BERSAMBUNG
Brandi sampai bangkit dari tempatnya duduk dan melihat kaca jendela yang pecah di bagian atas dan bawah.Pecahan kaca ini lumayan besar dan kedua-duanya pecah, bagian atas dan bawah.Dia melihat jendela ini paling dekat dengan jalan, Brandi hitung paling jauh 15 meteran dari jalan raya, yang tak begitu ramai, karena tempat ini memang masuk wilayah pinggiran dan berada di pedesaan. Apalagi rumah Beyonce pagarnya rendah, sehingga mudah orang-orang untuk melempar batu atau kayu ke jendela ini dari jalan tersebut.“Hmm…agaknya aku akan bertahan di sini dulu, untuk menolong Beyonce dan Laura,” batin Brandi.“Beyonce, di sini apakah ada toko pakaian yang dekat?” tanya Brandi. Hingga Beyonce aneh sendiri, kenapa Brandi malah alihkan topik?“Ada tuan, paling 10 menitan dari sini naik mobil,” kata wanita ini dengan alis berkerut.‘Aku pinjam mobil kamu yaa, oh ya kamu panggil tukang untuk perbaiki jendela itu, sekalian minta tinggikan pagar depan itu, agar rumah kamu tak mudah di teror orang!
Dua orang centeng Tuan Matt langsung maju seakan ingin menantang Brandi. Pemuda ini sama sekali tak takut, dia malah melirik ke Beyonce seakan minta wanita ini mundur dulu saat ini.Beyonce paham dan diapun mundur hinga 3 meteran dari sisi Brandi.Tuan Matt beri kode agar kedua centeng ini segera hajar Brandi, tapi alih-alih menghajar, secara kilat Brandi langsung duluan jotos kedua orang ini hingga jatuh terjengkang.Brandi sengaja lakukan itu, karena kesal dengar cerita Beyonce, kalau jendelanya ini sudah 7X pecah kacanya, yang dilakukan orang-orangnya tuan Matt ini.Aughhh, bangsat, seru kedua orang ini, tak menyangka mereka duluan yang di serang.Jotosan keras secara tiba-tiba ini membuat kedua orang tersebut kini merangkak bangun, sambil keluarkan sumpah serapah. Brandi tenang-tenang saja, dia bahkan mendekati tuan Matt.Krah baju pria agak tambun ini di angkat Brandi, nyalinya tentu saja sudah turun melihat aksi pemuda tinggi besar kokoh ini.“Ini peringatan pertama dan terakhir
Brandi….tanpa ragu langsung raih bibir Beyonce, wanita ini tersenyum dan membalas lumatan Brandi.Brandi sudah sangat berpengalaman dengan wanita, berani ajak ngamar bersama, apa sih lagi yang di cari kalau bukan main ‘kuda-kudaan’? pikirnya mesum sendiri.Beyonce pun tak ragu menyodorkan kedua gunung kembarnya, karena dia tahu sejak awal Brandi suka curi pandang ke sini selain ke punggung gedenya sejak awal mereka bertemu.Brandi kaget, saat Beyonce langsung menindih tubuhnya dengan gaya…69, Beyonce agaknya tipikal wanita dominan dan punya nafsu besar, walaupun kesehariannya justru bersikap kalem dan elegan.Dengan lahap setelah berseru woww…dia pun mulai sepuas hati melumat es krim berurat kokoh ini. Beyonce seolah baru dapat mainan yang lama dia idam-idamkan.Brandi kaget juga, saat hutan berumput tebal kini tersaji di depan hidungnyaTapi itu hanya sesaat, dengan gaya bangornya yang sudah terasah dengan sangat baik, Brandi tak ragu melumat sepuasnya ‘apem’ montok ini agak gelap in
Hari ke 7…!Brandi mendapat telpon dari Mr G alias Kolonel Gordon Albraigth, yang minta dia untuk menemui salah satu anak buahnya di sebuah kafe yang tak jauh dari TKP sebelumnya di Pelabuhan Dover.Brandi mengecup bibir Beyonce dan bilang hari ini pamit, karena harus kembali ke tugas.“Kalau sudah selesai, ke sini lagi ya sayang,” bisik Beyonce sambil balas melumat bibir Brandi, walaupun badannya capek, tapi Beyonce ngaku, baru kali ini sangat menikmati bercinta dengan pria, yang selalu dia katakan mereka satu frekuensi.Brandi pun mengangguk. "Pasti donk...kamu wanita yang menggairahkan," gombal Brandi. Sehingga Beyonce tertawa dan sambil mencubit belalai Brandi.Ia pun kini kembali kenakan jas dan celana katonnya, yang sebelumnya sudah di cuci ART Beyonce juga di setrika."Ganteng banget kamu honey, benar-benar jadi agen komplet, hebat bertarung lawan musuh dan wanita," gantian Beyonce tak sungkan puji Brandi, yang di puji, senyam senyum saja.Senjatanya yang sebelumnya di simpan di
Brandi benar-benar tidak mengunjungi Alice, dia disibukan dengan persiapan-persiapan dengan Tony.Terkait info kelompok teroris yang berencana lakukan pembajakan pesawat komersil dari London ke Dubai, yang masih ada hubungan dengan kelompok gangster Marko.Walaupun ia sempat menelpon wanita cantik ini, tapi hanya bilang belum bisa ke apartemennya saat ini.Jawaban Alice biasa-biasa saja, sehingga makin kuat tekad Brandi, belum saatnya ia berkunjung ke apartemen wanita ini. Namun di saat sibuk persiapkan diri, 1 minggu sebelum rencana aksi itu, Brandi dapat telpon dari Zafera di Dubai. “Brandi, ayahku baru saja tewas di bunuh orang?” kata Zafera, hingga Brandi kaget bukan main.“Di bunuh…apakah sudah ada jejak pelakunya Zafera?” tanya Brandi terkejut dengan informasi ini.Apalagi seingatnya Tuan Amir Thamrin punya banyak pengawal, yang selalu menemaninya kemanapun sang taipan yang juga kerabat kerajaan ini jalan.“Kami curiga, Safana dan kekasihnya terlibat pembunuhan itu, tapi kedua
Namun baru saja akan bergerak, Brandi langsung terdiam, saat sebuah senjata menodong ke kepalanya.“Mau apa kamu merangkak, cepat bangun bangsat,” kata orang ini, saat Brandi melirik, ternyata inilah orang yang tadi keluar dari toilet, sebelum dia masuk setelah orang ini keluar.Bukkk….aughhh! seru Brandi kaget, sekaligus meringis juga.Sebuah sepakan mendarat ke tubuhnya, hingga Brandi terjengkang dan jatuh menimpa penumpang lain.Saat itulah makin keras guncangan pesawat ini, penumpang pesawat makin geger dan keluarlah pengumuman dari para teroris yang minta agar penumpang yang bisa kendalikan pesawat, untuk segera ke ruang kokpit.Saat si pembajak ini ingin menembaknya, Brandi langsung berkata dia bisa kemudikan pesawat jumbo jet ini.Si pembajak ini langsung menahan senjatanya. “Bagus, cepat kamu ke kokpit, kalau bohong, ku tembak kepalamu,” bentak si pembajak ini.Para penumpang mulai panik dan masing-masing berdoa dengan keyakinan masing-masing.Brandi sengaja tak mengamuk, sebab
Si pembajak ini tak punya pilihan lain, apalagi dia tak punya ke ahlian apapun soal pesawat jumbo jet ini.Sambil menatap tajam wajah Brandi, dia pun menurunkan senjatanya dari kepala Brandi, yang masih kenakan headphone khusus ini.Kepala si kepala bajak ini makin nyiut-nyiut dan makin tambah pusing, saat pesawat besar ini makin lama makin turbulensi parah.Karena masih masuk awan yang tebal dan pandangan kiri kanan pun hitam pekat, seolah sedang malam saja.Brandi makin berani saja sengaja tidak mau memindahkan pesawat ini dari awan tebal ini. Diam-diam dia tertawa dalam hati melihat kondisi si kepala bajak yang makin pusing tersebut."Mampus kalian," batin Brandi puas, untungnya si co pilot juga paham apa yang dilakukan Brandi, sehingga Brandi tak perlu lagi beri petunjuk atau isyarat, yang bisa dicurigai sang kepala bajak ini.Padahal kalau ia mau, tinggal di naikan saja pesawat ini, maka akan terbebas dari awan tebal tersebut, dan juga akan terbebas dari turbulensi luar biasa ini.
Brandi kini cek lewat layar digital di mana bandara terdekat, untuk daratkan pesawat jumbo jet ini, ia juga minta Scott si Co Pilot, untuk mengontak bandara terdekat dan minta izin mendarat darurat.Namun semuanya tiba-tiba berubah total, di awali dengan bunyi tembakan di kursi VIP, lalu pintu kemudi pesawat terbuka dan Brandi serta Scott kaget bukan main, saat muncul seorang laki-laki berkumis tebal menodongkan pistol ke arah keduanya.“Kamu harus daratkan pesawat ini ke Tel Aviv, lakukan segera atau pistolku ini akan tembak kalian berdua dan kita semua mampus!” bentak pria tak di kenal ini.“Bangsat, ternyata masih ada teroris sisanya,” batin Brandi dan mau tak mau rubah lagi haluan menuju ke Israel, padahal awalnya akan mendarat di Yordania dan terpaksa kini menaikan lagi pesawat ini, padahal bahan bakar mulai tipis.Hatinya mulai tak tenang, jangan-jangan yang tertembak tadi Tony…? Pria ini agaknya lebih pintar dari rekan-rekannya yang tewas tadi, dia menatap layar digital ini da
“Iya udah gapapa…eh boleh nggak aku sementara sembunyi di sini?”“Bo-boleh kok tuan…tapi aku nggak di perkaosss ehh…tidak di apa-apain kan?”Hagu kembali tersenyum lebih lebar, lalu bak gaya seorang Cassanova, dia bangkit dan menowel pelan dagu Ayu.“Bodoh banget ganggu wanita se cantik Ayu,” bisik Hagu, sampai dengus nafasnya menerpa wajah Ayu, si gundik cantik ini kontan lagi-lagi malu-malu meong.Tak bisa di pungkiri, pesona Hagu di mataya jauh di atas Aguan yang berperut aga gendut itu.Mana tubuh Hagu wangi pula, belum lagi bentuk bodynya yang kokoh dan tinggi besar, Ayu pun sudah membayangkan bagaimana bentuk isi di dalam celana d pria tampan ini.“Ihh tuan bisa ajahhh…jadi deg-degaan atuhhh!” bisik Ayu lagi, mulai termakan kegenitan Hagu.“Kalau Ayu mau tidur silahkan, aku bentar lagi keluar kok, nunggu hujan reda!” kata Hagu lagi bikin alasan.“Aihh kenapa buru-buru, ngadem ajah di sini, ntar pas keluar, ketahuan sama penjaga si Aguan, bahaya! Mending tengah malam atau pagi-p
Sampai 4 malam Hagu memantau rumah Aguan yang terlihat di jaga ketat 5 centengnya yang beda dengan centeng terdahulu di rumah mewahnya tersebut.Tak terlihat lagi 3 centengnya yang lama, inilah yang membuat Hagu tak mau buru-buru menyatroni rumah si rentiner ini.Malam ke 5, Hagu berencana akan masuk secara diam-diam ke rumah Aguan. Sore sebelumnya dia sudah melihat ada mobil Aguan yang datang. Artinya orang yang dia pantau saat ini ada di rumah.Sofia juga sudah cerita, Aguan punya beberapa rumah, bukan hanya di Pelabuhan Ratu, di Bandung dan Jakarta juga punya.Hujan turun sejak sore dan makin lebat setelah malam, namun tidak surutkan langkah Hagu malam ini bergerak.Nasib baik berpihak ke Hagu, para penjaga Aguan terlihat asyik bersantai ria sambil minum miras.Hagu kini sudah melompati pagar samping di bagian kiri dari depan, kini dia berindap-indap sambil memperbaiki topinya, agar wajahnya tak kena air, jaket kulitnya juga anti air, sehingga Hagu tak khawatir basah.Tanpa kesulit
Hagu makin lupa diri saja, apalagi kini Sofia makin rajin rawat perabotannya. Sofia ternyata pernah kerja di salon kecantikan khusus wanita, sehingga tahu cara merawat perabotannya tetap menggigit dan wangi, walaupun ular Hagu siang malam mengaduk-ngaduk pelepasannya.Tak terasa…mereka 1 bulan berada di hotel ini. Hagu pun cuek saja, saat tagihan kamarnya sudah lebih 100 jutaan, karena tarif kamarnya 3 jutaan perhari.Belum lagi makanan yang mereka pesan, keduanya ogah keluar kamar, maunya bersama terus.Namun, indahnya bulan madu ini terhenti, saat Mang Kulik menelpon ke Sofia dan bilang rumah dan tokonya sudah beres semua, tinggal taman belakang yang masih dikerjakan.“Kita lanjut di rumah saja, sayang duit di buang-buang kalau kelamaan di hotel, cari uang itu susah loh, aku sejak lahir, baru kali ini menikmati jadi orang kaya…!” bisik Sofia, Hagu pun mengangguk.Mudah di duga, di rumah ini pun mereka makin liar saja bercinta di manapun mau, Sofia yang makin bahagia dari hari ke har
“Sementara biarlah kita di sini dulu, di samping untuk keamanan, juga biar rumah kamu cepat kelarnya. Aku juga akan selidiki si Aguan, aku yakin penembak diriku ada hubungannya dengan si rentiner itu,” sela Hagu lagi dan Sofia yang khawatir pun mengangguk.Saat bicara begitu Hagu baru nyadar, wajah Sofia yang kini di make up tipis makin jelita saja, telinganya juga sudah ada anting-anting, juga leher dan lengannya ada emas.Apalagi saat ini Sofia kenakan jeans dipadu dengan blouse, kecantikannya makin terpancar saja, dengan rambut panjangnya yang melewati bahu dibiarkan tergerai.“Kamu…cantik sekali Sofia?” ceplos Hagu spontan, hingga wajah khawatir Sofia langsung merah dadu.“Ehemm…udah kepingin lagi yaa…tapi…lengan dan bahu kamu gimana?” bisik Sofia sambil mendekati Hagu dan Sofia tak ragu memeluk tubuh kokoh pemuda ini.Setelah saling melumat, aktivitas asyik ini terpaksa di hentikan, Hagu merasa tak leluasa, apalagi lengan dan bahunya masih terasa nyiut-nyiut.“Sabar yahh…tunggu b
Ketika sadar 1 jam kemudian usai operasi singkat, dua wajah inilah yang terlihat Hagu di sisi ranjangnya. Sehingga pemuda ini makin kagum saja sekaligus tak menyangka Brandi dan Lydia masih menemaninya di rumah sakit ini.“Kalian…kenapa belum pulang, nanti ortu kalian nyari?” kata Hagu sambil menatap kedua kakak adik yang memang terlihat orkay ini, namun tidak sombong, pemberani dan tak kenal takut.“Sengaja Bang, kami kasian sama Abang, kan nggak ada yang menemani, namaku Lydia Bang…wajah Abang kok mirip wajah kakek buyut saat muda sihh?” ceplos Lydia spontan hingga bikin Hagu terkejut.“Kakek buyut? Siapa kakek buyut kalian Lydia?” tanya Hagu bengong sendiri.“Kakek buyut kami namanya Brandi Hasim Zailani Bang, sama dengan namaku, nama aku ini di kasih beliau ketika lahir,” sela Brandi tertawa kecil.“Astagaa…jadi kalian ini anaknya Om Ryan, sepupunya Abang Balanara?” tanpa sengaja Hagu sebutkan nama ortu dan sepupu keduanya.“Lohh…Abang kenal dengan papa kami, juga si bulay Bang
Cittt…!Baru juga 10 menitan keluar dari showroom, hampir saja Hagu menabrak sebuah mobil yang nyelonong tiba-tiba.Hagu sampai mengelus dada, andai tak spontan injak rem, bisa jadi moncong mobilnya akan menabrak sebuah mobil sport yang identik dengan kemewahan.Hagu keluar dari mobilnya dan mendekati mobil sport mewah ini, dia bermaksud akan menegur sopir mobil ini, yang nyelonong begitu saja.Namun Hagu tertegun, saat melihat dua orang sedang asyik berdebat, itu terlihat sebab mobil sport mewah ini gunakan atap terbuka.Sesaat Hagu terdiam dan menonton saja ulah dua orang di dalam mobil mewah iniDi belakang setiran seorang remaja yang usianya paling banter 13 tahunan di sampingnya seorang gadis yang cantik jelita yang usianya juga masih muda antara 14-15 tahunan“Tu kan apa kaka bilang, kamu sih bandel banget, kedua mami kan sudah ngelarang kamu bawa mobil ke jalan raya, hampir saja nabrak si Abang itu!” sungut si cantik ini.“Kaka Lydia sih ngagetin,” si adiknya tak mau kalah.Tok
Si Mamang ini makin lebar senyumnya saat melihat jalan Sofia dikit berubah, kayak ada sesuatu yang mengganjal di antara pahanya.“Lagi bulan madu agaknya, tancap gas terusss. Maklum masih penganten baru. Bakalan punya adik anak si Sofia itu. Sofia janda cantik dan bahenol, antre pria yang mau jadiin bini, hi-hi..!” batin Mang Kulik sambil menerima depe dari Sofia, lalu menelpon toko bangunan, agar mengantar material.Mang Kulik aslinya masih kerabat jauh Sofia dari jalur ayahnya, suka bercanda dan pastinya malah suka Sofia kini punya ‘suami’.“Mending dia punya suami, daripada janda, kasian sekali dia banyak yang nge-goda,” batin Mang Kulik lagi seolah lega.Pagi itu Mang Kulik serta 3 anak buahnya langsung kerja, target 3 Minggu selesai, estimasi paling lama 1,5 bulan.Hagu pun hari ini manfaatkan waktu untuk jalan-jalan di Cicangi, sekaligus hilangkan nafsunya yang tak tuntas tadi pagi dengan Sofia. Entah kenapa dia seolah punya ikatan batin dengan tempat ini.Sebelumnya, keduanya k
“Ihh…!” Sofia baru nyadar dan pelan-pelan menutupi dadanya dengan jarinya.“Nggak usah di tutup, wajarkan namanya netek bayi!”Tapi suara Hagu agak bergetar, diam-diam pemandangan indah ini mulai mengusik alam bawah nafsunya. “Malu mas,” bisik Sofia dengan sikap salting, tapi makin membuat saliva Hagu naik tak beraturan.Hagu yang malah pelan-pelan menarik tangan Sofia, anehnya Sofia diam saja, Hagu lalu mendekatkan wajahnya dan kagetlah Sofia, saat bibirnya di lumat Hagu.Dari kaget Sofia malah hanyut dan tak ragu membalas ciuman Hagu dengan membelit lidah pria tampan ini.Tanpa sadar suara Sofia berubah jadi lenguhan lembut.“Mas…tunggu!” Sofia menarik wajahnya dia lalu menggeser tubuh bayinya yang kembali nyenyak dan memindahkannya ke sisi kanannya.Kini tidak ada lagi penghalang di antara keduanya. Hagu tersenyum, Sofia ternyata sudah mulai ‘kerjasama’.Kini keduanya tak ragu lanjutkan saling melumat dan Sofia makin melenguh semakin nyaring, saat dadanya yang masih mengeluarkan A
Sofia heran melihat Hagu yang pulang naik taksi sambil bawa dua karung besar, yang dia tak tahu apa isinya dan di letakan begitu saja di kamar.Hagu diam saja melihat keheranan Sofia, dia malah membaca sertifikat milik Sofia itu. Kaget juga Hagu, di sertifikat itu tertulis nama…Radin Hasim Zailani, nama ini persis sama dengan nama kakeknya Balanara.“Jangan-jangan Radin yang di maksdu kakeknya Abang Nara ini?” batin Hagu masih terheran-heran.“Astagaa…iya tak salah lagi, Sofia kan cerita, mantan kekasih neneknya bernama Radin? Pasti Radin Hasim Zailani!”Kembali Hagu membatin lalu senyum sendiri. “Gimana Mas, loh kok senyum-senyum sendiri,” Sofia kini duduk di depan Hagu.“Semua sudah beres Sofia, ini sertifikat rumah kamu!”Hagu serahkan sertifikat ini juga kwitansi tanda lunas, yang di terima Sofia dengan wajah ceria, sambil ceritakan mulai besok tukang bangunan akan mulai rehab rumahnya ini.“Mereka minta upahnya 35 juta bang, di luar material, jadi bagaimana?”“Oke kan saja,” sahu