BERSAMBUNG
Kurang 5 menitan dari waktu yang di janjikan, Brandi muncul di gym milik Tom. Musuh Brandi ini tersenyum kecil melihat Brandi benar-benar punya nyali besar, muncul pun sendirian, sama sekali tak bawa teman.Karena Brandi memang tak memiliki satupun sahabat di London ini.Sedangkan anak buah Tom saat ini pada ngumpul, ada 30 an orang yang terlihat mendampingi si bos mafia ini.“Hebat, kamu benar-benar jagoan Brandi, mari kita ke dalam di sana ada ruang octagon. Jangan takut Brandi, aku tak bakal keroyok kamu gunakan anak buahku ini, mereka ini adalah calon penonton, kita bertarung fair!” cetus Tom dan Brandi pun mengangguk.Tom kini lepas pakaiannya, dia benar-benar mirip seorang atlet tarung bebas. Bahkan dia juga kenakan sarung tangan khusus, hanya kenakan celana pendek."Ambil ini pasang di mulut, ini pelindung rahang, juga pakai sarung tangan ini, hei kamu bantu Brandi memasangnya," perintah Tom pada dua orang anak buahnya dan mereka langsung mendekati Brandi.Brandi agak bingung ju
Tapi Brandi pun bukannya tak menderita, ia juga tak luput dari pukulan-pukulan Tom yang sangat keras. Wajah Brandi makin bengap. Tapi itu semua tak ia hiraukan, kalau saat biasa mungkin rasanya nyiut-nyiut juga.Brandi benar-benar bertarung bak mau mati saja. Tekadnya hanya satu, yakni menang apapun caranya terhadap Tom ini.Tapi hebatnya, wasit yang di pilih Tom ternyata profesional, sehingga dia beri peringatan buat keduanya, untuk tidak boleh menyerang alat vital atau belakang kepala dan juga punggung.Seperti sudah ku duga, ronde kedua ini berlangsung lebih ganas dan brutal dari ronde pertama tadi.Kini Tom yang sangat berpengalaman ini main pintar, dia terus mundur-mundur dan sesekali lakukan tendangan keras.Sembari terus memukul dan kadang menyambar kaki Brandi untuk mengajak gulat.Tom yang memang memiliki kelebihan kalau sudah gulat, dia punya tekhnik kuncian yang mematikan. Ingin kembali banting Brandi, tapi Brandi berlaku cerdik kali ini. Anak buah Tom yang menyaksikan pert
“Kamu mau balik ke hotel? Kenapa nggak di sini saja sampai sembuh?” tanya Tom kaget, saat Brandi dengan wajah masih babak belur izin pamit.“Tak apa, aku bisa istirahat di hotel, kelak kalau sudah sembuh aku ke sini lagi. Kita bicarakan soal musuh-musuh kamu itu Tom!” janji Brandi.Tom pun lega, kini dia bakal punya partner yang tak kalah dari James dan anak buahnya dulu.Ia memang sempat ketiduran dan saat ini sudah pukul 9 malam, artinya hampir 4 jam dia ketiduran.Pengaruh obat membuat Brandi nyenyak sekali tidur di klinik ini, yang sebenarnya lebih mirip kamar hotel ini. Apalagi Tom sudah pesani anak buahnya, agar Brandi dan dirinya jangan di ganggu.“I am sorry brother, jangan lupa minum ramuan dari Tiongkok ini, paling lama 3 hari semua bengkak-bengkak akan sembuh. Sayangnya si Alice masih patah hati gara-gara James, kalau nggak aku suruh di temani kamu di hotel…!” sahut Tom senyum kecil, seakan mulai beri lampu buat BrandiTom lalu minta anak buahnya antar Brandi sampai ke parki
Jil pun kini lepas jaket dan celana panjangnya dan kini hanya kenakan kaos dan celana pendek, sehingg bukit kembarnya yang lumayan besar bikin pusing kepala Brandi.“Kemana matanya, sakit-sakit kok ganjen saja!” seloroh Jil, seakan paham kemana arah mata nakal Brandi yang menelusuri tubuh semoknya yang bikin semua lelaki pasti leleran melihatnya. “Gede banget…eh maksudnya, bengkak wajahku masih gede ya?” Brandi sampai salting sendiri, sehingga Jil tertawa lepas, sambil nyalakan rokoknya.“Nggak kok udah kempes, yang gede tuh di sela-sela paha kamu,” cetus Jil sambil menunjuk celana boxer Brandi, hingga pemuda ini ikutan tertawa.Candaan mereka kini mulai masuk wilayah abu-abu dan bikin sesuatu yang tak di undang mulai bereaksi. Brandi...tentu saja mulai tak karuan di buat Jil.“Udah ahh, jangan menyerempet, aku masih sakit. Tunggu aku sembuh saja,” cetus Brandi lagi, hingga Jil makin tergelak.Jil malah dengan nakalnya membelai celana boxer Brandi dan plop….membukanya. “Wow…sakit-saki
Jil ternyata bak botol ketemu tutup, sama kelakuan dengan Brandi, tiada hari tanpa bercinta di hotel mewah ini.Sehingga selama seminggu bersama, kesembuhan luka lebam dan bengap di wajah dan tubuh Brandi makin cepat, sebab dapat service siang dan malam dari Jil Gadot.“Makasih sayang, udah mau nemani aku di sini, cairan kamu bikin bengkak di tubuhku cepat sembuh?” seloroh Brandi, lalu kecup bibir Jil sambil kembali membelai gunung ‘gede’ yang tiada bosannya Brandi daki siang dan malam.“Hmm…liat deh, rahim aku kayak udah punya baby hingga 3 orang saja kamu hajar siang malam,” seloroh Jil sambil tertawa, sambil sodorkan 'apem' montok ini ke wajah Brandi, hingga pemuda bangor gelagapan dan langsung main sosor, Jil sampai terpekik...keenakan!“Tapi…kamu suka khann….?” Tanya Brandi pura-ura o’on saja.“Bukan suka lagi, doyan tauuu..!” keduanya tertawa berderai dan seperti sudah bisa di duga, selanjutnya kamar hotel bertarif 6 jutaan satu malam ini kembali jadi saksi bisu.Melihat kedua an
Namun baru saja duduk di sebuah bangku di ruangan pub ini, Brandi kaget saat datang dua orang dan punggung berada ada sesuatu yang menonjol.Brandi paham, dia kini di todong pistol…!“Berdiri dan jalan, jangan bergerak macam-macam, atau senjata ini melubangi punggungmu,” terdengar suara di belakangnya, mengancamnya.Brandi terpaksa bangkit dan mengikuti kemauan dua orang ini, dia di bawa keluar dan kemudian di paksa jalan menuju ke arah parkiran yang sepi, agaknya di sinilah Brandi akan di eksekusi.Pistolnya yang ada di dadanya, langsung mereka ambil dengan paksa, bahkan salah seorang menampar wajahnya, hingga emosi Brandi sesaat naik.Tapi dia bersabar dulu, karena posisinya saat sedang terpojok.Bukk…sebuah tendangan membuat Brandi terjengkang ke tanah berpasir. “Nyali kamu besar juga ternyata, setelah melumpuhkan rekan kami, kini berani nongol di sini, dengus bule ini sambil todongkan pistolnya.Ini sekaligus bongkar, kalau komplotan inilah yang sebelumnya incar dia saat keluar dar
“D-dia ada di tempat itu,” kata orang ini sambil tunjuk tempat di mana tadi Brandi masuk, lalu di bawa dua orang yang sudah dia tewaskan tadi ke luar, hingga keduanya-lah yang jadi korban.Orang ini benar-benar sudah hilang nyalinya, dia tanpa ragu sebutkan di ruangan mana bos besar mereka berada.“Satu pertanyaan lagi, siapa orang yang naik motor dan menembak aku, saat mobil yang mengejar aku terbalik di jalan bebas hambatan beberapa hari yang lalu?” desak Brandi lagi sambil menodongkan pistolnya.Dorrr…!Pistol Brandi menyalak lagi, rekan orang ini tewas tanpa sempat bidik Brandi, di tangannya ada pistol kaliber FN, yang hampir saja menyalak ke arah Brandi.Brandi memang sangat waspada, dia tak mau lagi ke colongan seperti dulu.Makin pucat pasi-lah orang ini, sudah 3 orang rekannya di tewaskan Brandi dengan berdarah dingin malam ini. “Orang itu pengawal bos besar dan dia ada di dalam sana bersama saat ini!” kata orang ini lagi, bahkan tak ragu sebutkan namanya.“Thanks, jawabanmu
Mobil terus melaju dan akhirnya berbelok menuju ke sebuah perkampungan, karena ini sudah di luar kota.Mobil ini akhirnya berhenti di sebuah rumah yang agaknya merangkap sebuah peternakan, sebab rumahnya ini berada di tengah-tengahnya .Begitu keluar dari mobilnya, si pemilik mobil yang ternyata seorang wanita ini langsung melongo, saat melihat Brandi melompat dari bak truknya.“Terima kasih tumpangannya,” ceplos Brandi sambil kibas-kibaskan jasnya yang kotor kena debu, hingga terlihatlah pistol di dadanya.“K-kamu siapa?” tanya orang ini mulai ketakutan, apalagi ini malam hari. Brandi tersenyum agar si wanita berambut jagung ini tidak makin takut.“Jangan khawatir, aku aparat, bukan orang jahat, namaku Brandi!” ceplos Brandi, sehingga terlihat kelegaan di wajah wanita ini, setidaknya dia tak berhadapan dengan orang jahat.“Beyonce…itu namaku!” sahut wanita ini cepat.Brandi langsung kaget dan tertawa kecil, nama wanita ini mirip dengan penyanyi yang kini sedang jadi isu internasional,
“Besok malam kita harus bergerak, aku tahu di mana mereka menyembunyikan para turis itu. Saat ini Al Tahyan sedang nego alot dengan minta tebusan 25 juta dolar per orang, untuk bebaskan ke 4 turis tersebut!” bisik Barbie lagi.Mendengar ini Ryan kaget bukan main, tak tanggung-tanggung ternyata kelompok Al Tahyan ini minta tebusan untuk membebaskan sandera tersebut.“Gila, mereka ternyata perampok dan penculik berkedok milisi pejuang,” dengus Ryan kaget.“Kamu pikir kehidupan mewah mereka di dapat darimana? Tentu saja dari hasil kejahatan dan juga jadi eksekutor alias bergerak sesuai order, mereka itu juga penyeludup senjata dan kokain yang bernilai luar biasa…!”Lagi-lagi si Barbie bongkar praktek kejahatan Al Tahyan Farisi Cs, yang semakin hari dikatakanya makin kuat serta lengkap persenjataan anak buahnya.“Mereka punya pesawat tempur dan juga tank!” ceplos si Barbie lagi. Ryan sampai tak bisa berkata-kata lagi, aandia dia tak bertemu si Barbie ini, mungkin saja dia akan mati kony
“Jadi…kamu ini..?” Ryan yang masih kaget kini menatap wajah jelita si Barbie.“Ya tuan Ryan, aku sudah tahu siapa kamu, juga alasan tuan bergabung dengan kelompok ini. Tapi apa mungkin tuan mampu bergerak sendiri, ku rasa sulit, pasukan Al Tahyan ini ribuan jumlahnya dan mereka sanga disiplin serta teroganisir dengan baik..!” cetus si Barbie blak-blakan.Ryan termenung sesaat, si barbie menunggu saja dan membiarkan anak muda di depannya ini mikir.“Betul yang kamu bilang Barbie, apa saran kamu saat ini?” tanya Ryan lagi.“Nanti aku akan ikut kamu untuk melawan Abu Jenaya, tapi kita harus berusaha bertemu pimpinan milisi itu.”Suara Barbie pelan dan Ryan tentu saja paham apa maksudnya, apalagi Ryan baru nyadar di ruangan ini ada CCTV.Kontan wajah Ryan memerah, artinya…kelakuannya bersama Zoona dan Iqaala di lihat jelas oleh Al Tahyan selama beberapa hari ini.Barbie lalu ajak Ryan bergeser ke teras belakang yang aman dari CCTV.Tapi Barbie pintar, dia lalu mencium bibir Ryan dan merek
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak m
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan mili
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” se
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik je
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tid
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan