Berhubung author kurang fit alias sakit, hari ini hanya dua bab yang tayang, mohon maaf yaa, salam MRD_BB
Ponsel Alice Chen bergetar, gadis cantik ini langsung beri kode agar Brandi jangan bicara. Brandi pun mengangguk dan Alice lalu menerima telpon ini di depan Brandi.“Alice kamu di mana?” terdengar suara di seberang telpon.“Aku di hotel Bang, kenapa Bang?” tanya Alice."Baguslah, si James sudah di kirim ke akhirat, kamu aman sekarang, berani sekali tu orang main ancam dengan kamu!” terdengar itu lagi, seakan puas sudah bikin orang yang ingin sakiti adiknya ini tewas.Alice saling pandang dengan Brandi, karena hotel ini sepi, Brandi pun dengar apa yang di bicarakan Alice dengan seorang pria yang dia panggil Abang.Lalu pria ini pesan agar Alice mulai kini hati-hati dan jangan sembarangan kenal dengan pria manapun. Llau klik telponpun di tutup.“Abang kamu Alice yang barusan bicara?” tanya Brandi, Alice pun mengangguk.“Brandi…kamu jangan kaget, Abangku itu seorang mafia…!” sahut Alice apa adanya, gadis cantik ini menata wajah Brandi, apakah pemuda ini kaget.Alice juga bilang, Brandi ja
“Siapa kalian dan mau apa mengikuti mobil kami,” tanya Brandi dingin, sambil acungkan pistolnya ke arah orang ini.Acungan pistol ini membuat nyali si pria bule ini menciut seketika, apalagi pistol ini juga yang sudah bikin rekannya di baik setiran kini berada di antara hidup dan mati. “K-kami diperintahkan Mr M,” kata orang ini jujur, karena dia tak punya pilihan lain lagi, selain mengaku apa adanya.Tapi tangannya perlahan bergerak ke arah pinggang. Brandi yang waspada sejak tadi langsung bertindak.Sekali tendang orang ini langsung terjengkang dan pistol yang mau di cabutnya gagal, karena Brandi lebih cepat bereaksi dan orang ini pun pingsan seketika.Brandi tak menggubris lagi, dia lalu berbalik ke mobil di mana Alice masih menunggunya dengan wajah cemas.“Kita pergi Alice..?” sahut Brandi, Alice pun mengangguk dan mobil ini kembali meluncur di jalanan raya.Kini mereka sudah sampai di sebuah kafe, dan Brandi akhirnya minta maaf dan mengaku kalau dia sebenarnya seorang agen, bukan
"Jadi kamu termenung saat kita mula bertemu itu, kamu habis bertengkar dengan si James?” pancing Brandi, sambil menatap wajah Alice.“Yah begitulah, James itu sebenarnya seorang mafia juga, aku memang mencintai dia, tapi dianya malah selingkuh,” aku Alice apa adanya, sekaligus bongkar penyebab dia dan James putus.Alice agaknya masih agak syok dengan kematian mantan kekasihnya, di tangan anak buah Abang se ayahnya tersebut. Dia terlihat sering termenung dan seolah tenggelam dengan pikirannya sendiri, Brandi yang tahu soal ini, karena diapun bukan pemuda lugu, hanya mendiamkan saja ulah Alice ini. Dengan apa adanya Alice juga bilang, James dan Tom selama ini bersaing perebutkan sebuah wilayah. Itulah yang membuat mereka bermusuhan dan imbasnya mengangguu hubungan Alice dan James yang sudah terjalin hapir 1,5 tahunan.Kini nasi sudah jadi bubur, James tewas karena berani main ancam pada Alice dan pastinya Tom tak terima, adiknya di ancam-ancam mau di bunuh pula.Inilah sebabnya, Tom p
Brandi kini sudah berada di klub malam yang disebutkan Alice, dia melihat tempat ini tidak ada yang aneh.Para tamu makin malam makin rame saja, tempat ini sangat komplet, ada tarian streptease nya, di mana wanitanya campuran, ada bule dan juga berkulit gelap, bahkan berwajah Asia, juga ada tempat dugem, plus karaoke.Tempat ini juga bukan klub biasa, hanya orang-orang berkantong tebal yang bisa bersantai di sini, klub ini memang membidik tamu kelas menengah atas.Brandi bahkan hampir di tolak masuk, karena dia bukan member, tapi di penjaga tamu berikan syarat, Brandi bisa masuk dengan mendaftar sebagai member.Setelah mendaftar dan bayar 1000 poundsterling Inggris, atau lebih 20 juta rupiah, kurs saat ini, Brandi pun bisa melenggang masuk.Brandi tak sadar, kedatangannya sudah di ketahui Tom, melalu CCTV yang di lihat langsung oleh pria ini di ruang kerjanya yang mewah.Dia mengamati Brandi yang terlihat enjoy menikmati tempat ini, sambil melihat tarian erotis di panggung khusus denga
“Hmm…besar juga nyali kamu Brandi?” dengus Tom, sambil dorong dua bule di kanan kirinya dengan kasar, tanda mulai kesal melihat keberanian Brandi saat ini.Empat pengawalnya terlihat bersiaga dan tatapan permusuhan pun di arahkan ke Brandi.Tapi pemuda ini tetap tenang-tenang saja, sama sekali tidak ada ketakutan dari wajahnya. Brandi sudah biasa berada dalam posisi yang jauh lebih berbahaya dari saat ini.Dia nekat ke sini pun sudah diperhitungkan dengan matang resikonya…! Walaupun Alice beri dia peringatan, agar hati-hati dengan Abang nya ini. “Aku tantang kamu 3 hari dari sekarang duel di sasanaku, aku ingin lihat seberapa hebat nyali dan kelihaian kamu, sehingga berani tuduh aku macam-macam!” dengus Tom sengaja ajukan tantangan terbuka .“Sebutkan saja tempatnya, aku pasti datang!” sahut Brandi, tak takut dengan tantang ini. Makin marahlah Tom mendengar kata-kata Brandi ini.“Tempatnya di sini juga, di sebelah kanan bangunan ini, ada tulisan Tom Gym’s, nah 3 hari lagi kamu aku tun
“Aku sebenarnya rada tak nyaman lagi kerja di sana, semenjak kakak tiriku, James tewas kecelakaan mobil,” kata Jil buka obrolan dan serahkan minuman ke Brandi, lalu duduk di depan Brandi.Tanpa di duga Jil tak sungkan terbuka siapa dia sesungguhnya..!Tentu saja ini bikin Brandi terkejut, ternyata Jil Gadot ini adik tiri dari James, mantan kekasih Alice Chen.“Jadi kamu dan James yang tewas kecelakaan itu bersaudara?” Brandi sengaja kembali bertanya, untuk yakinkan hatinya.“Iya tuan Brandi, pastilah kamu tahu, karena sempat jadi headline di mana-mana. Aku dan James memiliki ibu yang sama, tapi ayah kami beda!” sahut Jil Gadot lagi apa adanya.“Kenapa kamu merasa tak aman lagi kerja di sana Jil?” pancing Brandi, sambil minum wine alkohol ringan yang Jil sodorkan.“Karena THM itu kini di bawah kendali Thomas Chen, dulu James dan kelompoknya sempat kuasai tempat itu. Tapi sejak setahunan yang lalu di kuasai kelompok si Tom tersebut, kondisi jadi tak begitu kondusif lagi,” kata Jil blak-b
Kurang 5 menitan dari waktu yang di janjikan, Brandi muncul di gym milik Tom. Musuh Brandi ini tersenyum kecil melihat Brandi benar-benar punya nyali besar, muncul pun sendirian, sama sekali tak bawa teman.Karena Brandi memang tak memiliki satupun sahabat di London ini.Sedangkan anak buah Tom saat ini pada ngumpul, ada 30 an orang yang terlihat mendampingi si bos mafia ini.“Hebat, kamu benar-benar jagoan Brandi, mari kita ke dalam di sana ada ruang octagon. Jangan takut Brandi, aku tak bakal keroyok kamu gunakan anak buahku ini, mereka ini adalah calon penonton, kita bertarung fair!” cetus Tom dan Brandi pun mengangguk.Tom kini lepas pakaiannya, dia benar-benar mirip seorang atlet tarung bebas. Bahkan dia juga kenakan sarung tangan khusus, hanya kenakan celana pendek."Ambil ini pasang di mulut, ini pelindung rahang, juga pakai sarung tangan ini, hei kamu bantu Brandi memasangnya," perintah Tom pada dua orang anak buahnya dan mereka langsung mendekati Brandi.Brandi agak bingung ju
Tapi Brandi pun bukannya tak menderita, ia juga tak luput dari pukulan-pukulan Tom yang sangat keras. Wajah Brandi makin bengap. Tapi itu semua tak ia hiraukan, kalau saat biasa mungkin rasanya nyiut-nyiut juga.Brandi benar-benar bertarung bak mau mati saja. Tekadnya hanya satu, yakni menang apapun caranya terhadap Tom ini.Tapi hebatnya, wasit yang di pilih Tom ternyata profesional, sehingga dia beri peringatan buat keduanya, untuk tidak boleh menyerang alat vital atau belakang kepala dan juga punggung.Seperti sudah ku duga, ronde kedua ini berlangsung lebih ganas dan brutal dari ronde pertama tadi.Kini Tom yang sangat berpengalaman ini main pintar, dia terus mundur-mundur dan sesekali lakukan tendangan keras.Sembari terus memukul dan kadang menyambar kaki Brandi untuk mengajak gulat.Tom yang memang memiliki kelebihan kalau sudah gulat, dia punya tekhnik kuncian yang mematikan. Ingin kembali banting Brandi, tapi Brandi berlaku cerdik kali ini. Anak buah Tom yang menyaksikan pert
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak m
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan mili
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” se
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik je
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tid
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan
Trakk…trakk…! Senjata terkokang.4 serdadu yang berjaga di pos langsung todong mobil Ryan yang berjalan perlahan menuju ke gardu pos ini.Ryan tersenyum sinis, lalu secepat kita dia cabut pistolnya.Dupp…dupp..dupp…dupp!Empat tembakan beruntun dari pistol berperedam lagi-lagi milik Mayor Ehud yang juga ia pergunakan dulu untuk menyendera Letna Elita kini makan korban, empat serdadu itu tewas tanpa sempat berteriak.Tembakan Ryan yang di puji Suhail sangat lihai membidik ini tepat bersarang di wajah ke 4 serdadu zionis itu, yang di tembak dari jarak dekat.Tanpa turun dari mobilnya, Ryan terus jalankan mobilnya dan kini sudah berada di halaman kantor militer sekaligus merangkap mess ini.Ryan turun dari mobil, lalu menuju ke pintu depan yang di jaga dua serdadu dengan mata terkantuk-kantuk sedang duduk sambil sesekali minum bir.“Heiii siapa kaa…arghhhh!Suara si serdadu ini hilang berikut nyawanya, rekannya juga bernasib sama, lagi-lagi kepala yang Ryan bidik dari jarak dekat.Ryan
Ryan yang murka pun ikut lepaskan berondongan tembakan, tapi semua itu sia-sia belaka. Pesawat-pesawat tempur itu terbang lumayan tinggi dan bermanuver di udara.Abu Shekar perintahkan semua orang kabur sejauh-jauhnya dari tempat ini, karena pesawat-pesawat tempur terus memuntahkan rudal-rudal balistiknya.“Ryan ayoo kita pergi,” Suhail menarik lengannya.“Bagaimana dengan istriku Fareeha!” Ryan menolak pergi, ia masih cemas memikirkan nasib Fareeha.“Dia mungkin sudah pergi juga mengungsi ke tempat aman, ayoo sebelum terlambat,” desak Suhail.Mau tak mau Ryan pun ikuti semua orang pergi sejauh-jauhnya dari tempat ini. Api makin berkobar hebat bakar semua tenda pengungsian ini.Sepanjang jalan mata Ryan terus mencari-cari sosok istrinya, tapi sampai jauh pergi, tidak terlihat keberadaan Fareeha.“Fareeha di mana kamu sayang…!” batin Ryan makin cemas saja.Setelah hampir 2,5 jam menjatuhkan bom-bom-nya, 3 pesawat zionis ini menghilang di atas langit yang gelap.Berangsur-angsur para pen