BERSAMBUNG
“Aku sebenarnya rada tak nyaman lagi kerja di sana, semenjak kakak tiriku, James tewas kecelakaan mobil,” kata Jil buka obrolan dan serahkan minuman ke Brandi, lalu duduk di depan Brandi.Tanpa di duga Jil tak sungkan terbuka siapa dia sesungguhnya..!Tentu saja ini bikin Brandi terkejut, ternyata Jil Gadot ini adik tiri dari James, mantan kekasih Alice Chen.“Jadi kamu dan James yang tewas kecelakaan itu bersaudara?” Brandi sengaja kembali bertanya, untuk yakinkan hatinya.“Iya tuan Brandi, pastilah kamu tahu, karena sempat jadi headline di mana-mana. Aku dan James memiliki ibu yang sama, tapi ayah kami beda!” sahut Jil Gadot lagi apa adanya.“Kenapa kamu merasa tak aman lagi kerja di sana Jil?” pancing Brandi, sambil minum wine alkohol ringan yang Jil sodorkan.“Karena THM itu kini di bawah kendali Thomas Chen, dulu James dan kelompoknya sempat kuasai tempat itu. Tapi sejak setahunan yang lalu di kuasai kelompok si Tom tersebut, kondisi jadi tak begitu kondusif lagi,” kata Jil blak-b
Kurang 5 menitan dari waktu yang di janjikan, Brandi muncul di gym milik Tom. Musuh Brandi ini tersenyum kecil melihat Brandi benar-benar punya nyali besar, muncul pun sendirian, sama sekali tak bawa teman.Karena Brandi memang tak memiliki satupun sahabat di London ini.Sedangkan anak buah Tom saat ini pada ngumpul, ada 30 an orang yang terlihat mendampingi si bos mafia ini.“Hebat, kamu benar-benar jagoan Brandi, mari kita ke dalam di sana ada ruang octagon. Jangan takut Brandi, aku tak bakal keroyok kamu gunakan anak buahku ini, mereka ini adalah calon penonton, kita bertarung fair!” cetus Tom dan Brandi pun mengangguk.Tom kini lepas pakaiannya, dia benar-benar mirip seorang atlet tarung bebas. Bahkan dia juga kenakan sarung tangan khusus, hanya kenakan celana pendek."Ambil ini pasang di mulut, ini pelindung rahang, juga pakai sarung tangan ini, hei kamu bantu Brandi memasangnya," perintah Tom pada dua orang anak buahnya dan mereka langsung mendekati Brandi.Brandi agak bingung ju
Tapi Brandi pun bukannya tak menderita, ia juga tak luput dari pukulan-pukulan Tom yang sangat keras. Wajah Brandi makin bengap. Tapi itu semua tak ia hiraukan, kalau saat biasa mungkin rasanya nyiut-nyiut juga.Brandi benar-benar bertarung bak mau mati saja. Tekadnya hanya satu, yakni menang apapun caranya terhadap Tom ini.Tapi hebatnya, wasit yang di pilih Tom ternyata profesional, sehingga dia beri peringatan buat keduanya, untuk tidak boleh menyerang alat vital atau belakang kepala dan juga punggung.Seperti sudah ku duga, ronde kedua ini berlangsung lebih ganas dan brutal dari ronde pertama tadi.Kini Tom yang sangat berpengalaman ini main pintar, dia terus mundur-mundur dan sesekali lakukan tendangan keras.Sembari terus memukul dan kadang menyambar kaki Brandi untuk mengajak gulat.Tom yang memang memiliki kelebihan kalau sudah gulat, dia punya tekhnik kuncian yang mematikan. Ingin kembali banting Brandi, tapi Brandi berlaku cerdik kali ini. Anak buah Tom yang menyaksikan pert
“Kamu mau balik ke hotel? Kenapa nggak di sini saja sampai sembuh?” tanya Tom kaget, saat Brandi dengan wajah masih babak belur izin pamit.“Tak apa, aku bisa istirahat di hotel, kelak kalau sudah sembuh aku ke sini lagi. Kita bicarakan soal musuh-musuh kamu itu Tom!” janji Brandi.Tom pun lega, kini dia bakal punya partner yang tak kalah dari James dan anak buahnya dulu.Ia memang sempat ketiduran dan saat ini sudah pukul 9 malam, artinya hampir 4 jam dia ketiduran.Pengaruh obat membuat Brandi nyenyak sekali tidur di klinik ini, yang sebenarnya lebih mirip kamar hotel ini. Apalagi Tom sudah pesani anak buahnya, agar Brandi dan dirinya jangan di ganggu.“I am sorry brother, jangan lupa minum ramuan dari Tiongkok ini, paling lama 3 hari semua bengkak-bengkak akan sembuh. Sayangnya si Alice masih patah hati gara-gara James, kalau nggak aku suruh di temani kamu di hotel…!” sahut Tom senyum kecil, seakan mulai beri lampu buat BrandiTom lalu minta anak buahnya antar Brandi sampai ke parki
Jil pun kini lepas jaket dan celana panjangnya dan kini hanya kenakan kaos dan celana pendek, sehingg bukit kembarnya yang lumayan besar bikin pusing kepala Brandi.“Kemana matanya, sakit-sakit kok ganjen saja!” seloroh Jil, seakan paham kemana arah mata nakal Brandi yang menelusuri tubuh semoknya yang bikin semua lelaki pasti leleran melihatnya. “Gede banget…eh maksudnya, bengkak wajahku masih gede ya?” Brandi sampai salting sendiri, sehingga Jil tertawa lepas, sambil nyalakan rokoknya.“Nggak kok udah kempes, yang gede tuh di sela-sela paha kamu,” cetus Jil sambil menunjuk celana boxer Brandi, hingga pemuda ini ikutan tertawa.Candaan mereka kini mulai masuk wilayah abu-abu dan bikin sesuatu yang tak di undang mulai bereaksi. Brandi...tentu saja mulai tak karuan di buat Jil.“Udah ahh, jangan menyerempet, aku masih sakit. Tunggu aku sembuh saja,” cetus Brandi lagi, hingga Jil makin tergelak.Jil malah dengan nakalnya membelai celana boxer Brandi dan plop….membukanya. “Wow…sakit-saki
Jil ternyata bak botol ketemu tutup, sama kelakuan dengan Brandi, tiada hari tanpa bercinta di hotel mewah ini.Sehingga selama seminggu bersama, kesembuhan luka lebam dan bengap di wajah dan tubuh Brandi makin cepat, sebab dapat service siang dan malam dari Jil Gadot.“Makasih sayang, udah mau nemani aku di sini, cairan kamu bikin bengkak di tubuhku cepat sembuh?” seloroh Brandi, lalu kecup bibir Jil sambil kembali membelai gunung ‘gede’ yang tiada bosannya Brandi daki siang dan malam.“Hmm…liat deh, rahim aku kayak udah punya baby hingga 3 orang saja kamu hajar siang malam,” seloroh Jil sambil tertawa, sambil sodorkan 'apem' montok ini ke wajah Brandi, hingga pemuda bangor gelagapan dan langsung main sosor, Jil sampai terpekik...keenakan!“Tapi…kamu suka khann….?” Tanya Brandi pura-ura o’on saja.“Bukan suka lagi, doyan tauuu..!” keduanya tertawa berderai dan seperti sudah bisa di duga, selanjutnya kamar hotel bertarif 6 jutaan satu malam ini kembali jadi saksi bisu.Melihat kedua an
Namun baru saja duduk di sebuah bangku di ruangan pub ini, Brandi kaget saat datang dua orang dan punggung berada ada sesuatu yang menonjol.Brandi paham, dia kini di todong pistol…!“Berdiri dan jalan, jangan bergerak macam-macam, atau senjata ini melubangi punggungmu,” terdengar suara di belakangnya, mengancamnya.Brandi terpaksa bangkit dan mengikuti kemauan dua orang ini, dia di bawa keluar dan kemudian di paksa jalan menuju ke arah parkiran yang sepi, agaknya di sinilah Brandi akan di eksekusi.Pistolnya yang ada di dadanya, langsung mereka ambil dengan paksa, bahkan salah seorang menampar wajahnya, hingga emosi Brandi sesaat naik.Tapi dia bersabar dulu, karena posisinya saat sedang terpojok.Bukk…sebuah tendangan membuat Brandi terjengkang ke tanah berpasir. “Nyali kamu besar juga ternyata, setelah melumpuhkan rekan kami, kini berani nongol di sini, dengus bule ini sambil todongkan pistolnya.Ini sekaligus bongkar, kalau komplotan inilah yang sebelumnya incar dia saat keluar dar
“D-dia ada di tempat itu,” kata orang ini sambil tunjuk tempat di mana tadi Brandi masuk, lalu di bawa dua orang yang sudah dia tewaskan tadi ke luar, hingga keduanya-lah yang jadi korban.Orang ini benar-benar sudah hilang nyalinya, dia tanpa ragu sebutkan di ruangan mana bos besar mereka berada.“Satu pertanyaan lagi, siapa orang yang naik motor dan menembak aku, saat mobil yang mengejar aku terbalik di jalan bebas hambatan beberapa hari yang lalu?” desak Brandi lagi sambil menodongkan pistolnya.Dorrr…!Pistol Brandi menyalak lagi, rekan orang ini tewas tanpa sempat bidik Brandi, di tangannya ada pistol kaliber FN, yang hampir saja menyalak ke arah Brandi.Brandi memang sangat waspada, dia tak mau lagi ke colongan seperti dulu.Makin pucat pasi-lah orang ini, sudah 3 orang rekannya di tewaskan Brandi dengan berdarah dingin malam ini. “Orang itu pengawal bos besar dan dia ada di dalam sana bersama saat ini!” kata orang ini lagi, bahkan tak ragu sebutkan namanya.“Thanks, jawabanmu
Plakk…plakkk…plakk…!Walaupun tak terlalu keras, tapi pukulan di perut yang di lakukan Chulbuy dengan tongkat komando, membuat wajah para polisi obesitas ini merah padam, malu bukan main.Apalagi Mapoltabes ini terletak di sisi jalan raya yang padat, sehingga jadi pusat perhatian semua orang yang lalu lalang. Saat tiba di depan Aiptu Sulistyo dan kebetulan yang paling terakhir kena giliran, Chulbuy menatap wajah si polisi ini.“Hmm…perut kamu ini kebanyakan makan uang haram kan? Entah berapa miliar kamu kumpulkan dari uang-uang sogokan itu. Pangkat Aiptu bergaji jenderal kamu ini,” sindir Chulbuy dan plakk, sengaja agak keras menepuk perut si Aiptu ini, hingga wajahnya langsung meringis.Aiptu Sulistyo benar-benar di permalukan Chulbuy yang masih mangkel, karena dulu kena kadalin pria yang kini jadi anak buahnya.Chulbuy lalu berputar di barisan belakang dan dia kaget! Terlihat seorang polwan berpangkat Aipda yang belum terlalu tua, badan terlihat sangat kurus, pucat lagi, kayak ora
“Jadi Kapoltabes di Banjarbaru Om…?” Chulbuy agak kaget. “Iya Chul, besok kamu harus terbang ke sana, untuk sertijab dengan pejabat sebelumnya,” kata Komjen Joko, yang kini jabat Wakapolri.Saat Komjen Joko jelaskan ini dan itu, mata buaya Chubuy malah terfokus pada seorang polwan cantik berpangkat Bripda, yang jadi asisten sang Wakapolri ini.Komjen Joko mendehem, hingga Chulbuy gelagapan dan si polwan ini menahan tawanya.“Itu kemenakanku, sepupu misanmu sendiri, macam-macam ku ketuk palamu,” sungut Komjen Joko, yang tahu track record keponakannya ini.Chulbuy tertawa berderai dan dia pun tak sungkan menyapa sepupu misannya ini.“Hati-hati dengan si playboy ini Rika, mau shopping atau jalan kemanapun, bahkan mobil atau rumah enteng dia belikan. Tapi kamu nggak bakalan jadi nyonyahnya,” kata Komjen Joko peringatkan Bripda Rika, yang kembali tertawa berderai perlihatkan giginya yang putih rata.“Tenang Om, aku dah tahu sepak terjangnya,” sahut Bripda Rika terkekeh. Chulbuy, kembali k
Dahi Chulbuy berkerut, saat melihat seorang pria tampan berbaju militer mendatangi Kanika dan…memeluknya.Keduanya kini mendekatinya. “Komisaris Chul ini suamiku, Kolonel Pakor,” Kanika tak sungkan kenalkan suaminya, yang tingginya hampir sama dengan Chulbuy.Tak kalah tampannya di bandingkan Chulbuy.Kolonel Pakor dengan ramah menyalami Chulbuy, sehingga otomatis hasratnya padam seketika, tak ada minat lagi ajak Kanika aneh-aneh.Chulbuy ingat pesan paman Darlan di Batupecah, jangan sesekali gauli bini orang, atau ilmu kebalnya runtuh dan dia akan tewas mengenaskan.Setelah pasangan ini berlalu, Chulbuy menepuk jidatnya sambil tertawa sendiri. "Hampir saja, ruwah kajian ilmu kebalku, duehh nafsu-nafsuuu...!" gumam Chulbuy.Setelah beri laporan ke atasannya, Chulbuy hari itu juga terbang ke Bangkok.Tak ingin berlama-lama, walaupun Sawika sempat menelponnya apakah butuh kehangatannya lagi. Namun dengan alasan capek tawaran ‘enak’ ini di tolaknya, dia langsung carter private jet dan te
“Aku ikut!” kata Chulbuy saat Kanika bergegas keluar kafe ini untuk kembali ke markas sektor Pulau Kasino, di mana saat ini dilaporkan anak buah Kanika,Chino Hamuk kabur bersama anak buahnya, yang serbu markas polisi sektor itu.“Jangan bunyikan serine, siapa tahu komplotan itu masih berada di sana, juga agar tak bikin kaget warga di Pulau ini!” kata Chulbuy dan Kanika mengangguk dan tak jadi ambil lampu strobo yang bisa di copot di kap mobil, kini mereka tancap gas menuju ke tempat tadi.Belum 5 menitan tancap gas, tiba-tiba mereka berselisihan dengan dua buah mobil yang larinya sangat kencang.“Kanika sini aku yang bawa, kayaknya itu mobil para komplotan Chino Hamuk,” kata Chulbuy.Kanika langsung mengangguk dan mereka pun bertukar posisi dalam kondisi mobil masih jalan, walaupun perlahan.“Maaf..!” kata Kanika saat tak sengaja duduk di pangkuan Chulbuy, sampai tercium bau harum lembut tubuh si Letkol Polisi ini.Sesaat Chulbuy terlena juga dengan bau parfum ini, apalagi tubuh Kanik
Proses pemindahan uang kemenangan Chulbuy yang sangat besar butuh waktu lumayan lama, saking banyaknya kemenangannya ini.Bahkan keduanya masih sempat ngopi di ruangan khusus, sambil menunggu proses ini, di sinilah Huang Lie cerita, kalau dia mengetahui Chulbuy seorang polisi, karena penasaran."Kok tuan bisa begitu tenang main judinya, andai kartu yang terakhir datang beda, kebayang banyaknya tuan kalah? Juga uangku pasti habis!" kata Huang bertanya, karena penasaran."Sebenarnya kenapa aku tenang?Jujur uang yang aku pakai buat main judi itu uang tak halal juga, makanya aku main tanpa beban. Kalau itu uang negara atau uang pribadi, mungkin sama saja kayak anda, pasti guguplah, aku nggak munafik," cetus Chulbuy, hingga Huang Lie tertawa dan langsung jempol. "Hebat, cerdik dan anda layak di sebut dewa judi," puji Huang lagi.Setelah proses transfer beres, mereka pun langsung ke kantor polisi sektor susul Letkol Kanika.Di markas polisi sektor Pulau Kasino…!“Anda berdua harusnya jang
Huang Lie yang duduk di sisi Chulbuy ikutan tegang, bahkan Sawika pucat pasi, melihat Chulbuy yang terlihat berubah wajahnya.Benar-benar pemandangan yang sangat bikin spot jantung berdetak kencang. Bahkan ratusan penonton yang tentu saja paham main judi poker kini sampai tak ada yang berani bersuara, saking tegangnya.Andai ada yang batuk, pasti se antero ruangan kasino yang luas ini akan terdengar jelas.Wajah Chino Hamuk terlihat makin ceria melihat Chulbuy yang berubah wajahnya. Senyum kemenangan makin nampak dari raut wajahnya.Tapi alis Chino Hamuk kini terangkat, saat melihat raut muka Chulbuy kini kembali berubah, senyum tipis tersungging di bibirnya, bahkan kini Chulbul mengisap cerutunya dengan gaya santai.“Anda memang penjudi hebat tuan Chino Hamuk, tak mudah di gertak, tapi…kartu aku adalah…!”Dengan cepat bak main sulap, Chulbuy tarik kartu bawahnya dan memperlihatkan ke semua orang, apa kartu di bawah itu.Lantas, setelahnya dengan santai meletakaannya di atas meja dan
Inilah trik jitu Chulbuy, yang sengaja permainkan emosi para penjudi lain, terutama Chino Hamuk, Huang Lie pun sampai geleng-geleng kepala melihat hebatnya Chulbuy bermain judi.Taktik Chulbuy berhasil, setelah permainan di lanjutkan, lama-lama 3 orang terpaksa keluar dengan wajah keruh, karena keok besar.‘Teror’ mental yang Chulbuy lakukan benar-benar bikin ke 3 penjudi, yang terdiri dari 2 wanita dan satu orang bule ini out, dengan kekalahan tak sedikit.Kini tersisa Chulbuy, Huang Lie, Chino Hamuk dan satu pria berwajah Asia lainnya, yang Chulbuy duga pasti ‘rekan’ Chino Hamuk.Permainan lanjut, ke 4 orang ini silih berganti menang, tapi lama-lama terlihat, kalau Chulbuy dan Chino Hamuk yang paling unggul, bahkan si pria Asia ini siap-siap out, karena modalnya hampir habis, termasuk…Huang Lie.Huang Lie memang kerap mengalah, seakan beri jalan agar Chulbuy unggul, begitu juga dengan si wajah Asia, yang juga berlaku begitu buat Chino Hamuk.Kartu kembali di bagi untuk ke sekian kali
Penjudi lain tak paham apa yang diomongkan Chino Hamuk, tapi Huang Lie sepertinya paham, terlihat kekagetan di wajahnya, tahu Chulbuy seorang polisi!Tapi si mata sipit ini tentu saja tak ingin bertanya, dia seolah sibuk ‘menyusun’ koin—koin miliknya.“Tentu saja, dari mana lagi aku dapat uang kalau bukan uang sogokan itu. Siapa tahu peruntunganku ada di sini dan uang itu nambah berkali-kali lipat. Nggak perlu jadi penyulundup narkoboy agar tajir melintir, lalu sewa centeng-centeng tolol untuk habisi orang yang pernah di sogok!” sahut Chulbuy kalem sambil senyum kecil, hingga mata Chino Hamuk makin mendelik, mendekati melotot.Sindiran Chulbuy tentu saja sangat telak. Tapi Chino Hamuk kini pasang wajah cuek bebek.“Tuan-tuan dan nyonyah, kita siap bermain. Kartu akan segera di kocok dan di bagi!” si pembagi kartu remi mulai kocok kartunya dan menaruhkan di sebuah tempat khusus.Lalu mulai membagi satu kartu yang di telungkupkan pada ke 7 orang ini, lalu kartu kedua sengaja di buka, dua
Chulbuy seolah menemukan Nova dan Kristin dalam diri Sawika, si gadis Thai ini benar-benar pasangan yang sepadan dalam bercinta.Mau gaya apa saja, ho oh terus si Sawika ini.“Gilaa kamu tuan Mike, i like it…!” lenguh Sawika keenakan saat Chulbuy gunakan jurus gendongnya, juga jurus-jurus ‘mabuk’ lainnya hingga Sawika bilang, baru kali ini menemukan partner yang hebat.Mereka terus bercinta hingga tengah malam dan berlanjut terus hingga 3 hari kemudian.Mereka bahkan malas keluar kamar hotel mewah ini, apalagi Sawika sudah pindah ke kamar Chulbuy, tidak lagi di kamar terpisah.“Sayangnya aku pake pengaman tuan Mike, kalau nggak pasti cakep banget blasteran anak kita yaah,” canda Sawika, setelah untuk ke sekian kalinya mereka kembali memadu ciinta.Chulbuy…hanya tertawa saja, teringat ia ucapan ayahnya, yang juga semacam Undang-undang mutlak bagi keturunan Hasim Zailani, yakni tak boleh lari dari tanggung jawab.“Berani berbuat, beranii tanggung jawab, apapun resikonya,” kata Brandi, ya