BERSAMBUNG
“Siapa kalian dan mau apa mengikuti mobil kami,” tanya Brandi dingin, sambil acungkan pistolnya ke arah orang ini.Acungan pistol ini membuat nyali si pria bule ini menciut seketika, apalagi pistol ini juga yang sudah bikin rekannya di baik setiran kini berada di antara hidup dan mati. “K-kami diperintahkan Mr M,” kata orang ini jujur, karena dia tak punya pilihan lain lagi, selain mengaku apa adanya.Tapi tangannya perlahan bergerak ke arah pinggang. Brandi yang waspada sejak tadi langsung bertindak.Sekali tendang orang ini langsung terjengkang dan pistol yang mau di cabutnya gagal, karena Brandi lebih cepat bereaksi dan orang ini pun pingsan seketika.Brandi tak menggubris lagi, dia lalu berbalik ke mobil di mana Alice masih menunggunya dengan wajah cemas.“Kita pergi Alice..?” sahut Brandi, Alice pun mengangguk dan mobil ini kembali meluncur di jalanan raya.Kini mereka sudah sampai di sebuah kafe, dan Brandi akhirnya minta maaf dan mengaku kalau dia sebenarnya seorang agen, bukan
"Jadi kamu termenung saat kita mula bertemu itu, kamu habis bertengkar dengan si James?” pancing Brandi, sambil menatap wajah Alice.“Yah begitulah, James itu sebenarnya seorang mafia juga, aku memang mencintai dia, tapi dianya malah selingkuh,” aku Alice apa adanya, sekaligus bongkar penyebab dia dan James putus.Alice agaknya masih agak syok dengan kematian mantan kekasihnya, di tangan anak buah Abang se ayahnya tersebut. Dia terlihat sering termenung dan seolah tenggelam dengan pikirannya sendiri, Brandi yang tahu soal ini, karena diapun bukan pemuda lugu, hanya mendiamkan saja ulah Alice ini. Dengan apa adanya Alice juga bilang, James dan Tom selama ini bersaing perebutkan sebuah wilayah. Itulah yang membuat mereka bermusuhan dan imbasnya mengangguu hubungan Alice dan James yang sudah terjalin hapir 1,5 tahunan.Kini nasi sudah jadi bubur, James tewas karena berani main ancam pada Alice dan pastinya Tom tak terima, adiknya di ancam-ancam mau di bunuh pula.Inilah sebabnya, Tom p
Brandi kini sudah berada di klub malam yang disebutkan Alice, dia melihat tempat ini tidak ada yang aneh.Para tamu makin malam makin rame saja, tempat ini sangat komplet, ada tarian streptease nya, di mana wanitanya campuran, ada bule dan juga berkulit gelap, bahkan berwajah Asia, juga ada tempat dugem, plus karaoke.Tempat ini juga bukan klub biasa, hanya orang-orang berkantong tebal yang bisa bersantai di sini, klub ini memang membidik tamu kelas menengah atas.Brandi bahkan hampir di tolak masuk, karena dia bukan member, tapi di penjaga tamu berikan syarat, Brandi bisa masuk dengan mendaftar sebagai member.Setelah mendaftar dan bayar 1000 poundsterling Inggris, atau lebih 20 juta rupiah, kurs saat ini, Brandi pun bisa melenggang masuk.Brandi tak sadar, kedatangannya sudah di ketahui Tom, melalu CCTV yang di lihat langsung oleh pria ini di ruang kerjanya yang mewah.Dia mengamati Brandi yang terlihat enjoy menikmati tempat ini, sambil melihat tarian erotis di panggung khusus denga
“Hmm…besar juga nyali kamu Brandi?” dengus Tom, sambil dorong dua bule di kanan kirinya dengan kasar, tanda mulai kesal melihat keberanian Brandi saat ini.Empat pengawalnya terlihat bersiaga dan tatapan permusuhan pun di arahkan ke Brandi.Tapi pemuda ini tetap tenang-tenang saja, sama sekali tidak ada ketakutan dari wajahnya. Brandi sudah biasa berada dalam posisi yang jauh lebih berbahaya dari saat ini.Dia nekat ke sini pun sudah diperhitungkan dengan matang resikonya…! Walaupun Alice beri dia peringatan, agar hati-hati dengan Abang nya ini. “Aku tantang kamu 3 hari dari sekarang duel di sasanaku, aku ingin lihat seberapa hebat nyali dan kelihaian kamu, sehingga berani tuduh aku macam-macam!” dengus Tom sengaja ajukan tantangan terbuka .“Sebutkan saja tempatnya, aku pasti datang!” sahut Brandi, tak takut dengan tantang ini. Makin marahlah Tom mendengar kata-kata Brandi ini.“Tempatnya di sini juga, di sebelah kanan bangunan ini, ada tulisan Tom Gym’s, nah 3 hari lagi kamu aku tun
“Aku sebenarnya rada tak nyaman lagi kerja di sana, semenjak kakak tiriku, James tewas kecelakaan mobil,” kata Jil buka obrolan dan serahkan minuman ke Brandi, lalu duduk di depan Brandi.Tanpa di duga Jil tak sungkan terbuka siapa dia sesungguhnya..!Tentu saja ini bikin Brandi terkejut, ternyata Jil Gadot ini adik tiri dari James, mantan kekasih Alice Chen.“Jadi kamu dan James yang tewas kecelakaan itu bersaudara?” Brandi sengaja kembali bertanya, untuk yakinkan hatinya.“Iya tuan Brandi, pastilah kamu tahu, karena sempat jadi headline di mana-mana. Aku dan James memiliki ibu yang sama, tapi ayah kami beda!” sahut Jil Gadot lagi apa adanya.“Kenapa kamu merasa tak aman lagi kerja di sana Jil?” pancing Brandi, sambil minum wine alkohol ringan yang Jil sodorkan.“Karena THM itu kini di bawah kendali Thomas Chen, dulu James dan kelompoknya sempat kuasai tempat itu. Tapi sejak setahunan yang lalu di kuasai kelompok si Tom tersebut, kondisi jadi tak begitu kondusif lagi,” kata Jil blak-b
Kurang 5 menitan dari waktu yang di janjikan, Brandi muncul di gym milik Tom. Musuh Brandi ini tersenyum kecil melihat Brandi benar-benar punya nyali besar, muncul pun sendirian, sama sekali tak bawa teman.Karena Brandi memang tak memiliki satupun sahabat di London ini.Sedangkan anak buah Tom saat ini pada ngumpul, ada 30 an orang yang terlihat mendampingi si bos mafia ini.“Hebat, kamu benar-benar jagoan Brandi, mari kita ke dalam di sana ada ruang octagon. Jangan takut Brandi, aku tak bakal keroyok kamu gunakan anak buahku ini, mereka ini adalah calon penonton, kita bertarung fair!” cetus Tom dan Brandi pun mengangguk.Tom kini lepas pakaiannya, dia benar-benar mirip seorang atlet tarung bebas. Bahkan dia juga kenakan sarung tangan khusus, hanya kenakan celana pendek."Ambil ini pasang di mulut, ini pelindung rahang, juga pakai sarung tangan ini, hei kamu bantu Brandi memasangnya," perintah Tom pada dua orang anak buahnya dan mereka langsung mendekati Brandi.Brandi agak bingung ju
Tapi Brandi pun bukannya tak menderita, ia juga tak luput dari pukulan-pukulan Tom yang sangat keras. Wajah Brandi makin bengap. Tapi itu semua tak ia hiraukan, kalau saat biasa mungkin rasanya nyiut-nyiut juga.Brandi benar-benar bertarung bak mau mati saja. Tekadnya hanya satu, yakni menang apapun caranya terhadap Tom ini.Tapi hebatnya, wasit yang di pilih Tom ternyata profesional, sehingga dia beri peringatan buat keduanya, untuk tidak boleh menyerang alat vital atau belakang kepala dan juga punggung.Seperti sudah ku duga, ronde kedua ini berlangsung lebih ganas dan brutal dari ronde pertama tadi.Kini Tom yang sangat berpengalaman ini main pintar, dia terus mundur-mundur dan sesekali lakukan tendangan keras.Sembari terus memukul dan kadang menyambar kaki Brandi untuk mengajak gulat.Tom yang memang memiliki kelebihan kalau sudah gulat, dia punya tekhnik kuncian yang mematikan. Ingin kembali banting Brandi, tapi Brandi berlaku cerdik kali ini. Anak buah Tom yang menyaksikan pert
“Kamu mau balik ke hotel? Kenapa nggak di sini saja sampai sembuh?” tanya Tom kaget, saat Brandi dengan wajah masih babak belur izin pamit.“Tak apa, aku bisa istirahat di hotel, kelak kalau sudah sembuh aku ke sini lagi. Kita bicarakan soal musuh-musuh kamu itu Tom!” janji Brandi.Tom pun lega, kini dia bakal punya partner yang tak kalah dari James dan anak buahnya dulu.Ia memang sempat ketiduran dan saat ini sudah pukul 9 malam, artinya hampir 4 jam dia ketiduran.Pengaruh obat membuat Brandi nyenyak sekali tidur di klinik ini, yang sebenarnya lebih mirip kamar hotel ini. Apalagi Tom sudah pesani anak buahnya, agar Brandi dan dirinya jangan di ganggu.“I am sorry brother, jangan lupa minum ramuan dari Tiongkok ini, paling lama 3 hari semua bengkak-bengkak akan sembuh. Sayangnya si Alice masih patah hati gara-gara James, kalau nggak aku suruh di temani kamu di hotel…!” sahut Tom senyum kecil, seakan mulai beri lampu buat BrandiTom lalu minta anak buahnya antar Brandi sampai ke parki
Plakk…plakkk…plakk…!Walaupun tak terlalu keras, tapi pukulan di perut yang di lakukan Chulbuy dengan tongkat komando, membuat wajah para polisi obesitas ini merah padam, malu bukan main.Apalagi Mapoltabes ini terletak di sisi jalan raya yang padat, sehingga jadi pusat perhatian semua orang yang lalu lalang. Saat tiba di depan Aiptu Sulistyo dan kebetulan yang paling terakhir kena giliran, Chulbuy menatap wajah si polisi ini.“Hmm…perut kamu ini kebanyakan makan uang haram kan? Entah berapa miliar kamu kumpulkan dari uang-uang sogokan itu. Pangkat Aiptu bergaji jenderal kamu ini,” sindir Chulbuy dan plakk, sengaja agak keras menepuk perut si Aiptu ini, hingga wajahnya langsung meringis.Aiptu Sulistyo benar-benar di permalukan Chulbuy yang masih mangkel, karena dulu kena kadalin pria yang kini jadi anak buahnya.Chulbuy lalu berputar di barisan belakang dan dia kaget! Terlihat seorang polwan berpangkat Aipda yang belum terlalu tua, badan terlihat sangat kurus, pucat lagi, kayak ora
“Jadi Kapoltabes di Banjarbaru Om…?” Chulbuy agak kaget. “Iya Chul, besok kamu harus terbang ke sana, untuk sertijab dengan pejabat sebelumnya,” kata Komjen Joko, yang kini jabat Wakapolri.Saat Komjen Joko jelaskan ini dan itu, mata buaya Chubuy malah terfokus pada seorang polwan cantik berpangkat Bripda, yang jadi asisten sang Wakapolri ini.Komjen Joko mendehem, hingga Chulbuy gelagapan dan si polwan ini menahan tawanya.“Itu kemenakanku, sepupu misanmu sendiri, macam-macam ku ketuk palamu,” sungut Komjen Joko, yang tahu track record keponakannya ini.Chulbuy tertawa berderai dan dia pun tak sungkan menyapa sepupu misannya ini.“Hati-hati dengan si playboy ini Rika, mau shopping atau jalan kemanapun, bahkan mobil atau rumah enteng dia belikan. Tapi kamu nggak bakalan jadi nyonyahnya,” kata Komjen Joko peringatkan Bripda Rika, yang kembali tertawa berderai perlihatkan giginya yang putih rata.“Tenang Om, aku dah tahu sepak terjangnya,” sahut Bripda Rika terkekeh. Chulbuy, kembali k
Dahi Chulbuy berkerut, saat melihat seorang pria tampan berbaju militer mendatangi Kanika dan…memeluknya.Keduanya kini mendekatinya. “Komisaris Chul ini suamiku, Kolonel Pakor,” Kanika tak sungkan kenalkan suaminya, yang tingginya hampir sama dengan Chulbuy.Tak kalah tampannya di bandingkan Chulbuy.Kolonel Pakor dengan ramah menyalami Chulbuy, sehingga otomatis hasratnya padam seketika, tak ada minat lagi ajak Kanika aneh-aneh.Chulbuy ingat pesan paman Darlan di Batupecah, jangan sesekali gauli bini orang, atau ilmu kebalnya runtuh dan dia akan tewas mengenaskan.Setelah pasangan ini berlalu, Chulbuy menepuk jidatnya sambil tertawa sendiri. "Hampir saja, ruwah kajian ilmu kebalku, duehh nafsu-nafsuuu...!" gumam Chulbuy.Setelah beri laporan ke atasannya, Chulbuy hari itu juga terbang ke Bangkok.Tak ingin berlama-lama, walaupun Sawika sempat menelponnya apakah butuh kehangatannya lagi. Namun dengan alasan capek tawaran ‘enak’ ini di tolaknya, dia langsung carter private jet dan te
“Aku ikut!” kata Chulbuy saat Kanika bergegas keluar kafe ini untuk kembali ke markas sektor Pulau Kasino, di mana saat ini dilaporkan anak buah Kanika,Chino Hamuk kabur bersama anak buahnya, yang serbu markas polisi sektor itu.“Jangan bunyikan serine, siapa tahu komplotan itu masih berada di sana, juga agar tak bikin kaget warga di Pulau ini!” kata Chulbuy dan Kanika mengangguk dan tak jadi ambil lampu strobo yang bisa di copot di kap mobil, kini mereka tancap gas menuju ke tempat tadi.Belum 5 menitan tancap gas, tiba-tiba mereka berselisihan dengan dua buah mobil yang larinya sangat kencang.“Kanika sini aku yang bawa, kayaknya itu mobil para komplotan Chino Hamuk,” kata Chulbuy.Kanika langsung mengangguk dan mereka pun bertukar posisi dalam kondisi mobil masih jalan, walaupun perlahan.“Maaf..!” kata Kanika saat tak sengaja duduk di pangkuan Chulbuy, sampai tercium bau harum lembut tubuh si Letkol Polisi ini.Sesaat Chulbuy terlena juga dengan bau parfum ini, apalagi tubuh Kanik
Proses pemindahan uang kemenangan Chulbuy yang sangat besar butuh waktu lumayan lama, saking banyaknya kemenangannya ini.Bahkan keduanya masih sempat ngopi di ruangan khusus, sambil menunggu proses ini, di sinilah Huang Lie cerita, kalau dia mengetahui Chulbuy seorang polisi, karena penasaran."Kok tuan bisa begitu tenang main judinya, andai kartu yang terakhir datang beda, kebayang banyaknya tuan kalah? Juga uangku pasti habis!" kata Huang bertanya, karena penasaran."Sebenarnya kenapa aku tenang?Jujur uang yang aku pakai buat main judi itu uang tak halal juga, makanya aku main tanpa beban. Kalau itu uang negara atau uang pribadi, mungkin sama saja kayak anda, pasti guguplah, aku nggak munafik," cetus Chulbuy, hingga Huang Lie tertawa dan langsung jempol. "Hebat, cerdik dan anda layak di sebut dewa judi," puji Huang lagi.Setelah proses transfer beres, mereka pun langsung ke kantor polisi sektor susul Letkol Kanika.Di markas polisi sektor Pulau Kasino…!“Anda berdua harusnya jang
Huang Lie yang duduk di sisi Chulbuy ikutan tegang, bahkan Sawika pucat pasi, melihat Chulbuy yang terlihat berubah wajahnya.Benar-benar pemandangan yang sangat bikin spot jantung berdetak kencang. Bahkan ratusan penonton yang tentu saja paham main judi poker kini sampai tak ada yang berani bersuara, saking tegangnya.Andai ada yang batuk, pasti se antero ruangan kasino yang luas ini akan terdengar jelas.Wajah Chino Hamuk terlihat makin ceria melihat Chulbuy yang berubah wajahnya. Senyum kemenangan makin nampak dari raut wajahnya.Tapi alis Chino Hamuk kini terangkat, saat melihat raut muka Chulbuy kini kembali berubah, senyum tipis tersungging di bibirnya, bahkan kini Chulbul mengisap cerutunya dengan gaya santai.“Anda memang penjudi hebat tuan Chino Hamuk, tak mudah di gertak, tapi…kartu aku adalah…!”Dengan cepat bak main sulap, Chulbuy tarik kartu bawahnya dan memperlihatkan ke semua orang, apa kartu di bawah itu.Lantas, setelahnya dengan santai meletakaannya di atas meja dan
Inilah trik jitu Chulbuy, yang sengaja permainkan emosi para penjudi lain, terutama Chino Hamuk, Huang Lie pun sampai geleng-geleng kepala melihat hebatnya Chulbuy bermain judi.Taktik Chulbuy berhasil, setelah permainan di lanjutkan, lama-lama 3 orang terpaksa keluar dengan wajah keruh, karena keok besar.‘Teror’ mental yang Chulbuy lakukan benar-benar bikin ke 3 penjudi, yang terdiri dari 2 wanita dan satu orang bule ini out, dengan kekalahan tak sedikit.Kini tersisa Chulbuy, Huang Lie, Chino Hamuk dan satu pria berwajah Asia lainnya, yang Chulbuy duga pasti ‘rekan’ Chino Hamuk.Permainan lanjut, ke 4 orang ini silih berganti menang, tapi lama-lama terlihat, kalau Chulbuy dan Chino Hamuk yang paling unggul, bahkan si pria Asia ini siap-siap out, karena modalnya hampir habis, termasuk…Huang Lie.Huang Lie memang kerap mengalah, seakan beri jalan agar Chulbuy unggul, begitu juga dengan si wajah Asia, yang juga berlaku begitu buat Chino Hamuk.Kartu kembali di bagi untuk ke sekian kali
Penjudi lain tak paham apa yang diomongkan Chino Hamuk, tapi Huang Lie sepertinya paham, terlihat kekagetan di wajahnya, tahu Chulbuy seorang polisi!Tapi si mata sipit ini tentu saja tak ingin bertanya, dia seolah sibuk ‘menyusun’ koin—koin miliknya.“Tentu saja, dari mana lagi aku dapat uang kalau bukan uang sogokan itu. Siapa tahu peruntunganku ada di sini dan uang itu nambah berkali-kali lipat. Nggak perlu jadi penyulundup narkoboy agar tajir melintir, lalu sewa centeng-centeng tolol untuk habisi orang yang pernah di sogok!” sahut Chulbuy kalem sambil senyum kecil, hingga mata Chino Hamuk makin mendelik, mendekati melotot.Sindiran Chulbuy tentu saja sangat telak. Tapi Chino Hamuk kini pasang wajah cuek bebek.“Tuan-tuan dan nyonyah, kita siap bermain. Kartu akan segera di kocok dan di bagi!” si pembagi kartu remi mulai kocok kartunya dan menaruhkan di sebuah tempat khusus.Lalu mulai membagi satu kartu yang di telungkupkan pada ke 7 orang ini, lalu kartu kedua sengaja di buka, dua
Chulbuy seolah menemukan Nova dan Kristin dalam diri Sawika, si gadis Thai ini benar-benar pasangan yang sepadan dalam bercinta.Mau gaya apa saja, ho oh terus si Sawika ini.“Gilaa kamu tuan Mike, i like it…!” lenguh Sawika keenakan saat Chulbuy gunakan jurus gendongnya, juga jurus-jurus ‘mabuk’ lainnya hingga Sawika bilang, baru kali ini menemukan partner yang hebat.Mereka terus bercinta hingga tengah malam dan berlanjut terus hingga 3 hari kemudian.Mereka bahkan malas keluar kamar hotel mewah ini, apalagi Sawika sudah pindah ke kamar Chulbuy, tidak lagi di kamar terpisah.“Sayangnya aku pake pengaman tuan Mike, kalau nggak pasti cakep banget blasteran anak kita yaah,” canda Sawika, setelah untuk ke sekian kalinya mereka kembali memadu ciinta.Chulbuy…hanya tertawa saja, teringat ia ucapan ayahnya, yang juga semacam Undang-undang mutlak bagi keturunan Hasim Zailani, yakni tak boleh lari dari tanggung jawab.“Berani berbuat, beranii tanggung jawab, apapun resikonya,” kata Brandi, ya