BERSAMBUNG
“Kamu mau balik ke hotel? Kenapa nggak di sini saja sampai sembuh?” tanya Tom kaget, saat Brandi dengan wajah masih babak belur izin pamit.“Tak apa, aku bisa istirahat di hotel, kelak kalau sudah sembuh aku ke sini lagi. Kita bicarakan soal musuh-musuh kamu itu Tom!” janji Brandi.Tom pun lega, kini dia bakal punya partner yang tak kalah dari James dan anak buahnya dulu.Ia memang sempat ketiduran dan saat ini sudah pukul 9 malam, artinya hampir 4 jam dia ketiduran.Pengaruh obat membuat Brandi nyenyak sekali tidur di klinik ini, yang sebenarnya lebih mirip kamar hotel ini. Apalagi Tom sudah pesani anak buahnya, agar Brandi dan dirinya jangan di ganggu.“I am sorry brother, jangan lupa minum ramuan dari Tiongkok ini, paling lama 3 hari semua bengkak-bengkak akan sembuh. Sayangnya si Alice masih patah hati gara-gara James, kalau nggak aku suruh di temani kamu di hotel…!” sahut Tom senyum kecil, seakan mulai beri lampu buat BrandiTom lalu minta anak buahnya antar Brandi sampai ke parki
Jil pun kini lepas jaket dan celana panjangnya dan kini hanya kenakan kaos dan celana pendek, sehingg bukit kembarnya yang lumayan besar bikin pusing kepala Brandi.“Kemana matanya, sakit-sakit kok ganjen saja!” seloroh Jil, seakan paham kemana arah mata nakal Brandi yang menelusuri tubuh semoknya yang bikin semua lelaki pasti leleran melihatnya. “Gede banget…eh maksudnya, bengkak wajahku masih gede ya?” Brandi sampai salting sendiri, sehingga Jil tertawa lepas, sambil nyalakan rokoknya.“Nggak kok udah kempes, yang gede tuh di sela-sela paha kamu,” cetus Jil sambil menunjuk celana boxer Brandi, hingga pemuda ini ikutan tertawa.Candaan mereka kini mulai masuk wilayah abu-abu dan bikin sesuatu yang tak di undang mulai bereaksi. Brandi...tentu saja mulai tak karuan di buat Jil.“Udah ahh, jangan menyerempet, aku masih sakit. Tunggu aku sembuh saja,” cetus Brandi lagi, hingga Jil makin tergelak.Jil malah dengan nakalnya membelai celana boxer Brandi dan plop….membukanya. “Wow…sakit-saki
Jil ternyata bak botol ketemu tutup, sama kelakuan dengan Brandi, tiada hari tanpa bercinta di hotel mewah ini.Sehingga selama seminggu bersama, kesembuhan luka lebam dan bengap di wajah dan tubuh Brandi makin cepat, sebab dapat service siang dan malam dari Jil Gadot.“Makasih sayang, udah mau nemani aku di sini, cairan kamu bikin bengkak di tubuhku cepat sembuh?” seloroh Brandi, lalu kecup bibir Jil sambil kembali membelai gunung ‘gede’ yang tiada bosannya Brandi daki siang dan malam.“Hmm…liat deh, rahim aku kayak udah punya baby hingga 3 orang saja kamu hajar siang malam,” seloroh Jil sambil tertawa, sambil sodorkan 'apem' montok ini ke wajah Brandi, hingga pemuda bangor gelagapan dan langsung main sosor, Jil sampai terpekik...keenakan!“Tapi…kamu suka khann….?” Tanya Brandi pura-ura o’on saja.“Bukan suka lagi, doyan tauuu..!” keduanya tertawa berderai dan seperti sudah bisa di duga, selanjutnya kamar hotel bertarif 6 jutaan satu malam ini kembali jadi saksi bisu.Melihat kedua an
Namun baru saja duduk di sebuah bangku di ruangan pub ini, Brandi kaget saat datang dua orang dan punggung berada ada sesuatu yang menonjol.Brandi paham, dia kini di todong pistol…!“Berdiri dan jalan, jangan bergerak macam-macam, atau senjata ini melubangi punggungmu,” terdengar suara di belakangnya, mengancamnya.Brandi terpaksa bangkit dan mengikuti kemauan dua orang ini, dia di bawa keluar dan kemudian di paksa jalan menuju ke arah parkiran yang sepi, agaknya di sinilah Brandi akan di eksekusi.Pistolnya yang ada di dadanya, langsung mereka ambil dengan paksa, bahkan salah seorang menampar wajahnya, hingga emosi Brandi sesaat naik.Tapi dia bersabar dulu, karena posisinya saat sedang terpojok.Bukk…sebuah tendangan membuat Brandi terjengkang ke tanah berpasir. “Nyali kamu besar juga ternyata, setelah melumpuhkan rekan kami, kini berani nongol di sini, dengus bule ini sambil todongkan pistolnya.Ini sekaligus bongkar, kalau komplotan inilah yang sebelumnya incar dia saat keluar dar
“D-dia ada di tempat itu,” kata orang ini sambil tunjuk tempat di mana tadi Brandi masuk, lalu di bawa dua orang yang sudah dia tewaskan tadi ke luar, hingga keduanya-lah yang jadi korban.Orang ini benar-benar sudah hilang nyalinya, dia tanpa ragu sebutkan di ruangan mana bos besar mereka berada.“Satu pertanyaan lagi, siapa orang yang naik motor dan menembak aku, saat mobil yang mengejar aku terbalik di jalan bebas hambatan beberapa hari yang lalu?” desak Brandi lagi sambil menodongkan pistolnya.Dorrr…!Pistol Brandi menyalak lagi, rekan orang ini tewas tanpa sempat bidik Brandi, di tangannya ada pistol kaliber FN, yang hampir saja menyalak ke arah Brandi.Brandi memang sangat waspada, dia tak mau lagi ke colongan seperti dulu.Makin pucat pasi-lah orang ini, sudah 3 orang rekannya di tewaskan Brandi dengan berdarah dingin malam ini. “Orang itu pengawal bos besar dan dia ada di dalam sana bersama saat ini!” kata orang ini lagi, bahkan tak ragu sebutkan namanya.“Thanks, jawabanmu
Mobil terus melaju dan akhirnya berbelok menuju ke sebuah perkampungan, karena ini sudah di luar kota.Mobil ini akhirnya berhenti di sebuah rumah yang agaknya merangkap sebuah peternakan, sebab rumahnya ini berada di tengah-tengahnya .Begitu keluar dari mobilnya, si pemilik mobil yang ternyata seorang wanita ini langsung melongo, saat melihat Brandi melompat dari bak truknya.“Terima kasih tumpangannya,” ceplos Brandi sambil kibas-kibaskan jasnya yang kotor kena debu, hingga terlihatlah pistol di dadanya.“K-kamu siapa?” tanya orang ini mulai ketakutan, apalagi ini malam hari. Brandi tersenyum agar si wanita berambut jagung ini tidak makin takut.“Jangan khawatir, aku aparat, bukan orang jahat, namaku Brandi!” ceplos Brandi, sehingga terlihat kelegaan di wajah wanita ini, setidaknya dia tak berhadapan dengan orang jahat.“Beyonce…itu namaku!” sahut wanita ini cepat.Brandi langsung kaget dan tertawa kecil, nama wanita ini mirip dengan penyanyi yang kini sedang jadi isu internasional,
“Pasti kamu malam ini di cari-cari aparat, jadi mending di sini saja bertahan, aku tak keberatan kok,” ceplos Beyonce, tawarkan tempatnya buat Brandi malam ini.Setelah berpikir sebentar, Brandi pun mengangguk dan setuju untuk bertahan di rumah pertanian milik Beyonce ini.Ia pun melepas jas nya dan sekalian lepas pistolnya yang berada di dada, Beyonce tersenyum melihat kokohnya tubuh Brandi, yang kini hanya kenakan kemeja warna gelap yang di buka di bagian dada.Di tambah kulitnya yang tak terlalu putih dan ada bulu-bulu halus yang tidak begitu lebat di dadanya."Pria perpeck," batin Beyonce, memuji tubuh Brandi.Agar tidak di anggap kurang ajar, Brandi pun hanya ingin tidur di sofa dan Beyonce mempersilahkan, Beyonce pun masuk ke kamarnya.Brandi tidaklah langsung tidur pulas, ia terus memantau perkembangan pasca perbuatannya yang sangat menghebohkan di pelabuhan Dover tersebut.Thomas Chen juga selalu beri dia info-info terbaru, sehingga dia jadi tahu, selain melihat berita breaking
Brandi sampai bangkit dari tempatnya duduk dan melihat kaca jendela yang pecah di bagian atas dan bawah.Pecahan kaca ini lumayan besar dan kedua-duanya pecah, bagian atas dan bawah.Dia melihat jendela ini paling dekat dengan jalan, Brandi hitung paling jauh 15 meteran dari jalan raya, yang tak begitu ramai, karena tempat ini memang masuk wilayah pinggiran dan berada di pedesaan. Apalagi rumah Beyonce pagarnya rendah, sehingga mudah orang-orang untuk melempar batu atau kayu ke jendela ini dari jalan tersebut.“Hmm…agaknya aku akan bertahan di sini dulu, untuk menolong Beyonce dan Laura,” batin Brandi.“Beyonce, di sini apakah ada toko pakaian yang dekat?” tanya Brandi. Hingga Beyonce aneh sendiri, kenapa Brandi malah alihkan topik?“Ada tuan, paling 10 menitan dari sini naik mobil,” kata wanita ini dengan alis berkerut.‘Aku pinjam mobil kamu yaa, oh ya kamu panggil tukang untuk perbaiki jendela itu, sekalian minta tinggikan pagar depan itu, agar rumah kamu tak mudah di teror orang!
Beberapa tahun kemudian…!Kita tinggalkan dulu kebahagian Brandi yang kini bina keluarga baru dengan Lula Safitri, istri keduanya dan pasangan ini makin bahagia setelah 3 bulanan kemudian Lula hamil anak pertama mereka, hanya setahun setengah kosong hamil lagi anak kedua.Kita kembali ke Kabupaten Batupecah, di sebuah SMP negeri. Ada satu orang yang punya hubungan istimewa dengan Brandi dan pastinya klan Hasim Zailani.Penampilan remaja tanggung kurus ini biasa saja, bajunya pun kadang lusuh jarang di gosok. Dia bahkan salah satu siswa ‘miskin’ di sekolah ini.Kelebihannya hanya dua, wajah ganteng dan tinggi badan menjulang, hampir 175 cm, di usianya yang baru jalan 15 tahunan. Serta kulitnya yang agak putih kekuningan.Baru juga akan menuju kelas, dia sudah dipanggil 3 orang, yang terkenal sebagai premannya di SMP ini.“Hei Chulbuy, ke sini kau!” bentak salah satu siswa itu. Dengan langkah takut-takut Chulbuy mendekat.“Mana uang saku kamu, kemarin kamu nggak nyetor, apa mau ku hajar
Lula terdiam mendengar dalang pembunuh Fanny adalah Greta, sepulang dari rumah sakit, Brandi menceritakan hal ini, lebih kaget lagi saat tahu Greta kini di rawat di rumah sakit jiwa.“Tak disangka ya Bang, Greta sampai tega dan kejam menyuruh dua eksekutor bunuh ka Fanny yang sedang hamil tua dan hampir saja juga bunuh Abang juga!” kata Lula geleng-geleng kepala, ingat kejadian di jalan tol, ketika dia dan Brandi di kuntit kedua pembunuh itu.“Yahh…mau gimana lagi, sudah takdir Tuhan. Tak terasa juga, bulan depan sudah haul yang pertama bayi kami dan Fanny,” sahut Brandi lirih.“Bang…selesaikan dulu hati Abang dengan Fanny…baru Abang lanjutkan niat untuk…?” Lula sengaja tahan kalimatnya.“Setelah haul yang pertama Fanny dan bayi kami, Abang akan melamar kamu!” kata Brandi tak ada keraguan lagi sambil menatap Lula, sekaligus lanjutkan kalimat terpotong Lula tadi.Lula menatap wajah Brandi, melihat kesungguhan di mata itu, tanpa ragu Lula mengangguk.Karena Lula pun tak mau munafik, seja
“Boleh Om lihat ibu kamu nggak di rumah sakit?” tanya Brandi sambil menatap wajah Radin, yang malah mengingatkannya dengan wajahnya saat kecil, agak mirip dirinya.“Tapi Om, jualan Radin belum habis, kan ini bikinan kak Sonya, dulu ibu yang ngajarin, modalnya banyak loh, hampir 100 ribuan!” sahut Radin polos.“Om yang borong semua jualan kamu, yuks kita ke rumah sakit, ikut mobil Om,” ajak Brandi lagi, kali ini Radin mengangguk, lucunya jaket denim Brandi masih tetap berada di bahunya.“Kamu suka jaket itu Radin?” tanya Brandi, sambi menatap ke bahu ke anak kecil ini.“Suka, eeeh maaf, ini Om jaketnya?” sahut Radin buru-buru kembalikan ke Radin yang sedang pegang setiran, kali ini dia duduk di depan dan Lula sengaja duduk di jok tengah, karena Radin jadi penunjuk jalan.“Nggak usah, simpan saja buat kamu, kan kamu bilang suka, Om masih punya banyak kok!” sahut Brandi lagi dan Radin langsung taruh lagi jaket besar ini di bahunya karena dia masih bocil.Sifat spontan dan polos Radin biki
Lula kaget sekali, namun dia membiarkan saja ulah Brandi yang kini mendekati ke 7 orang ini, justru yang dia khawatirkan adalah ke 7 orang tersebut...!Setelah berjarak hanya 3 meteran, Brandi berhenti dan menatap mereka satu persatu, tentu saja dahinya langsung bergerenyit melihat pemuda yang ‘naksir’ Lula juga ikut dalam rombongan pemuda, jadi pemimpinya pula.Padahal kemarin dia sempat salut dengan pemuda ini, tapi kini langsung pupus, apalagi gaya si pemuda hari ini berubah jadi songong.“Hei kamu orang kota, berani sekali ke sini tanpa lapor dengan kami, penguasa kampung ini,” bentak pemuda ini, sekaligus mengeluarkan sifat aslinya.Lula yang ada di dalam mobil Brandi pun sampai heran, kenapa pria yang naksir dengannya jadi begini sok jagoan.Padahal saat pedekati dengannya, pemuda yang bernama Billy ini sopan sekali dengannya, ternyata Lula kecele.“Oh begitu ya, jadi harus lapor dulu? Nah, aku terlanjur masuk ke kampung di sini, artinya aku hari ini sekalian saja lapor!” sahut B
“Aneh banget si Lula, masa uang pemberianku tak di pakai untuk membantu orang tuanya sendiri?” batin Brandi bingung sendiri dengan sikap Lula ini.Begitu ada kesempatan, Brandi yang penasaran pun ajak Lula bicara berduaan di teras depan. Bibi Mira dan dua adik kemenakannya masih di dalam rumah.“Lula….kenapa kamu tidak ambil uang pemberianku, malah…adikmu berhutang di sebuah warung, untuk beli lauk makan malam kita?” tanya Brandi penasaran.Lula terdiam sesaat, seakan mencari jawaban yang pas!“Bang…jangan marah yaa…jujur aku tak enak pakai uang pemberian Abang itu, terlalu besar dan…bikin aku seolah di beli saja!” sahut Lula.Brandi langsung kaget, tak menyangka Lula akan segitunya berpikir, lama-lama Brandi tersenyum dan tertawa kecil.“Kenapa sampai ada pikiran aku akan beli kamu?” tanya Brandi lagi.“Sekaya-kayanya seseorang, tak masuk akal Bang beri duit segitu besarnya, 30 miliar bukan angka main-main. Pasti ada ada udang di balik batu!” cetus Lula serius, hingga bikin Brandi mak
“Kenapa aku jadi cemen begini, selama janur kuning belum melengkung, artinya masih ada kesempatan,” gumam Brandi.Lalu dengan semangat yang tiba-tiba muncul, Brandi lanjutkan perjalanan menuju ke rumah Lula Safitri, hampir saja dia tadi akan balik lagi ke Jakarta.Baru saja sampai di sebuah tikungan yang menuju rumah Lula, pria muda yang bonceng Lula terlihat sudah pulang dan sempat berselisihan dengan mobil SUV mewah Brandi.Pria ini malah mengangguk hormat saat Brandi sengaja buka kaca mobilnya.“Pemuda yang baik dan sopan, juga lumayan ganteng!” batin Brandi memuji ‘cowok’ yang diyakininya sedang pedekati dengan Lula.Lula yang masih di halaman rumahnya tentu saja heran melihat mobil Brandi dan kini turun dari kendaraan ini.“Abang…tumben ke sini?” tanya Lula sambil sambut Abang angkatnya.“Aku hanya khawatir kalau-kalau kondisi ibu kamu makin memburuk, bagaimana sekarang kesehatannya?” Brandi sengaja berbasa-basi, sekaligus bikin alasan yang masuk akal.“Alhamdulillah makin baik Ba
“Abang Topan, kok diam sihh, eh Abang mau kemana, jangan tinggalin Greta Bang, papa dan mamii sudah mati, kenapa Abang malah ikutan pergiiiii, Greta takut Bangg, Greta kini sendiri, Abang Brandi juga tak peduli dengan Greta…Abangggg!”Tiba-tiba Greta menangis sesengukan, Brandi berbalik dan tak jadi pergi, dia lalu mendekat Greta lagi dan memeluknya erat.Matanya berkaca-kaca, Brandi sekaligus ingat ucapannya pada Greta dulu, saat masih di rumah sakit, setelah sakau di rumah orang tuanya.Dia kala itu janji akan menjaga Greta bak adik sendiri dan janji itu pun pernah dia ucapkan pada Mr M dahulu.Brandi lupa dengan janjinya ke gadis cantik yang malang dan salah didik sejaak kecil ini.Kini semuanya harus dia bayar mahal, Greta jadi gila begini dan istri tercintanya jadi korban, termasuk bayinya dengan Fanny."Ya Tuhann...ini semua salahku, andai dulu Greta ku jaga dengan baik, belum tentu Fanny dan bayi kami jadi korban, Greta hanya butuh perhatian," batin Brandi, sambil kejapkan mata
Brandi malah duduk termangu di sisi ranjang. “Benar kata Lula, aku tak boleh memanfaatkannya…!” batin Brandi sambil mengeluh, sulitnya lepaskan bayangan Fanny dari hati dan otaknya.Tapi sampai kapan dia dan Lula mampu bertahan, sedangkan Lula pernah berujar, hanya akan persembahkan tubuhnya pada suami, bukan pacar apalagi yang tak ada hati!Brandi hari ini berniat langsung ke Mabes Polri, dia ingin tahu bagaimana hasil penyelidikan pihak kepolisian terhadap dua orang yang tewas di mobil yang terbakar hebat tersebut di jalan tol.Tapi dia terpaksa menunda ke sana, saat ke Mabes lagi, banyak pekerjaan yang tak bisa di tunda. Di saat yang sama Lula menelpon ingin pulang kampung, karena ibunya sakit.Kali ini Lula tak perlu lagi memikirkan soal uang, Brandi secara royal langsung transfer hingga 30 miliaran buat Lula. Brandi juga berikan satu mobil mewah buat Lula pulkam ke Sukabumi.“Hmm…kalau gini caranya, aku pensiun dari model pun aman sampai ke anak cucu,” canda Lula sambil memeluk
Candaan Lula tak di tanggapi Brandi, hatinya belum terbuka untuk buka hati buat yang baru, dia beda dengan adiknya Aldot Hasim Zailani, yang cepat move on."Kalau putus, ya cari lagi yang baru Bang, buat apa pusing," itulah jawaban Aldot yang bikin Brandi hanya bisa hela nafas, walaupun dia memang nakal, tapi tak seperti adiknya ini.Brandi malah makin sayang dengan Lula, yang sudah dianggapnya adik sendiri, dia senyum saja dan membiarkan Lula makan sampai kenyang, hingga bersendewa saking kenyangnya.“Bang, kira-kira siapa mereka itu? Apakah ada kaitanya dengan pembunuh mendiang istri Abang?” tanya Lula, sambil ngelap mulutnya.“Ntahlah Lula, kita lihat saja nanti, adikku sedang menyelidikinya!” sahut Brandi sambil menatap gelas minumannya.“Yuks ku antar kamu pulang, ini sudah sore, mana macet lagi, besok saja kita cari rumah buat kamu!” ajak Brandi lagi, Lula mengangguk.Begitu sampai di kos milik Lula, Brandi kaget juga, kos milik Lula ‘sederhana’ saja. Sebagai serang super model