BERSAMBUNG
Baru saja akan permisi dengan Aldot di ruang kerja sang Kasatreskrim ini, ponsel Brandi berdering, penelponnya Yeni. “Iya Yen ada apa?”“Whatss…kamu mau di culik anak buah Burak? Baik kamu tenang saja, aku akan ke sana, ke rumahmu sekarang juga!” sahut Brandi dengan agak terburu. “Ada apa bro?” tiba-tiba saja Aldot sudah berdiri di sampingnya.“Rumah Yeni di datangi anak buah Burak, katanya dia mau di culik!” sahut Brandi.“Yeni…mantan istrinya mendiang Syamsudin?” tanya Aldot kaget, sekaligus heran, karena Brandi kenal baik dengan wanita yang sempat jadi target Aldot untuk di selesaikan alias di aja bobo bareng.Tanpa ragu Brandi mengangguk.‘Aku ikut,” sahut Aldot dan Brandi pun tak keberatan, berangkatlah dua orang ini, yang sebenarnya belum sembuh 100 persen dari cedera punggung, setelah di hajar orang-orang tak di kenal, yang sampai kini terus di buru Aldot.“Jadi….si Yeni sudah tes mesin nih dengan kamu?” kelekar Aldot, sambil tertawa kecil dan duduk di samping mobil SUV 4X4 in
Brandi yang tertembak dan terjatuh secara cepat bergulingan, dia langsung berlindung di balik sebuah pot bunga.Tembakan Burak berikutnya tentu saja hancurkan pot bunga itu, tapi tidak mengenai Brandi.Bahu Brandi kini berdarah, lalu berbarengan dengan tembakan Aldot, ia juga lepaskan tembakan yang akurat ke orang yang di bidik.Kalau Aldot sasarannya ke Burak, Brandi sasarannya tepat ke dahi orang yang menodongkan pisau ke leher Yeni.Dorrr…dorr…!Dua tembakan serempak kedua orang ini tepat sasaran.Gantian Burak tersentak ke belakang, bahu tertembus dua peluru, sedangkan orang yang menodong Yeni dengan pisau langsung terbang ke akhirat.Yeni melongsor ke lantai pingsan!Tembakan jitu Brandi tepat kena dahi anak buah Burak. Sedangkan tembakan Aldot menghaja bahu Burak. Aldot memang sengaja tidak menuju ke tempat vital, tapi hanya melumpuhkan.Sisa 4 orang anak buah Burak langsung terkejut dan semuanya berlutut ke tanah, minta ampun sekaligus menyerah.Aldot kontak anak buahnya dan ju
“Cantik ya Bang si Marcia itu?” tanya Aldot spontan, yang bikin Brandi surprise, tiba-tiba saja Aldot panggil dia ‘Abang’.“Iya cantik…eh tumben kamu panggil aku Abang?” sela Brandi keheranan.“Iyalah, wong umur Abang lebih tua dari aku 1,5 tahunan,” sahut Aldot tertawa santai.Mereka kemudian berpisah, setelah Brandi bilang tak usah di antar, karena ia bilang masih ada yang di urus hari ini.“Abang pakai mobil milikku dulu, aku pakai mobil yang baru datang itu, mau Abang ambil juga tak apa, serius loh…!”Lalu Aldot letakan kunci mobil SUV-nya dan permisi menuju ke mobil miliknya yang lain, yang di antar anak buahnya di Mapolres Batupecah ke kafe ini.Tanpa menunggu jawaban Brandi, dia ngeloyor saja pergi, Aldot sebenarnya diam-diam juga sudah janjian dengan...Ria, sahabat Marcia.Brandi geleng-geleng kepala saja melihat gaya cuek perwira muda ini.“Benar-benar mirip tuan Brandon, enteng banget ngasih barang mewah, tu mobil tak beda jauh dengan harga mobil yang barusan ku beli dan di p
Marcia dengan telaten merawat luka di bahu Brandi, bukan satu malam mereka bersama tapi 2 malam 3 hari. Mulai sabtu sore hingga senin pagi.Brandi pun memutuskan akan ke Paris, dia tak mau menunda-nunda untuk cari tahu soal siapa pembunuh ibu kandungnya.Brandi bahkan kontak penyewaan private jet di Jakarta, untuk jemput dirinya di bandara perintis Batupecah, yang akan membawanya pulang ke Jakarta.Dia sudah pesan ke Marcia, agar mobilnya di antar ke rumah ibunya kalau kelak selesai.Marcia oke-oke saja dan bilang takut kelamaan dengan Brandi, kalau – kalau jalan ngesot. Brandi tertawa saja, ia juga pamit dengan Yeni yang kini dalam masa pemulihan.Aldot kaget juga saat tahu ‘saudaranya’ ini izin pamit via ponsel dan akan terbang ke Jakarta Selasa sorenya.“Masa cepat-cepat Bang, udah bosan yaa sama Yeni dan Marcia,” ejek Aldot, sehingga Brandi terkaget-kaget si perwira ini tahu kartunya, dan ia pun hanya bisa tertawa.Aldot tahunya dari Ria, karena baik Ria maupun Marcia tak ada yang
Dengan langkah tergesa-gesa, Brandi bopong tubuh Audrey ke IGD, Audrey pingsan setelah mengucapkan kata-kata tadi.“Dok, tolong segera lakukan tindakan medis, soal biaya aku yang jamin semua,” kata Brandi sambil meletakan tubuh Audrey di ranjang IDG rumah sakit swasta yang tak jauh dari kompleks perumahannya,Dokter yang jaga langsung mengangguk dan minta Brandi segera ke bagian admin, untuk urus pembayaran. Bagi ruamh sakit swasta mewah ini, bayaran nomor 1, soal menolong ntar dulu.Setelah bantarkan dana hingga 1 miliar, Brandi pun kini menunggu tim dokter yang malam ini juga lakukan tindakan medis pada Audrey. Uang memang pegang peranan!“Hmm…apapun kesalahannya, kamu akan berhadapan denganku Mr M,” dengus Brandi sambil mengepalkan tangan, waktu baginya terasa sangat lama menunggu kabar dari tim dokter.3 jam kemudian dokter tadi keluar dan menemui Brandi, lalu ajak ke ruang kerjanya. Agaknya ada sesuatu yang akan dia sampaikan.“Tuan Brandi, kerabat anda alami luka dalam yang lumay
Namun Brandi sengaja tidak mau membuka soal Oktaviani, anak Audrey, yang dikatakan wanita itu anak mereka.Ini akan jadi rahasiaku...dan Audrey, pikir Brandi, sambil menghela nafas panjang, tak menyangka hubungannya dengan Audrey membuahkan seorang anak perempuan yang kini sudah berusia hampir 5 tahunan.“Jadi…kamu akan ke Paris, untuk cari tahu pembunuh ibu kandungmu?” tanya Panjul terkaget-kaget.“Iya Njul…jadi begitulah riwayat aku, tolong ini dirahasiakan!” pinta Brandi, yang memang sengaja terbuka pada sahabatnya ini, tentang jati dirinya yang ternyata hanya anak angkat Ela dan Alfonso.“Baiklah Brandi, kamu memang harus tuntaskan soal ini. Soal Audrey, biarlah aku akan beritahu kelak ke ibunya, semoga nanti Bibi Uni bisa ke Jakarta dengan Oktaviani dan Audrey bisa sadar dari komanya,” kata Panjul lagi.Hari ketiga pasca Audrey koma, Brandi pun berangkat ke Paris gunakan pesawat komersil, dia juga sudah membantarkan lagi uang hingga 2,5 miliaran di rumah sakit ini, juga memberi Pa
Brandi pun jalan-jalan di kota mode ini, dia ingin menenangkan pikirannya yang mumets ini. Tak terasa, Brandi sampai di kantor kepolisian Paris, dia pun mampir.Tujuannya pastinya ingin tahu misteri kematian ibundanya.“Anda ingin cari tahu soal pembunuhan madam Puteri Zeremiah?’ tanya si polisi di bagian informasi. Brandi langsung mengangguk.“Anda…mending temui Brigader Jenderal Donovan, sebab beliaulah yang dulu itu menangani kasus itu!”Si polisi bagian informasi ini pun sebutkan kantornya, di markas besar kepolisan Prancis, yang berada di bawah kendali Kementerian Dalam Negeri negara ini.Menemui seorang jenderal polisi, Brandi kudu tahan sabar. Hampir 4,5 jam dia menunggu barulah ajudannya meminta dia masuk ke ruangan Brigjen Donovan.Pria sudah terlihat tua, rambutnya pun sudah habis dan kini tampil plontos, agaknya sebentar lagi akan segera pensiun.Setelah kenalkan diri, juga pangkat di angkatan penerbang, Brigjen Donovan langsung bertanya apa tujuan Brandi.“Whattsss…jadi kam
Brukkk…tubuh pingsan Brandi di lemparkan begitu saja di sebuah ruangan, pistol dan dompetnya di ambil mereka.Bahkan pakaiannya sengaja di lucuti, sehingga kini hanya tertinnggal celana boxer doang. Padahal ini lagi musim dingin dan cuaca Paris kini berada di angka minus 5 derajat celcius.Tangan dan kaki Brandi kini di ikat tali plastik yang sangat kuat, tangannya bahkan di telikung ke belakang.Byurrr….air yang dinginnya kalahkan es di guyurkan ke wajah Brandi, hingga pemuda ini gelagapan dan sadar dari pingsannya.Sesaat Brandi nanar dan lama-lama barulah dia tahu sekarang berada di ruangan yang tak begitu luas, di depannya sudah berdiri…Mr M, Chino Hamuk dan 3 anak buah mereka di belakang dan yang sengaja menculiknya setelah bertemu Jenderal Donovan, serta satu orang yang barusan menyiramkan air dingin tadi. “Bangsat sekali kamu Brandi, berani khianati aku dan juga acak-acak markas Chino Hamuk di Papua dan curi berton-ton emas putih, sekarang nyawa kamu tergantung jawabanmu,” den
“Jangan banyak cincong, cepat masuk ke mobil kami, atau kepala kamu aku bolongin” bentak seseorang dan Hendrix bersama sopirnya tak punya pilihan lain.Dua tas besar di ambil salah satu rekannya yang membentak Hendrix tadi dan di pindahkan ke mobil yang sengaja hadang mobil Hendrix.Hendrix dan sopirnya di ikat, mata mereka di tutup. Lalu plakkk…dua pukulan bikin Hendrix dan sopirnya pingsan seketika.Dua mobil milik Hendrix dan pengawalnya ini lalu di nyalakan dan tiba-tiba dibiarkan jalan sendiri lalu bummmm….masuk jurang yang lumayan dalam dan…berisi 4 pengawal itu yang pastinya mati seketika.Dua mobil yang berisi 4 orang ini pun menghilang dan membawa Hendrix dan sopirnya, plus dua tas berisi uang 10 miliaran.Byurrrrr…air dingin yang mengguyur kepalanya membuat Hendrix seketika sadar dari pingsannya.Matanya nanar sesaat, saat melihat siapa orang di depannya. Mata Hendrix bak melihat hantu, terlihat wajah tampan bertubuh kokoh dan temannya lelaki setengah tua yang terlihat sant
“Maksud pa Ryan kerjasama bagaimana?” Sarah kini antusias dan melihat ada jalan keluar dari masalah perusahaannya.Sebab kalau proyek ini gagal, maka perusahaan miliknya ini akan…bangkrut, selain bakalan kehilangan uang hingga 20 miliar, dia juga banyak hutang di bank!Dia kini mulai keder sendiri, walaupun belum tahu siapa adanya pemuda di depannya ini. Tapi melihat tongkrongan Ryan, Sarah yakin pemuda di depannya ini pasti anak seorang keturunan crazy rich.Padahal aslinya iya, dan pastinya perusahaan mereka tak ada apa-apanya di bandingkan kekayaan keluarga Ryan ini, anak Kapolri pula!Akhirnya keduanya mulai berunding serius dan tanpa banyak pikir, Sarah setuju 100 persen dengan rencana Ryan.Apalagi diam-diam dia sudah kagum dan…terpesona dengan pemuda tampan berwajah dingin ini.Sebelum pamit dari rumah Ryan, Sarah tanpa ragu menelpon mandornya.“Iya lanjutkan saja meratakan bangunan itu dan juga pembersihan lahannya, kita sudah dapat jaminan dari pa Ryan Affandi!”Terdengar suar
Suatu hari…Saat melewati bekas sekolah yang dulu di rampas Alex, Ryan hentikan mobilnya ketika melihat dua alat berat terlihat sedang bekerka meratakan bekas sekolah tersebut.Ryan turun dari mobilnya, dia pun mendekati tempat ini. Dua orang yang berjaga kaget melihat Ryan yang terlihat memperhatikan ke dua alat berat itu.“Siapa kini yang memiliki tempat ini?” tanya Ryan dingin pada dua orang ini.“PT Tomohon Regency pa? Di lahan seluas 10 hektar ini rencananya akan di bangun perumahan mewah,” sahut satu orang penjaga itu.Rada aneh melihat ada pria tampan bertampang cool agaknya tak senang dengan kegiatan di sini.“Hmm…bilang dengan direkturnya, dia membeli lahan yang ilegal, lahan ini milik keluarga kami, sertifikatnya atas nama ibu Cynthia Soton. Alex yang mengklaim lahan ini sudah jadi buronan. Kalau masih ingin ratakan lahan ini, siap-siap aku laporkan ke polisi, aku adalah anak dari ibu Cynthia, namaku Ryan Affandi,” cetus Ryan cuek, kemudian berlalu dari tempat ini.Ryan seng
“Ryan, anak kalian belum di beri nama, apa namanya yang cocok?” Cynthia bertanya ke Ryan.“Namanya…biarlah namanya sama dengan ibunya, Riona…!”“Hmm…nama yang bagus, kelak dia akan secantik seperti mendiang istrimu, mami setuju, Riona Hasim Zailani…cup…cupp….!” Cynthia langsung timang-timang pahanya, baby Riona mulai rewel ingin tidur.Ryan tak buru-buru kembali ke desa Lokon, dia kembali bersemangat pulihkan staminanya yang sampai kehilangan 5 kilo berat badan, saking menderitanya kehilangan Riona yang tragis ini.Tubuh kurusnya ini butuh waktu untuk dikembalikan ke fisiknya seperti sediakala.Topan dan Bruno juga Zeze setia menemani Ryan selalu berlatih kembali di sasana.Dua bulan kemudian, atau empat bulan setelah kematian Riona. Ryan pun bersiap kembali ke desa Lokon, luka tembak di bahunya juga sudah sembuh.Chulbuy juga tak mencegah Ryan yang akan kembali ke desa Lokon. Chulbuy sudah tahu niat Ryan yang akan mencari jejak Alex yang kini bersembunyi entah di mana dan jadi buronan
“Balang…Riona...istriku…dia tewas!” kembali Ryan tak kuasa menahan isaknya.Balang memeluk erat tubuh sepupunya ini.“Mari kita pulang Ryan, kamu di sini sejak pagi dan ini sudah 4 hari berturut-turut, keluargamu mengkhawatirkanmu, ini sudah senja dan gelap, lihat mulai gerimis…!” bujuk Balang.Balang yang saat ini bertugas di Papua, buru-buru carter pesawat begitu mendengar musibah yang menimpa sepupunya ini dari Topan.“Bang tolong bujuk Abang Ryan, dia syok sekali, kami sekeluarga sangat khawatir dengan kondisinya,” kata Topan dan mendengar ini Balang pun tak mau buang waktu.“Tumbal….lagi tumbal, ini kesalahanku yang dulu terikat perjanjian berdarah itu.”Mendengar suara ini, Balang dan Ryan kompak menoleh dan keduanya kaget bukan kepalang.“Kakek buyut…!” Ryan dan Balang serempak menegur si kakek yang berupa roh dan suka bergentayangan ini muncul tiba-tiba.“Ryan….Balang, maafkan kakek buyutmu ini, inilah buah dari perjanjian itu, yang tak mungkin kakek hindari dan menimpa keturun
Ryan yang marah bukan main langsung cabut pistolnya, hingga 3 pengawal itu mundur seketika.“Aku tak takut mati, kalian dekat, kalian akan mati duluan, mundur kalian bangsat!” bentak Ryan, sambil acungkan pistolnya ke arah 3 orang ini.Otomatis 3 pengawal ini seketika nyalinya ciut, Alex Soton pun ikutan terkejut tak menyangka Ryan juga punya pistol, sehingga dia makin menodongkan pistolnya kepala Riona yang syok dan tak bisa bicara lagi ini.“Kamu yang mundur bangsat, atau kepala Riona ini ku bolongin,” Alex Soton keluarkan ancaman lagi.“Kamu tembak istriku, nyawamu pun akan ku bikin melayang Alex Soton, lepaskan istriku sekarang juga dan hari ini nyawa busukmu aku lepaskan,” Ryan tak mau kalah gertak.Sambil todongkan pistolnya ke arah Alex Soton yang cerdik dan berlindung di belakang Riona yang dia ancam ini.Melihat ini Ryan makin murka tak kepalang. Dorrr…dorrr…!Dua pengawal Alex Soton terjungkal, dua tembakan kilat tepat sasaran yang Ryan layangkan membuat kedua pengawal itu te
“Kamu memang sangat hebat, kita lakukan lagi,” bisik Riona sambil menciumi dada suaminya yang di penuhi bulu tipis, setelah istirahat usai babak pertama.Kali ini Riona yang ambil alih kendali, dia tak sungkan melumat es krim jumbo suaminya dan terus melakukannya sampai milik suaminya tegak kembali.Riona tak sungkan menaiki tubuh Ryan, sambil memejamkan mata saat es krim ini pelan-pelan mulai tenggelam dalam rimbun hutan miliknya.Akhirnya di babak kedua, Ryan berani lakukan gaya-gaya bercinta dan Riona dengan senyum manisnya mengangguk dan minta Ryan silahkan lakukan gaya apa yang di suka.“Aku istrimu, kamu mau minta apapun aku layani,” bisik Riona lembut, sambil duduk di pangkuan Ryan.Sesaat Ryan juga ingat, inilah dulu yang di ucapkan Fareeha di hari kedua dan seterusnya saat mereka bulan madu, sebelum akhirnya berakhir jadi tragedi memilukan.“Halal memang lebih nikmat,” batin Ryan dan kembali menyemburkan lahar panasnya ke rahim Riona untuk yang kedua kalinya.Kini keduanya men
Ryan dan Riona ternyata sama, tak ingin menunda-nunda menikah, seminggu kemudian pernikahan pun benar-benar di laksanakan.Kasek Suparman jadi wali nikah untuk Riona Adriana Sofyan dan Topan yang khusus datang dari Jakarta jadi wali nikah buat Ryan.“Jangan beritahu papa dan mami juga kakek nenek, kelak akulah sendiri yang akan ngomong, kamu segera terbang ke sini,” kata Ryan saat minta Topan menjadi wali nikahnya.Topan yang kaget hanya bisa geleng-geleng kepala dan dia benar-benar terbang ke Manado di temani Bruno, untuk menjadi wali nikah Abang-nya ini.Yang bikin Topan dan Bruno kaget, khususnya Topan, Ryan juga minta agar jangan ngaku dari klan Hasim Zailani.“Pasti ada sebuah rahasia besar, kenapa Abang kini tiba-tiba menikahi seorang wanita, apakah hamidun alias hamil duluan ya dan kenapa mesti rahasiakan keluarga...?” kata Topan tak habis pikir.“Pastinya itu Pan, tapi kita hargai, ini privasi Abang Ryan,” sahut Bruno yang juga kaget dengan pernikahan mendadak Ryan dan Riona in
“Ini semua gara-gara ulah mantan suamiku Ryan, dia rampas semua harta milik papaku. Memang ku akui, harta itu berasal dari mantan suamiku tersebut, yang kemudian di kelola papa, semua aset di ambilnya tanpa tersisa.”“Jadi…apartemen, juga rumah di Batupecah dan serta di Jakarta, juga uang-uang yang tertanam di beberapa perusahaan semuany...?”Riona mengangguk tanpa ragu.“Semuanya tak ada yang disisakan, termasuk kendaraan. Saat aku kalut apalagi papa butuh biaya besar berobat. Aku lalu nekat menguras tabunganmu, di saat aku dengar kabar kamu menghilang di Mesir…apalagi saat itu ada dapat info, ada beberapa orang dekat kamu yang diam-diam ingin ambil seluruh tabunganmu, sehingga aku pun bergerak cepat!”Pengakuan Riona ini membuat Ryan tak bisa berkata-kata, benar-benar di luar prediksinya. Juga orang-orang terdekatnya yang serakah ingin kuasai uangnya.Namun penderitaan Riona justru berawal dari sini, tahu semua hartanya di ambil mantan suami Riona, akibatnya jantung Aby Sofyan tak be