mudanya telah bercintta dengan wanita di malam dimana Batara sedang berduka.

"Dan, tolong rahasiakan masalah ini jangan sampai satu orang pun tahu.”

“Baik, Tuan.”

Batara mengambil sepasang hills dan topeng yang ditinggalkan wanita itu dengan wajah yang marah.

“Secepatnya aku akan menemukanmu, Nona,” ucapnya dalam hati disela berdiri di pantulan cermin dengan kedua tangan yang membawa barang yang ditinggalkan wanita itu, Batara menatap marah.

“Awas kau Nona jika nanti aku menemukanmu, aku bersumpah membuatmu tak berdaya diatas ranjang ku. Tak akan ku ampuni perbuatanmu yang sudah meninggalkan aku seperti pria menyedihkan dengan bayaran $50 dollar,” decak Batara dalam hati.

“Satu lagi, Bian.” 

Bian yang hendak keluar dari dalam kamar pun berbalik badan dan kembali menghadap Batara.

“Cari wanita itu sampai dapat, aku akan membuat perhitungan dengan wanita itu!”

“Baik, Tuan!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Alea Rosaline
kasian bgt km batara ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Hamil

    “Bagi dikit dong, Kak. kayaknya enak nih.” Air liur Madona hampir saja jatuh melihat semangkuk mie rasa soto dengan aneka topping di atasnya. Dia baru saja pulang kerja begitu juga dengan Ayumie yang langsung membuat makanan.“Dikit aja, Kak,” pinta Madona memohon untuk diberikan mencicipi tapi Ayumie justru membalasnya dengan pelototan.“Kenapa nggak bikin sendiri aja, sih. Astaga, aku lagi lapar banget.”Ayumie menyeruput kuahnya yang segar menggoda adiknya, Madonna sama sekali tidak beri walaupun hanya sesuap karena Ayumie sedang ingin menikmatinya seorang diri.Madona berikan bibir lima centinya. “Dasar pelit,” umpat Madona seraya masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian. Ceritanya dia akan membuat mie yang lebih lezat dari kakaknya.Uwek... uwekk...“Ada apa, Kak?” seru Madonna kembali keluar dari dalam kamar mendengarkan suara orang muntah.Madonna menghampiri Ayumie, mengusap punggung kakaknya yang tengah memuntahkan isi perutnya.“Makanya jangan pelit kena karma kan, Kak?”

    Last Updated : 2025-03-05
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Anak Haram

    “Anak haram…. Anak haram….”“Pergilah kalian.” Azka mengusir teman-temanya, dia sama sekali tidak sakit dengan hinaan itu apalagi menangis—mengadu pada ibunya karena di bully. Azka justru mengkhawatirkan nasib teman-temannya yang terus mengejeknya. Jangan sampai hinaan itu terdengar ke telinga ibunya, bisa bahaya.“Ganteng-ganteng anjjir, nggak taunya dia anak haram.”“Iyah, kasihan banget sih nggak punya bapak,” ejek temannya lagi.“Mana bapaknya nggak jelas lagi siapa,” sambung bocah bergigi ompong.“Pulanglah,” usir Azka sekali lagi, takutnya ibunya yang bar-bar mendengar ejekan itu bisa-bisa ibunya marah besar jika mulut mereka tidak diam dan pergi.Hinaan apapun separah apapun itu tak akan membuatnya marah. Azka sudah kebal dengan semua kata-kata menyakitkan itu dan tidak pernah memusingkan orang-orang yang menghina tentangnya. Tapi jika sudah menyangkut ibunya, menghina ibunya itu jadi urusannya.“Pantes aja nggak ada yang mau temenan sama, lo anak haram, sih.”“Tapi si anak har

    Last Updated : 2025-04-16
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Rahim Expired

    “Gue mau pindah ke Bali, Ra.”“Pindah?” Akira yang tengah menyantap semangkuk topokki pun langsung menoleh, dia pandangi sahabatnya yang duduk santai namun tatapannya kosong. “Kenapa mendadak banget lo mau pindah ke Bali? Emangnya kenapa?”Janda satu ini memang membingungkan, sejak mengantarkan putranya pasantren Ayumie berubah menjadi manusia kutub, jarang keluar rumah apalagi bersosialisasi dengan tetangganya paling banter Ayumie duduk sendiri melamun sepanjang hari di gazebo yang terdapat di lantai 3 kontrakannya.“Istighfar, Yum. Banyak bersyukur kenapa? Hidup lo itu sebenarnya nggak ada yang kurang.” Dia sudah lama berteman dengan Ayumie, Akira tahu bagaimana kehidupannya tak seperti dirinya sendiri yang serba kekurangan. “Lo punya segalanya yang banyak orang irikan.Ayumie mendengus disela matanya menyipit menatap Akira. Apa yang orang irikan akan kehidupanya? Apa mereka tahu saat dia kesulitan? Tidak. Orang-orang hanya melihat Ayumie dari versi senangnya saja, saat susahnya mer

    Last Updated : 2025-04-16
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Ide Gila Ayumie

    ‘Apa aku harus kesana lagi?’Batara dibuat gelisah setelah kembali dari lapangan, otaknya terus diingatkan dengan anak laki-laki beberapa minggu lalu ditemuinya. Mata indan nan teduhnya membuat Batara ingin bertemu lagi.Batara menarik nafasnya hatinya bergumam, ‘Sebenarnya siapa anak itu?’Meski wajahnya tak pernah nampak seperti apa rupanya, hanya sorot mata indah yang selalu menatapnya, anak laki-laki itu di pesantren itu memiliki mata yang mirip dengan anak yang sering datang di mimpinya.‘Aku harus mencari tahu, mungkin Dodo bisa membantuku,’ batinnya.Tidak salahnya Batara mencari tahu agar rasa penasarannya terjawab akan siapa

    Last Updated : 2025-04-17
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Gue Ditipu!

    “Wah, rapi sekali loh, Bat.” Mata Batara menyipit dengan kedatangan seseorang yang tak sopan, datang tak mengetuk pintu apalagi salam. “Lo mau kemana wangi gini, ngedate?”“Nggak. Gue cuman ada perlua doang kedepan,” bohong Batara.“Ck! Nggak usah bohong lo. Gue tau lo mau kencan.”Batara yang tengah menautkan penampilannya di depan cermin geram, inilah orang kepercayaan alias mata-mata Ranti di kantornya, dia Josh sahabatnya sendiri.“Nggak mungkin mom Ranti kesini cuman nganterin makanan doang buat anak kesayangan.” Josh menggelengkan kepala. “Pastinya lo diminta kencan agar cepet nikah.”Kalau Josh sudah tahu kenapa dia bertanya lagi, pikir Batara. “Aura calon mantennya, gila kuat banget,” kata Josh dengan senyuman bahagia jika sahabatnya yang perjaka tua itu akan menikah.“Semoga lo dapetin wanita berhati baik yang punya stok kesabaran extra karena

    Last Updated : 2025-04-17
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Salah Sasaran!

    Ayumie berdiri mematung di tengah-tengah minimarket, keberadaanya yang ditengah-tengah jelas menghalangi kendaraan yang hendak lewat. Setelah ditipu Ayumie bukannya langsung bergerak mengamankan semua hal yang penting di dalam ponselnya. Namun, Ayumie justru masih berdiri dengan ekspresi yang masih belum percaya jika ia baru saja ditipu.Ayumie tertawa sumbang, ‘Astaga... aku ditipu?’ Baru kali ini Ayumie mengalami hal demikian wajar ekspresinya masih belum percaya. ‘Bisa-bisanya aku kayak orang gobllogg percaya gitu aja sama orang yang baru aku kenal.’Tak habis pikir kenapa pria itu harus membawa ponselnya yang tak seberapa itu. Kenapa tidak membawa saja tas nya dimana Ayumie baru saja menarik uang kont

    Last Updated : 2025-04-17
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Senam Jari!

    “Kamu nggak akan ikut masuk, Ra?”Ayumie turun lebih dulu dari atas motor dan memberikan helm pada sahabatnya itu. Akira meminta Ayumie untuk masuk lebih dulu karena dia harus memarkirkan motornya terlebih dulu. Tak ingin membuang waktu karena hari pun semakin malam, Ayumie lekas menghampiri seorang pria paruh baya yang tengah berjaga disana.“Saya akan antarkan Mbaknya ke ruangan komandan Batara.”“Terima kasih, Pak,” ucap Ayumie diiringi senyuman.Ayumie mengikuti langkah pria senja itu yang akan mengantarkannya pada komandanya Gumilar. Pria senja itu bernama pak Asep beliau sedikit bercerita jika komandan Batara orangnya sangat dingin dan juga galak. Ayumie pun diminta untuk mempersiapkan stok kesabaran jika akan menghadap untuk mem

    Last Updated : 2025-04-18
  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Jaga Sikapmu

    “Lo nggak apa-apa?”“Hm,” Ayumie tertarik dari lamunannya ia menatap sesaat sahabatnya.Keduanya berjalan bersamaan menuju pintu keluar gedung besar ini setelah selembar uang yang tersisa pemberian pria itu dan bukti lain menjadi barang bukti Ayumie memutuskan untuk pulang.Jika masalah penipuannya akan ditangani secepat mungkin seperti kata Josh tapi masalah yang lain... sepertinya tidak akan semudah itu ditanganinya dengan cepat. Kedatanganya ke kantor ini seolah menyerahkan diri dan memperumit masalah yang sudah-sudah.“Aku baik-baik saja, Ra,” jawab Ayumie disertai senyuman lebar.Wajahnya yang lelah dipaksakan ceria menunjukkan pada sahabatnya jika ia baik-baik saja. Tapi Ayumie lupa d

    Last Updated : 2025-04-18

Latest chapter

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Pijatan Janda!

    “Saya kan cuman kasih saran sama anda kenapa anda marah-marah terus?”Ayumie meruncingkan bibirnya, kata siapa ia kuat menghadapi mulut Batara yang kasar yang selalu menghinanya? Tidak. Ayumie tidak sekuat itu menghadapi Batara, tampilannya memang terlihat kuat, tapi hati Ayumie sudah lebih dulu menangis ketika dibentak, dimaki dan di usir karena masih bersikeras tidak pergi.“Kalau kebanyakan pakai koyo lama-lama akan seperti ini. Pinggang anda bisa kebakar. Lihatlah kulit pinggang anda yang menghitam, mengelupas dan merah-merah?” Ayumie tunjukan bekas tempelan koyo yang jatuhnya membuat kulit Batara jadi iritasi.Batara ikut melirik sekilas meski kesulitan tapi dia bisa melihat bekas koyo yang sering ditempelnya dan kulitnya yang mengelupas.&ld

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Drama Koyo

    “Sebenarnya ada hubungan apa mereka?”Entahlah, pekerjaan yang menumpuk di depannya mendadak diabaikan begitu saja, otaknya tak bisa diajak bekerjasama untuk berpikir, pembicaraan bersama Gumilar menyita pikirannya.Kesalnya, Gumilar tak memberitahukan semua tentang Josh dan si janda itu sampai memicu rasa penasaran. Tak ingin terus terpangkap dengan bayangan si janda, Batara pun memutuskan untuk mendatangi Josh di ruangan nya untuk menanyakan kegusarannya.Cemburu pada Josh karena ternyata sahabatnya itu ada sesuatu dengan si janda itu? Jawabannya tidak sama sekali. Pertama Batara tidak ada perasaan apapun pada Ayumie. Kedua Ayumie bukan kriteria wanita yang pantas untuknya. Sekali lagi Batara hanya ingin menanyakan perihal nomor ponselnya bukan masalah hubungan Josh dan Ayumie, baginya itu tidak penting.“Jadi lo nggak akan jujur sama gue, Josh?”Sudah lima menit berlalu, Batara belum mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya dan juga tidak percaya dengan alibi sahabatnya itu yang

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Sidang Dadakan!

    “Neng Ayumie,” si pemilik nama yang berada diatas motor pun menengok ke samping, Ayumie turun dari atas motor dan menundah sejenak kepergiannya.“Kebetulan sekali Neng ada di rumah. Saya sudah beberapa kali kesini Nengnya nggak pernah ada.”“Oh ya, maaf,” Ayumie mempersilahkan mang Ujang untuk duduk di kursi yang terdapat di depan teras rumahnya. “Beberapa hari ini saya lagi sibuk dan belum sempat nengok ke atas,” kata Ayumie pada pria senja itu.Dulu saat ada Azka, Ayumie setiap hari atau dua hari sekali mendatangi lokasi pembangunan vila kecilnya, tapi setelah Azka di pesantren Ayumie sudah jarang apalagi setelah kasus penipuan itu Ayumie semakin malas hanya untuk melihat perkembangan villa kecil impiannya.“Sudah s

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Ragu!

    “Pagi Komandan Batara.”Batara berikan senyuman tipis seiring masuk kedalam gedung besar tersebut, tak lupa dia memberikan coffe dan roti untuk beberapa orang yang kebagian piket tadi malam. Dia hanya diam tanpa menoleh kebelakang apalagi berhenti ketika pria senja itu mengucapkan terima kasih.“Meski usianya hampir 40 tahun komandan kelihatannya masih muda aja. Coba kalau komandan murah senyum, kayaknya lebih awet muda lagi,” ucap Pak Asep pada dirinya sendiri dimana teman-temannya sedang membeli sarapan.“Kayak saya ya, Pak,” Pak Asep menoleh dengan ekspresi kaget ketika melihat siapa pria yang mengejutkannya. Dia memutar bola mata ketika mendapati satu anak buah Batara yang menyebalkan.“Saya juga nggak kalah gantengnya sama komandan Batara,” ujar pria tak Jerry.Meski sedikit aneh sejak kapan Jerry datang lebih awal apalagi sudah ada disampingnya. Sama-sama ikut memandangi Batara yang sudah berjalan jauh.“Ya, memang. Tapi meski usiamu masih muda dibawah komandan Batara wajahmu bo

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Bujukan

    Batara memijat pangkal hidungnya, telinganya rasa berdengung mendengarkan serentetan ocehan di seberang sana. Masih ada waktu sebelum makan siang Batara mengajak Jerry dan Jupri untuk melanjutkan meninjau kasus berikutnya.“Maaf Batara ingkar janji, tapi Batara tidak datang karena—““Kamu sibuk, ngejar penjahat itukan alasan yang ingin kamu sampaikan sama Mommy?” poting Ranti marah.Kencan itu batal bukan karena disengaja, dia sudah berangkat menuju Cafe tersebut yang sudah dijanjikan tapi semesta justru berkata lain musibah itu mempertemukannya dengan si janda gesrek itu.“Mommy pikir kencanmu sama Cantika lancar. Mommy pikir kamu sama Cantik jadi sering bertemu. Tapi setelah 3 hari Mommy tidak ada kabar Mommy malah denger kamu nggak

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Sold Out!

    “Lo kenapa sih, Yum? Bisulan?”Mau tidak dilihat tapi kelihatan, mau tidak protes tapi bayangan Ayumie yang sedari tadi mondar mandir di sampingnya seperti setrikaan rusak jelas mengganggu pandangannya yang tengah membuat adonan truffle pesanan para sahabat Ayumie.“Masa iyah sih, Ra. Gue cantik-cantik kayak gini dibilang bisulan,” decak Ayumie diiringi lirikan kesal.“Ya kali aja lo bisulan gak mau diem. Duduk kenapa? Gue pusing ngeliat tingkah lo!”Ayumie menghempaskan patattanya di sofa panjang diringi helaan nafas panjang. Dalam duduknya Ayumie kembali bersikutat dengan pikirannya. Ayumie tidak bisa diam seperti ini tanpa ada pergerakan sama sekali. Ia harus mencari cara bagaimana bisa bertemu dengan Batara.Lewat kasus penipuannya itu? Ya, itu jalan satu-satunya agar Ayumie bisa bertemu dengan Batara. Sialnya sudah tiga hari ini Ayumie belum mendapatkan kabar perkembangan kasusnya.“Lo kenapa lagi sih, kalo nggak galau tingkah lo nggak jelas banget?”“Gue lagi kesel sama si Cumi.

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Pertanda!

    ‘Minggu depan Ibu datang kesininya pakai hijab syar'i plus niqab, ya?’Pesan Azka membuat Akira ngakak ketika membacanya, apalagi membayangkan sahabatnya yang bar-bar yang kesehariannya berdaster dan tak mengenakan hijab tentunya tidak akan terbiasa mengenakan pakaian yang tertutup.“Permintaan anak gue kok aneh-aneh. Apa kakak nggak tahu kalau ibunya sebar-bar apa, bahkan dijuluki preman kampung?”Bibir Ayumie meruncing disertai lirikan tajam, ia jadi menyesal memberitahukan isi pesan dari putranya.“Kenapa nggak diaminkan aja sih, Ra?” protes Ayumie.“Amin, Ukhti,” Lagi lagi Akira membalasnya dengan tawa di sela ikut membantu mempersiapkan segala kebutuhan Azka di pesantren. Yang Akira lihat Ayumie lebih banyak membawakan Azka masker, hand sanitizer, jaket, dan beberapa obat ketimbang cemilan kesukaannya.“Mau gue anter nggak ke Mall beli gamis plus niqab sesuai request kakak?”“Gue belum siap lahir batin memakai niqab, Ra,” kata Ayumie tanpa menoleh kedua tangannya terlalu sibuk mem

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Memastikan!

    “Kenapa Ibu belum tidur, Ibu pasti lagi begadang, ya?”Ayumie tersenyum lebar di layar ponselnya, hatinya sedari tadi terlalu berisik dan tidak sabaran untuk segera memastikan kebenarannya, sampai ia tidak bisa memejamkan matanya. Egoisnya, dipagi buta Ayumie mengirim pesan pada putranya dan siapa sangka putranya membalas langsung dengan menghubunginya lewat video call.“Ibu kebangun, kok,” dusta Ayumie. Tak mungkin ia menceritakan pada putranya jika dirinya baru saja pulang dari kantor polisi karena ditipu pria. Azka pada cemas. “Kok, Kakak bisa pegang ponsel?”“Aku nggak enak hati sejak kemarin, kepikiran Ibu terus jadi setelah aku setoran hafalan aku minta izin pada pembimbing untuk diizinkan sehari ini aja memegang ponsel,” ucapnya.Mata Ayumie berkaca-kaca. “Jadi setelah ibu mengirim pesan, aku langsung menghubungi mu, Bu.” Bibir Ayumie melengkung tersenyum genting seiiring menahan air mata agar tak tumpah. Azka benci dirinya menangis. “Are you okay, Mom?”“Hm,” balas Ayumie

  • Polisi Tampan itu Ayah Anakku   Jangan Terlalu Benci

    Batara masih disana di parkiran khusus tempat beberapa motor dinasnya berjajar rapi, semua anggota timnya sudah bersiap namun anggota lain yang khusus mengendarai mobil patroli belum tiba sehingga membuat Batara mau tidak mau harus menunggu mereka.Disela menunggu, pandangan Batara jatuh pada wanita yang dikatai bodoh, Ayumie masih disana bersama temannya. Wanita itu tertawa riang dan sesekali tersenyum lebar yang entah apa sedang dua wanita bahas sehingga terlihat begitu asik.Melihat wanita senyuman itu hati Batara panas, rasa tidak suka mencuat begitu kuat sampai rasanya Batara tak ingin melihat wanita itu ada dilingkungan yang sama dengannya.“Tunggu sebentar, Akira.”Akira menghentikan motornya sementara Ayumie buru-buru turun dari atas motor.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status